Share

Cinta Segiempat
Cinta Segiempat
Penulis: NanaKitty

Bab 1.

"Kemanapun kaki melangkah, sejauh apapun ia pergi, cinta tahu kemana harus pulang, karena cinta tahu dimana rumahnya."-Anonim

***

GUMPALAN awan putih yang cerah terlihat memenuhi luasnya langit yang biru. Sekawanan burung gereja pun asik berterbangan dan hinggap pada kabel panjang yang membentang di atas tiang listrik yang berdiri kokoh di depan jajaran rumah mewah dalam kompleks perumahan elite itu, dengan paruh kecil mereka yang asik berkicau riang dan menghasilkan suara yang merdu. Namun beberapa dari mereka kemudian memilih untuk mendarat di sebuah cabang pada pohon rindang itu.

Dari tempat tersebut, dapat terlihat di bawah sana, seorang gadis kecil tengah menggigit bibir bawahnya dengan sepasang mata hazelnya yang berkaca-kaca. Namun sebisa mungkin ia menahan cairan bening yang telah berkumpul di pelupuk matanya itu, seketika seorang anak laki-laki yang rapih dengan kemeja kotak-kotak mulai berjalan mendekat.

Anak itu menyunggingkan senyum simpulnya, sesaat setelah ia sampai di hadapan gadis itu. "Lala .. Aku pamit sama kamu, aku mau pergi nih. Kamu jangan lupa yah sama aku? Awas loh kalo lupa, aku kelitikin kamu. Tapi, kamu nggak usah sedih, karena suatu saat aku pasti kembali, kok."

Namun, pertahanan gadis yang ia panggil Lala itu runtuh sudah, cairan bening yang ia tahan sedari tadi akhirnya pecah dan turun membentuk sungai kecil di wajah cantiknya. Bibir mungil itu kini tampak sedikit bergetar. "Ichi nggak boleh pergi, nanti Lala main basketnya sama siapa? Lala cuma mau mainnya sama Ichi aja."

Melihat Lala menangis, anak laki-laki yang dipanggil Ichi tersebut pun langsung memeluk tubuh mungil gadis itu erat, seraya mengusap rambut panjangnya yang dikuncir kuda. "Lala nggak boleh nangis. Soalnya Lala jelek kalo nangis, jelek banget. Haha."

Dengan cepat, Lala melepaskan pelukannya dengan wajah cemberut. Ia langsung mengusap air matanya dengan punggung tangan. "Hikz hikz.. Biarin. Lala emang jelek. Dan sampe kapanpun Lala akan tetep jelek. Hikz." katanya lalu berkacak pinggang.

Hal itu membuat Ichi seketika terbahak. "Hahhahaa.. Aku cuma becanda sama Lala. Lala nggak jelek kok. Tapi Lala itu cantik, cantik banget, apalagi kalo lagi senyum."

Lala tersipu malu, kemudian tersenyum sebentar dan akhirnya tertawa juga. "Hahaahaa."

Tawanya yang lucu membuat Ichi ikut tersenyum. "Nah, yang aku bilang bener 'kan? Lala itu cantik. Oh iya, aku mau kasih Lala sesuatu nih, supaya Lala inget terus sama aku." kata Ichi sembari merogoh saku celananya.

Lala menghentikan aktivitas tertawanya dan mengernyitkan dahi. "Apa?" tanyanya. Ichi langsung memperlihatkan sebuah kalung perak berliontin keong di depan wajah gadis kecil itu. "Ini."

Kedua tangan Ichi bergerak maju untuk memakaikan kalung tersebut di leher Lala. "Kalung ini kenang-kenangan buat Lala. Pokoknya, jangan pernah lepas kalung ini yah."

Sembari tersenyum simpul, Lala mengangguk. "Iya. Lala bakalan pake terus, kok." katanya sembari menyentuh liontin keong itu. "Ehm~ Sebenernya Lala juga punya sesuatu buat Ichi."

Ia kemudian merogoh saku terusan celananya. "Nih." kata Lala sembari menunjukkan sebuah kalung berliontin katak di depan wajah Ichi. "Kamu pake ya."

"Lala yang pakein." ujar Ichi dengan senyum lebar. Lala segera mengalungkan benda itu ke lehernya.

Ichi mengangkat jari kelingking. "Janji nggak bakalan dilepas?" tanyanya. Lala mengangguk dan mengangkat jari kelingkingnya pula. "Janji." katanya sembari menautkan jari kelingking mereka.

Setelah itu, mereka saling melempar senyum. "Oke, kalo gitu aku pergi ya.. Putri keong." ujar Ichi dengan berbisik di dekat telinga Lala saat berkata putri keong. Dan sedetik kemudian ...

Cups~

Karena tak ingin melewatkan kesempatan, Ichi langsung mencium pipi Lala. Saat melihatnya terkejut pun, ia kemudian tertawa. "Hahhhaaha."

Lala segera menoyor pipi anak itu. "Nggak lucu yah.. Pangeran kodok." katanya dengan berbisik saat berkata pangeran kodok.

Dan melihat Ichi terdiam, Lala langsung tertawa, tawa khas anak kecil berumur 7 tahun. "Hahhahaha."

Tapi tak berlangsung lama karena menyadari dirinya diperhatikan Ichi dengan tak berkedip. "Kamu lucu deh." katanya, seketika membuat pipi Lala bersemu.

Ichi tersenyum melihat rona merah itu. "Aku pergi ya.." katanya namun Lala hanya menunduk lesu. "Kamu jangan sedih. Yakinlah. Aku pasti kembali .. Untukmu!" bisiknya dengan lembut.

"Are you okay?" ujarnya lagi. Lala mengangkat kepalanya dan mengangguk pelan.

Lagi-lagi Ichi tersenyum. "Oke, kalo gitu aku pergi yah." katanya sembari berjalan mundur ke belakang dan melambaikan tangan. "Dadahh Lalaa." teriaknya.

Lala pun melakukan hal yang sama. Melambaikan tangan. "Dadahhh Ichiii."

Ichi segera masuk ke dalam mobil, lalu disusul kedua orangtuanya. Dari sana, mereka melambaikan tangan keluar. Dan tak butuh waktu yang lama, pajero hitam itu pun berjalan menjauh dari halaman rumah tersebut dan perlahan-lahan menghilang dari pandangan mata Lala dan kedua orangtuanya.

Melihat perubahan ekspresi wajah Lala yang menjadi sedikit murung, sang ibunda langsung menggandeng tangannya. "Udah yuk nak, pulang. Ichi udah pergi." katanya.

Lala hanya mengangguk lesu. "Iya Mah."

Mereka akhirnya melangkah beriringan ke rumah mewah bercat biru muda yang letaknya memang di sebelah rumah itu. "Sayang, tadi kamu dikasih kalung yah sama Ichi?" tanya pria muda itu sembari mengusap puncak kepala Lala.

Lala tersenyum, moodnya kembali membaik. "Iya nih, Pa. Aku dikasih kalung sama Ichi. Bagus banget deh, ada keongnya!" jawabnya gembira sembari memegang liontin berbentuk keong itu. Sedangkan pasangan suami istri itu hanya berpandangan sejenak, lalu menggelengkan kepala.

"Kapan kamu kembali lagi, pangeran kodok?" Batin Lala bertanya-tanya. Dan burung-burung gereja yang menjadi saksinya di atas ranting pohon rindang itu pun kembali mengepakkan sayap kecilnya, kemudian terbang.[]

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
nice opening.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status