Share

3. Ingatan yang Terus Mengganggu

Prakas diam-diam keluar dari ruangan itu saat mendapati Miona ternyata anak gadis Pak Imam. Tubuhnya mendadak lemas. Dia buru-buru melangkah menuju parkiran mobilnya. Prakas tak mau Miona mengetahui keberadaannya di sana. Beruntung gadis itu memang tidak menyadari keberadaannya. Saat sudah berada di dalam mobil lelaki itu tampak tercengang. Dia masih tak percaya. Lelaki itu pun langsung melajukan mobilnya dengan bingung.

Di perjalanan, Prakas teringat lagi akan kejadian malam itu dengan Miona. Saat Prakas sudah melepaskan keperjakaannya, dia terbaring lemas dengan kantuk yang mulai datang. Dia masih bisa mengingat jelas suara tangisan Miona yang sedang memeluk kakinya. Samar, Prakas melihat Miona membuka kulkas lalu mengambil sebotol minuman beralkohol di dalamnya lalu menenggaknya dengan banyak. Lalu Miona mengguncang tubuh Prakas, membangunkannya dari kantuk.

“Apa?” tanya Prakas yang masih dalam kondisi mabuk.

Miona menatap Prakas dengan mata yang masih berkaca-kaca. Gadis itu sudah terpengaruh alkohol juga. Dia menenggak minuman itu langsung dari botolnya dengan banyak.

“Lo tau nggak, kenapa gue rela ngelepas keperawanan gue? Karena gue butuh duit!” teriak Miona pada Prakas yang sudah duduk menyandar di atas kasur. Prakas hanya angguk-angguk. Kondisinya yang masih mabuk belum bisa mengontrol dirinya untuk berlaku waras.

Prakas kembali mengantuk. Miona kembali mengguncang tubuhnya.

“Dengerin gue dulu!” teriak Miona sambil terisak.

“Iya, ini gue dengerin,” ucap Prakas.

“Karena gue harus bayar utang nyokap gue yang suka main judi!” isak Miona, ”tabungan bokap gue udah habis sama dia! Bokap gue nggak bisa bayarnya! Dia cuma OB bukan siapa-siapa! Rumah gue mau disita sama rentenir! Gue nggak mau bokap dan adik gue menderita gara-gara nyokap! Gue harus cicil utang nyokap! Makanya gue jual keperawanan gue!”

Prakas hanya angguk-angguk. Matanya tak kuat lagi untuk tidur. Miona menangis kencang sambil memukul-mukul Prakas. Prakas tidak bereaksi apa-apa, dia hanya diam dan menahan kantuknya.

“Dengerin gue! Jangan tidur!” teriak Miona lagi.

“Iya, ini gue nggak tidur!” teriak Prakas.

Lalu tubuh Miona terjatuh di atas kasur. Gadis itu tertidur. Prakas pun tak bisa menahan kantuknya, dia pun tertidur pulas setelahnya.

Prakas berhenti mengingatnya lagi. Kini mobilnya tiba di pekarangan rumah megahnya. Dia langsung turun lalu memasuki kamarnya dengan sedih.

***

SEMINGGU BERLALU

Prakas meringkuk di atas kasur. Dia lemas dan selama seminggu ini dia dirawat di rumahnya sendiri oleh dokter pribadinya. Pintu kamarnya terbuka, Nyonya Prameswari datang sambil membawa sarapan untuknya.

“Sarapan dulu,” pinta Prameswari sambil meletakkan sarapannya di atas meja kecil dekat ranjang.

“Iya, Mah,” jawab Prakas lalu dia segera duduk menghadap mamahnya yang duduk di atas kasur.

“Udah nggak usah sedih lagi. Kata dokter juga kamu udah bisa kalo mau ke kantor. Kalo lama-lama ninggalin kantor, nanti urusan perusahaan bisa berantakan. Masa mau nyuruh orang lain yang ngurusnya,” ucap mamahnya dengan pelan.

Prakas mengangguk. Dia pun meraih sarapannya dan mulai memakannya. Setelah itu Prakas pergi ke kamar mandi, setelahnya dia bergegas mengganti pakaiannya lalu pergi ke kantor. Saat melewati meja sekretarisnya. Sekretarisnya berdiri senang menyambut kedatangan Prakas.

“Selamat pagi, Pak,” sapa sekretarisnya bernama Vita itu.

Prakas hanya tersenyum lalu dia masuk ke ruangannya. Di atas mejanya sudah menumpuk surat-surat yang harus ditanda tanganinya. Prakas duduk lalu meraih handphonenya. Saat menemukan nama Doni di kontaknya dia langsung menghubunginya.

“Halo,” jawab Doni terdengar kesal di seberang sana.

“Lo di mana?” tanya Prakas.

“Di showroom gue lah,” jawab Doni ketus.

“Gue minta maaf,” ucap Prakas.

“Kagak perlu.”

“Gue serius!”

“Yaudah gue maafin!”

Prakas tersenyum. Bagaimana pun Doni adalah sahabat dekatnya sejak SMA. Sementara Niko dia mengenalnya saat kuliah.

“Lo tau nomor telepon yang bisa nemuin gue sama Miona lagi?” tanya Prakas tiba-tiba.

“Ngapain? Lo mau gituan lagi sama dia?” tanya Doni heran di seberang sana.

“Jawab dulu pertanyaan gue,” desak Prakas.

"Lo jatuh cinta sama dia ya?" selidik Doni dengan heran, "Tumben! Lo itu cowok yang paling dingin sama cewek, ternyata selera Lo kayak dia, padahal artis banyak banget yang ngebet pengen jadi pacar Lo!"

Prakas kesal mendengarnya, "Nggak ada kamusnya gue suka sama itu cewek! Dia bukan tipe gue!"

"Terus ngapain nanyain nomor hapenya dia?"

"Udah buruan kasih nomornya ke gue!" bentak Prakas.

Doni langsung memberitahukan nomor telepon mucikari yang mengirim Miona kepadanya malam itu. Prakas langsung menghubungi mucikari itu, tapi mucikarinya bilang di telepon kalau dia tidak mengurus Miona lagi. Dirinya hanya khusus untuk gadis-gadis perawan saja. Mucikari itu akhirnya memberikan nomor temannya, katanya Miona sekarang di urus sama dia. Prakas langsung kaget mendengar itu. Dia mau meminta nomor telepon mucikari itu hanya untuk memastikan apakah Miona pekerja seks profesional atau bukan. Prakas pun langsung menelepon mucikari lain yang nomornya diberikan oleh mucikari itu.

“Halo,” jawab seorang perempuan di seberang sana.

“Saya mau pesan gadis yang bernama Miona Salsabila, bisa?” ucap Prakas.

“Sebentar, kita lanjut di W* aja, ya. Biar saya kirim fotonya dulu untuk memastikannya,” pinta perempuan itu.

Prakas pun langsung mengiyakan. Akhirnya Prakas melanjutkan obrolannya melalui pesan whatssap pada perempuan itu. Saat perempuan itu mengirim foto Miona, dia kaget mengetahui Miona ternyata memang seorang PSK. Tiba-tiba Prakas berpikir, apa mungkin sekarang Miona menjadi PSK gara-gara hutang ibunya, karena malam itu, Prakas masih ingat kalau gadis itu memang masih perawan. Akhirnya dia buru-buru memesan Miona dan mengirimkan alamat hotel tempat pertemuan mereka nanti. Prakas pun meminta pada perempuan itu agar jangan memberitahu identisanya pada Miona. Perempuan itu mengiyakan setelah meminta transfer 20 juta untuk Miona. Prakas pun mentransfer langsung uangnya.

Dan di malam itu, Prakas duduk di sofa kamar hotel yang luas itu. Tak lama kemudian suara bel kamar berbunyi. Prakas membuka pintu. Miona tercengang saat melihat Prakas kembali.

“Masuk,” pinta Prakas.

Miona tampak marah, dia masih dendam diusir dengan kasar saat itu. Perempuan itu handak pergi namun tangan Prakas keburu menarik Miona ke dalam lalu menutup pintu kamar hotel itu.

“Ngapain mesen gue lagi?” tanya Miona kesal.

“Kamu kayak gini emang udah lama atau baru?” tanya Prakas dengan serius.

“Kenapa? Emang lo perlu tau?”

“Iya,” jawab Prakas.

“Bukan urusan lo. Lagian juga Lo ngerasa sendiri gue masih perawan kan? Itu artinya gue baru terjun di dunia yang begini. Sekarang kalo lo mau gue langsung aja, gue nggak mau basa-basi,” tegas Miona.

“Lo mau lanjut jadi PSK?!” teriak Prakas.

Miona heran.

“Kok lo bentak gue?! Emang lo siapa?! Lo nggak ada hak bentak gue!” protes Miona dengan kesal.

“Kalo emang lo butuh duit buat bayar utang-utang lo, biar gue yang bayarin berapapun itu jumlahnya! Asal lo berhenti kerja kayak gini,” pinta Prakas dengan tegas.

Miona terbelalak mendengarnya,”Siapa lo?! Meski gue butuh duit, gue nggak butuh dari hasil dikasihani sama orang lain! Biar gue cari sendiri meskipun hasil kayak gini!" tegas Miona, "Oh! Lo suka sama gue? Mau jadi gadun gue ya?” tanya Miona menyelidik.

Prakas kesal mendengar itu, "Lo bukan tipe gue! Selera gue bukan gadis murahan kayak Lo!"

Miona bertambah kesal mendengarnya. "Yang lebih murahan itu Lo! Ganteng-ganteng nyarinya pelacur! Dan perlu Lo tahu, gua kayak gini terpaksa!" teriak Miona lalu langsung pergi dari situ.

Prakas tampak kesal. Bagaimana pun gadis itu adalah anak dari lelaki tua yang sudah dianggapnya sebagai ayahnya sendiri. Dia tidak mau mendiang Pak Imam kecewa di alam sana melihat anaknya bekerja menjadi PSK. Prakas langsung menghubungi sekretarisnya.

“Tolong cari tahu alamat rumah almarhum Pak Imam, saya mau kesana,” pinta Prakas pada sekretarisnya lalu pergi dari sana.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Titik Sj
knp prakas ksar bnget klw ngomng, ak pikir mau ketemu mio mau bcra baik2 ternyata nol,,, knp prakas gk jujur aja, klw mau nolong tebus dia dn kash kerjaan yg lbh baik, hitung2 balas budi sama pk imam, kau jg nikmatin prwannya, cuma 60 jt lgi, receh banget itu prakas
goodnovel comment avatar
Sri Yati
miona dan prakas sama sama keras....harus ada yang mau ngalah nih diantara keduanya
goodnovel comment avatar
Fitria Ajaa
klw ngomong2 baik dong Prakas,jangan kasar. wanita itu di hadapin dengan kelembutan bukan dengan kekasaran dan keras kepala.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status