Share

Bab 2

Author: Martius
Aku terbangun karena merasa haus di tengah malam. Aku hendak menepuk Jefry di sebelahku untuk mengambilkan segelas air, tapi malah menemukan dia sama sekali belum tidur.

Ponselnya menyala terang di ruangan yang gelap. Dia memunggungiku, agar tidak membangunkanku, ponselnya mungkin dalam mode senyap.

Aku diam-diam memperhatikan obrolan Jefry dan muridnya dari belakang.

Nama kontak yang dia buat untuk Kina adalah Kina Bunny. Aku melihat Kina sedang menanyainya.

[Apa kamu berhubungan seks dengan Bu Melda hari ini? Kamu bilang paling menyukai diriku yang manis seperti Bunny. Hari Selasa bukan masa suburnya, bukan?]

Ternyata inilah sebabnya Jefry membuat sebutan Kina Bunny.Nggak nyangka dia bahkan memberitahunya soal promil.

Jefry membalas, [Jangan memikirkan sesuatu yang nggak harus kamu pikirkan. Masalah aku dan Melda bukan urusanmu, kamu nggak bisa berbanding dengannya."

Keheningan di ujung sana membuat Jefry gugup. Dia mengirimkan emoji bingung.

Tak lama kemudian, Kina pun membalas dengan emoji imut.

[Baik, aku mengerti. Pak Jefry paling mencintai Bu Melda, Kina sangat patuh kok.]

[Apa Pak Jefry mau menghadiahi Kina, dengan membuatkanku iga rebus?]

Jefry sengaja belajar memasak hidangan ini karena aku dulu sering melewatkan makan di kelas.

Dia bilang, "Kamu selalu lupa makan, pasti karena belum ketemu sesuatu yang cocok di lidah, aku yakin akan menemukan hidangan yang selalu kamu idamkan."

Jadi, dia memasak berbagai macam hidangan untukku setiap hari. Akhirnya, dari ratusan pilihan, aku memilih iga rebus.

Hari itu, Jefry dengan bangga berkata, "Sekarang, kamu nggak bisa kabur lagi, aku telah menaklukkan perutmu."

"Mulai sekarang, hidangan ini khusus untuk Melda sayangku. Aku hanya akan masak untukmu."

Sekarang, aku malah melihat balasannya pada Kina.

[Baik, anggap saja ini hadiah untukmu.]

Jefry tertidur dengan puas, ponselnya tergenggam erat di tangannya. Dia bahkan tidak membalik badan.

Aku yang tidur di sampingnya sudah menangis.

Keesokan paginya, Jefry sibuk di dapur pagi-pagi sekali.

Melihatku bangun, dia bercanda denganku.

"Si Ngantuk, cuci tanganmu, ayo sarapan. Aku buatkan iga rebus kesukaanmu."

Aku mencibir dalam hati, 'Bukankah ini hanya sekalian buatkan punyaku?'

Aku berdiri di depan pintu dapur, sambil melipat tanganku dan menatapnya. "Apa tidak terlalu berminyak, makan iga rebus pagi-pagi begini?"

Takut ketahuan olehku, dia memasukkan kotak makan yang sudah dikemas ke rak penyimpanan.

Aku berbalik dan masuk ke kamar mandi. Aku khawatir air mataku akan mengalir tak terkendali.

Setelah Jefry berangkat ke sekolah, aku mengklik konsultasi pengacara.

"Tolong buatkan surat perjanjian cerai untukku, terima kasih."

Aku dan Jefry pacaran sejak kuliah. Saat baru menikah, kami tidak punya apa-apa, orang tuaku yang belikan rumah ini.

Setahun setelah pernikahan kami, karier Jefry berjalan lancar. Dia menjadi dosen di universitas ternama, penghasilannya cukup untuk menghidupi keluarga kami. Atas permintaannya, aku mengundurkan diri menjadi ibu rumah tangga.

Jadi, surat perjanjian cerainya sebenarnya cukup sederhana. Aku tidak menginginkan aset lainnya, aku hanya mau mengambil kembali rumah yang dibelikan orang tuaku pada kami.

Aku memiliki pendidikan yang layak, jadi mencari pekerjaan yang bagus tidak sulit bagiku.

Saat aku hendak mengirimkan surat perjanjian cerai yang telah disusun oleh pengacara pada Jefry, tiba-tiba aku menerima telepon dari rumah sakit.

"Bu Melda, Anda berhasil hamil. Usia kehamilan Anda tiga minggu. Selamat."
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta Sirna Tanpa Bekas   Bab 10

    Aku pun berhasil bercerai dengan Jefry.Kami keluar dari Pengadilan Negeri sambil tersenyum.Jefry berkata, "Melda, aku bakal ke rumahmu besok. Kamu suka makan roti di pagi hari, aku akan siapkan bahannya malam ini."Kina melangkah maju dan merangkul tangannya. "Pak Jefry, kamu cukup lelah akhir-akhir ini. Aku sudah masak bubur, ayo kita pulang dan mencobanya."Jefry menepisnya, "Jangan ikuti aku lagi, aku akan kembali bersama Melda."Melihat mereka pergi sambil bercekcok, aku merasa damai.Penerbanganku malam ini, aku akan memulai hidup baru di luar negeri.Aku mulai menantikannya.Aku mengemasi barang bawaanku, memasang iklan sewa dan meminta saudara untuk mengurusnya.Malam itu, aku menaiki pesawat dan mematikan ponselku.Keesokan paginya, setibanya di tujuanku, langit biru menampakkan budaya dan suasana lokal yang berbeda, pemandangannnya menyegarkan. Begitu ponselku diaktifkan, bunyi pesan mulai berdering tanpa henti.Kebanyakan pesan dari Jefry.[Melda, kenapa tidak buka pintuny

  • Cinta Sirna Tanpa Bekas   Bab 9

    Saat terima surat itu, aku tercengang.Kukira bakal butuh waktu lama, tak kusangka Jefry langsung setuju.Dalam perjalanan ke Pengadilan Negeri, aku menghubungi Jefry dan dia tampak sangat panik."Siapa bilang kita akan bercerai? Aku tak setuju."Aku mengerutkan kening dan berkata, "Bukankah kamu mengirim surat cerai yang sudah ditandatangani? Apa kamu mempermainkanku?"Jefry memaki di ujung telepon, "Kina, apa kamu yang melakukannya? Kamu memintaku menandatangani surat cerai saat aku mabuk!""Pak Jefry, sadarlah! Bu Melda sudah tidak mencintaimu lagi. Apa gunanya mengikatnya seperti ini?""Siapa yang merawatmu selama ini? Apa kamu punya hati nurani? Apa kamu tidak melihatku? Siapa aku bagimu selama ini?""Ini urusanku, kamu tidak berhak mengambil keputusan!"Terdengar suara tamparan keras, aku tahu perceraian hari ini tidak bisa dilanjutkan.Tidak bisa biarkan hal ini terus tertunda seperti ini. Aku memutuskan untuk mengajak Kina bicara.Sore harinya, Kina muncul di kafe dengan wajahn

  • Cinta Sirna Tanpa Bekas   Bab 8

    Di akhir bulan, aku tiba-tiba menerima telepon dari Kina.Entah kenapa, aku langsung menjawabnya.Aku bisa mendengar erangan pelan Jefry.Dengan suara serak, dia berkata, "Kina, apa kamu harus setidak tahu malu itu? Sudah kusuruh pergi, apa kamu tidak dengar?"Kina menjawab dengan sangat lembut, "Pak Jefry, aku sangat mencintaimu.""Aku tidak mau pergi. Aku hanya ingin tetap di sisimu.""Bu Melda tidak menginginkanmu lagi. Selama kamu berbalik, aku selalu bersedia bersamamu."...Aku langsung menutup telepon dan tidak ingin mendengar suara mereka lagi.Aku tahu ini bualan dan peringatan dari gadis itu, dia berharap aku tidak kembali bersama Jefry.Bagus juga begini. Mungkin Kina lebih cocok untuk Jefry daripada aku.Bukannya putus asa, aku malah mulai bekerja keras.Selama itu, Jefry datang menemuiku beberapa kali, dia berdiri di lantai bawah gedung kantor dengan bunga lili kesukaanku.Rekan kerjaku iri karena aku punya suami yang tampan. "Melda, suamimu tampan sekali. Sudah berapa ta

  • Cinta Sirna Tanpa Bekas   Bab 7

    Setelah keluar dari rumah sakit, aku mengemasi semua barang Jefry di rumah dan mengirim ke asramanya di sekolah.Aku bahkan mengganti kunci pintu. Ketika Jefry pulang kerja dan tidak bisa membukanya, dia mulai meneleponku dengan panik.Aku merasa bising dan memblokirnya.Selama bertahun-tahun, aku begitu terlena dengan gombalannya, sampai aku hampir kehilangan diriku sendiri.Sekarang, aku memutuskan untuk mencari pekerjaan.Jefry masih memanggil dari luar pintu."Melda, tolong buka pintunya. Ini rumah kita, jangan gitu kejam. Ke mana lagi aku bisa pergi?""Melda, apa yang bisa kulakukan agar kamu memaafkanku? Katakan saja, aku bakal berubah."Dia menyingkirkan semua harga dirinya, berteriak seperti orang gila. Aku benar-benar kesal.Aku membuka pintu dan berkata dengan kesal, "Apa yang harus kulakukan, agar kamu mau bercerai? Kita nggak mungkin bersama lagi, mengerti?"Jefry tidak beristirahat selama berhari-hari, janggutnya semakin tebal. "Aku tidak mengerti. Kita saling mencintai,

  • Cinta Sirna Tanpa Bekas   Bab 6

    Alis Jefry berkerut, kemudian dia berkata dengan marah, "Dia datang mencarimu? Aku sudah memperingatkannya untuk tidak mengganggumu.""Apa ini gara-gara dia? Aku akan menghadapinya!"Melihat ekspresinya, aku tiba-tiba merasa konyol.Plak!Aku menamparnya sekuat tenaga."Jefry, inikah yang kamu bilang sudah selesai? Foto-foto yang kamu ambil sebelumnya juga bohong. Aku terlalu naif untuk memercayaimu.""Nggak, Kina menyelinap keluar dari ruang operasi. Aku sudah berusaha mengejarnya. Waktu kamu telepon, aku hendak membawanya kembali ke rumah sakit, tapi karena sudah berjanji akan pulang tepat waktu, aku tidak ingin mengecewakanmu lagi, makanya aku pulang.""Waktu aku pergi menemuinya lagi, Kina selalu bersembunyi dan menolak untuk bertemu denganku. Dia bahkan sudah dua bulan tidak ke kampus..."Jefry memegang tanganku dan berkata dengan kesal, "Kamu bisa melampiaskan amarah. Tapi lain kali, pukul aku dengan benda lain, jangan sampai tanganmu terluka."Aku tak ingin berdebat dengannya la

  • Cinta Sirna Tanpa Bekas   Bab 5

    Jefry langsung menutup telepon dan memelukku erat."Aku tidak menginginkan siapa pun selain anak kita."Dia membenamkan kepalanya di lekuk leherku dan memohon dengan lembut, "Melda, jangan tinggalkan aku. Aku akan mengurus Kina dan anaknya.""Kalau kamu khawatir, aku akan segera vasektomi. Mulai sekarang, aku akan selalu melaporkan keberadaanku, oke?"Leherku basah, Jefry menangis.Aku tidak tega dan berkata dengan tegang, "Ini terakhir kalinya, Jefry. Aku hanya memberimu waktu tiga hari untuk menyelesaikannya."Jefry menciumku dengan gembira, tatapan penuh kasih di matanya membuatku linglung.Dia tampak benar-benar mencintaiku.Keesokan paginya, Jefry membawa Kina ke rumah sakit.Dia menunjukkan foto Kina memasuki ruang operasi dan seperti janjinya tadi malam, dia akan selalu memberitahuku tentang keberadaannya.[Sayang, aku akan mentransfer uang ke rekeningnya setelah operasi. Keluarganya kurang mampu, uang ini akan memperbaiki keadaan mereka, yang secara efektif mengakhiri hubungan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status