Short
Ilusi Cinta yang Kukira Abadi

Ilusi Cinta yang Kukira Abadi

By:  ArabelleCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Not enough ratings
10Chapters
8views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Sahabat masa kecil yang berjanji akan menikah denganku begitu kami lulus kuliah, malah melamar gadis kaya palsu bernama Cita di hari wisudaku. Namun, Simon yang dikenal sebagai pria suci dari kalangan elite ibu kota, menyatakan cinta padaku secara terbuka setelah lamaran itu berhasil. Selama lima tahun pernikahan, dia memperlakukanku dengan lembut dan memanjakanku seolah aku adalah segalanya. Sampai suatu hari, aku tidak sengaja mendengar percakapannya dengan sahabatnya. "Simon, sekarang Cita sudah terkenal, kamu masih mau terus berpura-pura sama Monica?" "Lagian, aku nggak bisa menikahi Cita, jadi nggak masalah. Selama ada aku, Monica nggak akan bisa mengganggu kebahagiaan Cita." Kitab suci yang selama ini disimpannya dengan baik, tertulis nama Cita di setiap bagiannya. [ Semoga Cita bisa terbebas dari obsesinya, semoga dia damai lahir batin. ] [ Semoga segala yang diinginkan Cita tercapai, semoga cintanya tak pernah dirundung duka. ] .... [ Cita, aku nggak berjodoh denganmu di kehidupan ini. Aku hanya berharap di kehidupan selanjutnya bisa menggenggam tanganmu dan menemanimu selamanya. ] Mimpi selama lima tahun, tersadarkan dalam sekejap. Aku pun menyusun identitas palsu dan merencanakan sebuah insiden tenggelam. Sejak itu, kita tidak perlu lagi bertemu selama-lamanya.

View More

Chapter 1

Bab 1

Setelah memastikan semua pengaturan akhir untuk kematian palsu, aku menutup telepon. Dua hari lagi, aku akan menghilang selamanya seperti yang mereka harapkan.

Saat itu, aroma samar kayu cendana tercium dari luar pintu. Aku secara refleks menoleh dan melihat Simon berdiri di sana. Dia memelukku dan bertanya dengan suara lembut, "Telepon sama siapa tadi?"

"Bukan apa-apa, urusan galeri," jawabku sambil tersenyum. Aku berusaha membuat nada bicaraku terdengar senatural mungkin.

Simon menunduk dan mencium kepalaku sambil berbisik, "Kenapa akhir-akhir ini banyak sekali urusan? Nanti malam aku masak makanan yang agak ringan untuk merawat lambungmu."

Selama lima tahun menikah dengan Simon, dia selalu bersikap lembut dan penuh perhatian, serta memanjakanku sepenuh hati. Semua orang bilang, jika seorang pria bijak jatuh cinta, cintanya akan berlangsung seumur hidup.

Aku pun dulu mengira itulah kebahagiaanku.

Namun sekarang, akhirnya aku sadar. Pernikahan ini bukanlah kebahagiaan milikku, melainkan perlindungan diam-diam Simon terhadap Cita.

Simon mengelus lembut pundakku, lalu berkata pelan, "Oh iya, besok Keluarga Kamara mau mengadakan pesta syukuran, katanya Cita sedang hamil."

"Sekalian juga merayakan keikutsertaannya di pameran seni internasional. Kamu nggak usah datang, nanti aku saja yang jadi perwakilan untuk mengantarkan hadiah, lalu cepat pulang temani kamu."

"Aku juga ingin ikut pameran itu ...," ucapku setengah hati.

Namun, dia langsung memotong dengan nada yang tetap lembut tetapi tidak bisa dibantah, "Lebih baik kamu jangan ikut. Bukannya kamu selalu bilang ingin punya anak? Mumpung ada waktu, istirahatlah di rumah dan jaga kesehatan."

Aku menundukkan pandangan, menyembunyikan gejolak di dalam hatiku. Selama bertahun-tahun menikah, kami tidak pernah punya anak.

Dulu aku pikir mungkin memang belum waktunya. Namun sekarang, sepertinya dia memang tak pernah menginginkannya. Mungkin, alasan dia melarangku ikut pameran hanya karena takut aku merebut sorotan Cita.

Simon kembali mencium keningku, seolah tidak sadar bahwa hatiku telah terjun ke titik terendah.

"Lusa adalah ulang tahunmu. Aku sudah siapkan kejutan. Semoga kamu selalu bersukacita."

Selalu bersukacita.

Aku mengulang kalimat itu pelan, lalu tiba-tiba merasa betapa menusuknya rangkaian kata tersebut. Selama bertahun-tahun, setiap ucapan doa dan harapan darinya selalu menggunakan kata "Cita".

Sampai detik ini, aku baru menyadari makna sebenarnya dari "Cita" itu.

Ternyata, semua doa yang keluar dari mulutnya selama ini tak pernah ditujukan untukku.

"Baiklah, di hari ulang tahunku nanti aku juga sudah punya rencana sendiri. Pastikan kamu kosongkan waktumu untuk menemaniku."

Dia mengangguk, "Tentu saja, semua keputusan ada di tanganmu."

Aku menatapnya dan tersenyum.

'Simon, kamu benar-benar pintar sekali berpura-pura.'

Malam itu, aku tidak bisa tidur. Perlahan, aku menggeser lengannya yang melingkari tubuhku. Tanpa sengaja, aku menjatuhkan gelang tasbih yang selalu dia bawa ke mana pun.
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
10 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status