Share

Cinta Tak Berbalas: Aku Ingin Cerai Darimu!
Cinta Tak Berbalas: Aku Ingin Cerai Darimu!
Penulis: Runayanti

Bab 1. Istri atau Pembantu

"L-Lepaskan!" Nayla Pratama berseru dengan suara tertahan dan mencoba melawan. Kedua mata indahnya menatap tajam kepada Zavier Abraham.

Pundak mulusnya diterkam kencang dan tubuh molek miliknya dihempaskan di atas kasur mewah yang mereka miliki sepanjang pernikahan selama dua tahun terakhir.

"Ini kewajibanmu! Diam dan patuhi!" Suara Zavier terdengar lantang dan ketus. Pria itu segera bergerak memenuhi tuntutan batinnya tanpa memperdulikan perasaan sang istri yang menderita dan tidak menerima perlakuan kasar Zavier.

Nayla menggenggam sprei di sampingnya dengan erat, menahan kesakitan pada titik sensitif di sekujur tubuhnya sambil melihat ke langit-langit kamar, dengan tatapan sendu dan air mata yang berkumpul di matanya.

“Zavier… Tolong pelankan…”

Namun, suara parau Nayla tak pernah digubris oleh Zavier yang sibuk menuntaskan hasratnya.

Setelah berselang lama, Zavier selesai dan langsung bangkit seraya mengambil baju mandinya. 

Dengan ekspresi datar, dia meninggalkan tubuh sang istri dan melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Sementara Nayla segera menarik selimut, untuk menutupi tubuh yang masih gemetaran dan masih terasa sakit.

Nayla memandang punggung suaminya itu, punggung yang beberapa tahun lalu selalu diusap dengan lap yang dibasahi dengan air hangat olehnya, saat Zavier masih terbaring koma.

Dua tahun lalu, Zavier mengalami sebuah kecelakaan tragis yang menyebabkannya koma selama bertahun-tahun.

Takut anaknya tak akan menikah sampai akhir hayatnya, keluarga Zavier menikahkannya dengan Nayla. 

Nayla sendiri terpaksa menerima pernikahan kontrak itu sebab membutuhkan uang untuk biaya pengobatan sang adik yang sedang sakit keras.

Tidak ada gaun pengantin, tidak ada acara pesta bahkan tidak ada makanan mewah yang tersaji. 

Pernikahan tanpa penghulu atau pendeta itu dilaksanakan dengan suasana tegang di dalam kamar Rumah Sakit. 

Hanya disaksikan oleh Xander Abraham, ayah Zavier sekaligus Pemilik perusahaan Cypro Holding Technology, ltd, sebuah perusahaan teknologi berbasis Artificial Intelligence terbesar di dunia dan seorang pegawai catatan sipil.

Cap jempol dari Nayla dan Zavier yang sedang koma itu dibubuhkan bersamaan dan mereka resmi menjadi suami istri secara hukum.

Namun, ketika keajaiban itu datang dan Zavier akhirnya tersadar, bukan tatapan kasih sayang yang Nayla dapatkan. Melainkan tatapan kebencian yang selalu membayang di kepalanya.

Zavier tidak pernah menyetujui sebuah pernikahan. Apalagi bersama seseorang yang tidak pernah dikenalnya dengan baik.

Tidak ada perasaan cinta yang ada dari setiap sentuhan yang diberikan oleh Zavier kepadanya, membuat wanita itu merasa direndahkan dan hanya bisa patuh.

Sesaat kemudian pria tampan bertubuh atletis, dada bidang dan perut berkotak itu sudah keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan handuk putih yang melilit di pinggangnya.

Nayla menatap suaminya dengan pasrah. Pria tampan itu tidak sebaik rupa fisiknya. Dia tidak pernah memperlakukan dirinya dengan baik walau Nayla berusaha menjadi istri yang sempurna.

Sejak menjadi istri Zavier, Nayla melakukan semua pekerjaan Rumah Tangga dengan baik, mulai dari memasak, mencuci bahkan memenuhi semua kebutuhan Zavier, seorang pewaris kaya raya yang sengaja tidak mau mempekerjakan Asisten Rumah Tangga, hanya untuk menunjukkan kekecewaannya terhadap pernikahan yang tidak dia inginkan.

"Kamu mau ke mana?" tanya Nayla dengan suara yang masih bergetar menahan sakit, pada saat melihat Zavier sudah berpakaian rapi dan sedang menyemprotkan parfum kesayangan.

Zavier sama sekali tidak menoleh, melainkan tetap melanjutkan kegiatannya lalu meninggalkan Nayla yang tenggelam dalam keheningan kamar mewah tersebut.

Nayla segera menarik selimut putih dan membalut tubuhnya lalu berdiri dan berlari mengejar Zavier.

"Zavier!" panggilnya dari atas tangga.

Zavier menghentikan langkahnya di depan pintu utama, namun dia tetap tidak menoleh.

"Kamu pulang nanti malam?" tanya Nayla dengan suara parau.

"Pulang, kalau tidak pulang, apakah kamu akan melaporkannya kepada tua bangka itu?" Zavier berkata ketus usai menjawab lalu melanjutkan langkahnya.

Nayla membeku. Tangannya menggenggam pegangan tangga dengan keras sambil menahan air matanya jatuh.

Namun, sebelum Zavier menutup pintu, ia berhenti sejenak.

“Jangan lupa buang bekas pengaman tadi!”

Bruk!

Nayla masih mematung ke arah pintu yang baru saja dilewati Zavier. Pria itu benar-benar tidak pernah menganggap keberadaannya di rumah itu.

Selama dua tahun terakhir, Zavier selalu menuntut haknya di atas ranjang, tetapi pria itu tidak ingin Nayla mengandung benih yang dia tanam berkali-kali sesukanya. Zavier selalu memakai pengaman agar Nayla tidak pernah hamil.

Nayla melirik bekas pengaman yang masih ada di lantai yang terasa sedingin hatinya saat ini, lalu meraihnya dan membuangnya ke tong sampah.

Air mata mengalir membasahi pipi yang cantik itu. Nayla tak kuasa menentang apa yang dialaminya saat ini karena dia terlanjur mencintai pria itu.

Saat Zavier koma, Nayla merawatnya dengan sepenuh hati, menjaga semua kebutuhan nutrisi bahkan memandikannya. Namun, Zavier tidak mengetahui semua itu.

Nayla tahu, Zavier diam-diam selalu berhubungan dengan seseorang, dan Nayla menebak adanya perempuan lain dalam kehidupan suaminya.

Nayla bahkan pernah mendapatkan informasi dan beberapa laporan dari temannya bahwa mereka melihat suaminya sedang bersama dengan wanita lain di restoran ternama, sementara Zavier tidak pernah membawa Nayla walau sekedar untuk makan bersama di luar rumah.

Mengingat semua itu, Nayla menghembuskan nafasnya yang terasa berat di dada lalu berusaha tidur setelah selesai mandi.

Keesokkan harinya, Nayla terbangun dan mendapatkan sang suami sudah tertidur di sebelahnya.

Dia tidak tahu jam berapa suaminya pulang karena sudah sangat kelelahan semalam.

Seperti rutinitas biasa, Nayla bergegas berdiri dan mengerjakan semua pekerjaan Rumah Tangga. Dengan telaten dia juga sudah menyiapkan sarapan lalu melanjutkan dengan mencuci pakaian menggunakan tangan.

Zavier bahkan meminta Nayla untuk melakukan segala pekerjaan rumah tangga seorang diri. Semua itu demi melihat istri yang tak diinginkannya itu menderita.

Padahal, dengan kekayaan yang keluarga Zavier miliki, ia dapat menyewa puluhan ART untuk mengurusi rumah tangga mereka.

Setelah Zavier bangun, pria itu buru-buru berangkat kerja tanpa menyentuh sarapan yang dibuat Nayla.

"Zav ... " Kalimat Nayla terhenti karena bayangan Zavier sudah menghilang di balik pintu dan terdengar suara mobil, menandakan pria itu sudah berangkat kerja tanpa menyapa.

Nayla menatap kedua tangannya yang masih penuh dengan buih sabun. Dia sedang mencuci. 

Namun, saat melanjutkan cuciannya, matanya melebar saat dia menemukan sebuah struk di kantong kemeja yang dipakai Zavier semalam.

"Hotel Internasional, kamar suite atas nama …”

Awalnya Nayla membaca perlahan, tapi sampai di akhir struk, dia tidak dapat menahan air matanya.

“SEFIA…"

Mendadak, kedua lututnya terasa lemas dan tidak bertenaga. "J-jadi, dugaanku selama ini benar?"

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ira Cdv
Egois lu jd adik keparat
goodnovel comment avatar
Maesaro Ardi
Wah wah, si Sefia ini selingkuhannya Zavier nih. cowok macem itu kudu dibumihanguskan ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status