Nayla Pratama diharuskan menikah dengan Zavier yang mengalami cedera otak dan koma, karena dia membutuhkan biaya pengobatan adiknya dan sebagai imbalan, semua itu akan ditanggung oleh keluarga Abraham. Selama dua tahun merawat Zavier di rumah terpisah dengan keluarga besar Abraham, Nayla mulai mencintai laki-laki itu dan merawatnya dengan tulus, bahkan tak lagi memikirkan imbalan apa yang akan ia terima dari keluarga Abraham. Dua tahun berlalu setelah siuman, dan selama itu pula Nayla merasa, Zavier hanya memanfaatkan tubuhnya sebagai pelampiasan nafsunya tanpa dapat memberikan perasaan cinta yang selama ini dia berikan pada Zavier sepenuh hati. Bahkan, Zavier selalu mengunjungi Sefia Putri, mantan kekasihnya yang tetap dipertahankan oleh Zavier, sebab ia masih yakin jika Sefia-lah orang yang selama ini merawatnya dan menganggap Nayla hanya seorang istri bayaran yang hanya membutuhkan uang. Nayla akhirnya menuntut cerai pada Zavier sebab ia tak kuasa lagi menahan perasaan cinta tak berbalas yang selama ini ia berikan. Apakah Zavier menerima Perceraian ini? Tentu saja tidak! Simak ceritanya lebih lanjut, bagaimana mereka akan dipertemukan dan menghadapi konflik yang membuat emosi Anda naik turun!
View MoreMeskipun hatinya tidak tenang karena meninggalkan Nayla sendirian, tapi dia merasa bahwa dia tidak memiliki pilihan lain. Dia merasa bertanggung jawab atas Sefia, terlepas dari apa yang sebenarnya terjadi di pesta itu.Zavier membawa mobilnya sendiri tanpa supir, menuju ke hotel kembali. Acara sudah selesai dan para tamu tidak terlihat lagi.Dengan langkah yang terburu-buru, Zavier memasuki kamar hotel tempat Sefia menginap dan membunyikan bel.Sesaat kemudian, pintu dibuka dan Kayla berdiri di hadapan Zavier dengan wajah tidak ramah."Sekarang, kamu akan mengurus dia dengan baik. Saya akan pergi dan menemani Ayahmu. Dia merasa bersalah atas anggur yang terjatuh dan merasa acara ulang tahunnya menjadi tidak menyenangkan," ucapnya sambil memakai sepatu."Mama heran, mengapa kamu harus membawa wanita licik itu ke pesta kekasihmu? Dan membiarkan mereka saling beradu karena cemburu?"Kayla menggelengkan kepala lalu pergi dari sana.Zavier
Teriakan kejutan dari Nayla dan Sefia secara serentak dan kekacauan mengisi ruangan saat cairan merah itu menyebar, sebuah gambaran yang mengejutkan dan tak terduga.Nayla berdiri di tempatnya, terpaku melihat dress putihnya yang indah tercemar oleh anggur merah. "Apa yang kamu lakukan, Sefia?" bentaknya dengan suara gemetar, mencoba mengatasi kebingungannya.Sefia, dengan senyum licik di wajahnya, menyeringai menatap Nayla dengan tatapan penuh kepuasan. "Nayla, kamu sengaja mendorongku," katanya dengan suara yang bergetar, mencoba mempertahankan kedoknya.Namun, Nayla melihat melalui kedok itu. "Hei! Kamu yang menabrakku dan kamu melakukan ini dengan sengaja!" serunya dengan nada tajam, matanya memancarkan kemarahan dan kekecewaan yang tak terbendung.Di tengah keramaian, Zavier mendengar keributan dan bergegas mendekati mereka. Matanya memancarkan kekhawatiran saat dia melihat Nayla yang basah kuyup dan Sefia yang berdiri di sana dengan ekspresi dingin
Kotak berwarna merah itu berisi sebuah cincin berlian dan Sefia segera meraihnya lalu membuka kotak itu."Kecil sekali berliannya!" seru Sefia dengan wajah cemberut, lalu dia melirik kalung berlian yang sedang dipakai Nayla."Zavier! Kamu tidak adil!" renggek Sefia sambil menggandeng tangan Zavier dengan manja lalu mendorong tubuh Nayla sedikit agar memberi ruang bagi mereka."Ahh," jerit Nayla karena hampir terjatuh. Dia mengenakan high heels yang membuat langkahnya sedikit canggung.Namun, Sefia tidak terima dengan sikap Nayla dan merasa wanita itu hanya berpura-pura "Ah, kamu terlalu ceroboh," ucapnya dengan nada sinis, "Aku tidak tahu kamu akan datang. Zavier tidak pernah menyebutkan tentangmu."Sefia melayangkan tatapan merendahkan ke arah Nayla, "pakaian itu sungguh tidak cocok dengan kalung yang ada di lehermu."Nayla merasa sedikit tersinggung oleh kata-kata Sefia, namun dia mencoba untuk tetap tenang. "Maafkan saya, Sefia. Ini adala
Tetapi, kehadiran Zavier dan kehangatan yang tidak terlihat di antara mereka selalu mampu mengusir keraguan itu. Dengan hati yang berdebar, Nayla segera bersiap untuk menghadiri acara makan malam bersama suaminya.Nayla memegang dress yang indah di tangannya, merasakan kainnya yang lembut menyentuh jari-jarinya.Dress itu memiliki potongan yang elegan, dengan hiasan payet berkilauan yang menambahkan sentuhan mewah.Saat dia mengenakannya, dress itu meluncur dengan lembut ke tubuhnya, menyesuaikan setiap lengkungan dengan sempurna. Warna putihnya membuatnya terlihat anggun dan mempesona.Zavier tidak bisa berhenti menatap Nayla dengan penuh kagum saat dia keluar dari kamar mandi dan melihat Nayla berdiri di hadapannya, memperlihatkan keindahan yang memukau."Ternyata begitu cantik," gumamnya dalam hati dengan penuh kagum, matanya tidak bisa lepas dari kecantikan alami sang istri, tetapi dia tidak ingin memperlihatkan reaksinya. Sebuah senyum simpul tercetak di wajah pria dingin itu lal
Beberapa saat kemudian, suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Nayla. Wanita itu buru-buru menyeka pipinya lalu melangkah untuk membuka pintu.Kepala Pelayan bersama dua orang pelayan di belakangnya membungkukkan kepala dengan hormat."Kami mengantarkan makanan pesanan Tuan Muda," ujar Marta dengan sopan."Masuklah."Sebuah troli berisi makanan di antar masuk dan disajikan di meja sofa di dalam kamar mewah itu.Nayla tidak tertarik terhadap makanan yang tersaji. Dia lebih tertarik untuk melihat foto lain yang sedang bergulir dalam galeri foto di laptop Zavier."Tutup pintunya saat kalian keluar," ujar Nayla.Baru saja pintu ditutup, Zavier sudah keluar dari kamar mandi dengan tubuh wangi dan sebuah handuk yang melilit di pinggangnya."Apa yang kamu lihat?" tanya Zavier lalu buru-buru mendekati laptopnya."Kalian begitu intim," ucap Nayla dengan suara sendu. Kedua mata sembabnya melirik perut berkotak milik Zavier yang b
"Tuan Zavier, Nyonya Nayla, selamat datang kembali, Kepala Pelayan Martha menyambut dengan hormat," sapa seorang wanita paruh baya yang memperkenalkan diri sebagai kepala pelayan dengan sopan sambil membungkukkan tubuhnya sedikit, diikuti oleh para pelayan di belakangnya.Nayla terdiam, matanya membulat dalam kebingungan. "Apa ini semua?" gumamnya pelan, lebih pada dirinya sendiri daripada pada Zavier.Zavier mengangguk sambil tersenyum, mencoba menenangkan Nayla. "Ini kejutan kecil untukmu. Aku ingin mengubah sedikit suasana hatimu setelah hari yang panjang pelarianmu," jelasnya, suaranya hangat meskipun masih terdengar sedikit dingin."Bukankah tadi sudah kukatakan bahwa aku akan memberikan hal yang tidak pernah kamu dapatkan sebelum ini?"Nayla masih terdiam, mencoba memproses semua yang sedang terjadi. Dia tidak pernah membayangkan bahwa Zavier akan melakukan sesuatu seperti ini, terutama setelah semua ketegangan yang mereka alami belakangan ini.
Michael mengangguk mengerti. "Saya akan tetap di sini, Zavier," katanya dengan rendah hati.Di luar dugaan, Zavier menarik tangan Nayla agar mengikutinya."Eh ... "Nayla terkejut saat Zavier menarik tangannya dengan tegas. Dia melepaskan diri dari tatapan bingung Michael dengan canggung dan mengikuti Zavier dengan langkah berat, merasa bingung dengan kejadian yang tiba-tiba ini."Zav, saya harus menunggui Nadira, kita mau ke mana?" tanya Nayla, mencoba mencari tahu apa yang ingin dikatakan Zavier.Zavier hanya mengangkat sudut bibirnya, tanpa sepatah kata pun. Langkahnya tergesa-gesa menuju keluar dari lorong rumah sakit yang ramai, meninggalkan Michael dan kerumunan orang di ruang tunggu.Nayla mencoba mengejar langkah Zavier, mencari tahu alasan di balik tindakannya yang tiba-tiba. Pria itu mengenggam tangannya dengan kuat."Zavier, tunggu sebentar, ada apa? T-tanganku sakit ditarik seperti ini!"Zavier tidak berhenti, tetap
Sebuah reaksi yang sederhana, namun terkesan sangat memalukan bagi Nayla. Tetapi dia harus segera melakukan sesuatu untuk menolong adiknya."Ketemu! serunya dengan riang lalu menekan tombol buka.Tit tit!Lampu kiri dan kanan pada mobil mewah berwarna hitam itu berkedip menandakan bahwa 'autolock' pada mobil sudah terbuka, Nayla segera membuka pintu mobil.Setelah Nadira ditempatkan dengan hati-hati di kursi belakang mobil, Michael segera melaju menuju rumah sakit dengan cepat. Nayla duduk di belakang sambil menyandarkan kepala Nadira di pahanya.Dalam perjalanan yang tegang menuju rumah sakit, Nadira memejamkan mata, mencoba mengatasi rasa mual dan kelemahan yang melandanya.Michael berkonsentrasi pada jalanan, berusaha sampai di rumah sakit secepat mungkin. Sesekali dia melirik kedua wanita itu dengan wajah tegang.Entah perasaan apa yang sedang melandanya. Saat ini, dia benar-benar ingin menjadi pelindung bagi kedua wanita tersebut
Nayla dan Michael terpaku mendengar apa yang dikatakan oleh sang adik. Terdengar nada pengusiran terhadap Michael dengan sangat jelas. Hal ini tentu saja membuat Nayla merasa malu dan segan. Namun, Nayla segera mengalihkan pembicaraan.Nayla mengangguk. "Maaf, Michael, kamu tahu, kita semua harus saling mendukung. Aku yakin kamu akan menjadi sukses dalam tugas baru ini."Mereka melanjutkan percakapan mereka, sambil menikmati makanan yang disiapkan oleh Michael. Meskipun Nayla berusaha untuk tetap ceria di depannya, tetapi perasaan malu dan canggung terus mengganggunya di dalam hati.Setelah beberapa saat, Nayla menemukan dirinya semakin terpesona oleh pesona Michael. Dia merasa nyaman di dekat pria itu, dan sedikit demi sedikit, rasa canggungnya mulai memudar.Sementara itu di dalam kamar mandi, di balik wajahnya yang lelah, Nadira merasa sedikit tidak nyaman dengan kehadiran Michael. Dia merasa bahwa ada sesuatu yang tidak biasa dengan situasi ini, tetapi dia tidak yakin apa.Nadir
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.