Share

Bab 7. Nayla adalah wanita yang akan memiliki hatiku

"Dengar, Nayla," ucap Michael dengan suara yang hangat, "Aku tahu kamu sedang dalam situasi yang sulit. Mengapa kamu tidak mau aku mengantarmu pulang? Aku yakin kita bisa mengobrol sepanjang perjalanan."

Nayla terkejut dengan tawaran tersebut, namun juga merasa terharu dengan kebaikan hati Michael. Meskipun hatinya terbagi antara rasa gugup dan rasa terima kasih, dia akhirnya mengangguk dengan lembut.

"Terima kasih, Michael. Aku menghargainya," ucap Nayla dengan suara yang penuh rasa syukur.

"Kamu tunggu aku di luar. Tiga orang lagi dan audisi akan selesai," ucap Michael sambil berlalu pergi sementara Nayla kembali ke ruang tunggu bersama dengan para audisi yang menyambutnya dengan wajah kesal.

"Kok lama sekali, huh!" Seorang peserta audisi melayangkan wajah tidak suka kepada Nayla lalu masuk ke dalam ruang audisi sesuai antriannya.

Nayla sedikit bingung karena mengingat pesan yang disampaikan Michael tadi. Apakah dia harus menunggu?

Namun, bayangan Zavier selalu memenuhi pikirannya saat ini. Dia duduk termenung di sudut ruangan dan menatap kosong ke arah jalan dari jendela kaca di depannya.

Hujan masih deras dan dia harus berlari sejauh satu kilometer untuk sampai ke terminal pemberhentian bus.

Tidak terasa lima belas menit berlalu dan Nayla yang kecapekan pun tertidur.

"Nayla adalah wanita yang akan memiliki hatiku," ucap Michael dengan suara lembut.

Tiba-tiba Nayla terbangun dan melihat wajah Michael yang begitu dekat dengannya. Sebuah kesadaran membuat dia panik dan bergerak mundur ke belakang sehingga hampir jatuh.

Dengan singgap Michael meraih pinggang Nayla dan menahan tubuh ramping milik wanita itu. Nayla mengedipkan matanya beberapa kali dan memperbaiki cara duduknya.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Michael dengan suara lembut.

Nayla menggelengkan kepala dan sebelah tangannya memegang leher kemejanya dengan canggung.

Nayla masih tidak dapat mempercayai apakah dia bermimpi atau memang Michael mengatakan sesuatu kepadanya.

"Hum, kamu tadi bicara apa?" tanya Nayla untuk memastikan.

Michael menatap wanita itu dalam-dalam lalu memberikan senyuman hangat, "tidak ada, aku baru datang dan hendak membangunkanmu, kenapa? Apakah kamu memimpikanku?"

Nayla menundukkan kepalanya dengan malu karena setengah jam sebelumnya, dia ingat sedang duduk di ruang tunggu untuk menunggu kedatangan Michael.

Waktu berlalu dengan perlahan, dan rasa lelah akibat perasaan tegang dan emosional yang dia rasakan dalam audisi membuatnya semakin terasa mengantuk. Meskipun dia berusaha untuk tetap terjaga, namun akhirnya kelopak matanya terasa begitu berat.

Tanpa disadarinya, Nayla pun tertidur di kursi ruang tunggu. Dia terlelap dalam tidurnya, dipenuhi oleh mimpi-mimpi yang tak jelas.

Dalam mimpinya, Nayla merasa seperti sedang berada di dunia yang berbeda. Dia dan Michael berjalan-jalan di sepanjang tepi pantai yang indah, cahaya matahari terbenam menyinari wajah mereka yang penuh tawa. Mereka tertawa, bercanda, dan berbagi cerita tentang masa lalu mereka.

Saat matahari semakin merunduk, Michael tiba-tiba berhenti di depan Nayla. Dia menatap Nayla dengan penuh kasih sayang, tangannya dengan lembut memegang tangan Nayla.

"Nayla," ucap Michael dengan suara yang lembut, "Aku selalu ada di sini untukmu. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu sendirian."

Nayla tersenyum bahagia, merasa hangat dan terlindungi di dekat Michael. Mereka saling mendekat, bibir mereka hampir bersentuhan, ketika tiba-tiba...

"Nayla? ternyata ini kelakuanmu?"

Suara Zavier membuat Nayla panik!

Namun, sebuah suara lain membalas suara Zavier dan itu adalah suara Michael.

"Nayla adalah wanita yang akan memiliki hatiku."

Suara itu juga membuat Nayla terbangun dari mimpinya dengan kaget. Dia melihat Michael duduk di depannya dengan senyum hangat. Meskipun kehilangan dunia indah dalam mimpinya, namun senyum Michael yang nyata memberinya semangat dan kelegaan yang sama.

Nayla masih terdiam dan meliriki Michael sesekali.

"Nayla, kelihatannya kamu sangat capek, sebenarnya aku ingin mengajakmu makan malam, tapi kurasa lebih baik aku mengantarmu pulang sekarang," kata Michael dengan suara lembut.

"Kamu terlihat sedikit pucat," lanjutnya.

Nayla merasa sedikit kecewa bahwa mimpinya harus terganggu, namun dia juga merasa lega mendengar tawaran Michael untuk mengantarnya pulang.

Dalam hatinya, dia masih menyimpan kilauan harapan dari mimpi indahnya bersama Michael, meskipun dia tahu bahwa kenyataannya mungkin tidak akan sesempurna itu.

Dan kehadiran Zavier dalam mimpi yang singkat itu sungguh tidak dibutuhkan.

"Michael, aku... aku tidak sengaja tertidur," ucap Nayla dengan suara gemetar, rasa malu mulai menghampirinya.

Michael hanya tersenyum, lalu berdiri dan  mengulurkan tangannya untuk membantu Nayla bangkit dari kursi. "Tidak apa-apa, Nayla. Ayo, aku akan mengantarmu pulang sekarang."

Nayla merasa lega mendengar kata-kata itu, merasa bersyukur atas kesabaran dan pengertian Michael.

Michael mengandeng tangannya dengan lembut lalu menuntunnya sampai di mobil. Nayla merasa hangat oleh sentuhan itu, merasa seperti dia sedang berada di pelukan keamanan. Mereka masuk ke dalam mobil dan Michael memulai perjalanan pulang.

"Bagaimana audisimu tadi?" tanya Michael dengan penuh perhatian, memulai percakapan.

Nayla tersenyum dan menjawab, "Agak gugup, tapi aku berusaha yang terbaik."

"Aku yakin kamu luar biasa," kata Michael dengan tulus, "Kamu memiliki bakat yang luar biasa."

"Kamu tahu? Aku memberikan nilai sepuluh untukmu," ucap Michael sambil memberikan senyuman hangat dan sesekali melirik ke arah wanita di sebelahnya.

Nayla tersenyum dan merasa bersyukur. "Terima kasih, Michael."

"Kamu tidak usah khawatir, aku akan membantumu sehingga audisi kali ini, kamulah pemenangnya."

Nayla melihat ke arah Michael, memang tidak ada kebohongan dari raut wajah pria yang menjadi teman masa kecilnya itu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status