Short
Ahli Waris yang Terlupakan

Ahli Waris yang Terlupakan

Oleh:  KarenWTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
9Bab
3.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Obat-obatan itu menghilang pada saat salah satu transaksi keluarga kami, dan semua orang tahu itu kesalahan adik tiriku, Emily. Sekarang, pihak saingan kami menuntut seseorang dikirim kepada mereka, ditahan sebagai sandera sampai utang itu dilunasi. Tunangan dan keluargaku semuanya sepakat bahwa orang itu harus aku. "Emily sudah terluka dalam misi itu, kamu lebih kuat. Kamu pasti bisa mengatasinya sementara kami mencari solusinya." Aku tahu saat ini akan tiba, makanya aku menandatangani namaku. Dalam lima hari, aku akan dikirim pergi. Aku telah memutuskan bahwa tidak peduli apa yang terjadi, entah aku hidup atau mati, aku sudah muak dengan keluarga dan tunanganku. Pada hari-hari terakhir itu, aku memberikan semua yang aku miliki. Mengenai kasino? Kuberikan pada adik angkatku yang selalu mengincarnya dengan iri. Uang di rekeningku? Untuk ayahku yang tidak pernah melewatkan kesempatan untuk mengingatkanku betapa tidak bergunanya aku. Cincin pertunangan? Kukembalikan pada pria yang selama ini hanya pura-pura. Mereka tidak menyadari ada yang janggal. Mereka hanya tersenyum, senang karena tiba-tiba aku menjadi penuh perhatian. Ketika mereka menyadari aku telah pergi untuk selamanya, dan Emily yang rapuh adalah kehancuran bagi mereka, apakah mereka masih akan tersenyum seperti itu? Apakah mereka masih akan terlihat begitu puas?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Sudut pandang Aria.

Aku menandatangani namaku dari geng saingan, setuju untuk diserahkan kepada mereka dalam lima hari sebagai tawanan, sampai keluargaku melunasi utang yang mereka miliki.

Setelah lima hari, aku akan menjadi seorang tahanan. Aku tidak tahu apa yang menantiku, akankah mereka membunuhku? Atau lebih buruk, yaitu melecehkanku?

Setelah menandatangani kontrak, aku pergi menemui Ayah dan Ibu.

Mereka duduk di ruang tamu, sedang membahas ke mana mereka akan pergi saat liburan di bulan Maret. Emily, putri adopsi keluarga kami sedang duduk di samping mereka.

Mereka tampak sama sekali tidak terpengaruh oleh ancaman dari pihak lawan. Ngapain pula mereka harus khawatir? Sebab mereka sudah menemukan "solusi".

Yaitu... aku.

Padahal Emily-lah yang menyebabkan kekacauan ini.

Dia sukarela mengawasi pengiriman obat itu tetapi entah bagaimana disergap oleh geng lain.

Emily terluka, kakinya patah. Selain itu, seluruh kiriman itu dicuri.

Tidak lama kemudian, pihak Keluarga Ricin menuntut agar kami mengembalikan uangnya. Namun, Ayah sudah membelanjakannya untuk mengambil alih sebuah klub lain dan sebuah rumah.

Jadi, pihak Keluarga Ricin menawarkan solusi lain, yaitu menyerahkan seorang anggota Keluarga Javiera sebagai tawanan sampai utang dilunasi. Biasanya, orang yang menyebabkan masalah yang menanggung akibatnya.

Namun orang tuaku, seperti biasa, luluh saat melihat kaki Emily dalam gips.

Jadi mereka memutuskan bahwa aku adalah pilihan yang lebih tepat untuk dikirim. Tunanganku yang bernama Damian, ikut menyetujuinya.

"Emily sudah terluka demi keluarga. Kalau kamu mengirimnya, itu sama saja dengan hukuman mati. Tapi kamu beda, Aria. Saat ini kamu sepenuhnya mampu jaga dirimu sendiri. Selain itu, mereka nggak akan menyakitimu. Mereka masih perlu mengandalkanmu untuk uang itu."

Mereka tidak akan menyakitiku? Aku hampir tertawa saat mereka mengatakannya.

Apakah tunanganku dan keluargaku benar-benar senaif itu, atau mereka terlalu buta untuk melihat kebenaran?

Mungkin memang mereka tidak akan membunuhku. Namun, bagaimana jika mereka melecehkanku? Menyiksaku? Merendahkanku? Siapa yang bisa menjamin itu?

Hanya karena Emily "kebetulan" melukai kakinya, aku yang harus menanggungnya? Seolah luka itu tidak patut dipertanyakan?

Namun, aku tetap menandatangani namaku.

Karena selama bertahun-tahun, aku sudah tahu betul sifat keluargaku. Ibu dan Ayah begitu dibutakan oleh keluhan rapuh Emily yang dipentaskan sehingga mereka tidak bisa melihat apa pun lagi.

Biarlah...

Aku akan meninggalkan semua yang pernah mereka berikan kepadaku, setiap hal yang aku kumpulkan di bawah kemurahan hati mereka yang enggan. Aku akan menjadi sandera... seperti yang mereka inginkan.

Sementara itu, aku akan menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi dengan kiriman itu. Jika Emily bukan korban yang tidak bersalah seperti yang dia pura-purakan, berarti aku akan memastikan bukti itu mendarat di tangan orang tuaku sebagai hadiah terakhir dariku. Aku jadi penasaran bagaimana perasaan mereka ketika mereka menyadari Emily tidak sepolos yang mereka yakini?

Wajah ayahku menggelap saat aku berjalan menuju ruangan. "Jangan coba bujuk kami supaya menyerahkan Emily pada mereka. Dia sudah terluka, dia butuh dukungan keluarga sekarang."

Ibuku ragu, tetapi tetap memihak ayah. "Aria, tolong, lakukan saja ini demi kami kali ini. Emily sudah kasih kontribusinya."

Emily mulai terisak. "Kak, ini salahku. Kalau bukan karena aku, kamu dan Ayah nggak akan berdebat. Kamu nggak perlu pergi... "

Ibuku menghiburnya, "Emily, Sayang, jangan salahkan dirimu. Kamu sudah menanggung rasa bersalah sejak hari itu. Kamu bahkan bersikeras meninggalkan rumah sakit cuma demi bersama kami. Kamu sudah melakukan lebih dari cukup."

Emily masih terisak. Namun, dalam waktu singkat, aku bersumpah aku melihat senyum sinis terlintas di wajahnya, seolah dia membual kepadaku dan menikmati keberhasilannya. Meskipun dia menyebabkan kerugian kesepakatan hingga belasan triliun bagi keluarga kami, dia tetaplah permata berharga bagi Ayah dan Ibu.

Dulu, aku akan berdebat dengan mereka. Aku akan mengatakan bahwa Ayah tidak adil, Ayah harusnya menghukum orang yang membuat kesalahan tidak peduli apa pun alasannya. Namun kini? Aku tidak merasa ingin berdebat lagi.

"Sebenarnya, itu sebabnya aku datang mencari kalian," ucapku memotong ketegangan itu. "Aku sudah menandatangani perjanjian, aku putuskan buat pergi."

Mata Ibu melebar, rasa tidak percaya tertulis di seluruh wajahnya. "Aria, kamu yakin?"

"Aku yakin."

Ayah mengangguk perlahan, menandakan dia setuju. Sementara Emily duduk tertegun di sana, jelas terkejut melihat betapa mudahnya aku setuju.

"Dan juga... " Aku berhenti sejenak, lalu menatap mata mereka, "Aku sudah memutuskan untuk memberikan Kasino Jaya pada Emily."

Ayah sudah lama ingin aku memberikan kasino itu padanya. Dia pernah berkata, "Aria, Emily ini putri angkat kami, kami nggak mau dia merasa kurang darimu. Aku akan beri aset Keluarga Javiera lainnya padamu saat waktunya tiba, tapi sampai saat itu, bisakah kamu berikan kasino itu pada Emily? Dia sudah lama nggak terlibat dalam bisnis keluarga."

Tidak terlibat? Emily tidak terlibat karena dia tidak becus mengurus apa pun. Selain itu, jangan lupa, Emily tidak pernah pandai mengelola uang. Tidak peduli seberapa banyak yang Ayah atau aku berikan padanya, dia akan menghabiskannya dalam hitungan hari. Bisnis macam apa yang bisa berhasil di tangannya?

Namun, kali ini berbeda. Aku sudah memutuskan. Begitu aku pergi, aku tidak akan kembali. Meski utangnya lunas, aku tetap pergi. Jadi, tidak ada gunanya lagi menahan kasino itu dari Emily. Biar Ayah lihat sendiri apa yang Emily mampu lakukan.

Jujur saja, aku bertanya-tanya apakah akan tersisa kasino saat dia selesai atau hanya properti lain yang dijual untuk menutup kerugian?

"Benarkah!?" Emily melompat dari sofa, matanya melebar penuh kegembiraan. Lalu, menyadari reaksinya terlalu bersemangat, dia cepat-cepat duduk kembali. "Nggak, Kak. Kamu jangan berikan kasino itu padaku. Aku nggak pantas mendapatkannya... "

"Omong kosong," potong Ayah. Suaranya tegas. "Kamu pantas mendapatkan segalanya, kamu juga bagian Keluarga Javiera."

Aku mengeluarkan dua kontrak dari tasku, satu untuk perjanjian sandera, yang lainnya untuk pengalihan kepemilikan kasino. Aku sudah menandatangani keduanya.

"Emily," panggilku. Kemudian aku mendorong kontrak kasino itu melintasi meja. "Tanda tangan ini, maka kasino itu akan jadi milikmu."

Emily menandatangani tanpa ragu, sementara Ibu dan Ayah berseri-seri karena bangga.

Aku tersenyum juga. Untuk pertama kalinya, aku merasa lega. Aku tidak perlu lagi memikul beban untuk menjaga keutuhan keluarga ini. Mulai hari ini, apa pun yang terjadi pada kasino, tidak akan pernah menjadi masalahku lagi.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Ulasan-ulasan

Marni Granger
Marni Granger
buatlah tagihan ke 55rb..toh cerpernnya 1 hr cm nambah 1 atau 2 paling byk.
2025-11-05 21:47:03
1
0
9 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status