Share

Bab 3

Setelah selesai membersihkan tubuhnya dan juga selesai membereskan kamar miliknya Kaina langsung keluar dari dalam kamar, ia pergi ke dapur untuk memasak.

Luka di dahi nya juga sudah di obati semalam. Hari ini adalah hari minggu, biasanya hari ini adalah jadwal Kaina untuk memasak di satu hari full dari sarapan pagi siang dan malam.

Kaina juga sudah meminta kepada para pembantu untuk menuruti kemauannya memasak satu hari full di hari minggu meskipun pembantu sudah menolaknya namun ia masih tetap kekeh untuk memasak.

Kaina terlahir dari keluarga yang sederhana, patut saja dia tidak bisa berdiam diri dan tidak melakukan apapun. Setiap hari Kaina selalu membantu pekerjaan para pembantu meskipun pembantu tidak mengizinkan nya.

Saat Kaina ingin menutup pintu kamar tanpa sadar Brian sudah berada di ruang tengah, dia menatap Kaina sekilas.

"Bik...bibik."

Brian memanggil dua orang pembantu dengan nada yang sangat dingin. Tidak lama keluar dua pembantu di rumah tersebut dengan terburu-buru setelah itu mereka menunduk tidak berani menatap wajah Brian.

"Iya Aden," jawab mereka berdua dengan suara pelan.

"Jangan biarin Rangga keluar dari kamarnya dan jangan kasih dia makan dan minum, dia sedang aku hukum dan ingat jangan sampai ada yang berani memberi Rangga makan! Jika ada akan aku hukum dan bahkan aku pecat jika ada dari kalian yang melanggar nya," tuturnya dingin.

"Iya Aden."

Kaina hanya memperhatikan pembicaraan tersebut, dia sedikit tidak terima dengan hukuman yang diberikan oleh Brian tersebut. Kaina merasa itu adalah penyiksaan meskipun Kaina sendiri tau jika Rangga yang salah namun hukuman itu tidaklah tepat.

"Ini kunci kamarnya Rangga, jangan sampai kamar itu di buka sebelum aku membukanya." Brian menjulurkan kunci kamar Rangga dan langsung di terima oleh salah satu pembantu.

"Iya Aden." Kedua orang pembantu tersebut mengangguk patuh.

"Yasudah aku mau keluar sebentar masih ada urusan."

Brian melangkahkan kakinya untuk pergi begitu juga dengan para pembantu, mereka berdua berjalan menuju dapur kembali untuk memasak.

"Kamu tidak mau sarapan pagi dulu?" tanya Kaina.

Langkah kaki Brian terhenti lalu dia menoleh ke arah Kaina dengan sinis. Setelah itu Brian melanjutkan langkahnya untuk pergi.

Kaina menghela nafasnya. "Sabar, kerasnya batu tidak akan lama untuk di pecahkan," gumam Kaina lalu tersenyum sendiri.

Kaina langsung pergi menuju dapur untuk memasak sampai nya di sana Kaina merlihat kedua pembantu yang sibuk beres beres bahkan semua makanan pun sudah tertata rapi di atas meja makan.

"Bik," panggil Kaina membuat Kedua pembantu menoleh.

"Iya Non ada yang bisa kami bantu?" jawab pembantu yang gendut. Ia bernama bik Aya.

"Enggak cuman manggil saja." Kaina tersenyum manis ke arah mereka berdua dan langsung mendapatkan balasan senyuman dari mereka.

"Makanannya sudah matang ya? Jadi aku gak masak hari ini padahal hari ini hari minggu kan waktunya aku untuk masak bik."

"Gapapa Non. Biar kami saja yang masak," ujar bik Ima yang berbadan kurus.

"Saya izin ke belakang dulu Non mau mencuci baju," pinta bik Ima. 

"Aku bantu ya bik?"

"Jangan Non biar saya saja, Non di sini saja untuk hari ini Non libur membantu kami," tolak bik Ima. 

"Iya Non," Sahut bik Aya.

"Yasudah! Semangat bik Ima." kata Kaina cengengesan membuat kedua orang pembantu tersebut tersenyum senang.

"Iya Non," jawabnya. 

Bik Ima pergi ke belakang untuk mencuci baju kotor milik Rangga dan Brian sedangkan baju kotor Kaina dicuci sendiri oleh Kaina, ia tidak mau merepotkan para pembantu bahkan dia pun juga pernah mencuci baju milik Rangga dan Brian.

"Dahi Non kenapa?" tanya bik Ima.

Kaina tersenyum. "Itu! tadi malem tidak sengaja kepeleset di kamar mandi, " jawab Kaina berbohong.

"Maaf ya Non sebelumnya tapi saya penasaran tadi malem kayaknya ada keributan gitu di ruang tamu namun saya gak berani liat takut di marahin sama Aden Brian, Aden Brian kan orangnya begitu, suka marah."

"Oh itu, tadi malem Rangga sama mas Brian ribut gara gara Rangga pulang malem cuman karena itu kok bik bukan keributan tentang hal lain."

"Oh, iya iya," balas bik Aya sambil mengangguk paham.

"Yaudah Non sarapan dulu."

"Enggak bik aku gak lapar! Aku hanya ingin minta kunci kamar Rangga."

"Jangan Non nanti Aden Brian marah kalau tau bisa bisa kami  yang di hukum bahkan di pecat."

"Aku kasian sama Rangga dia dari tadi malem gak makan serta lukanya belum di obatin aku takut dia kenapa kenapa, boleh ya?" Kaina memohon.

"Tapi Non nanti kami juga yang akan di marahin sama Aden Brian gara gara ngasih kuncinya ke Non tanpa izin," tolak bik Aya pelan.

"Tenang saja biar aku yang nanggung semua hukuman nya bagaimana?"

"Yakin Non?"

Kaina mengangguk. "Iya yakin." jawabnya. 

"Tapi Non?"

"Gapapa bik masa bibik gak kasihan sama Rangga?"

"Iya juga sih Non, saya juga kasian sama Aden Rangga dia selalu di marah marahin sama Aden Brian gara gara gak mau nurut."

"Makanya."

"Yaudah ini Non tapi hati hati ya takut ketauan Aden Brian. Nanti kalau seumpama Aden Brian sudah datang saya akan kasih tau Non."

"Iya bik."

Bibik menjulurkan kunci kamar tersebut. "Ini Non."

Kaina mengambil kunci tersebut dari tangan bik Aya. "Makasih bik." balas nya. 

"Iya Non sama sama! Gak sekalian bawa sarapan ke kamarnya Aden Rangga Non?" tanya bik Aya menawarkan.

"Boleh juga bik, sama kotak obat ya bik?"

"Iya Non tunggu sebentar saya ambil kotak obatnya dulu."

"Iya bik."

Bik Aya pergi mengambil kotak obat di ruang tengah begitu pula Kaina yang bergegas menyiapkan sarapan pagi untuk Rangga.

"Ini Non." 

"Iya itu di taruh di nampan terus satukan sama sarapannya dan juga buatin susu cokelat hangat kesukaan Rangga ya bik."

"Non baik banget sama Aden Rangga, ayo ada apa ini?" tanya bik Aya menyelidiki sambil sanyam senyum.

"Dia sudah aku anggap adik kandung bagi aku bik dan juga aku kasian sama dia, dia selalu salah di mata mas Brian, dia juga dia kurang kasih sayang orang tuanya."

"Non baik banget beruntung banget ya Aden Brian nikahin Non," puji bibik sambil tersenyum dan mendapatkan senyuman manis dari Kaina.

[Beruntung di mana nya bik? Pernikahan kami terjadi hanya untuk di jadikan jalan balas dendam saja bagi mas Brian, ] ucap Kaina di dalam hati nya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status