Share

Bab 6

Penulis: SY
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-30 10:11:37

Alex sudah mendengar tentang insiden penembakan di butik putrinya dari Anton.

“Dia menembaknya tepat di kepala?”

“Iya Don, pria itu mati di tempat dan sekarang Luke berada di kantor polisi.”

“Aku akan urus itu nanti. Bagaimana dengan putriku?” Alex melirik Anton tajam seolah menuntut jawaban cepat.

“Nona Isabella baik-baik saja. Dia ikut dengan Luke ke kantor polisi untuk memberikan keterangan.”

“Oke. Jemput dia sekarang. Setelah selesai dengan urusan kepolisian, bawa dia pulang.” Alex menanggapinya dengan santai bahkan sempat-sempatnya menyesap kopi hitamnya.

“Baik Don.” Anton membungkuk hormat sebelum keluar.

Setelah menyesap kopinya, Alex menatap lurus ke depan dengan tatapan tajam tanpa berkedip, seperti ada sesuatu yang dipikirkannya.

***

“Kau tenang saja, ayahku pasti akan membebaskan kau.” Isabella memegang tangan besar Luke, menenangkannya namun Luke hanya diam.

Mereka sudah memberikan keterangan dan untuk sementara waktu, Luke akan ditahan di sana sampai penyelidikan selesai.

“Apa aku akan di penjara?” Luke akhirnya bersuara. Suaranya sangat pelan.

Isabella mengusap lengan Luke. “Aku ‘kan sudah bilang ayahku pasti akan membebaskan kau. Jangan khawatir.”

Luke mengangkat sudut bibirnya sedikit kemudian kembali menunduk.

“Nona Isabella! Apa anda baik-baik saja?” seseorang datang.

“Paman Anton.” Isabella menghampiri Anton yang baru saja tiba. “Aku baik-baik saja. Aku bersyukur kau datang. Tolong bebaskan Luke, dia tidak bersalah. Dia terpaksa menembak perampok yang ingin menyakitiku.”

“Saya paham nona. Ayah nona akan mengurusnya nanti, nona tidak perlu khawatir. Tapi, nona sekarang disuruh pulang dengan ayah nona.”

“Oh, tapi bagaimana dengan Luke?” Isabella melirik Luke yang duduk dengan tampang memelas.

“Dia hanya sebentar di sini. Sebentar lagi dia akan bebas. Nona percaya dengan Ayah nona ‘kan?” Isabella mengangguk kemudian menghampiri Luke.

“Luke, aku pulang dulu. Ayahku akan mengurusnya, kau akan diperbolehkan pulang nanti. Terima kasih sudah menolongku.”

Luke tersenyum, kali ini lebih lebar. “Aku percaya pada kau. Aku bersyukur kau selamat.”

Setelah saling melempar senyum, Isabella meninggalkan kantor polisi bersama Anton.

“Paman, sebenarnya ada sesuatu yang menjanggal di pikiranku.”

Anton yang sedang mengemudi menoleh sekilas. “Apa itu nona?”

“Aku rasa Luke cukup mahir menggunakan pistol padahal Paman tahu ‘kan skillnya dan dia juga mengakui bila dia belum pernah menggunakan pistol.” Isabella bercerita dengan pandangan lurus ke depan, namun dia berekspresi seolah sedang bingung, alis dan dahinya berkerut. “Dia bahkan membawa pistol kemana-mana.”

“Apa nona tidak tanya padanya, kenapa dia selalu membawa pistol kemana-mana?”

“Aku belum sempat tanya karena aku panik saat polisi datang.”

Anton terdiam sejenak, bola matanya bergerak-gerak pelan. “Nona sebaiknya jauhin dia. Aku rasa dia bukan orang biasa-biasa saja walaupun dia sudah menolong kau.”

Isabella menoleh, menatap Anton tak percaya namun bibirnya bungkam, hatinya gelisah, takut melakukan suatu kesalahan karena apa yang kaki tangan ayahnya bilang itu benar.

Setibanya di rumah

Alex sudah menunggu di depan pintu.

“Ayah!” Isabella menghambur ke dalam pelukan ayahnya, ia lega masih diberikan kesempatan untuk bertemu ayahnya.

Alex menangkup wajah anaknya. “Apa kau baik-baik saja?” bola matanya bergerak ke atas hingga ke bawah, mengamati tubuh putrinya. Takut ada lecet yang tidak terlihat.

“Aku baik-baik saja Yah.”

“Syukurlah kalau begitu.” Alex mengusap lembut rambut putri satu-satunya. Mereka kembali berpelukan sejenak. Alex membawa putrinya ke dalam, hubungan mereka sangat dekat dan lengket, sampai tiba dia dalam pun Isabella masih menempel dengan ayahnya.

“Ayah. Ayah janji akan menolong Luke ‘kan? Jangan biarkan dia di penjara. Aku pasti akan merasa bersalah kalau dia sampai di penjara, dia sudah menolongku.”

“Ayah tahu cara berbalas budi, Bella. Tidak mungkin Ayah membiarkan orang yang sudah menolong putri Ayah hidup sengsara. Ayah pastikan nanti malam dia sudah boleh pulang.”

Isabella menyunggingkan senyum. “Terima kasih Ayah.”

“Jadi, apa kau masih ingin dia menjadi bodyguard kau?” tanya Alex dengan mata memicing.

Isabella terdiam namun manik matanya bergerak seolah sedang berpikir. “Bisa berikan aku waktu sebentar, Ayah?”

“Tentu saja. Ayah juga ingin yang terbaik untukmu. Kalau untuk soal keahlian, ayah akui dia cukup bagus. Dia punya tubuh yang kuat dan kokoh, dia bisa berkelahi, bisa menggunakan pistol dan dia sudah membuktikan kalau dia bisa melindungi kau. Tapi—“ Alex menggantung kalimatnya, membuat Isabella mengigit pelan bibirnya. “Ayah masih penasaran dengan latar belakang keluarganya karena ayah tidak ingin sembarang merekrut orang untuk bekerja dengan keluarga Lancaster.”

“Aku paham Ayah maka dari itu beri aku waktu. Aku akan kabarkan secepatnya.”

“Baiklah kalau itu yang kau inginkan. Tapi, kau harus tetap hati-hati.”

“Oke. Kalau gitu aku ke kamar ya,”

“Istirahat lah.” Alex mengusap rambut putrinya seraya menyunggingkan senyum kecil.

***

Sementara itu Luke masih di kantor polisi.

Drrt drrt!

Ponselnya bergetar, ia langsung cepat menjawabnya.

“Halo,”

“Di mana kau sekarang?! Bagaimana bisa kau melakukan itu? kau sangat gegabah.”

Luke menebak bila papanya sudah tahu tentang berita penembakan itu. “Aku di kantor polisi sekarang. Maafkan aku tapi aku terpaksa melakukannya Pa. Isabella hampir meregang nyawa, tidak mungkin aku diam saja.”

“Kenapa kau kelihatan begitu peduli padanya? Biarkan saja dia mati, hitung-hitung untuk membalas dendam atas kematian Ibu kau. Kalau begini, kau bisa saja ketahuan bila kau adalah anak keluarga Alonzo.”

Luke menghela napas seraya memijat pangkal hidungnya. “Aku akan pastikan mereka tidak tahu. Aku akan mengurusnya.”

“Terserah kau. Tapi, kalau kau ketahuan, jangan harap papa akan mengasihani kau.” Luke menelan ludah namun dia hanya diam. “Jadi, sekarang kau ditahan?” tanya Bill setelah beberapa saat.

“Kemungkinan aku akan ditahan di sini selama beberapa hari ke depan sampai penyelidikan selesai.”

“Apa kau ingin Papa membantu?”

“Tidak perlu Pa, mereka akan tambah curiga bila Papa ikut terlibat. Isabella bilang Ayahnya akan membantuku bebas.”

“Baguslah. Jangan sampai kepercayaan mereka pada kau hilang.”

“Baik Pa.”

Beberapa saat kemudian Alex datang ke kantor polisi bersama Anton. Luke buru-buru berdiri menyapa Alex.

“Selamat sore Om.”

Alex hanya mengangguk lalu masuk ke ruangan bersama Anton. Luke menunggu dengan cemas. Ia tahu Alex dan Anton pasti sedang melakukan negosiasi untuk membebaskan dirinya.

Tak lama kemudian, Alex dan Anton keluar bersama seorang petugas kepolisian.

“Selamat sore Pak Luke. Anda terbebas dari hukuman dan hari ini anda bisa langsung pulang.”

Mata Luke melotot, baru kali ini dalam hidupnya ia menyaksikan orang yang memiliki kekuasaan menggunakan kekuasaannya selain papanya. “Be-benarkah Pak? Saya bebas dari hukuman?”

“Iya Pak, anda bisa pulang sekarang.”

“Terima kasih atas kerjasamanya Pak,” Alex menyalami petugas kepolisian tersebut.

“Sama-sama Pak Alex.” Petugas kepolisian tersebut kembali masuk ke dalam ruangan.

“Hm, aku tidak tahu harus berkata apa tapi aku sangat berterima kasih.”

“Saya yang harusnya berterima kasih karena kau telah menyelamatkan anak saya.”

“Bagaimanapun juga aku sudah janji akan melindungi Isabella. Aku tidak main-main dengan kata-kataku.” Sorotan mata penuh keyakinan itu tampak di wajah Luke.

Alex diam namun ia bergerak mendekati Luke, berbicara pelan dekat ke telinganya. “Jika kau serius ingin menjadi bodyguard Isabella. Kau harus siap dengan semua risikonya. Kau harus punya kesetiaan yang besar dan bisa menjaga rahasia. Jika tidak, kau mungkin tidak bisa menghirup udara segar lagi.”

Alex meninggalkan Luke yang mematung.

Luke memandang punggung lebar yang dibalut mantel panjang itu dengan mata tajam yang menusuk.

 

 

 

 

Bersambung

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Cinta Terlarang Sang Mafia   Bab 9

    Seminggu kemudianSudah seminggu sejak Alex memberikan teguran pada Isabella agar menjauhi Luke dan sejak saat itu mereka tidak pernah lagi bertemu. Isabella sibuk mengurus butiknya sementara Luke tidak ada kabar.“Mbak, mau rendanya sampai ke bawah?” tanya Isabella yang sedang mengobrol bersama seorang pelanggan yang ingin membuat gaun pengantin khusus untuk pernikahannya nanti. Dia datang bersama calon suaminya.“Iya mbak sama dikasih manik-manik cantik yang bersinar gitu juga Mbak.”“Oke siap. Jadi mau model yang seperti ini?” Isabella memastikan kembali seraya menunjuk katalog outfit pernikahan. Wanita tersebut ingin menambah sedikit detail di baju pengantinnya, tentu saja wanita tersebut juga harus mengeluarkan uang lebih karena menambah permintaan.“Iya Mbak.”Isabella tersenyum ramah. “Oke, kalau gitu kita ukur dulu ya Mbak.” Isabella mengambil meteran yang tergantung di sebuah mannequin, ia memperbaiki kacamata minus yang ia kenakan sebelum mengukur tubuh wanita kurus dengan t

  • Cinta Terlarang Sang Mafia   Bab 8

    “Ayah kecewa dengan kau Isabella. Apa kau tidak ingat dengan nasehat Ayah? Apa selama ini kau menganggap nasehat ayah hanya sebuah angin lalu, huh?!”Pagi ini Isabella disidak oleh Ayahnya di ruangan ayahnya. Ayahnya sudah mengetahui tentang ciuman semalam dari Anton dan Alex sangat murka. Alex sudah sering kali menasehati Isabella untuk tidak mudah dekat dengan pria asing apalagi jatuh cinta.“Kenapa Ayah menyuruh paman Anton untuk memantauku diam-diam? Aku ‘kan sudah bilang kalau aku tidak suka dipantau!” tutur Isabella tak terima seraya melirik tajam Anton yang berdiri di belakang Alex sedang menundukkan pandangannya.“Jangan mengalihkan pembicaraan, Isabella! Kau tetap salah. Mulai sekarang jauhi Luke, Ayah tidak mau lihat kau dekat dengan dia lagi.”“Tapi Yah—““Tidak ada tapi-tapian dan mulai sekarang kalau kau mau kemana-mana, kau cuma boleh pergi dengan Anton. Mengerti?!” tanpa sadar suara Alex meninggi. Ia terpaksa meneriaki anaknya bukan karena tidak sayang tapi ini demi keb

  • Cinta Terlarang Sang Mafia   Bab 7

    “Awasi dia,” “Siap Don!” Alex menuruni tangga dengan cepat, mengendarai mobil seorang diri, balik ke rumah. Anton tidak ikut balik karena ia harus melakukan misi yang diperintahkan oleh Alex. Ia mengedarkan pandangan ke sekitar sebelum bergerak menjauh, mencari taksi. Luke keluar setelahnya, tanpa memperhatikan sekitar, ia menaiki motornya. “Ikuti motor ducati hitam itu pak. Tapi jangan terlalu terang-terangan, pelan-pelan saja.” “Baik.” Anton mengikuti luke diam-diam bersama taksi dengan jarak yang aman. Alex memberikan perintah untuk mengikuti Luke sampai ke rumah. Alex ingin Anton mencari tahu tentang latar belakang Luke dan keluarganya. Awalnya Luke tidak sadar sama sekali namun di pertengahan jalan, ia tak sengaja melirik kaca spion, matanya memicing curiga. Ia berusaha berkendara dengan santai namun tetap sesekali memantau. Ia pun memutar otaknya sehingga ia tetap bisa bersikap santai di saat seperti ini. Beberapa saat kemudian, ia tiba di sebuah rumah minima

  • Cinta Terlarang Sang Mafia   Bab 6

    Alex sudah mendengar tentang insiden penembakan di butik putrinya dari Anton.“Dia menembaknya tepat di kepala?”“Iya Don, pria itu mati di tempat dan sekarang Luke berada di kantor polisi.”“Aku akan urus itu nanti. Bagaimana dengan putriku?” Alex melirik Anton tajam seolah menuntut jawaban cepat.“Nona Isabella baik-baik saja. Dia ikut dengan Luke ke kantor polisi untuk memberikan keterangan.”“Oke. Jemput dia sekarang. Setelah selesai dengan urusan kepolisian, bawa dia pulang.” Alex menanggapinya dengan santai bahkan sempat-sempatnya menyesap kopi hitamnya.“Baik Don.” Anton membungkuk hormat sebelum keluar.Setelah menyesap kopinya, Alex menatap lurus ke depan dengan tatapan tajam tanpa berkedip, seperti ada sesuatu yang dipikirkannya.***“Kau tenang saja, ayahku pasti akan membebaskan kau.” Isabella memegang tangan besar Luke, menenangkannya namun Luke hanya diam.Mereka sudah memberikan keterangan dan untuk sementara waktu, Luke akan ditahan di sana sampai penyelidikan selesai.

  • Cinta Terlarang Sang Mafia   Bab 5

    Hampir pukul 2 pagi, mata Isabella tak kunjung bisa terpejam. Ia duduk di pinggir ranjang menghadap ke gorden balkon yang terbuka. Kamarnya gelap namun ada sedikit cahaya masuk dari lampu di balkon yang belum ia matikan. Ia tidak bisa menghilangkan bayang wajah Luke yang menatapnya tajam dan lekat sore tadi bahkan kata-kata yang ia lontarkan terus berputar di memori otaknya. Luke tampak begitu serius dan dingin saat itu membuat Isabella jadi kepikiran.Perlahan ia beranjak dari kasur, keluar dari kamar dan mendapati ayahnya sedang membaca buku di ruang utama sambil menghisap cerutu. Alex merasakan kehadiran Isabella lantas ia melirik anaknya sejenak namun tidak mengeluarkan suaranya. Ia menutup buku yang dibacanya.Isabella memilih untuk duduk di sana. “Ayah, kenapa belum tidur?” bertanya lebih dulu.Alex menghembuskan asap yang mengepul sampai membuat Isabella mengalihkan wajah, mengerutkan hidung. “Seharusnya Ayah yang bertanya pada kau. Kenapa jam segini kau belum tidur?”Isabella

  • Cinta Terlarang Sang Mafia   Bab 4

    Setelah pengujian, Isabella mengajak Luke keliling rumah sebelum jadwal latihan menembak nanti siang. Mereka hanya jalan-jalan di luar rumah.Mereka sampai di taman belakang rumah yang luas. Tamannya cukup asri, banyak pepohonan dan tanaman hias yang menyegarkan tumbuh di sana. Taman belakang rumah Isabella juga dilengkapi dengan kolam ikan dan area santai.Mereka mengambil duduk di kursi ayunan berhadapan di area santai. “Sekarang aku ajak keliling rumah dulu. Kalau kau udah resmi jadi bodyguardku, kau akan tinggal di sini juga.” Luke mengangguk paham. “Kapan-kapan aku akan ajak kau ke butik milikku juga.”“Kau punya butik?”“Ya, tidak jauh dari sini.”“Kau terlalu baik padaku.” Isabella menaikkan sudut bibirnya sedikit. “Hm, ngomong-ngomong apa kau punya pacar?” Isabella menekuk badannya, lebih condong ke arah Luke. Ia menatap Luke dengan tatapan penuh cinta.Luke menggeleng. “Tidak. Aku tidak pernah pacaran.”Pupil Isabella membesar. “Benarkah? Orang tampan dan keren seperti kau

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status