Isabella Lancaster seorang anak perempuan dari seorang mafia yang cukup berpengaruh dan disegani di Italia jatuh cinta pada pandangan pertama pada Luke Alonzo, setelah diselamatkan Luke dari kejaran orang-orang asing yang kemungkinan adalah musuh dari ayahnya. Kedekatan keduanya membuat keduanya menghabiskan satu malam bersama sampai benih tumbuh di rahim Isabella. Namun Isabella merasa dikhianati setelah mengetahui bila Luke, orang yang dicintainya merupakan anak dari seorang mafia kejam dan disegani, yang sialnya adalah musuh bebuyutan ayahnya. Cinta terlarang yang tidak seharusnya terjadi membuat keduanya terancam dimusnahkan oleh ayah mereka yang murka. Bagaimana kelanjutan kisah mereka? apakah mereka bisa bersama?
View MoreAlex sudah mendengar tentang insiden penembakan di butik putrinya dari Anton.“Dia menembaknya tepat di kepala?”“Iya Don, pria itu mati di tempat dan sekarang Luke berada di kantor polisi.”“Aku akan urus itu nanti. Bagaimana dengan putriku?” Alex melirik Anton tajam seolah menuntut jawaban cepat.“Nona Isabella baik-baik saja. Dia ikut dengan Luke ke kantor polisi untuk memberikan keterangan.”“Oke. Jemput dia sekarang. Setelah selesai dengan urusan kepolisian, bawa dia pulang.” Alex menanggapinya dengan santai bahkan sempat-sempatnya menyesap kopi hitamnya.“Baik Don.” Anton membungkuk hormat sebelum keluar.Setelah menyesap kopinya, Alex menatap lurus ke depan dengan tatapan tajam tanpa berkedip, seperti ada sesuatu yang dipikirkannya.***“Kau tenang saja, ayahku pasti akan membebaskan kau.” Isabella memegang tangan besar Luke, menenangkannya namun Luke hanya diam.Mereka sudah memberikan keterangan dan untuk sementara waktu, Luke akan ditahan di sana sampai penyelidikan selesai.
Hampir pukul 2 pagi, mata Isabella tak kunjung bisa terpejam. Ia duduk di pinggir ranjang menghadap ke gorden balkon yang terbuka. Kamarnya gelap namun ada sedikit cahaya masuk dari lampu di balkon yang belum ia matikan. Ia tidak bisa menghilangkan bayang wajah Luke yang menatapnya tajam dan lekat sore tadi bahkan kata-kata yang ia lontarkan terus berputar di memori otaknya. Luke tampak begitu serius dan dingin saat itu membuat Isabella jadi kepikiran.Perlahan ia beranjak dari kasur, keluar dari kamar dan mendapati ayahnya sedang membaca buku di ruang utama sambil menghisap cerutu. Alex merasakan kehadiran Isabella lantas ia melirik anaknya sejenak namun tidak mengeluarkan suaranya. Ia menutup buku yang dibacanya.Isabella memilih untuk duduk di sana. “Ayah, kenapa belum tidur?” bertanya lebih dulu.Alex menghembuskan asap yang mengepul sampai membuat Isabella mengalihkan wajah, mengerutkan hidung. “Seharusnya Ayah yang bertanya pada kau. Kenapa jam segini kau belum tidur?”Isabella
Setelah pengujian, Isabella mengajak Luke keliling rumah sebelum jadwal latihan menembak nanti siang. Mereka hanya jalan-jalan di luar rumah.Mereka sampai di taman belakang rumah yang luas. Tamannya cukup asri, banyak pepohonan dan tanaman hias yang menyegarkan tumbuh di sana. Taman belakang rumah Isabella juga dilengkapi dengan kolam ikan dan area santai.Mereka mengambil duduk di kursi ayunan berhadapan di area santai. “Sekarang aku ajak keliling rumah dulu. Kalau kau udah resmi jadi bodyguardku, kau akan tinggal di sini juga.” Luke mengangguk paham. “Kapan-kapan aku akan ajak kau ke butik milikku juga.”“Kau punya butik?”“Ya, tidak jauh dari sini.”“Kau terlalu baik padaku.” Isabella menaikkan sudut bibirnya sedikit. “Hm, ngomong-ngomong apa kau punya pacar?” Isabella menekuk badannya, lebih condong ke arah Luke. Ia menatap Luke dengan tatapan penuh cinta.Luke menggeleng. “Tidak. Aku tidak pernah pacaran.”Pupil Isabella membesar. “Benarkah? Orang tampan dan keren seperti kau
Malamnya di kediaman AlonzoLuke pulang dan seperti biasa disambut oleh puluhan pelayan yang berjejer dari teras hingga ke ruang utama, membungkuk memberikan hormat. “Selamat datang kembali Tuan Luke.”“Tuan Luke, anda sudah ditunggu oleh Don di ruang keluarga,” kata seorang kepala pelayan, Luke hanya mengangguk kemudian pergi ke ruang keluarga seorang diri.Saat tiba di ruang keluarga, ia bisa melihat Bill, papanya sedang duduk bersantai mengenakan baju kimono tidur hitam sambil menikmati wine dan pijatan lembut dari para pelayan seksi. “Oh Luke, kau sudah kembali. Kemarilah.” Bill menyadari kehadiran Luke lalu ia memberikan kode pada pelayan cantik itu untuk meninggalkan mereka berdua.Bill langsung menyadari perubahan pada anaknya lantas ia berdiri, mengangkat dagu Luke, menggerakkannya ke kanan dan kiri. “Apa yang terjadi pada kau?”“Ada perampok datang saat aku makan dengan Isabella. Jadi, aku melawannya.”“Mengapa kau ikut campur? Apa mereka hendak melukai kau atau wanita itu?
“Aku ingin kau menjadi bodyguardku.” Luke mengangkat sebelah alisnya ketika pernyataan spontan itu datang dari bibir wanita asing yang sudah menghabiskan malam panas bersamanya semalam.Mereka sekarang sedang makan siang bersama di sebuah restoran mewah di daerah Palermo. Mereka mengenakan pakaian casual dan mengobrol santai seperti pasangan yang tengah berkencan.“Oh, maaf kau pasti shock mendengarnya. Ini terlalu mendadak tapi sudah lama Ayahku ingin mencarikanku bodyguard dan aku yakin kau adalah orang yang tepat. Kau mau ‘kan?”“Tunggu!” Luke tampak bingung dengan situasi seperti ini. “Kenapa kau butuh bodyguard? Apa ada orang yang ingin mencelakai kau?”“Hmm sebenarnya aku adalah anak seorang ....” Isabella mengantung kalimatnya, ia ragu mengatakannya. “Sebenarnya aku tidak bisa mengatakan ini tapi ayahku adalah seorang mafia, kau pasti tahu ‘kan betapa berbahayanya dunia mafia itu dan aku adalah anak perempuan satu-satunya walaupun aku tidak ingin mengikuti jejak Ayahku. Ayahku
“Apa kau baik-baik saja?”Seolah terbius oleh tatapan si pria berambut pirang dengan iris hazel yang menawan itu lantas tubuh seorang wanita pemilik iris amber itu membeku, jiwanya seakan melayang meninggalkan raganya sampai.Bugh!Wanita berambut panjang gelombang yang mengenakan mini dress burgundy sebatas lutut itu tersadar ketika pria pirang itu ditendang oleh pria asing yang mengejarnya tadi, pria pirang itu jatuh tersungkur sambil memegangi pinggangnya.Wanita itu melayangkan tatapan tajam dengan alis menukik pada pria asing yang sudah menendang pria pirang tersebut, hampir saja dia mengeluarkan pistol yang selalu dibawanya kemana-mana untuk menyelesaikan semuanya."Apa kau baik-baik saja?" giliran si wanita yang bertanya.Pria pirang itu bangkit perlahan, wajahnya sempat meringis menahan sakit, namun senyum tipis tercipta di sudut bibirnya kemudian.“Aku baik-baik saja,” gumamnya, seolah menenangkan si wanita, sebelum menoleh pada pria asing yang kini memasang ancang-ancang men
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments