Share

Panggilan Papa Untuk Suamiku

Author: Nabila Gemoy
last update Last Updated: 2023-11-13 14:36:17

Alma tak bisa membuka keseluruhan pesan itu karena ponsel Firman dibuat kode. Alma memilih untuk pergi ke dapur, dia akan memasak untuk makan malam nanti.

Setelah salat magrib, mereka berkumpul di ruang keluarga. Alma mengajari Naomi membaca.

"Assalamualaikum...," ucap Sania. Dia langsung masuk karena memang pintu depan tidak di tutup.

"Waalaikumsalam...," balas Alma dan Firman serentak.

"Wah, Naomi sedang belajar ya. Boleh dong Ibra ikut!" pinta Sania.

Alma tak mungkin menolak, apalagi melihat antusias dari Ibra untuk belajar. Sementara itu Sania duduk di sofa dan mengobrol dengan Firman.

"Enak kayak Kak Naomi, punya mama dan papa. Ibra gak punya papa," kata Ibra.

"Ibra mau punya papa ya?" tanya Firman tersenyum. "Ibra boleh kok panggil Om Firman , Papa," sambung Firman.

Alma keberatan tapi dia tak bisa protes melihat Ibra girang sekali. Alma tak bisa menyakiti hati anak kecil walaupun ibunya menyebalkan.

"Terimakasih, Mas. Kamu baik banget sama Ibra. Beruntung ya Alma punya suami seperti kamu, andai..," Ucapan Sania terhenti dia lalu menunduk.

"Sudah jangan sedih," ucap Firman mengusap pundak Sania. Alma yang melihat hal itu berusaha untuk sabar. Tak mungkin dia marah di depan anak-anak.

"Papa Firman, besok belikan Ibra mainan ya," kata Ibra.

"Iya, besok papa belikan," kata Firman.

"Buat Naomi juga ya, Pa," sahut Naomi.

"Mainan Nomi udah banyak. Naomi beli lain kali saja," kata Firman.

"Mas, kok gitu sih," protes Alma. Dia tak suka jika anaknya dikalahkan oleh Ibra.

"Maaf Alma, biarkan Ibra merasakan kasih sayang seorang papa dulu. Selama ini kan Naomi udah dapat kasih sayang papanya," sahut Sania.

"Naomi, kita belajar di kamar saja ya," kata Alma. Dia malas meladeni Sania.

Hingga waktu makan malam tiba, ternyata Sania dan Ibra belum pulang. Malah diajak makan malam bersama oleh Firman.

"Papa Firman, minta ayam Ding," kata Ibra. Firman memberikan paha ayam untuk Ibra. Padahal paha ayam hanya satu dan itu bagian kesukaan Naomi.

"Itu kan punya aku, kok dikasihkan Ibra," protes Naomi.

"Sayang, kamu makan pakai ini ya," ucapku. "Gak apa kita berbagi sama Ibra, semoga aja gak selamanya kita berbagi," sindir Alma.

Sania dan Firman merasa tersindir. Firman menatap nyalang ke arah Alma. Namun, Alma malah cuek saja.

Selesai makan, mereka baru pulang ke rumah. Sampai di rumah, Kurnia marah pada Sania.

"Ibra masuk kamar dulu ya. Nenek mau bicara sama mama," kata Kurnia sehingga Ibra langsung masuk ke kamar. Apalagi perutnya kenyang dia pasti mengantuk.

"Mau ngapain, Bu?" tanya Sania sinis.

"Kamu ngapain sih datang ke rumah Alma. Mau ganggu dia dan Firman?" tanya Kurnia kesal.

"Siapa juga yang ganggu. Aku hanya main, lagi pula mereka gak keberatan," bantah Sania.

"Ibu tahu gak? Mas Firman mau loh di panggil papa sama Ibra. Akhirnya...Ibra ngerasain punya papa," sambung Sania.

"Lancang kamu, Sania. Harusnya kamu gak biarkan hal itu," ucap Kurnia. "Ibu makin malu sama Alma," kata Kurnia.

Sania cuek saja dan meninggalkan Kurnia seorang diri yang tengah mengomel.

**

"Mas, aku keberatan kalau kamu di panggil papa oleh Ibra. Papanya itu masih hidup, harusnya papanya yang manjakan dia bukan kamu," protes Alma saat dia berdua dengan Firman di kamar. Naomi sudah tidur sejak tadi.

"Kasihan Ibra. Papanya gak pernah menemui dia. Dia gak pernah tahu yang mana papanya," kata Firman. "Lagi pula hanya panggil papa, kenapa di permasalahkan?" tanya Firman. "Kamu cemburu?" tanya Firman.

"Bukan aku cemburu. Tapi kamu terlihat lebih memanjakan Ibra dibanding Naomi. Sampai Naomi harus berbagi makanan apa harus juga berbagi papa," jawab Alma. "Sekarang baru berbagi papa, bisa-bisa aku juga harus berbagi suami," sambung Alma.

Plak

"Ngomong di jaga. Kamu kira aku serendah itu," bentak Firman.

Alma memegangi pipinya yang masih terasa panas atas tamparan yang dilayangkan Firman.

"Kamu terlalu ngawur, kalau Allah mengijabah ucapan kamu baru tahu rasa," bentak Firman.

"Bukannya itu yang kalian lakukan dibelakang aku," kata Alma. "Kamu menjalin hubungan dengan Sania, kan?" tanya Alma.

Firman menatap Alma dengan nyalang, wajahnya memerah dia sangat marah sekali mendengar pertanyaan Firman.

"Jangan asal menuduh! Hanya karena aku izinkan Ibra memanggilku papa kamu menuduh aku selingkuh dengan Sania," bentak Firman. "Aku kecewa sama kamu," ucap Firman lalu mengambil kunci mobil di atas meja dan pergi dari rumah.

Alma menangis, dia tak bisa mencegah Firman pergi. Sudah jelas sore tadi Alma melihat pesan Sania yang memanggil Firman dengan sebutan sayang. Tetapi Firman masih saja mengelak.

**

"Sania, mau kemana? Ini sudah malam. Kamu seorang janda tidak baik keluar malam," kata Kurnia.

"Aku keluar bentar, Bu. Nitip Ibra," kata Sania tanpa menjawab pertanyaan ibunya.

Sania pergi menggunakan sepeda motor miliknya. Kurnia dibuat kesal oleh anaknya, pergi seenaknya sendiri dan meninggalkan putranya tidur sendiri.

Pukul 01.15 Sania mengendap masuk ke dalam rumah. Kurnia yang bangun untuk ke kamar mandi melihat kepulangan Sania segera menyalakan lampu. Tentu hal itu membuat Sania terkejut.

"Di rumah sendiri udah kaya maling saja. Dari mana saja kamu? Ini jam berapa baru pulang?" tanya Kurnia mendekati Sania.

Kurnia melihat Sania dengan seksama. Dia melihat ada tanda merah di leher anaknya itu. Dia benar-benar kecewa dengan apa yang dilakukan Sania.

"Lebih baik kamu bunuh ibu, dari pada ibu menyaksikan kebejatan kamu," bisik Kurnia lalu masuk ke kamarnya.

Sania tak peduli dia masuk ke dalam kamar dan segera tidur.

Sementara Firman yang juga baru pulang tak tidur di kamar melainkan tidur di sofa ruang keluarga. Dia masih kecewa dengan Alma yang menuduhnya selingkuh dengan Sania.

**

"Pulang jam berapa semalam, Mas?" tanya Alma saat mereka sarapan.

"Bukan urusan kamu, kamu sendiri yang membuatku kesal," jawab Firman sinis.

Naomi yang tahu mama dan papanya sedang marahan tampak murung sekali.

Alma mengantar Naomi ke sekolah. Dia melihat Sania sedang di depan rumah dengan Ibra. Perasaan Alma tak enak setiap kali melihat dua orang itu.

Setelah mengantar Naomi, Alma segera pulang. Dia merasa khawatir dan ingin segera pulang. Sampai di rumah, rumah tampak sepi.

Alma masuk, dia sudah tak melihat mobil Firman. Itu tandanya Firman sudah pergi.

Alma masuk ke dalam kamar meletakkan tasnya. Dia melihat sprei kamarnya yang semula rapi jadi berantakan.

"Apa mungkin tadi Mas Firman tiduran lagi?" tanya Alma.

Alma hendak mengambil baju kotor di keranjang untuk di cuci. Tetapi matanya melihat sesuatu di tong sampah.

Alma jongkok dan memastikan apa yang dia lihat.

"Ini kan...," Alma menutup mulutnya setelah melihat jelas. "Tega kamu, Mas," ucap Alma lalu menangis.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
amymende
cerita bego kayak gini lolos juga di good novel yaa
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Cinta Terlarang Suamiku dengan Tetanggaku   Perpisahan

    Sudiro dengan terpaksa menceraikan Sania, meskipun begitu Sudiro masih memberi Sania sebagian hartanya. Namun, Sania justru menolak pemberian Sudiro."Aku tak pantas mendapatkannya, berikan saja pada anakmu," kata Sania.Setelah surat gugatan sampai di tangan Sania, Sania memutuskan untuk pindah ke rumah Kurnia lagi bersama Ibra. Sania akan menjalani hidup berdua saja dengan Ibra. Dia ingin menjadi Ibu yang baik untuk Ibra mengingat dulu dia tak pernah mengurus Ibra.Sementara itu, kesehatan Firman memburuk. Dia menderita penyakit lambung. Pagi itu dia di temukan tak berdaya oleh anak buah bosnya. Bukan dibawa berobat, Firman justru di buang di pinggir jalan."Buang saja dia, gak ada gunanya lagi," kata Bosnya.Mereka membawa Firman dengan mobil saat malam hari. Dan meninggalkannya di jalanan yang sepi."Jangan buang aku!" lirih Firman.Mereka mengabaikan Firman dan meninggalkan Firman sendirian. Firman yang merasakan sakit di perutnya mencoba untuk berjalan mencari tempat istirahat.

  • Cinta Terlarang Suamiku dengan Tetanggaku   Baby Boy

    Sampai di rumah sakit, Alma sudah masuk ruangan bersalin. Satria segera masuk untuk mendampingi Alma. Satria tak akan membiarkan Alma di dalam sendiri.Tidak berapa lama, Suara tangis bayi terdengar. Bayi laki-laki lahir dengan lancar dan sehat. Satria mengumandangkan adzan di telinga sang buah hati.Sebagai orang tua baru, Satria sangat antusias dalam menjaga buah hatinya. Bahkan dia tak mengizinkan Alma untuk melakukan aktivitas rumah tangga lagi."Sayang, apa kira perlu baby sitter?" tanya Satria setelah mereka pulang dari rumah sakit."Gak usah, aku sudah biasa melakukannya sendiri," jawab Alma.Dulu saat melahirkan Naomi, dia menjaga dan merawat Naomi sendiri. Firman gak mau jika mereka menggunakan jasa baby sister. Apalagi saat ini marak dengan kabar yang beredar balita di aniaya baby sisternya, hal itu membuat Alma takut."Aku ingin menikmati menjadi ibu, mengasuh dan merawat anakku," kata Alma."Iya benar, tapi aku tak mau kamu kecapean. Paska melahirkan itu sangat melelahkan,

  • Cinta Terlarang Suamiku dengan Tetanggaku   Kesedihan Sania

    Sania dilarikan ke rumah sakit, lukanya sangat parah. Sudiro menemani Sania dan menunggunya di depan ruang operasi. Satria dan Kurnia datang bersamaan."Dengan keluarga Ibu Sania?" tanya Dokter."Iya, Dok. Saya suaminya, Dok," jawab Sudiro."Keadaan Bu Sania sangat mengkhawatirkannya, Pak. Janin yang ada di dalam kandungannya tidak bisa tertolong. Dan karena lukanya sangat parah rahimnya harus di angkat segera," kata Dokter.Mendengar hal itu, Sudiro langsung lemas. Dia takut mengambil keputusan yang salah."Ini surat yang perlu ditanda tangani, Pak. Supaya segera kami angkat rahimnya, semua demi kebaikan Bu Sania," kata Dokter."Sudiro, lakukan saja. Yang penting saat ini nyawa Sania tertolong," kata Kurnia."Bagaimana kalau nanti dia marah, Bu. Dia sangat menginginkan kehamilan ini," kata Sudiro."Dia sudah punya Ibra. Untuk apa punya anak lagi. Semua demi kebaikan dia, ayo tanda tangani," kata Kurnia.Berkat dorongan Kurnia, Sudiro menandatangani surat itu. Dan operasi segera dilak

  • Cinta Terlarang Suamiku dengan Tetanggaku   Sania Pura-pura

    "Selamat, Pak. Istri anda hamil," jawab Dokter.Sudiro terkejut sekaligus bahagia, akhirnya apa yang diinginkan Sania terkabul. "Di kehamilan trisemester pertama, Ibu hamil memang mudah sekali capek. Jadi saya sarankan untuk tidak melakukan aktivitas yang membuat lelah," lanjut Dokter.Dokter meminta Sudiro menemui Sania, di dalam Sania tampak senang sekali. Apa yang dia harapkan telah menjadi kenyataan."Aku hamil, Mas," kata Sania."Selamat ya, Sayang," ucap Sudiro."Mas, aku mau minta hadiah," kata Sania. Sikap manjanya seketika dia tunjukkan pada Sudiro. Sudiro hanya menganggukkan kepala."Aku mau sebagian harta kamu nantinya akan menjadi milik anak kita," kata Sania.Sudiro terkejut, pasalnya semua harta sudah 3/4 milik Satria. Namun, dia masih punya seperempatnya lagi."Ya," ucap Sudiro.Setelah itu mereka diperbolehkan pulang, Sania harus banyak istirahat agar kehamilannya tidak mengalami masalah.Seminggu setelah pulang dari rumah sakit, Sania meminta agar Sudiro memberikan s

  • Cinta Terlarang Suamiku dengan Tetanggaku   Firman Kecelakaan

    Setelah mendapatkan uang dari Naomi, Firman segera pergi ke club'. Dia menghabiskan uang itu untuk bersenang-senang."Enak sekali ternyata hidupku ini," kata Firman.Firman mabuk berat, dia pulang dengan mengendarai sepeda motor. Firman tidak dapat menguasai diri, dia menabrak sebuah mobil yang melintas dari arah lain.BraaaakkkkFirman jatuh terguling di aspal, dia langsung tak sadarkan diri. Pemilik mobil langsung saja melarikan diri. Suasana jalan saat itu sangat sepi.Paginya saat tersadar, Firman berada di sebuah rumah sakit. Dia hanya bisa menggerakkan matanya namun susah untuk berbicara."A...A..ku d..i...ma...na...?" tanya Firman ."Pak Firman berada di rumah sakit, kami sudah memberi kabar pada keluarga Pak Firman," jawab perawat.Tidak berapa lama pintu terbuka, Firman kira itu adalah orang tuanya ternyata dokter datang memeriksa keadaannya.Keadaan Firman sangat memprihatinkan, dia susah berbicara dan kakinya satu terpaksa diamputasi karena lukanya sudah sangat parah. Denga

  • Cinta Terlarang Suamiku dengan Tetanggaku   Teguran Untuk Firman

    Satria merasa aneh dengan sikap Naomi, dia menjadi pendiam sejak Firman di pecat. Bahkan Naomi jarang berbicara dengan Satria."Naomi, bagaimana sekolah kamu?" tanya Satria."Alhamdulillah baik," jawab Naomi singkat."Kamu kenapa kok jadi pendiam seperti itu? Apa ada masalah? Kalau ada cerita sama Papa," kata Satria.Naomi menggeleng, setelah sampai di depan gerbang Naomi segera turun dari mobil dan berjalan ke sekolahannya. Satria segera pergi, namun ada panggilan sehingga dia berhenti di dekat sekolahan Naomi.Saat Satria menerima panggilan, dia melihat Firman ke arah sekolahan Naomi. Dia menelfon sembari melihat ke arah Firman berada. Tidak berapa lama Naomi datang dia mendekati Firman.Satria yang merasa penasaran langsung mengakhiri panggilannya dan mendekat. Namun, dia bersembunyi agar Naomi dan Firman tidak tahu."Sayang, Mana uang yang Papa minta?" tanya Firman. Satria yang mendengar pertanyaan Firman, terkejut sekali."Ini, Pa. Ini terakhir kalinya ya, Pa. Naomi tidak mau men

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status