Share

Sakit Tapi Tak berdarah

Author: Nabila Gemoy
last update Last Updated: 2023-11-13 14:37:10

Alma keluar dari kamar, tangisnya tak terbendung lagi. Dia merasa sedih karena Firman sudah berani membawa selingkuhannya ke ranjang mereka.

"Alma...," panggil Sania. "Kenapa kamu menangis?" tanya Sania mendekati Alma.

Alma mengusap air matanya, dia tak boleh terlihat lemah di mata Sania. Dia harus tegar menghadapi semua.

"Tadi aku lihat ada wanita masuk ke rumah ini. Aku kira dia saudara kamu, tapi pas pulang kok sama Mas Firman dia," kata Sania.

Awalnya Alma mengira Firman melakukannya dengan Sania. Tetapi Sania malah bilang ada wanita lain yang datang.

"Kamu yakin?" tanya Alma. "Aku kira malah kamu yang datang kemari," sambung Alma.

"Ya ampun! Aku memang cinta sama Mas Firman tapi gak sekejam itu loh. Awalnya aku kira Mas Firman benar-benar suka sama aku ternyata setelah melihat kedekatan dia dengan wanita tadi aku mulai ragu," kata Sania. "Mungkin dia hanya mempermainkan aku," sambungnya.

Alma hanya diam saja, dia urung untuk mencuci baju karena mengobrol dengan Sania. Sania cerita banyak hal tentang Firman.

"Alma, jujur ya aku gak bisa kalau di suruh lupain Mas Firman. Tapi aku tahu batasan antara aku dan Mas Firman," kata Sania. "Kamu jangan khawatir, aku gak akan merebut dia. Justru kamu harus waspada dengan wanita yang tadi datang kemari. Sayang...aku gak sempat memotret mereka tadi," ucap Sania.

"Sania, maafkan aku. Aku udah suudzon sama kamu," ucap Alma.

Sania memeluk Alma, dia senang Alma mengakui kesalahannya karena telah menuduh Sania.

**

Pulang kerja, Firman menaruh baju kotornya di keranjang. Dia melihat bahwa alat kontrasepsi bekas dia pakai masih di tong sampah.

"Lihat apa, Mas?" tanya Alma mendekat. "Aku gak tahu ya, tadi pagi aku pulang eh malah lihat itu ada di situ. Entah bekas siapa," ucap Alma.

"Kamu bawa pria lain ke kamar kita?" tanya Firman melotot ke arah Alma. Dia juga mencengkeram lengan Alma. "jawab jujur!" sentaknya.

Alma tak menyangka Firman malah memutar balikkan fakta. Dia kira dengan membiarkan barang bukti tetap berada di sana akan membuat Firman mengakuinya tapi semua diluar dugaan Alma.

"Tidak. Aku tidak pernah membawa pria lain ke kamar ini. Aku menemukan barang itu saat aku pulang mengantar Naomi, dan saat itu kamu masih di rumah. Wanita mana yang kamu masukkan ke kamar kita?" tanya Alma.

"Jangan menuduhku! Kamu yang buat kesalahan malah menuduhku," kata Firman menuding wajah Alma.

Alma benar-benar kecewa dengan Firman. Sudah jelas itu miliknya tapi tak mau mengaku malah memutar balikkan fakta.

"Kalau gak mau ngaku, gak usah memutar balikkan fakta, Mas," kata Alma lalu keluar dari kamar.

Sejak saat kejadian itu hubungan Alma dan Firman renggang. Firman selalu memojokkan Sania seakan Sania yang telah merusak rumah tangga mereka.

"Udah ketahuan salah gak mau ngaku," kata Firman.

"Aku gak pernah melakukan tidihan kamu, jadi untuk apa aku mengaku," ucap Alma.

Alma merasakan sakit hati yang teramat dalam saat dituduh selingkuh. Padahal dia tak pernah melakukan hal itu.

Siang itu, orang tua Alma datang ke rumah. Mereka merindukan Naomi karena sudah beberapa bulan tak bertemu.

"Firman, Alma aku lihat kalian sejak tadi tak pernah berbicara. Apa ada masalah?" tanya Pak Komar-- Bapak Alma.

"Aku kecewa dengan Alma, Pak. Dia berani memasukkan pria lain ke kamar kami saat aku bekerja. Yang paling parah dia malah memutar balikkan fakta aku yang melakukannya," jawab Firman.

"Tidak, Pak. Alma tidak melakukannya. Alma menemukan alat kontrasepsi bekas pakai di tong sampah setelah Alma pulang dari mengantar Naomi," bela Alma. "Mas Firman yang telah melakukannya dengan wanita lain. Sania sendiri yang melihat ada wanita lain datang ke rumah ini," kata Alma.

"Jangan bawa Sania! Dia tidak tahu apa-apa," kata Firman.

"Bapak tidak tahu mana yang benar dan salah. Bagaimana kalau kamu bawa Sania ke sini?" tanya Pak Komar.

Alma ke rumah Sania, dia membawa Sania ke rumahnya. Dia berharap semua akan berakhir setelah Sania menceritakan semua.

"Sania, tolong ceritakan apa yang kamu lihat waktu itu!" pinta Alma.

"Sania, apa kamu pernah melihat ada wanita datang ke sini saat Alma tak ada di rumah dan menemui aku?" tanya Firman.

Sania menoleh ke arah Alma, lalu kedua orang tua Alma terakhir Firman.

"Tidak, aku tidak pernah melihat Mas Firman membawa wanita lain ke rumah," jawab Sania.

"Sania, bukannya waktu itu kamu yang cerita kalau ada wanita lain ke rumah ini dan pulangnya sama Mas Firman?" tanya Alma merasa kecewa atas jawaban Sania.

"Aku gak pernah bilang seperti itu, Alma. Kamu salah dengar kali," bantah Sania.

Harapan Alma pupus sudah. Dia baru sadar kalau ternyata Sania tidak ada dipigaknya melainkan dipihak Firman.

"Alma, Bapak kecewa sama kamu. Bapak tidak menyangka kamu tega merusak rumah tangga kamu sendiri," kata Pak Komar. "Maafkan kesalahan Alma, Nak Firman," ucap Pak Komar sedih.

Sakit tapi tak berdarah, itu yang saat ini Alma rasakan. Orang tuanya saja tak percaya dengan dirinya.

"Aku memaafkan Alam, Pak. Tapi jika satu kali lagi dia buat kesalahan, maka maaf Firman pasrah," kata Firman. "Aku berharap setelah ini Alma mau merubah sikapnya tidak lagi mencurigai aku selingkuh," sambung Firman.

Setelah semua bubar, tinggal Alma dan ibunya. Dia berharap ibunya percaya pada dirinya.

"Sepertinya ibu gak yakin kamu melakukan itu," kata Bu Nina. "Ibu faham betul bagaimana kamu, Ma," sambungnya.

"Terimakasih, Bu. Hanya ibu yang percaya sama Alma. Alma akan buktikan kalau Alma tidak bersalah," ucap Alma memeluk ibunya.

"Sabar ya, semoga setelah ini keluarga kalian tidak ada masalah lagi. Kamu harus sabar, jangan terlalu gegabah dan percaya sama orang lain," kata Bu Nina.

Sejak saat itu, Alma terus mengalah. Bahkan saat Firman selalu mengungkit bahwa dia selingkuh.

"Ngapain kamu dandan rapi? Kan hanya mengantar Naomi sekolah saja. Apa kamu mau caper sama orang tua lain?" tanya Firman.

"Maaf, Mas. Nanti aku ganti baju lain," jawab Alma.

Alma ganti baju setelah itu mengantar Naomi ke sekolah. Dia hanya mengantar saja setelah itu di tinggal ke pasar.

"Tumben, Mbak Alma ke pasar cuma pakai daster," kata penjual langganan Alma.

"Lagi Pengan saja, Bu," jawab Alma.

"Jangan kucel, Mbak! Nanti suaminya di rebut orang," sahut pembeli lain.

Alma hanya menanggapinya dengan senyuman. Dia tidak kucel saja suaminya sudah selingkuh.

Sampai di rumah, Alma melihat Ibra di rumahnya.

"Ibra, kamu di sini sama siapa?" tanya Alma.

"Sama mama," jawab Ibra.

Alma langsung saja masuk ke kamar, tapi tak ada siapapun di sana. Alma ke dapur hendak meletakkan belanjaan. Dia mendengar suara Sania di kamar mandi dekat dapur.

"Sania...apa itu kamu?" tanya Alma sambil mengetuk pintu kamar mandi. Sunyi tak ada jawaban.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta Terlarang Suamiku dengan Tetanggaku   Perpisahan

    Sudiro dengan terpaksa menceraikan Sania, meskipun begitu Sudiro masih memberi Sania sebagian hartanya. Namun, Sania justru menolak pemberian Sudiro."Aku tak pantas mendapatkannya, berikan saja pada anakmu," kata Sania.Setelah surat gugatan sampai di tangan Sania, Sania memutuskan untuk pindah ke rumah Kurnia lagi bersama Ibra. Sania akan menjalani hidup berdua saja dengan Ibra. Dia ingin menjadi Ibu yang baik untuk Ibra mengingat dulu dia tak pernah mengurus Ibra.Sementara itu, kesehatan Firman memburuk. Dia menderita penyakit lambung. Pagi itu dia di temukan tak berdaya oleh anak buah bosnya. Bukan dibawa berobat, Firman justru di buang di pinggir jalan."Buang saja dia, gak ada gunanya lagi," kata Bosnya.Mereka membawa Firman dengan mobil saat malam hari. Dan meninggalkannya di jalanan yang sepi."Jangan buang aku!" lirih Firman.Mereka mengabaikan Firman dan meninggalkan Firman sendirian. Firman yang merasakan sakit di perutnya mencoba untuk berjalan mencari tempat istirahat.

  • Cinta Terlarang Suamiku dengan Tetanggaku   Baby Boy

    Sampai di rumah sakit, Alma sudah masuk ruangan bersalin. Satria segera masuk untuk mendampingi Alma. Satria tak akan membiarkan Alma di dalam sendiri.Tidak berapa lama, Suara tangis bayi terdengar. Bayi laki-laki lahir dengan lancar dan sehat. Satria mengumandangkan adzan di telinga sang buah hati.Sebagai orang tua baru, Satria sangat antusias dalam menjaga buah hatinya. Bahkan dia tak mengizinkan Alma untuk melakukan aktivitas rumah tangga lagi."Sayang, apa kira perlu baby sitter?" tanya Satria setelah mereka pulang dari rumah sakit."Gak usah, aku sudah biasa melakukannya sendiri," jawab Alma.Dulu saat melahirkan Naomi, dia menjaga dan merawat Naomi sendiri. Firman gak mau jika mereka menggunakan jasa baby sister. Apalagi saat ini marak dengan kabar yang beredar balita di aniaya baby sisternya, hal itu membuat Alma takut."Aku ingin menikmati menjadi ibu, mengasuh dan merawat anakku," kata Alma."Iya benar, tapi aku tak mau kamu kecapean. Paska melahirkan itu sangat melelahkan,

  • Cinta Terlarang Suamiku dengan Tetanggaku   Kesedihan Sania

    Sania dilarikan ke rumah sakit, lukanya sangat parah. Sudiro menemani Sania dan menunggunya di depan ruang operasi. Satria dan Kurnia datang bersamaan."Dengan keluarga Ibu Sania?" tanya Dokter."Iya, Dok. Saya suaminya, Dok," jawab Sudiro."Keadaan Bu Sania sangat mengkhawatirkannya, Pak. Janin yang ada di dalam kandungannya tidak bisa tertolong. Dan karena lukanya sangat parah rahimnya harus di angkat segera," kata Dokter.Mendengar hal itu, Sudiro langsung lemas. Dia takut mengambil keputusan yang salah."Ini surat yang perlu ditanda tangani, Pak. Supaya segera kami angkat rahimnya, semua demi kebaikan Bu Sania," kata Dokter."Sudiro, lakukan saja. Yang penting saat ini nyawa Sania tertolong," kata Kurnia."Bagaimana kalau nanti dia marah, Bu. Dia sangat menginginkan kehamilan ini," kata Sudiro."Dia sudah punya Ibra. Untuk apa punya anak lagi. Semua demi kebaikan dia, ayo tanda tangani," kata Kurnia.Berkat dorongan Kurnia, Sudiro menandatangani surat itu. Dan operasi segera dilak

  • Cinta Terlarang Suamiku dengan Tetanggaku   Sania Pura-pura

    "Selamat, Pak. Istri anda hamil," jawab Dokter.Sudiro terkejut sekaligus bahagia, akhirnya apa yang diinginkan Sania terkabul. "Di kehamilan trisemester pertama, Ibu hamil memang mudah sekali capek. Jadi saya sarankan untuk tidak melakukan aktivitas yang membuat lelah," lanjut Dokter.Dokter meminta Sudiro menemui Sania, di dalam Sania tampak senang sekali. Apa yang dia harapkan telah menjadi kenyataan."Aku hamil, Mas," kata Sania."Selamat ya, Sayang," ucap Sudiro."Mas, aku mau minta hadiah," kata Sania. Sikap manjanya seketika dia tunjukkan pada Sudiro. Sudiro hanya menganggukkan kepala."Aku mau sebagian harta kamu nantinya akan menjadi milik anak kita," kata Sania.Sudiro terkejut, pasalnya semua harta sudah 3/4 milik Satria. Namun, dia masih punya seperempatnya lagi."Ya," ucap Sudiro.Setelah itu mereka diperbolehkan pulang, Sania harus banyak istirahat agar kehamilannya tidak mengalami masalah.Seminggu setelah pulang dari rumah sakit, Sania meminta agar Sudiro memberikan s

  • Cinta Terlarang Suamiku dengan Tetanggaku   Firman Kecelakaan

    Setelah mendapatkan uang dari Naomi, Firman segera pergi ke club'. Dia menghabiskan uang itu untuk bersenang-senang."Enak sekali ternyata hidupku ini," kata Firman.Firman mabuk berat, dia pulang dengan mengendarai sepeda motor. Firman tidak dapat menguasai diri, dia menabrak sebuah mobil yang melintas dari arah lain.BraaaakkkkFirman jatuh terguling di aspal, dia langsung tak sadarkan diri. Pemilik mobil langsung saja melarikan diri. Suasana jalan saat itu sangat sepi.Paginya saat tersadar, Firman berada di sebuah rumah sakit. Dia hanya bisa menggerakkan matanya namun susah untuk berbicara."A...A..ku d..i...ma...na...?" tanya Firman ."Pak Firman berada di rumah sakit, kami sudah memberi kabar pada keluarga Pak Firman," jawab perawat.Tidak berapa lama pintu terbuka, Firman kira itu adalah orang tuanya ternyata dokter datang memeriksa keadaannya.Keadaan Firman sangat memprihatinkan, dia susah berbicara dan kakinya satu terpaksa diamputasi karena lukanya sudah sangat parah. Denga

  • Cinta Terlarang Suamiku dengan Tetanggaku   Teguran Untuk Firman

    Satria merasa aneh dengan sikap Naomi, dia menjadi pendiam sejak Firman di pecat. Bahkan Naomi jarang berbicara dengan Satria."Naomi, bagaimana sekolah kamu?" tanya Satria."Alhamdulillah baik," jawab Naomi singkat."Kamu kenapa kok jadi pendiam seperti itu? Apa ada masalah? Kalau ada cerita sama Papa," kata Satria.Naomi menggeleng, setelah sampai di depan gerbang Naomi segera turun dari mobil dan berjalan ke sekolahannya. Satria segera pergi, namun ada panggilan sehingga dia berhenti di dekat sekolahan Naomi.Saat Satria menerima panggilan, dia melihat Firman ke arah sekolahan Naomi. Dia menelfon sembari melihat ke arah Firman berada. Tidak berapa lama Naomi datang dia mendekati Firman.Satria yang merasa penasaran langsung mengakhiri panggilannya dan mendekat. Namun, dia bersembunyi agar Naomi dan Firman tidak tahu."Sayang, Mana uang yang Papa minta?" tanya Firman. Satria yang mendengar pertanyaan Firman, terkejut sekali."Ini, Pa. Ini terakhir kalinya ya, Pa. Naomi tidak mau men

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status