Share

Tetangga Gak Tahu Diri

Penulis: Nabila Gemoy
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-13 14:37:55

Ceklek

Pintu kamar mandi terbuka, Sania keluar dengan rambut yang basah.

"Maaf Alma, aku masuk ke rumah kamu tanpa izin," ucap Sania. "Tapi aku udah izin sama Mas Firman kok lewat telfon, dia juga yang ngasih tahu aku di mana kalian biasa meletakkan kunci pintunya," sambung Sania.

Alma ke dapur untuk mencuci piring bekas sarapan mereka tadi. Sania mengikuti Alma, dia membuka tudung saji. Dimana masih ada lauk sisa sarapan tadi. Tanpa izin Sania mengambil piring dan sendok lalu mengambil nasi dan lauk.

Alma hanya diam saja, tak apa berbagi makanan asal gak berbagi suami lagi.

"Aku kecewa sama kamu, Sania. Aku kira waktu itu kamu ada di pihakku. Ternyata kamu memihak Mas Firman. Entah apa yang sebenarnya kalian rencanakan," kata Alma.

Sania masih asyik makan tak peduli dengan apa yang di ucapkan Alma. Dia malah sampai nambah lagi hingga nasi yang ada di magic com habis tak tersisa. Dia juga menyuapi Ibra yang tampak lapar.

"Sania, pulang!" bentak Kurnia. "Ngapain kamu makan di sini? Di rumah ibu udah masak buat kalian," sentak Kurnia.

"Masakan Alma lebih enak dibandingkan masakan ibu," bantah Sania.

"Lebih baik gak enak asal mau masak, dari pada kamu gak bisa masak," ucap Kurnia.

Kurnia menarik tangan Sania, Sania terpaksa ikut dengan sang ibu beserta Ibra dan meninggalkan piring kotornya di meja makan.

"Dasar tetangga gak tahu diri," omel Alma sambil mengambil piring kotor bekas Sania.

Tidak hanya itu, siangnya Sania datang lagi. Dia langsung saja masuk ke kamar Alma yang memang tidak di kunci. Dia mengambil parfume milik Alma dan menyemprotkannya ke baju.

"Sania, bisa sopan dikit gak sih jadi orang. Asal masuk kamar orang pakai barang milikku tanpa izin, dasar tetangga gak tahu diri," kata Alma marah dengan sikap keterlakuan Sania.

"Alah cuma minta parfume aja marah," bantah Sania. "Gimana kalau suami kamu yang aku minta, pasti udah kayak singa aja kamu ini," sambung Sania.

Emosi Alma semakin memuncak karena ulah Sania yang gak tahu diri itu. Salah tapi tak mau mengakuinya dan malah bersikap seenaknya sendiri.

Tidak berapa lama Firman pulang, dia melihat Sania sedang di marahi Alma di kamarnya.

"Alma, ada apa ini?" tanya Firman.

"Sania masuk ke kamar tanpa izin dan memakai parfume milikku, Mas," jawab Alma.

"Ya udah kasihkan aja parfumnya. Nanti kamu beli lagi saja," ucap Firman mengambil parfume Alma dan memberikannya pada Sania.

"Terimakasih, Mas," ucap Sania senang. "Istrimu galak kayak singa," bisik Sania.

Alma mengajak mereka keluar dari kamar. Saat makan siang, Firman mengajak Sania ikut serta. Alma protes tapi malah dimarahi oleh Firman.

Alma menghela nafas mencoba untuk sabar walaupun hatinya dongkol dengan kelakuan suaminya dan tetangganya itu.

**

Sore itu Firman pulang terlambat. Dia mengatakan jika akan bertemu dengan teman lamanya.

"Ma, papa jarang ngajak kita jalan ya," kata Naomi sedih. "Akhir-akhir ini papa sibuk dan gak perhatian sama Naomi," sambung Naomi.

"Mungkin papa sibuk, kita ngertiin papa ya," kata Alma memberi pengertian pada Naomi.

Pukul 8 malam, Firman baru pulang. Dia langsung saja tidur tanpa menyapa Alma yang masih terjaga menunggu dia pulang.

Akhirnya Alma memilih untuk ikut tidur karena sudah mengantuk. Tengah malam Alma tak bisa tidur. Dia bangun tapi tak melihat Firman di atas ranjang.

Alma mendengar suara tangis Naomi, dia masuk ke kamar Naomi. Di lihatnya tengah menutup wajahnya dengan telapak tangan.

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Alma memeluk putrinya.

"Papa udah gak sayang sama Naomi, terutama mama," jawab Naomi melepaskan pelukan sang mama.

"Emang papa ngapain?" tanya Alma heran.

Naomi diam saja dia tidak lagi menangis. Dia tak menjawab pertanyaan Alma hingga Alma menemaninya tidur.

**

Pagi itu saat sarapan, Naomi terlihat tak suka dengan Firman. Entah apa yang dilakukan Firman hingga Naomi yang biasa lengket dengan sang papa mendadak menjauh.

"Naomi mau dibelikan apa sama papa? Papa nanti pulang awal," tanya Firman.

Naomi hanya menjawab dengan gelengan saja.

"Ya udah aku samakan dengan Ibra saja ya," kata Firman.

"Emang Ibra pesan apa, Mas?" tanya Alma penasaran.

"Oh hanya pesan donat saja," jawab Firman.

Setelah itu Firman berangkat terlebih dahulu. Baru Alma mengantar Naomi ke sekolah. Naomi sejak tadi diam saja tidak seperti biasanya. Hal itu membuat Alma merasa heran.

Alma pulang dan kembali mengerjakan pekerjaan rumah. Dia mencuci baju dan menyapu halaman rumah.

"Alma, tolong ya telfonin Mas Firman! Suruh belikan aku kuota dulu," kata Sania.

"Sejak kapan suamiku jadi bertanggung jawab atas kebutuhan kalian. Gak anak gak ibu sama-sama tukang rusuh," ucap Alma.

"Maksud kamu apa?" tanya Sania.

"Anak kamu udah pesan donat sama Mas Firman, ini ibunya masih minta dibelikan kuota sama suamiku. Kamu kira Mas Firman suami kamu yang bisa kamu mintai ini itu," jawab Alma.

"Ya ampun! Kamu segitunya ya. Aku kan cuma minta belikan kuota duluan. Nanti juga aku ganti kok. Tapi kadang Mas Firman sih gak mau diganti makanya aku suka minta tolong sama dia," kata Sania dengan santainya.

"Oh jadi udah sering ya, dasar gak tahu diri," bentak Alma lalu menutup pintu rumahnya.

Alma selalu di buat kesal oleh kelakuan Sania yang tak pernah tahu diri itu.

**

Sore itu Naomi bertengkar dan marah dengan Ibra. Dia membentak Ibra dengan kasar.

"Ngapain kamu pesan donat sama papa. Kamu mau rebut papaku? Jangan harap ya kamu bisa anggap papaku itu papamu," ucap Naomi.

"Kak Naomi jahat," ucap Ibra sedih.

"Naomi, ngapain kamu marahin Ibra? Kamu mau aku adukan sama papamu kalau kamu nakal sama Ibra," ancam Sania.

"Gak ibu, gak anak jahat semua. Kalian mau rebut papa dari kami, kan?" tanya Naomi.

Sania mendorong Naomi hingga jatuh dan dia menangis. Alma yang baru keluar rumah langsung menolong Naomi.

Naomi langsung masuk ke dalam rumah. Alma menanyakan pada Naomi apa yang sebenarnya terjadi.

"Naomi kenapa?" tanya Alma.

"Tante Sania mau merebut papa, Ma," jawab Naomi.

Alma merasa sedih mendengar ucapan Naomi. Dia tak menyangka jika Naomi merasakan hal yang sama.

"Semalam..Naomi lihat papa sama Tante Sania sedang...," Ucapan Naomi terhenti karena mendengar ponsel Alma berdering.

"Bentar ya sayang, nanti sambung lagi," ucap Alma.

Ternyata panggilan dari Firman, "Assalamualaikum, Mas," sapa Alma.

"Alma, kasih tahu Naomi jangan nakal sama Ibra. Ajari anakmu yang baik dong jangan nakal begitu," bentak Firman lalu memutuskan panggilan.

Alma mendekati Naomi," Sayang tadi mau cerita apa?" tanya Alma.

"Gak jadi, Bu," jawab Naomi.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mael Julius
jadi .alas bacanya,,punya tokoh kok malah di buat goblok segoblok2nya..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Cinta Terlarang Suamiku dengan Tetanggaku   Perpisahan

    Sudiro dengan terpaksa menceraikan Sania, meskipun begitu Sudiro masih memberi Sania sebagian hartanya. Namun, Sania justru menolak pemberian Sudiro."Aku tak pantas mendapatkannya, berikan saja pada anakmu," kata Sania.Setelah surat gugatan sampai di tangan Sania, Sania memutuskan untuk pindah ke rumah Kurnia lagi bersama Ibra. Sania akan menjalani hidup berdua saja dengan Ibra. Dia ingin menjadi Ibu yang baik untuk Ibra mengingat dulu dia tak pernah mengurus Ibra.Sementara itu, kesehatan Firman memburuk. Dia menderita penyakit lambung. Pagi itu dia di temukan tak berdaya oleh anak buah bosnya. Bukan dibawa berobat, Firman justru di buang di pinggir jalan."Buang saja dia, gak ada gunanya lagi," kata Bosnya.Mereka membawa Firman dengan mobil saat malam hari. Dan meninggalkannya di jalanan yang sepi."Jangan buang aku!" lirih Firman.Mereka mengabaikan Firman dan meninggalkan Firman sendirian. Firman yang merasakan sakit di perutnya mencoba untuk berjalan mencari tempat istirahat.

  • Cinta Terlarang Suamiku dengan Tetanggaku   Baby Boy

    Sampai di rumah sakit, Alma sudah masuk ruangan bersalin. Satria segera masuk untuk mendampingi Alma. Satria tak akan membiarkan Alma di dalam sendiri.Tidak berapa lama, Suara tangis bayi terdengar. Bayi laki-laki lahir dengan lancar dan sehat. Satria mengumandangkan adzan di telinga sang buah hati.Sebagai orang tua baru, Satria sangat antusias dalam menjaga buah hatinya. Bahkan dia tak mengizinkan Alma untuk melakukan aktivitas rumah tangga lagi."Sayang, apa kira perlu baby sitter?" tanya Satria setelah mereka pulang dari rumah sakit."Gak usah, aku sudah biasa melakukannya sendiri," jawab Alma.Dulu saat melahirkan Naomi, dia menjaga dan merawat Naomi sendiri. Firman gak mau jika mereka menggunakan jasa baby sister. Apalagi saat ini marak dengan kabar yang beredar balita di aniaya baby sisternya, hal itu membuat Alma takut."Aku ingin menikmati menjadi ibu, mengasuh dan merawat anakku," kata Alma."Iya benar, tapi aku tak mau kamu kecapean. Paska melahirkan itu sangat melelahkan,

  • Cinta Terlarang Suamiku dengan Tetanggaku   Kesedihan Sania

    Sania dilarikan ke rumah sakit, lukanya sangat parah. Sudiro menemani Sania dan menunggunya di depan ruang operasi. Satria dan Kurnia datang bersamaan."Dengan keluarga Ibu Sania?" tanya Dokter."Iya, Dok. Saya suaminya, Dok," jawab Sudiro."Keadaan Bu Sania sangat mengkhawatirkannya, Pak. Janin yang ada di dalam kandungannya tidak bisa tertolong. Dan karena lukanya sangat parah rahimnya harus di angkat segera," kata Dokter.Mendengar hal itu, Sudiro langsung lemas. Dia takut mengambil keputusan yang salah."Ini surat yang perlu ditanda tangani, Pak. Supaya segera kami angkat rahimnya, semua demi kebaikan Bu Sania," kata Dokter."Sudiro, lakukan saja. Yang penting saat ini nyawa Sania tertolong," kata Kurnia."Bagaimana kalau nanti dia marah, Bu. Dia sangat menginginkan kehamilan ini," kata Sudiro."Dia sudah punya Ibra. Untuk apa punya anak lagi. Semua demi kebaikan dia, ayo tanda tangani," kata Kurnia.Berkat dorongan Kurnia, Sudiro menandatangani surat itu. Dan operasi segera dilak

  • Cinta Terlarang Suamiku dengan Tetanggaku   Sania Pura-pura

    "Selamat, Pak. Istri anda hamil," jawab Dokter.Sudiro terkejut sekaligus bahagia, akhirnya apa yang diinginkan Sania terkabul. "Di kehamilan trisemester pertama, Ibu hamil memang mudah sekali capek. Jadi saya sarankan untuk tidak melakukan aktivitas yang membuat lelah," lanjut Dokter.Dokter meminta Sudiro menemui Sania, di dalam Sania tampak senang sekali. Apa yang dia harapkan telah menjadi kenyataan."Aku hamil, Mas," kata Sania."Selamat ya, Sayang," ucap Sudiro."Mas, aku mau minta hadiah," kata Sania. Sikap manjanya seketika dia tunjukkan pada Sudiro. Sudiro hanya menganggukkan kepala."Aku mau sebagian harta kamu nantinya akan menjadi milik anak kita," kata Sania.Sudiro terkejut, pasalnya semua harta sudah 3/4 milik Satria. Namun, dia masih punya seperempatnya lagi."Ya," ucap Sudiro.Setelah itu mereka diperbolehkan pulang, Sania harus banyak istirahat agar kehamilannya tidak mengalami masalah.Seminggu setelah pulang dari rumah sakit, Sania meminta agar Sudiro memberikan s

  • Cinta Terlarang Suamiku dengan Tetanggaku   Firman Kecelakaan

    Setelah mendapatkan uang dari Naomi, Firman segera pergi ke club'. Dia menghabiskan uang itu untuk bersenang-senang."Enak sekali ternyata hidupku ini," kata Firman.Firman mabuk berat, dia pulang dengan mengendarai sepeda motor. Firman tidak dapat menguasai diri, dia menabrak sebuah mobil yang melintas dari arah lain.BraaaakkkkFirman jatuh terguling di aspal, dia langsung tak sadarkan diri. Pemilik mobil langsung saja melarikan diri. Suasana jalan saat itu sangat sepi.Paginya saat tersadar, Firman berada di sebuah rumah sakit. Dia hanya bisa menggerakkan matanya namun susah untuk berbicara."A...A..ku d..i...ma...na...?" tanya Firman ."Pak Firman berada di rumah sakit, kami sudah memberi kabar pada keluarga Pak Firman," jawab perawat.Tidak berapa lama pintu terbuka, Firman kira itu adalah orang tuanya ternyata dokter datang memeriksa keadaannya.Keadaan Firman sangat memprihatinkan, dia susah berbicara dan kakinya satu terpaksa diamputasi karena lukanya sudah sangat parah. Denga

  • Cinta Terlarang Suamiku dengan Tetanggaku   Teguran Untuk Firman

    Satria merasa aneh dengan sikap Naomi, dia menjadi pendiam sejak Firman di pecat. Bahkan Naomi jarang berbicara dengan Satria."Naomi, bagaimana sekolah kamu?" tanya Satria."Alhamdulillah baik," jawab Naomi singkat."Kamu kenapa kok jadi pendiam seperti itu? Apa ada masalah? Kalau ada cerita sama Papa," kata Satria.Naomi menggeleng, setelah sampai di depan gerbang Naomi segera turun dari mobil dan berjalan ke sekolahannya. Satria segera pergi, namun ada panggilan sehingga dia berhenti di dekat sekolahan Naomi.Saat Satria menerima panggilan, dia melihat Firman ke arah sekolahan Naomi. Dia menelfon sembari melihat ke arah Firman berada. Tidak berapa lama Naomi datang dia mendekati Firman.Satria yang merasa penasaran langsung mengakhiri panggilannya dan mendekat. Namun, dia bersembunyi agar Naomi dan Firman tidak tahu."Sayang, Mana uang yang Papa minta?" tanya Firman. Satria yang mendengar pertanyaan Firman, terkejut sekali."Ini, Pa. Ini terakhir kalinya ya, Pa. Naomi tidak mau men

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status