Home / Romansa / Cinta Tersembunyi di Balik Dendam / Ingin menyiksa, tapi juga tak tega

Share

Ingin menyiksa, tapi juga tak tega

Author: Aini Sabrina
last update Last Updated: 2025-05-16 09:59:53

"Tolong … hentikan siksaan Anda, Tuan," lirih Veronika, suaranya nyaris tak terdengar.

"Jika Anda ingin memuaskan hati, habisi saja aku langsung. Aku benar-benar tidak sanggup merasakan semua ini," lanjutnya dengan napas yang tersengal, seolah jiwanya berada di ujung.

Pecutan demi pecutan yang terus mendarat di tubuhnya membuat Veronika tak lagi mampu menahan perih. Bukan hanya raganya, batinnya pun terasa remuk.

"Melenyapkanmu?" Noah terkekeh, senyumnya menyeringai, penuh kegilaan. "Jika memang itu yang kuinginkan, Veronika … sudah sejak dulu aku bisa melenyapkanmu tanpa harus menikahimu."

Veronika menggigit bibir, matanya basah. "Tapi … apa salahku? Tolong katakan! Aku ingin tahu … kenapa aku diperlakukan seperti ini? Padahal … aku sendiri tidak merasa memiliki kesalahan," ucapnya. Air matanya jatuh tanpa bisa ia bendung.

Noah tak hanya menyerang fisiknya, tapi juga mentalnya. Luka yang tak kasat mata itu jauh lebih menyakitkan. Pernikahan yang awalnya ia kira akan membawanya pada k
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Cinta Tersembunyi di Balik Dendam    Berpura-pura

    "Kalau Anda menghukum diri sendiri karena wanita itu ... apakah Anda sedang jatuh cinta padanya? Karena itulah, Anda tidak mampu menyakitinya." "Diam! Aku tidak mencintai wanita itu, tidak akan pernah sampai kapan pun!" tegas Noah, suaranya meledak, penuh amarah yang dipaksakan. "Aku menikahinya hanya sebagai bentuk pelampiasan balas dendamku saja. Aku ingin wanita tua itu lihat bagaimana aku memperlakukan cucunya ... sama seperti dia memperlakukanku dulu." Tatapan Noah menusuk, merah dan berkaca-kaca, menahan gejolak perasaan yang bahkan tak ingin ia akui. Aldrich masih berdiri di tempatnya, menatap Noah dengan pandangan yang lebih tenang, namun tak kalah berat. “Saya tahu Anda ingin membalas dendam. Tapi … jangan biarkan dendam itu menguasai akal sehat Anda, Tuan. Noah yang saya kenal bukan pria seperti ini,” ujar Aldrich, suaranya dalam, mengandung ketulusan yang jarang ia perlihatkan. Noah mendengus kasar, meraih kemejanya yang tergantung di sandaran kursi lalu mengenakannya k

  • Cinta Tersembunyi di Balik Dendam    Apakah cinta itu ada?

    Pagi harinya, Veronika terbangun saat suara langkah kaki memasuki kamar. Sebelum sempat membuka mata sepenuhnya, siraman air dingin mengguyur tubuhnya. Veronika terlonjak, gelagapan, berusaha mengatur napasnya yang tercekat. “Noah, apa yang kamu ..." Veronika memandang suaminya dengan tatapan memohon, air menetes dari wajah dan rambutnya. Tubuhnya menggigil hebat. “Tidak bisakah kamu memperlakukanku dengan baik? Aku tahu … kau merasa dendam karena ulah nenekku, tapi tidak perlu melampiaskannya padaku. Aku tidak tahu apa pun, Noah,” ucap Veronika dengan suara bergetar. Namun, bukannya mereda, emosi Noah justru meledak. Tanpa peringatan, tangannya terulur cepat, mencengkeram leher Veronika, memaksa wanita itu untuk segera turun dari ranjang. Dapat Veronika rasakan tubuhnya terangkat sedikit, kedua tangannya refleks berusaha melepaskan cengkeraman itu karena ia kesulitan untuk bernapas. “Lalu kau pikir aku ini siapa, hah?!” desis Noah tajam, matanya membara. “Wanita itu … berkali-ka

  • Cinta Tersembunyi di Balik Dendam    Tak bisa membenci, meski sangat ingin

    Malam harinya, Veronika tampak melangkah perlahan, menahan napas di balik pintu kayu besar yang sedikit terbuka. Ia pernah mendengar saat Noah melarang siapa pun masuk ke ruang kerjanya. Tapi rasa penasaran membunuh logika wanita itu.Perkataan Noah tentang wanita dari keluarganya yang menjadi sebab dari dendam pria itu, membuat Veronika ingin mencari tahu sendiri. Jari-jarinya mulai menyentuh gagang pintu, mendorongnya perlahan.Di dalam ruangan itu, aroma kayu tua bercampur wangi pahit cerutu memenuhi udara. Cahaya lampu meja menyala redup, menerangi tumpukan berkas dan rak penuh buku-buku. Sebuah pigura foto tergantung di dinding — foto seorang anak kecil dengan mata ceria, tubuh sedikit berisi, mengenakan kemeja putih sambil tersenyum.Veronika menahan napas. "Itu … apakah dia suamiku waktu kecil?" gumam Veronika, matanya tak lepas menatap foto tersebut. Tak ingin memikirkan itu dulu, Veronika beralih pada deretan rak-rak buku, ia ingin mencari petunjuk. Namun, suara yang sangat

  • Cinta Tersembunyi di Balik Dendam    Menikah hanya untuk balas dendam

    Di atas tempat tidur, menghadap jendela, Veronika tampak memeluk lututnya sendiri. Tubuhnya gemetar, air mata tak henti membasahi pipi. Tak ada hari di mana Veronika bisa tersenyum, hanya tangisan yang selalu menjadi temannya. Sebelum menikah, suaminya adalah sosok yang selalu memberinya kebahagiaan.Dulu, Veronika bahkan sempat menyesal karena terlambat menyadari kebaikan atasannya. Tapi sekarang? Ia merasa telah melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya, menerima laki-laki itu. “Kenapa … kenapa jadi seperti ini?” bisik Veronika lirih, nyaris tak terdengar. Ia menyandarkan dagunya di atas lutut, menahan isak.Tanpa sebab, tanpa alasan, pria itu berubah begitu saja. Tak ada penjelasan atas sikapnya, tak ada kata maaf. Yang ada hanya siksaan, makian, dan tatapan dingin yang tak pernah bisa Veronika pahami.“Apa salahku …? Aku hanya ingin dicintai sepenuh hati …” ucapnya lagi, matanya yang sembab menatap kosong ke arah jendela. Hujan mulai turun, tapi kesepian itu tak pernah pergi.H

  • Cinta Tersembunyi di Balik Dendam    Kisah masa lalu

    Masih di hari yang sama, Noah tampak duduk menatap tajam ke arah Anne, nenek sang istri. Wanita tua itu masih terus berusaha mengatur napasnya, tubuhnya bergetar, tak berdaya."Tolong ... jangan apa-apakan cucuku. Dia ... dia tidak tahu apa pun permasalahanku di masa lalu," kata Anne, kedua tangannya mengatup rapat memohon."Mudah sekali bagimu memohon, Anne. Tapi bagaimana denganku? Hah?" bentak Noah, matanya nyalang, penuh amarah menatap wanita tua di hadapannya."Di mana kemanusiaan kalian semua? Seorang anak yang masih di bawah umur, diperlakukan layaknya binatang oleh kalian. Apa kalian pikir itu manusiawi?" lanjut Noah, suaranya bergetar menahan emosi, urat-urat di leher dan pelipisnya menegang.Anne terdiam. Ia menyesal telah bertindak sesuka hatinya dulu."Aku menyesal, Tuan Noah. Mohon ... berikan pengampunan untukku," pinta Anne, air matanya tumpah, tubuhnya bergetar hebat."Ingat! Saat di mana aku memohon pengampunan dan belas kasihan darimu, Anne. Ingat!!" bentak Noah, sua

  • Cinta Tersembunyi di Balik Dendam    Ingin menyiksa, tapi juga tak tega

    "Tolong … hentikan siksaan Anda, Tuan," lirih Veronika, suaranya nyaris tak terdengar."Jika Anda ingin memuaskan hati, habisi saja aku langsung. Aku benar-benar tidak sanggup merasakan semua ini," lanjutnya dengan napas yang tersengal, seolah jiwanya berada di ujung.Pecutan demi pecutan yang terus mendarat di tubuhnya membuat Veronika tak lagi mampu menahan perih. Bukan hanya raganya, batinnya pun terasa remuk."Melenyapkanmu?" Noah terkekeh, senyumnya menyeringai, penuh kegilaan. "Jika memang itu yang kuinginkan, Veronika … sudah sejak dulu aku bisa melenyapkanmu tanpa harus menikahimu."Veronika menggigit bibir, matanya basah. "Tapi … apa salahku? Tolong katakan! Aku ingin tahu … kenapa aku diperlakukan seperti ini? Padahal … aku sendiri tidak merasa memiliki kesalahan," ucapnya. Air matanya jatuh tanpa bisa ia bendung.Noah tak hanya menyerang fisiknya, tapi juga mentalnya. Luka yang tak kasat mata itu jauh lebih menyakitkan. Pernikahan yang awalnya ia kira akan membawanya pada k

  • Cinta Tersembunyi di Balik Dendam    Penderitaan belum usai

    Cahaya redup dari lampu temaram masih menyala samar di sudut kamar ketika Veronika mulai terbangun dari tidurnya. Tubuh Veronika terasa berat, pegal, dan nyeri di beberapa bagian. Saat matanya secara perlahan terbuka, sesuatu yang dingin dan menyengat tiba-tiba saja membasahi tubuhnya. Air dingin itu menyentuh kulit Veronika, membuat Veronika tersentak. Ia menggigil hebat, tubuhnya gemetar karena rasa dingin yang merambat cepat di sekujur inti tubuhnya, belum lagi rasa perih pada luka yang ia terima. “A-akhh …” desis Veronika lirih, matanya berusaha fokus untuk menangkap siapa sosok yang berdiri di hadapannya. Rupanya ... dia adalah Noah, suaminya sendiri. Pria dengan wajah dingin tanpa sedikit pun rasa bersalah itu, berdiri sambil memegang ember kosong di tangannya. Tatapan Noah menusuk, membuat Veronika kembali merasakan ketakutan yang sama seperti tadi malam. Langit bahkan belum sepenuhnya cerah, tapi Noah ... pria itu kembali membuatnya tersiksa. “Bangun, Baby,” ucap Noah

  • Cinta Tersembunyi di Balik Dendam    Tiba-tiba berubah

    Acara pernikahan itu akhirnya usai. Veronika masih tergenggam santai dalam pelukan Noah, saat pria itu membawanya memasuki sebuah kamar yang telah dipersiapkan sebagai kamar pengantin mereka.Veronika membayangkan di dalam sana pasti sudah dihias sedemikian indahnya — taburan kelopak mawar, lilin-lilin aromaterapi, serta tirai tipis yang melambai lembut di tepi jendela. Ia sempat membayangkan harumnya ruangan itu dan nuansa hangat yang menyambut mereka.Namun, semua bayangan itu seketika sirna.Begitu pintu kamar terbuka, pemandangan yang mengejutkan hadir di hadapan Veronika."I-ini ..." suaranya tercekat di tenggorokan. Mata Veronika membulat, menatap ruangan di depannya dengan tak percaya.Tak ada bunga. Tak ada lilin. Bahkan, tak ada hiasan sedikit pun. Yang ada hanya sebuah ruangan gelap, dipenuhi nuansa hitam kelam. Dindingnya polos, lampu temaram menggantung di atas langit-langit, dan udara dingin menyeruak tanpa ramah.Kamar itu serba hitam. Benar-benar hampa. Tak ada secuil p

  • Cinta Tersembunyi di Balik Dendam    Telah resmi

    Di dalam kamar, Veronika menatap pantulan dirinya di cermin. Gaun putih berpotongan off-shoulder itu membalut tubuhnya sempurna. Helaian renda halus dan detail mutiara di sepanjang kerah membuatnya tampak begitu anggun, seperti putri dalam kisah dongeng. Namun, jantungnya berdetak begitu kencang, seolah ingin meloncat keluar.Seorang MUA yang meriasnya sejak pagi menepuk bahu Veronika pelan. "Tuan Noah pasti tidak akan bisa berpaling dari Anda, Nona Veronika," katanya dengan senyum penuh kekaguman.Veronika menoleh, sedikit gugup. "Benarkah? Sekarang ... aku merasa jantungku hampir meledak," gumamnya, mencoba tersenyum.Mendengar ucapan Veronika, MUA itu seketika terkekeh pelan. "Percayalah, begitu Anda berjalan ke altar, pasti ... hanya Anda yang akan ada di matanya."Veronika mengangguk pelan. Saat pintu kamar akhirnya terbuka, seorang wanita paruh baya, pelayan pribadi Noah, memberi isyarat. "Sudah waktunya Anda ke altar, Nona Veronika."Mendengar itu, Veronika menelan ludah. Ia pe

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status