Beberapa menit kemudian, Zello melihat senyum bahagia di wajah Geralyn. Pria itu berbalik dan melihat kehadiran seseorang yang sedang berjalan menghampiri putrinya Armando itu.
Zello tersenyum tipis ketika melihat seorang gadis yang sedang menghampiri putri Armando. Sepertinya Zello terlalu mengkhawatirkan sesuatu yang tidak penting. Semua itu di saksikan oleh tangan kanannya. Pria itu menyadari sesuatu jika pemimpinnya itu merasakan sesuatu terhadap gadis yang sudah menghabiskan satu malam dengannya. "Zaka." Pria itu mengalihkan pandangannya ketika Zello menyembut namanya. Zaka adalah tangan kanan Zello yang sudah mengikuti Zello sejak pria itu berumur sepuluh tahun. Zello dan Zaka memiliki usia yang sama yakni 30 tahun. Keduanya memiliki hubungan yang cukup baik dan saling percaya satu sama lain. "Ada apa tuan?" "Cari tahu orang orang terdekat Geralyn. "Perintah Zello kepada tangan kanannya. "Baik tuan."Jawab pria itu menunduk hormat. Zello tersenyum tipis memandangi wajah Geralyn. Terlihat jelas jika pria itu tertarik dengan gadis itu. Berbeda dengan Geralyn, gadis itu sama sekali belum melihat kehadiran Zello.Entah gadis itu mengenali wajah pria yang sudah menghabiskan malam dengannya atau tidak tapi saat itu,pikiran gadis itu dalam keadaan tidak stabil karena pengaruh obat dalam dosis tinggi itu yang di berikan oleh musuh ayahnya hingga dia berakhir bersama dengan orang yang tidak ia kenal. Zello terus mengamati Geralyn yang saat ini sudah bercengkraman dengan gadis yang dia tunggu sedari tadi.Zello bisa melihat kedekatan mereka berdua. "Aku kira kamu tidak akan datang Grace."Ucap Geralyn kepada gadis yang baru saja datang. "Apa aku setega itu?"Gadis yang bernama Grace itu tersenyum tipis memandang ke arah Geralyn. Tiga puluh menit berlalu... Acara tiup lilin dan potong kue telah selesai. Geralyn masih saja sibuk mengobrol dengan sahabatnya yang sedari tadi juga terlihat begitu antusias. Meskipun terkadang pertemanan keduanya di warnai dengan perdebatan kecil. Tapi hal itu tidak membuat hubungan keduanya renggang.Bahkan sudah seperti saudara. "Geralyn, aku turut prihatin dengan yang menimpamu."Obrolan keduanya kembali serius ketika Grace mengatakan sesuatu yang membuat sahabatnya diam. "Jangan mengungkit hal itu di sini.Kita akan membahas hal itu nanti. "Jawab Geralyn tersenyum kecil . "Maaf, aku tidak bermaksud mengingatkan luka itu tapi kamu tahu bukan jika aku begitu mengkhawatirkan kondisi mu."Ucap Grace tersenyum kecil menatap wajah sahabatnya. "Aku tahu,jangan terlalu khawatir. Aku mengenal mu.dengan sangat baik.Aku tidak.mungkin berpikir yang tidak tidak kepada mu."Ucap Geralyn tersenyum kecil kepada sahabatnya. "Maaf mengganggu sayang.Tapi bisakah kamu menemani ayah menemui rekan bisnis ayah."Kehadiran Armando menghentikan pembicaraan kedua gadis itu. "Tentu saja ayah."Jawab Geralyn tersenyum tipis. "Maaf Grace,tapi Paman meminjam teman mu dulu.Kamu tidak keberatan bukan?"Armando bertanya kepada teman putrinya.Armando tentu saja mengenal sosok teman putrinya itu. "Tentu saja Paman."Jawab Grace tersenyum kecil. Geralyn menggandeng tangan ayahnya dan mengikuti langkah laki-laki yang selalu saja ada di saat dia ada masalah. Bagi Geralyn, ayahnya adalah sosok pahlawan yang sesungguhnya. Gadis itu begitu mempercayai ayahnya lebih dari siapapun. Bagi Geralyn ayahnya adalah seseorang yang begitu baik di matanya. "Ayah, siapa yang ingin ayah temui?"Gadis itu bertanya kepada ayahnya yang sedang menggandeng tangannya penuh cinta. "Kamu percaya dengan ayah bukan?"Armando berhenti melangkah dan menatap wajah putrinya yang juga menatap ke arah dirinya. "Tentu saja ayah."Jawab gadis itu tersenyum tipis. Beberapa menit kemudian, Armando menyapa seseorang. Geralyn yang belum menyadari apa pun juga tersenyum ke arah pria yang sedang menatap kagum ke arah dirinya. Dari kejauhan tampak Zello mengamati mereka. Pria itu terlihat tidak senang melihat keberadaan pria yang sedang bersama dengan Armando. Zaka yang melihat hal itu tentu saja memahami apa yang membuat tuannya tidak senang. "Maaf ayah,tapi Lyn ingin ke toilet sebentar. "Bisik gadis itu kepada sang ayah. Setelah mengatakan hal itu,Geralyn meninggalkan ayahnya bersama dengan pria yang terlihat begitu mengagumi dirinya. Brak.... Geralyn yang berjalan begitu buru buru tanpa sengaja menabrak seseorang.Gadis itu menunduk meminta maaf kepada pria yang dia tabrak.Tapi begitu melihat wajah pria yang dia tabrak. Geralyn merasakan ada sesuatu yang dia rasakan saat ini. Gadis itu menatap wajah pria itu cukup intens.Tapi gadis itu sama sekali tidak mengerti apa itu. "Ada apa sayang?"Armando yang melihat kejadian itu segera menghampiri sang putri. Tentu saja pria paruh baya itu khawatir jika putrinya akan terlibat masalah dengan pemimpin mafia itu. "Tidak ada apa-apa ayah."Jawab Geralyn tersenyum tipis memandangi wajah ayahnya yang terlihat panik."Baiklah, Tapi jangan salahkan aku jika makanan tidak sesuai dengan lidahmu."Ucap Geralyn yang pada akhirnya menyetujuinya. Dia tidak ingin berdebat dengan Alvaro dan dia tidak ingin terlalu berlama lama dengan pria di hadapannya itu.Entah kenapa tapi ada perasaan tidak nyaman ketika pria itu mendekati dirinya, di tambah lagi dengan perkataan dua gadis itu. "Tenang saja,aku bukan orang pemilih makanan."Jawab Alvaro tersenyum kecil. "Apa tidak masalah kita makan di sini?"Geralyn bertanya karena ia sedikit ragu. "Tidak masalah, selama kamu bersama ku." Geralyn tidak menjawabnya lagi, tapi gadis itu mengeluarkan kotak bekal nya dan membukanya. Alvaro yang melihat hal itu tersenyum kecil. Alvaro melihat menu yang sederhana tapi tercium begitu lezat.Geralyn memberikan salah satu sendok miliknya kepada Alvaro. Kemudian mengambil salah satunya.Gadis itu juga tidak tahu kenapa bibi Rosalina memberikan dua sendok tapi ia tidak mempermasalahkan hal itu. "Hmmm,ini sangat lezat
"Tuan jangan berkata seperti itu,semuanya akan baik-baik saja. "Ucap kepala pelayan yang membuatnya sedih dengan perkataan tuannya. "Aku hanya mengatakan apa yang kurasakan selama ini.Dia memiliki wajah yang cantik dan aku tahu jika selama ini banyak laki-laki yang mendekati dirinya tapi tetap saja,Geralyn tidak tertarik. Aku ingin melihatnya bersama dengan laki-laki yang di cintainya dan mendampinginya di hari pernikahannya.Itu adalah keinginan terbesar ku yang ingin kulakukan. "Ucap Armando kembali. Sejak putrinya beranjak dewasa,Armando selalu saja berharap jika putrinya akan memiliki pendamping dan mencintai putrinya dengan tulus bukan karena keluarga Armando.Itu adalah harapan pria paruh baya itu. Setelah kejadian yang menimpa putrinya hari itu membuat Pria paruh baya itu khawatir dan takut.Dia takut jika hal itu akan kembali menimpa putrinya. "Semuanya akan baik-baik saja tuan.Nona pasti bisa menjaga dirinya. " "Aku juga berharap begitu." Armando terus menatap ke a
Geralyn hanya terus menatap ke arah kedua gadis yang berbicara dengannya tadi yang duduk tidak jauh dari tempatnya. Kedatangan dosen nya mengalihkan perhatian Geralyn. Gadis itu kini beralih menatap dosen yang sedang berbicara di depan. "Saya dengar ada mahasiswa baru di kelas ku kali ini.Mohon untuk berdiri dan perkenalkan nama mu,aku dengar jika dia sudah menjadi primadona kampus di hari pertamanya. "Ucap dosen yang tengah berdiri di depan semua para mahasiswa dan mahasiswi. Geraly menebak jika dia berusia sekitar 40 tahun dan ramah kepada mahasiswanya.Geralyn tampak malu malu tapi gadis itu tetap berdiri dan seketika semua orang menatap ke arah dirinya. "Hallo,saya Geralyn Armando. Seorang siswa pindahan.Semoga kita bisa berteman kedepannya. "Ucap Geralyn dengan perkenalan singkatnya. Geralyn kembali duduk di kursinya dan semua orang menatap kagum ke arah dirinya. Kecantikan gadis itu benar-benar terpancar di wajahnya. Di dalam mobil,Zello menunggu informasi dari anak
Setelah perjalanan singkat,Geralyn melangkahkan kakinya turun dari mobil setelah pamit kepada Zello.Geralyn berjalan sekitar lima menit lagi dan kini dia melihat sebuah gedung yang menjulang tinggi di hadapannya. Sedangkan Zello hanya tersenyum kecil melihat kepergian gadis itu. Dan itu adalah kampus barunya, Geralyn tersenyum kecil ketika melihat kampus barunya itu ternyata lebih baik dari yang dia bayangkan.Suasana yang terlihat tenang dan cukup ramai meskipun tidak seramai kampus sebelumnya. "Ini jauh lebih baik dan suasana yang tampak begitu tenang."Gumam Geralyn berjalan melewati pagar kampus. Gadis itu masuk untuk pertama kalinya di kampus tersebut.Begitu melangkahkan kakinya masuk ke dalam, tampak seseorang tengah mengamati penampilan Geralyn. Geralyn memiliki penampilan yang menarik dan juga wajah yang cantik. Tidak sedikit dari para laki-laki tertarik dengan kecantikan gadis itu. Tapi meskipun begitu, tentu saja tidak banyak dari para pria itu yang berani menya
"Masuklah. " Geralyn sama sekali tidak beranjak dari tempat duduknya. Gadis itu hanya terus menatap ke arah pria di hadapannya itu. Tapi beberapa menit kemudian, gadis itu mencium wangi yang tidak asing baginya.Seketika dia membulatkan matanya ketika mencium bau tubuh khas yang di pancarkan oleh pria di hadapannya itu. "Bau itu?Aku tidak ingat wajahnya tapi aku tidak akan pernah lupa dengan bau tubuh pria itu tapi apa mungkin dia adalah orang itu?" Geralyn mulai terlihat gelisah dan merasakan gugup. Meskipun dia belum terlalu yakin dengan apa yang ada di dalam pikirannya tapi dia jelas menunjukkan ketakutan di dalam hatinya saat ini. "Apa kamu mulai menyadari sesuatu?" Pertanyaan Zello semakin membuat Geralyn gugup.Gadis itu kini semakin yakin jika dia adalah orang yang sama. Pria di hadapannya itu adalah ayah dari bayinya.Tangan Geralyn mulai berkeringat dingin.Pikirannya mulai berkecamuk,kini dia mulai memikirkan bagaimana caranya dia kabur dari pria di hadapannya it
"Apa karena bayi ini?" "Apa yang kamu katakan Geralyn?"Pekik Grace yang membuat Geralyn begitu terkejut dengan kehadiran sahabatnya yang secara tiba-tiba. "Grace, kamu membuat ku terkejut. " "Kamu yang membuat ku terkejut. Siapa ayahnya?Kamu tidak bisa menyembunyikan apa pun dari ku." Mendengar ucapan dari sahabatnya, Geralyn tidak punya pilihan lain selain mengatakan hal yang sebenarnya kepada gadis di hadapannya itu. Dia tahu dengan jelas orang seperti apa sahabatnya itu. PAGI HARI DI KOTA PARIS.. Geralyn tersenyum kecil ketika membuka jendela kamarnya dan menatap ke arah rumah rumah yang berjejeran.Wanita itu memilih tinggal di kota Paris bersama dengan rakyat biasa di sebuah desa yang tenang dan damai. Gadis itu memutuskan untuk meninggalkan kota kelahirannya dan mempertahankan bayi di dalam kandungannya meskipun itu adalah keputusan yang cukup berat dan keputusan yang membuat ayahnya khawatir tapi itu adalah keputusan yang di inginkan olehnya. "Ayah,Lyn akan ba