Share

19. Sendiri menyimpan luka

“Di sini, aku adalah korban!” Perkataan Yasmin masih saja terngiang di telinga Sean. Bahkan setelah berhari-hari, semua itu masih sangat jelas dalam ingatannya.

Sejak siang itu, Yasmin sama sekali tidak menunjukkan senyumnya. Dia berubah acuh, bicaranya sedikit dan selalu menghindar saat bertatap muka dengan Sean. Hati Sean merasa dicubit setiap kali Yasmin mengabaikannya, meskipun ia tetap suka memerintah dan membentak istrinya, namun rasanya tetap berbeda. Ada yang kurang.

“Yasmin! Kemari, cepat!” Yasmin mendekat, berdiri selayaknya majikan dan pelayan. “Duduk!”

“Tidak! Aku berdiri saja, Pak.”

Sean menggeram frustasi, kecanggungan ini membuatnya tersiksa. Bahkan panggilan ‘Pak’ yang di sematkan Yasmin beberapa hari ini sangat mengusiknya. Dia tidak nyaman dan tanpa sadar Sean menginginkan hal lain.

“Mulai hari ini jangan panggil aku seperti itu, Yasmin!” Sean menatap istrinya

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status