Share

Bab 5 - Mencari Tahu

Penulis: Skyworld 04
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-05 13:04:54

Happy Reading Semuanya!

“Cancel semua jadwal saya hari ini dan cari tahu kenapa dia bisa begini!” 

Farhan hanya mengangguk mendengar perkataan dari Bara barusan, lelaki tersebut terlihat panik melihat gadis yang dibawanya ke rumah tampak tidak baik-baik saja dan babak belur.

Lelaki tersebut tidak tahu menahu apa yang terjadi sebenarnya pada atasannya dan kenapa begitu peduli dengan gadis itu. Tapi yang jelas, saat ini ia merasakan perubahan jauh dari Bara terhadap seorang gadis.

Iris matanya terlihat memperhatikan Bara yang sedang mengusap pipi dari gadis di hadapannya, apakah kisah cinta atasannya akan segera di mulai. Lebih baik ia pergi saja dan tidak menggangu atasannya.

Bara yang melihat asistennya pergi tampak tidak peduli, tangannya masih terus mengusap pipi yang lebam tersebut bahkan ia bisa melihat jejak tangan di leher gadis di depannya.

“Kamu akan ikut sama saya dan semuanya aman, saya akan melindungi kamu dengan nyawa yang saya punya.” ucapan Bara terlihat meyakinkan.

“Jangan khawatir, aku penurut kok.” Bara mengusap kepala Nesya lembut.

“Saya tahu kamu penurut,” ucap Bara lembut.

Sekarang yang lelaki itu bisa lakukan hanya menunggu, wajah lebam dari Nesya tidak bisa mengalihkan pandangannya. Ia harus mencari tahu bahkan sampai ke akarnya terkait dengan dia. 

“Pak Bara, saya sudah mendapatkan informasinya. Ternyata sangat mudah dan cepat, dia Vanesya Hana Derko. Anak dari perusahaan Derko yang hampir 50 persen sahamnya sudah di akuisisi oleh pak Bara. Perusahaan ternama selama 2 dekade yang berhasil membawa Derko terdaftar sebagai bursa saham tertinggi. Tetapi setelah delapan tahun meninggalnya Pak Hunson Derko perusahaan berubah dan menyusut, sehingga saham tertinggi di pegang oleh pak Bara.”

“Saya sudah tahu persoalan itu, apakah ada hal lain?” tanya Bara menahan amarah. Tentu saja lelaki itu mengetahui bagaimana perusahaannya bekerja.

Farhan mengangguk, “Setelah tuan Hunson Derko dan istrinya wafat, keluarga dari istrinya tuan Hunson mengirim Nona Vanesya keluar negeri untuk menarik seluruh harta peninggalan Tuan Hunson. Mulai dari perusahaan, butik, harta bersih dan rumah yang sampai saat ini masih atas nama nona Vanesya.” Bara mengepalkan tangannya.

“Kemudian keluarga tersebut membuat surat kuasa kematian atas nama nona Vanesya untuk mengambil asuransi senilai 25 miliar yang sudah dibuat oleh tuan Hunson. Kejadiannya pada hari ini, nona Vanesya di cekik dan dilempar sehingga memiliki luka seperti yang pak Bara lihat. Berani sekali mereka melakukan ini,”

Tangan Bara terlihat mengepal menahan amarah, tatapan matanya datar seolah ingin menerkam manusia hidup-hidup.

“Dasar benalu! Parasit, serakah dan enggak tahu di untung. Lalu untuk apa uang itu?” tanya Bara 

“Semua harta di gunakan untuk anak mereka Dimas. Lelaki pencandu judi dan pembunuhan atas mantan kekasihnya karena hamil di luar nikah.” 

Bara memperhatikan perempuan di depannya, “Enggak heran kalau dia jadi begini, sekarang yang harus dilakukan adalah membuat mereka hancur lebur dan mengembalikan semuanya pada pemilik harta sesungguhnya.”

Farhan mengangguk mengiyakan perkataan dari atasannya tersebut. Ia paham bagaimana membalas dendam pada keluarga benalu tersebut.

“Kalau begitu saya permisi dulu!” pamit Farhan yang dipanggil oleh Bara.

Lelaki dengan wajah tampan tersebut terlihat bangkit setelah Farhan tidak lagi menampakkan batang hidungnya dan berjalan menghampiri Nesya kembali. Menidurkan tubuhnya bersebelahan dengan gadis yang masih memejamkan matanya. 

Tangannya mengusap wajah penuh luka tersebut, seharusnya ia memantaunya lebih lama sehingga tidak akan terjadi seperti ini. Sumpah demi apapun ia akan membalas orang yang sudah menyakiti orangnya.

“Hatci!!!”

Suara bersin terdengar dan membuat Bara memegang kening gadis yang masih memejamkan matanya, pakaian gadis tersebut belum berganti. Demam bisa saja terjadi.

“Jangan sakit, saya akan ada disini memeluk kamu dan meringankan sakit kamu.”

Bara menggeleng, tidak seharusnya ia mengatakan kalimat barusan. Tubuhnya bangkit kembali, mencari seseorang yang bisa membantunya untuk mengganti pakaian dari gadis di hadapannya ini.

Sekarang yang bisa Bara lakukan hanyalah melamun menunggu seseorang mengganti pakaian Nesya sembari memikirkan apa yang harus ia lakukan untuk membalaskan dendam dari gadis yang Bara bawa pulang. Bara sendiri tidak mengetahui apa saja rencana Nesya selama kepulangannya saat ini, kenapa ia begitu excited untuk membalaskan dendamnya.

“Tuan pakaian nona sudah saya ganti, silakan di periksa.” Bara hanya mengangguk dan berjalan kembali masuk kedalam.

Tubuhnya terasa lelah sekarang ini, dan pertama kalinya ia mau berbaring bersebelahan dengan gadis yang kini memeluknya seolah tidak mengizinkannya untuk pergi.

Bara benar-benar frustasi saat ini.

Perlahan tapi pasti matanya yang terbuka kini mulai terpejam seiring tangannya yang mengusap pipi Nesya dalam dekapannya. Untuk pertama kalinya ia bisa tertidur dengan nyenyak sekarang ini.

***

Matanya yang semula terpejam kini tampak terbuka menampilkan wajah lelaki asing di depannya. Nesya tidak kaget ataupun membuat ekspresi konyol lainnya, ia tahu siapa lelaki di hadapannya. Lelaki yang ia temui kemarin saat hujan turun.

“Sudah bangun?” tanya Bara 

Kepala Nesya mengangguk perlahan, “Kenapa aku tidur sama om? Apa yang terjadi semalam?” tanya Nesya

Bara tampak menahan gadis di sebelahnya, Ia bisa tertidur meskipun tidak bisa pulas seperti Nesya. Kekhawatiran akan gadis muda tersebut sakit memenuhi pikirannya.

“Jangan bergerak dulu, kamu bilang tadi malam mau tanggung jawab kalau saya sakit karena kamu? Apa kamu lupa?” Nesya gelagapan, semalam mana ia ingat. Apakah ia mengigau sampai segitunya.

“Om… memang apa yang aku lakukan?”

Bara memegang kening gadis di sebelahnya tersebut, “Kamu demam karena hujan, bahkan menangis semalaman. Kamu peluk saya dan terus bertanya berulang-ulang, apa saya akan mengadopsi kamu untuk memberikan kamu rumah.” Nesya terdiam menyimak perkataan dari Bara barusan, ia tidak tahu harus menanggapi bagaimana. 

“Kamu enggak peduli bagaimana saya menjawab, kamu enggak mau. Kamu juga memberikan saya cap dengan gigitan kamu di sini,” Wajah perempuan muda tersebut terlihat memerah, orang aneh. Nesya menampar bibirnya pelan, apa yang dilakukannya semalam. Apakah ia manusia kelaparan sampai sebegininya.

“Maaf, apa sakit?” tanya Nesya 

“Enggak, luka kecil kaya begini…” Bara memperhatikan perempuan di depannya tampak serius melihat apa yang terjadi padanya saat ini.

Lelaki tersebut berdeham pelan, “Sakit,” lanjut Bara membuat Nesya mendadak panik.

“Aku menyesal!!” Nesya menarik tangan Bara yang terkena gigitannya dan meniup pelan bekas gigitannya. 

Anarkis sekali dirinya ini. Bagaimana bisa ia membuat orang lain terluka hanya karena alasan konyolnya.

Bara terdiam mengamati perempuan di depannya.

“Apa lebih baik?” tanya Nesya lembut.

Kepalanya tampak mengangguk dan mendorong kepala gadis muda yang kini hanya memasang wajah bingungnya, ia tidak ingin terlalu dekat sekarang ini.  Bara berdeham perlahan dan berjalan meninggalkan Nesya yang hanya memasang wajah bingung.

Bara tidak bisa berlama-lama dengan Nesya yang membawanya pada pengaruh buruk di jantungnya. 

“Sial!”

Benar-benar sial sekali paginya hanya karena Nesya yang meniup lukanya dan membuatnya berdegup sangat kencang saat ini. Bara harus pergi sekarang.

To be continued...

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Cinta Yang Datang Tidak Terduga   Bab 16 - Hal Pahit

    Happy Reading Semuanya!Nesya tidak mengerti, lagi-lagi Bara memberikan hadiah untuknya. Kenapa ia miskin sekali, kenapa dirinya sama sekali tidak bisa membalas semua hal baik dari Bara. Bahkan bahan masakan yang digunakannya hari ini, semuanya menggunakan uang lelaki yang kini sibuk dengan cake di hadapannya.Iris matanya memperhatikan Bara yang kini memakan cake buatannya, ia tahu jika Bara sangat menyukainya dari cara lelaki itu memakan makanan buatannya. Tangannya perlahan bergerak meraba kalung yang baru saja dipasang oleh Bara, usapan lembut kembali Nesya rasakan. Ia jamin jika ini bukan barang murah yang di jual di pinggir jalan, seorang lelaki kaya seperti Bara tidak akan membeli barang murah. Bara pasti mengeluarkan banyak uang hanya untuk orang asing seperti dirinya.“Ini enak, kamu bisa jadi bakery.”

  • Cinta Yang Datang Tidak Terduga   Bab 15 - Hadiah untuk Nesya

    Happy Reading Semuanya!“Pak, maaf melenceng. Tapi jujur saja saya penasaran, dia akan tinggal sama Pak Bara selamanya?”Lelaki yang sedang membaca laporan itu terlihat mendongak sebentar menatap asistennya yang hanya tersenyum tipis. Bara dengan cepat menutup laporan di genggamannya, pertanyaan yang sulit untuk dikatakan. Status mereka tanpa arti saat ini, kalaupun menyuruh Nesya pergi amat sangat tidak mungkin. Tapi ia juga tidak tahu akan mempertahankan Nesya berapa lama dan sampai kapan, Bara tidak mempunyai pilihan lain.“Entah, saya belum memikirkannya. Tapi yang jelas saya cukup senang karena rumah itu tidak kosong,” Jawaban dari Bara terlihat membuat Farhan lagi-lagi hanya tersenyum tipis dan mengangguk, ia tahu kalau itu yang akan dikatakan Bara.“Begitu,” sahut Farhan.

  • Cinta Yang Datang Tidak Terduga   Bab 14 - Pelukan Hangat

    Happy Reading Semuanya1“Nona… mau saya bantu masak?”Kepala Nesya menggeleng, ia sudah cukup yakin dalam hal memasak meskipun terkadang ia selipkan dengan tontonan orang yang sedang masak. Tidak banyak masakan yang bisa ia masak, makanya ia perlu untuk melihat dari tontonan video.Tangannya menghapus keringat yang mengalir, rasa panas dari hawa kompor begitu terasa di wajahnya. Tidak masalah, ini adalah pembalasan setimpal karena Bara sudah mengizinkannya untuk tinggal di rumah besarnya dan tidak menjadikannya sebagai gelandangan.“Masukan garam, gula satu sendok. Rasanya sebentar lagi akan pas,” gumam Nesya senang.Tangannya kembali mengaduk sayur di depannya, tampilannya tidak buruk dan rasanya mendukung. Woah&he

  • Cinta Yang Datang Tidak Terduga   Bab 13 - Ikut Ke Pasar

    Happy Reading Semuanya!“Bibi, aku ikut ke pasar!”Nesya rela bangun sangat pagi demi bisa pergi bersama pekerja rumah tangga keluarga Bara. Tidak, sebenarnya ia tidak tidur sama sekali agar bisa memastikan Bara tertidur lelap. Pikirannya mendadak penuh saat itu juga, ia harus memikirkan bagaimana caranya agar Bara bisa tertidur. Ia sudah mencari tahu sekilas dan kini yang ia lakukan adalah mengekor pada Bibi Rina untuk pergi ke pasar. Ikut pun ia tidak bisa berbuat banyak sebenarnya, Nesya memang tidak memiliki banyak uang, tapi ia yakin dengan kemampuannya memasak dan keinginan kuatnya untuk membantu penolongnya pasti ada jalan.“Nona kenapa ingin ikut? Padahal bisa pesan sama saya loh, Nona memangnya mau beli apa?”Bibirnya hanya tersenyum mendengar perkataan dari Bi Rina, &ld

  • Cinta Yang Datang Tidak Terduga   Bab 12 - Bara Insomnia

    Happy Reading Semuanya!Nesya tidak akan menganggap kejadian tadi. Harinya yang begitu panjang sudah cukup, ia harus memikirkan rencana yang sudah disusun secara matang sejak dulu. Rencana tersebut tidak boleh hancur berantakan begitu saja hanya karena ia sudah di buang.Ranjang di sebelahnya tampak dingin, Nesya sangat ingat jika biasanya Bara akan tidur di sebelahnya menemaninya dan tidak akan membiarkannya sendirian. Tapi sekarang kamar ini terlihat kosong, padahal bibi Rina mengatakan jika ini adalah kamar pribadi dari Bara.Langkahnya berjalan malas menuju pintu keluar, jam baru menunjukkan pukul 1 malam. Ia tidak tahu kenapa di tengah malam ini malah terbangun dari tidurnya, tenggorokannya terasa kering.Alis matanya naik sebelah saat melihat begitu banyak botol berisi minuman yang sempat ia minum beberapa hari lalu, minuman beralkohol

  • Cinta Yang Datang Tidak Terduga   Bab 11 - Aku Pacarnya

    Happy reading semuanya!“Om, terima kasih sudah memberikan aku rumah dan bantu banyak hal seperti tadi. Aku merasa jadi memiliki hutang yang sangat besar. Termasuk memulihkan nama ini,”Ucapan Nesya membuat Bara hanya mengamati perempuan di sebelahnya masih sibuk menatap kartu identitas yang berada di tangannya, gadis itu mendapatkannya dengan cepat. Sekarang yang patut di pertanyakan adalah kegiatan Nesya selama ia bekerja nantinya.“Itu sudah menjadi hak kamu, saya hanya membantu sedikit. Kamu mau makan apa? Kamu belum sarapan dan sekarang sudah masuk ke jam makan siang, kamu mau makan apa?” tanya Bara“Terserah om,” sahut Nesya“Salad?”“Aku bukan kambing,&

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status