Happy Reading Semuanya!
Sedih. Hati Nesya merasakan sakit hati bercampur sedih saat melihat kertas berbentuk persegi berisi sebuah nama terpampang jelas di matanya, apakah perubahan identitasnya harus sejauh ini. Nesya merasa kali ini merasa sangat keberatan.
“Om… boleh enggak?”
“Apa?” tanya Bara tanpa mengalihkan perhatiannya.
“Kenapa merubah identitas sampai sejauh ini? Aku merasa aneh…”Nesya tampak gelagapan sebentar, “Maksud aku, bisa enggak kalau namaku jangan diganti? Nama itu pemberian orang tuaku dan aku tahu cerita bagaimana mereka memikirkan namanya. Aku enggak mau ganti,”
Bara yang sedang duduk memperhatikan dokumen di depannya tampak terdiam saat suara gadis itu gugup dan takut, matanya bera
Happy reading semuanya!“Om, terima kasih sudah memberikan aku rumah dan bantu banyak hal seperti tadi. Aku merasa jadi memiliki hutang yang sangat besar. Termasuk memulihkan nama ini,”Ucapan Nesya membuat Bara hanya mengamati perempuan di sebelahnya masih sibuk menatap kartu identitas yang berada di tangannya, gadis itu mendapatkannya dengan cepat. Sekarang yang patut di pertanyakan adalah kegiatan Nesya selama ia bekerja nantinya.“Itu sudah menjadi hak kamu, saya hanya membantu sedikit. Kamu mau makan apa? Kamu belum sarapan dan sekarang sudah masuk ke jam makan siang, kamu mau makan apa?” tanya Bara“Terserah om,” sahut Nesya“Salad?”“Aku bukan kambing,&
Happy Reading Semuanya!“Om… terima kasih banyak, ya!”Bara melirik sekilas perempuan di sebelahnya tampak terlihat senang dengan kartu bertuliskan namanya, kartu identitas yang seharusnya menjadi milik Nesya dan masih menjadi manusia yang hidup.Tangannya menepuk pelan kepala Nesya yang masih tersenyum lebar, kenapa melihatnya seperti ini saja sudah membuatnya menjadi sedikit lebih tenang. Bara merasakan hal lain dalam hatinya.“Kamu senang?” tanya Bara“Iya, aku senang nama ini masih bisa aku pakai. Nama aku enggak berubah, aku masih bisa kenang kedua orang tua aku.”Keduanya berjalan menuju pintu keluar setelah hampir setengah jam berada di dalam ruangan untuk mendapatkan h
Happy Reading Semuanya!Sedih. Hati Nesya merasakan sakit hati bercampur sedih saat melihat kertas berbentuk persegi berisi sebuah nama terpampang jelas di matanya, apakah perubahan identitasnya harus sejauh ini. Nesya merasa kali ini merasa sangat keberatan.“Om… boleh enggak?”“Apa?” tanya Bara tanpa mengalihkan perhatiannya.“Kenapa merubah identitas sampai sejauh ini? Aku merasa aneh…”Nesya tampak gelagapan sebentar, “Maksud aku, bisa enggak kalau namaku jangan diganti? Nama itu pemberian orang tuaku dan aku tahu cerita bagaimana mereka memikirkan namanya. Aku enggak mau ganti,”Bara yang sedang duduk memperhatikan dokumen di depannya tampak terdiam saat suara gadis itu gugup dan takut, matanya bera
Happy Reading Semuanya!Bara memperhatikan perempuan yang kini tengah memakan semangkuk sup ayam dengan lahap, lelaki tersebut sepertinya bertemu dengan anak sakti. Bahkan ketika wajah babak belurnya belum diobati, perempuan cantik itu masih bisa makan dengan lahap. Entah bagaimana bisa Nesya begitu menikmati makanan yang dikonsumsinya.“Om enggak kerja? Ini sudah jam 9. Memang om enggak takut di pecat?”“Siapa yang mau pecat atasan mereka sendiri? Saya mau datang ke kantor atau enggak itu urusan saya, bukan urusan kamu.”Matanya tidak bisa mengalihkan antara makanan dan lelaki yang kini memperhatikannya dalam.“Kenapa? Apa lihat-lihat?” sebal Nesya.Bara tidak menjawab, saat i
Happy Reading Semuanya!“Om… sudah nikah?”Bara yang sedang memasang dasi tampak menaikkan sebelah alisnya bingung mendengar perkataan dari gadis muda di depannya yang seolah tidak terjadi apapun. Bara menunggunya hingga selesai. Setelah membersihkan dirinya dan mengganti pakaian ternyata gadis yang ditemuinya mendadak menjadi begitu cerewet. Bara memaklumi apa yang ditutupi oleh Nesya.“Aku punya pertanyaan—memangnya istri om kemana?” tanya Nesya lagi.Tidak ada jawaban.“Om ajak aku tinggal bersama buat jadi simpanan, om? Aku sih boleh aja, tapi kalau istri om marah gimana? Kalau aku keluar nanti terus saya di bullying sama istri om gimana?”Bara menghentik
Happy Reading Semuanya!Nesya sama sekali tidak bisa memikirkan apapun tentang kejadian semalam, ia tidak tahu apa yang sudah dilakukannya semalam sampai lelaki yang membawanya pulang tampak enggan untuk melihatnya dan pergi meninggalkannya selama 30 menit. Lelaki tersebut juga datang seolah tidak ingin menjelaskan apapun dan semua terlihat biasa saja, memang sangat aneh bagi dirinya.“Saya sudah menyiapkan sarapan untuk kamu, kamu enggak punya alergi serius sama makanan, kan?” Tangan gadis muda tersebut memegang dadanya dan menutup pembatas antara wastafel dengan bath up dimana dirinya berada sekarang ini.“Apakah orang miskin seperti aku berhak untuk punya alergi? Aku pemakan apa saja,” sahut Nesya membuat anggukan dan menutup kembali pintu kamar mandi luas tempat tinggalnya selama beberapa waktu ini.Helaan nafas terdengar berat disana. Kepalanya terasa pening, Nesya tidak bisa memikirkan apapun selain kisah hidupnya yang sangat pahit.Tatapan matanya terlihat kosong, ia tidak tah