Share

Nasehat Diandra

"Hah, Maafkan aku Mas," ucapku sambil menarik napas panjang, kemudian kumasukkan kembali ponsel yang ada di genggaman ke dalam saku celana, setelah menutup sambungan telepon dengan Mas Arkan.

Tak lama kemudian ponselku berdering kembali, "Itu pasti, Mas Arkan," pikirku, dengan malas aku mengeluarkan benda pipih tersebut, dari saku celana jeans hitam yang kukenakan.

Dugaanku benar, ternyata Mas Arkan yang menghubungiku lagi, mungkin dia belum puas berbicara denganku, karena aku sudah menutup sambungan telepon secara sepihak.

Aku menoleh pada Diandra yang masih duduk di bale bambu bawah pohon kersen, tatapannya tertuju padaku, kedua tangannya menumpu di kedua sisi pahanya dengan kedua kaki menjuntai sambil di ayun-ayunkannya.

Ku abaikan saja dia, meskipun aku akan kena ceramah perempuan cerewet itu. Aku mengusap tanda hijau di layar gawai, dengan hati berdebar-debar.

"Ada apa lagi Mas ...?" tanyaku, pada Mas Arkan, tak ada suara dan jawaban dari

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status