Cemburu tandanya sayang. Tapi jangan cemburu yang berlebihan sebab hanya akan menghancurkan sebuah hubungan.***Afnan mengadzani bayi mungil itu, suaranya bergetar dan saat mengiqomahinya air mata Afnan tak bisa ia tahan lagi. Arni melihat hal itu, dirinya langsung menundukkan wajahnya. Ia harus menjaga hati dan perasaan Azzam yang saat ini ada di tempat lain. Dirinya juga harus menjaga kehormatan dirinya dan sang suami. Tugasnya sebagai seorang istri mungkin hari ini akan diuji. Namun ia yakin dirinya bisa mengenyahkan perasaannya pada Afnan. Karena dirinya sudah berkomitmen dan sebagai istri yang sholihah sudah tugasnya menjaga hati dan marwahnya ketika sang suami tidak bersamanya.Yulia mengabadikan moment ketika Afnan mengadzani dan mengiqomahi cucunya. Ia berniat akan mengirim video itu. Ia tidak tahu video itu akan menjadi bumerang dalam hubungan sang putra dan sang menantu. Membuat Azzam cemburu.Setelah selesai mengadzani bayi tampan itu. Afnan menyerahkan bayi itu pada Yulia
Karena menguatkan diri lebih baik dari pada bersedih. Karena membuatnya bisa tersenyum bahagia salah satu tujuan kita. Cinta tak harus memiliki biarkan cinta ini terbungkus rapi di hati ini dengan membalutnya dengan doa terbaik untuk orang yang kita cintai dalam diam, tanpa harus memiliki. (Afnan~Cinta dalam balutan Doa)***Berbagai cara dilakukan kiyai Laqief dan Ummi Syarifah untuk Afnan supaya bisa melupakan Arni. Sudah satu tahun sang putra menjadi pendiam dan sering mengurung diri di kamar. Afnan akan keluar makan, sholat berjamaah, mengajar dan mengunjungi usahanya. Selain itu dirinya lebih sering menghabiskan waktunya di kamar.Kiyai Laqief dan Ummi Syarifah tak henti-hentinya menyuruh sang putra untuk menghilangkan perasaannya pada Arni dan mau membuka diri pada wanita lain. Namun Afnan hanya diam tak bereaksi.Malam ini setelah makan makan Afnan meminta izin pada kedua orang tuanya untuk menyampaikan sesuatu. Saat ini mereka sudah berada di perpustakaan keluarga yang juga m
Satu bulan sudah Afnan kembali beraktivitas menjadi dosen di kampus. Proses taarufnya dengan Shofiyah juga masih berjalan lancar. Namun tetap saja masih ada yang mengganjal di hatinya, cintanya pada Arni masih ada. Ia sudah tidak menghiraukan hatinya lagi. Biarkan perasaan itu masih ada toh dirinya tidak akan terusik maupun mengusik karena dirinya memantapkan hatinya untuk menyimpannya rapat tidak harus mengumbarnya. Afnan hanya ingin melihat Arni bahagia bersama Azzam. Hatinya sudah berada di titik merelakan dengan sepenuh hati.Untuk Shofiyah bukankah cinta itu akan hadir karena terbiasa, terlepas semua itu ia menyerahkan semua itu pada Allah. Kalau dirinya bisa seperti Arni yang bisa membuka hatinya untuk Azzam, mungkin Allah pun sma akan membuka hati Afnan untuk Shofiyah. Namun untuk saat ini dirinya masih belum bisa. Entah ia tak tahu untuk ke depannya lagi.Hujan turun dengan derasnya siang ini, Afnan memutuskan untuk segera pulang. Ia tidak suka bila harus terjebak banjir.Afna
Setelah mendapatkan izin dari sang suami. Arni berjalan menuju Yulia meminta izin juga pada sang mertua. Memegang erat tangan sang mertua berharap meminta dukungan pada mereka. Jujur, Arni takut dan ragu. Mertua mana yang membiarkan sang menantu menemani laki-laki yang pernah ada di hati sang menantu. Tanpa ia duga. Yulia menggandeng tangannya dan membawanya mendekat ke brangkar Afnan. Arni yang sedari tadi menunduk sedikit menengadah melihat wajah tulus Yulia yang tersenyum mengangguk padanya. Arni langsung memeluknya. Yulia memang sangat menyayangi Arni seperti anaknya sendiri. Namun, ia tadi sempat kecewa mendengar Afnan meracaukan nama sang menantu dalam ketidaksadarannya. Ia baru bisa mengerti setelah Azzam menelpon Arni tadi."Dok, ini Arni. Apa yang harus dia lakukan untuk membantu gus Afnan supaya segera sadar?" tanya Yulia. "Kok sejak tadi enggak bilang kalau ada Mbak Arni di ruangan ini," ucap sang dokter. Yulia tersenyum tidak menjawab."Baiklah Mbak Arni tolong ajak pasie
Pengalaman pahit yang menuntutku untuk selalu bersikap ikhlas bisa dijadikan sebagai pelajaran hidup yang sangat berharga sehingga diriku akan menjadi lebih kuat ke depannya. Karena dengan menerima keadaan dan ikhlas dengan apa yang telah terjadi akan memberikanku kemudahan untuk melangkah agar menjadi pribadi yang lebih baik.(Afnan- Cinta dalam Balutan Doa)Sudah satu bulan Afnan dirawat di rumah sakit, kondisinya sudah mulai membaik. Kaki dan tangannya sudah dibuka perbannya. Namun, untuk berjalan Afnan belum bisa, untuk sementara ini dirinya harus menggunakan kursi roda sambil mengikuti terapi, kaki kirinya memang yang paling parah. Meskipun ia tidak sampai lumpuh. Afnan sudah bisa sedikit tenang dan menerima kondisinya. Ia belajar untuk ikhlas menjalani takdirnya. Ummi Syarifah sangat perihatin dengan keadaan sang putra saat ini. Ketika ia melihat Afnan air matanya lolos membasahi pipinya dengan sendirinya. Ia selalu berusaha menyembunyikan kesedihannya supaya Agnan tidak ikut s
Satu bulan berlalu setelah Arni dan Azzam menjenguk Afnan. Arni masih dengan aktivitasnya ke kampus. Azzam juga sudah kembali bertugas seperti biasanya. Hubungan Azzam dan Arni semakin harmonis. Arza semakin lucu dan menggemaskan sesuai perkembangannya, kini usia baby tampan itu sudah 8 bulan lebih.Kebetulan hari ini libur. Azzam mengajak keluarga kecilnya jalan-jalan. Rencananya ia mengajak Arni dan baby Arza ke mall dan taman."Sayang, sudah siap belum?" tanyanya pada sang istri. "Sudah, Mas. Arza juga sudah siap," ujar Arni. "Masya Allah, cantiknya istriku! Makin hari makin cantik aja deh, rasanya aku enggak rela ada cowok yang melirikmu," ucapnya tulus sambil mencium kening Arni."Apaan sih, modus melulu deh!" ucap Arni sambil memukul dada bidang sang suami."Beneran, Dek. Aku enggak gombal, rasanya ... aku sangat takut kehilangan kamu, Dek!""Aku enggak akan ninggalin kamu dan enggak akan mau itu terjadi, Mas. Terus apa yang Mas khawatir?""A-aku enggak mengkhawatirkan apa-ap
“Hidup adalah serangkaian perubahan yang alami dan spontan. Jangan tolak mereka karena itu hanya membuat penyesalan dan duka. Biarkan realita menjadi realita. Biarkan sesuatu mengalir dengan alami ke mana pun mereka suka.” ***"Bagaimana keadaan putra saya, Dok?" tanya Hambali saat melihat dokter yang menangani sang putra."Keadaan briptu Azzam masih kritis, kami sudah mengeluarkan peluru yang menembus perutnya, tinggal satu peluru lagi yang masih bersarang di jantungnya belum kami angkat, tapi kami berjanji akan memberikan yang terbaik untuknya." DokMendengar hal itu Arni limbung dan tak sadarkan diri. Yulia panik melihat sang menantu. Hambali mengangkat tubuh menantunya yang sudah ia anggap seperti putri kandungnya sendiri bersama Yulia yang berada mengikutinya dan berteriak meminta bantuan suster supaya memanggilkan dokter untuk Arni.30 menit berlalu, Arni baru sadar dari pingsannya. Ia berusaha duduk meskipun kepalanya masih pusing, tubuhnya pun masih lemas. Ia melihat ada sel
Tidak ada sesuatu yang kekal di dunia ini, karna kematian merupakan sebuah hakikat yang akan menghampri semua manusia.كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَاِ نَّمَا تُوَفَّوْنَ اُجُوْرَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّا رِ وَاُ دْخِلَ الْجَـنَّةَ فَقَدْ فَا زَ ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۤ اِلَّا مَتَا عُ الْغُرُوْرِArtinya: Setiap yang berjiwa akan merasakan mati, dan hanyalah di hari kiamat akan diberikan semua pahalanya. Barang siap yang dijauhkan dari neraka dan dimasukan ke dalam surga, sungguh mendapatkan kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang menipu.Kematian itu jembatan yang akan menghubungkan antara kekasih kepada kekasih.(HR Imam An-Nawawi)***Menjelang maghrib Syafaah datang bersama Arza dan Herman, setelah Haikal menjemputnya tadi. Syafaah melihat sang putri sangat kacau di pelukan sang besan yang mencoba menenangkannya. Ia tidak tega melihat sang putri di usianya yang masih terbilang muda 20 tahun mengalami banyak cobaan seperi ini.