Sebuah harapan akan tercapai dengan adanya semangat yang tak pernah pudar. Dengan keyakinan dan sebuah kesabaran pasti akan berbuah indah saat waktunya tiba. (Fathiyah) *** Fathiyah sudah meletakkan lamaran kerja di beberapa toko, kafe dan restoran. Namun, hingga kini ia belum dapat panggilan. Dirinya sadar kalau hanya lulusan SMA, bahkan ia belum punya pengalaman kerja. Hanya berbekal ijazah SMA dan keahlian memasak yang diajarkan oleh sang ibu dulu semasa hidup, ia pun melamar pekerjaan ke kafe dan restoran sebagai koki. Kebetulan sang ibu dulu adalah seorang koki di rumah makan mewah. Dua tahun sudah Kedua orang tuanya meninggal dunia. Saat itu juga sang bibi dan sang paman memutuskan tinggal di rumah Fathiyah, karena rumah yang disewa mereka sudah habis masa kontraknya. Rika, sang bibi selalu memperlakukan Fathiyah seperti pembantu di rumahnya sendiri, semua pekerjaan rumah di kerjakan gadis itu. Bahkan tak jarang Fathiyah harus rela kelaparan karena sang bibi tidak memberi
Dengan tersenyum bukan berarti kita bahagia, terkadang semua itu hanya sampul untuk menyembunyikan kesedihan karena kesedihan tidak perlu dipamerkan atau pun diperlihatkan sedangkan kebaikan tidak perlu disombongkan. (Fathiyah) *** Setelah diterima bekerja, Fathiyah kembali pulang dan mengabarkan berita gembira itu pada sang bibi. “Assalamualaikum, Bik,” sapanya dengan riang. “Kenapa sudah pulang? Apa kamu tuli? Aku sudah bilang kamu enggak boleh pulang sebelum mendapatkan pekerjaan!” sengitnya tanpa menjawab salam dari Fathiyah. Fathiyah tersenyum menanggapi omelan sang Bibi. “Diajak ngomong malah senyam-senyum kagak jelas, cepat cari kerja yang benar!” ucapnya kesal. “Alhamdulillah, Bik. Aku sudah diterima kerja di kafe dan Resto yang instagramable, tempatnya bagus, Bik.” “Beneran kamu sudah diterima kerja? Kamu enggak lagi halu ‘kan? Awas saja kalau bohong!” ucapnya. “Enggak bohong! Aku beneran diterima, Bik.” “Ya sudah aku senang mendengarnya,” ketusnya sambil kembali k
Bersabarlah dalam segala hal, tetapi yang terpenting adalah bersabar dengan emosi yang ada di dalam dirimu sendiri. Karena Meskipun seribu orang memilih untuk mencemooh dan meremehkanmu. Maka hal terbaik adalah menjadikan cemoohan mereka menjadi penyemangat dalam mengarungi hidupmu. (Fathiyah) *** “Mohon maaf, Mas tampan. Aku mau ambil motorku,” ucapnya yang berhasil membuat dua laki-laki tampan dan satu wanita cantik menoleh ke arahnya sambil memindai penampilan lusuh Fathiyah. Polisi wanita berparas cantik itu langsung menertawakan Fathiyah dengan senyuman yang terkesan mengejek. “Ternyata Briptu Arza ada penggemar baru ya?” ucap polisi wanita berparas cantik yang tertulis di tag namenya bernama Luna itu, terlihat jelas ia mengejek Fathiyah sambil masih melihat penampilan lusuh gadis itu. “Ternyata Briptu Arza yang tampan bukan saja menjadi idola anak pejabat, dan anak kaum borjuis ternyata anak pank seperti dia juga mengidolakannya,” ucapnya lagi semak
Khoirina Azzalina Arni remaja berusia 15 tahun berjuang keras untuk bisa menginjakkan kakinya ke sebuah pesantren ternama sesuai harapannya sejak dulu, setelah lulus dari Madrasah Tsanawiyah di desanya dengan peringkat yang memuaskan.Lika-liku kehidupan keluarganya, yang tidak kaya. Ia harus menelan kekecewaan karena harus dijodohkan dengan lelaki yang tidak pernah ia kenal sama sekali yang terpaut 10 tahun usianya dengannya. Arni harus mengubur cita-cintanya. Arni tidak menyangka kalau dirinya akan menikah di usianya yang masih sangat belia, bahkan harus menikah setelah lulus sekolah.Arni pun harus mengubur juga rasa cinta yang ia pendam pada seseorang juga mengubur segala harapan dan cita-citanya demi membahagiakan kedua orang tuanya.Namun di saat itu juga dia tahu ada sebuah hati yang diam-diam mencintainya, seorang penerus pondok pesantren yang ia tempati untuk menuntut ilmu selama ini. Kekecewaan dirinya semakin bertambah karena cintanya selama ini tidak bertepuk sebelah ta
***Tidak masalah seberapa besar rumah kita, yang penting bahwa ada cinta di dalamnya. Karena rumah laksana surga. Apalagi di dalamnya dihiasi dengan cinta, tentu saja cinta pada sang ilahi dalam membangunnya. Sejauh kita melangkah pergi kita akan tetap singgah. Karena ....Rumah adalah tempat kita singgah setelah pergi, sedangkan keluarga adalah tempat kita membangun cinta dan memiliki keduanya adalah berkah.***Hari kelulusan pun tiba. Saat ini Arni merayakan wisuda kelulusannya. Madrasah Tsanawiyah tempatnya belajar selama tiga tahun ini mengadakan haflah akhirussanah seperti tahun-tahun yang lalu. Dengan balutan kebaya ala remaja milenial ia turut berpose bersama teman-teman sebayanya. Mengabadikan moment perpisahan mereka. Saat ini Arni tampil cantik, remaja manis itu menggunakan kebaya putih gading. Setelah berfoto untuk kenang-kenangan bersama teman-temannya. Arni segera bersiap untuk pulang. Karena acara pun sudah selesai, masih banyak tugas yang harus ia kerjakan di rumah
Berbagi kasih sayang yang sama dengan orang lain, memberikan perasaan hidup! Pengalaman sesuatu yang nyata, tak terlupakan. Hingga menimbulkan kasih saat antar sesama. Dan akan timbul sendiri untuk saling menghargai. Karena ....Bicara tentang kasih sayang bukanlah hal yang sia-sia, karena kasih sayang tidak pernah sia-sia. Selalu tebar kebaikan dengan sesama, membuat kita di sayangi di tengah-tengah ribuan orang. ***Pagi ini Arni berangkat ke pondok dengan diantar sang ibu. Sedangkan Bapaknya tidak bisa mengantarkannya karena harus bekerja. Arni dan ibunya naik angkutan umum untuk ke sanaSaat ini Arni sudah sampai di pondok pesantren. Bangunan besar nan megah. Samping kanan adalah pondok putra dan asrama lengkap dengan fasilitasnya yang di batasi masjid besar, sedangkan di sebelah masjid adalah ndalem (kediaman pemangku pondok), kiyai Laqief yang sering di panggil oleh para santri buya, pondok pesantren dan asrama putri ada di sebelah ndalem lengkap dengan fasilitasnya, kecuali g
Ketulusan tidak pernah mengharap balasan atau imbalan atas semua yang telah dilakukan. Ketulusan tersebut muncul dari dalam lubuk hati yang paling dalam. Meskipun tanpa diminta. Dengan ketulusan bisa membuat kita menerima segala sesuatu dengan apa adanya. Orang yang benar-benar tulus biasanya tidak akan peduli dengan keadaan diri sendiri. Karena lebih mengutamakan memberikan terbaik pada orang lain.***Saat ini Arni dan penghuni kamarnya sedang berkumpul di musholla putri untuk sholat dzuhur berjamaah yang akan diimami Ummi Syarifah. Setelah salat Zuhur selesai para pengurus mengumpulkan santri baru dan meminta santri lama untuk kembali beraktivitas lainnya. Ketua pengurus putri yang bernama Hamidah memberikan beberapa nasehat dan semangat pada santri baru sebelum ia membacakan tata tertib peraturan pondok pesantren. Setelah membacakan peraturan, larangan dan hukuman bagi yang melanggar, mbak Hamidah menyudahi pertemuan mereka semua.dan membuyarkan pata santri baru. Karena keramah
Jika aku jatuh cinta, cintakanlah aku pada seseorang yang melebihkan cintanya padaMu, agar bertambah kekuatanku untuk lebih mencintaiMu. (Cinta dalam Balutan doa)***Satu bulan berlalu. Hari ini Arni dijenguk ibunya bersama Airin, kakaknya. Kak Airin juga mengajak Syahrul keponakannya. Arni datang ke aula setelah namanya dipanggil lewat pengeras suara yang ada di tempat konfirmasi pondok putri.Arni sangat bahagia, Arni memeluk erat ibunya juga kakaknya, tak luput dari serangannya, keponakannya diciuminya hingga bangun dari tidurnya yang berada digendongan ibunya. Syahrul bayi yang berusia 4 bulan itu langsung merengek karena ulah tantenya. "Gimana, Dek. Kerasan 'kan?" tanya kak Airin.Arni tersenyum sambil mengacungkan jempolnya. "Alhamdulillah, Kak," jawabnya.Bu Syafaah hanya tersenyum bangga melihat putri bungsunya kerasan, meskipun Arni terlihat sedikit kurusan."Tapi kamu sedikit kurusan, Dek," ungkap Airin."Iya, Nak. Kamu sedikit kurusan," ucap ibunya."Nggak apa