Share

Bab 10

Author: Sierra
Vila Keluarga Cladia.

Pada malam hari, Landy sedang duduk menunggu Andy di sofa ruang tamu mengenakan gaun tidur sutra.

Dia adalah wanita cantik jelita sejak muda. Nando sangat mencintainya dan memanjakannya. Kemudian, dia menikah lagi dengan Andy, yang mewarisi bisnis dan perusahaan Nando, membuat kariernya semakin besar. Landy menjadi seorang nyonya anggun. Dia sangat memperhatikan perawatan selama ini, sehingga masih tetap tampak pesona.

Saat ini, pintu villa dibuka oleh pembantu dan Andy pulang.

Landy langsung tersenyum senang, melangkah maju untuk menyambutnya dan melepaskan jasnya, "Sayang, kenapa kamu pulang begitu telat?"

Berbeda dengan Nando yang jujur ​​dan membosankan, Andy tampan dan menawan sejak muda. Setelah menjadi bos perusahaan, dia menjadi lebih bergaya dan membuat Landy terpesona.

Andy, "Aku ada dinas malam ini."

Landy tiba-tiba mencium aroma parfum di jas Andy. Dia mengenal aroma parfum itu, parfum itu berasal dari sekretaris wanita yang baru saja direkrutnya.

Landy berkata dengan marah, "Sayang, kamu bersama sekretaris itu lagi?"

Andy mengerutkan kening dan berkata dengan kesal, "Landy, kenapa kamu begitu curiga lagi? Dewa C tidak mau merawat Hana, Hana sedang dalam suasana hati yang buruk. Kalau ada waktu, tolong hibur Hana! Aku lelah, aku mau naik untuk beristirahat!"

Andy ingin naik ke atas.

Landy tiba-tiba berkata, "Aku punya cara untuk mengundang Dewa C."

Andy berhenti sejenak dan segera berbalik. Dia merangkul bahu Landy dan berkata, "Landy, kamu hebat banget. Kamu tidak pernah mengecewakanku. Landy, kamu adalah sayangku."

Andy sangat pandai membujuk wanita, dia memuaskan Landy.

Landy bersandar dalam pelukan Andy dan menatapnya genit, "Aku punya syarat. Kamu harus pecat sekretarismu!"

Andy, "Tidak masalah, aku akan memecatnya besok."

Sambil berkata, Andy menggendong Landy.

Tubuh Landy menjadi lemas, matanya berbinar, "Bukankah kamu baru saja bilang sudah lelah?"

Gaun tidur Landy terbuka, memperlihatkan celana dalam renda yang seksi. Andy berkata dengan nakal, "Kamu terlihat sangat seksi, siapa yang bisa menolaknya?"

Landy memukulnya, "Kamu jahat banget..."

Andy tersenyum nakal, "Kamu menyukainya, bukan?"

...

Hari berikutnya.

Wenny menerima telepon dari Landy di apartemen.

Landy sangat ramah, "Wenny, waktu di rumah sakit itu salah Ibu. Ibu sudah siapkan hidangan kesukaanmu di atas meja. Pulanglah."

Fany yang ada di dapur menjulurkan kepalanya, "Wenny, jangan pergi. Dia jalangnya Andy, sudah tua masih juga memedulikan perasaan. Tidak ada harapan untuknya."

Wenny berkata dengan tenang, "Aku sibuk."

Dia ingin menutup telepon.

Namun, Landy berkata, "Wenny, saat kamu lahir, ayahmu mengubur sebotol arak untukmu dan mengeluarkannya saat kamu dewasa. Aku telah menggali arak tersebut, ayo pulang."

Kaki Wenny agak gemetar. Landy tahu bagaimana memanfaatkan titik lemahnya.

...

Wenny datang ke vila Keluarga Cladia. Andy dan Hana tidak ada di sana. Landy benaran siapkan hidangan mewah, ada juga sebotol arak di atas meja.

Tulisan [arak] ditulis oleh ayahnya, agak kaku. Ayah tidak berpendidikan tinggi, tetapi dia memulai bisnisnya sendiri. Tidak seperti Andy, yang saat itu sudah menjadi mahasiswa.

Wenny perlahan membelai tulisan tersebut. Dia juga memiliki masa kecil yang bahagia, ayahnya paling menyayangi Wenny.

Landy sedang dalam suasana hati yang baik hari ini, wajahnya penuh senyuman. Dia membuka botol arak dan menuangkan dua gelas, satu untuknya dan satu untuk Wenny.

"Wenny, ayo bersulang."

Wenny menatap Landy dan bertanya dengan dingin, "Kenapa ayahku meninggal saat itu?"

Pertanyaan ini membuat tangan Landy gemetar dan arak dalam gelas hampir tumpah.

Tatapan Landy sedikit mengelak, "Wenny, ayahmu meninggal karena... sakit. Kamu tidak akan mengerti kalau aku memberitahumu. Kamu bukan dokter!"

Wenny mencibir dan perlahan-lahan meminum arak tersebut. Dia pasti akan cari tahu bagaimana ayahnya meninggal.

Wenny meletakkan gelas kosongnya, "Aku masih ada urusan lain, aku pergi dulu."

Wenny ingin bangun dan pergi, tetapi Fendy muncul dan berjalan menghampirinya.

Wenny mengerutkan kening, "Siapa kamu?"

Fendy sudah setengah baya dan terlihat sangat anggun, tapi dia menatap Wenny dari atas sampai bawah sambil tersenyum cabul.

Landy meletakkan arak di tangannya, "Wenny, ini Pak Fendy dari Rumah Sakit Pengobatan Tradisional. Dia kenal Dewa C dan bisa meminta Dewa C untuk mengobati Hana."

Wenny memandang Fendy, ‘dia kenal Dewa C?’

Hiks.

Wenny tersenyum, "Lalu?"

Landy pun tidak berpura-pura ramah lagi, "Wenny, tidurlah dengan Pak Fendy sekali saja, maka Hana akan selamat."

Demi menyelamatkan Hana, ibunya malah memintanya untuk tidur dengan seorang pria?

Jadi ini sebabnya Landy memintanya pulang.

Wenny merasakan badannya menjadi lemas dan panas, sangat panas.

‘Ada yang salah.’

Wenny memandangi botol arak itu dan menyadari bahwa Landy telah memberinya obat dalam arak ayahnya.

Apa lagi yang tidak bisa dilakukan ibunya?

Mata Wenny perlahan memerah. Dia menatap Landy dengan penuh kekecewaan.

Wenny tidak tahu apa kesalahannya, kenapa dia tidak pernah dicintai?

Landy menghindari tatapannya dan berbalik menatap Fendy, "Pak Fendy, kuserahkan dia padamu."

Fendy menggosok tangannya dengan gembira, dia langsung bergegas ke Wenny, "Cantik, ayolah! Kamu begitu cantik, biar kulihat betapa genit dirimu di atas ranjang!"

Landy sudah pergi.

...

Begitu Landy pergi, Fendy jatuh pingsan di lantai.

Pipi Wenny terasa seperti terbakar, obat yang diberikan Landy sangat kuat.

Wenny mengulurkan tangan ke pinggangnya, mencoba mengambil jarum perak.

Namun, pinggangnya kosong. Gawat, jarum perak tertinggal di vila.

Wenny hanya bisa bergegas ke vila. Dia belum kembali sejak pindah dari sini.

Dia pergi ke kamar utama untuk mencari jarum perak, tetapi tidak menemukannya.

Mungkin sudah dibuang Mbak Nur saat berkemas.

Wenny tidak kuat minum. Sekarang efek dari arak mulai terasa. Dia merasa pusing. Kesadaran yang selama ini dia coba pertahankan juga ikut terpengaruh oleh panas yang menjalar di tubuhnya. ‘Ugh, panas sekali~’

Suara langkah kaki terdengar dari luar pintu, ada yang pulang.

‘Apa Hendro sudah pulang?’

Mata Wenny berbinar.

Hendro membuka pintu, tubuh seseorang jatuh lemas ke pelukannya.
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
eneng Heryani
ibu macam apa seperti itu
goodnovel comment avatar
Ricky Santos Sri
jahatnya ibu macam apa itu
goodnovel comment avatar
Nofrianty iotaklal
Lanjutkan.
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 620

    Hana sangat egois. Selama bertahun-tahun ini, Andy telah mencurahkan seluruh kasih sayangnya padanya. Dia memperlakukannya sepenuh hati seperti anak kandung sendiri. Sayangnya, Hana sama sekali tidak memiliki perasaan terhadap Andy. Siapa pun yang menghalangi jalannya, akan dia tendang tanpa ragu."Awalnya, Andy sudah terjebak dalam kondisi vegetatif, tapi Nyonya Jena malah menyuruh Wenny untuk melakukan terapi akupunktur padanya. Hasilnya, Andy sadar kembali. Kita harus segera mencari cara agar identitasmu nggak terbongkar!"Tatapan mata Hana berubah menjadi dingin dan kejam. "Kalau begitu, kita singkirkan saja Wenny untuk selamanya!"Landy sempat terkejut.Hana melanjutkan, "Wenny adalah sumber semua masalah. Selama dia mati, semuanya akan jadi milikku!"Yang ada dalam pikiran Hana sekarang hanyalah satu hal, yaitu Wenny harus mati.Landy mengangguk pelan. Sorot sepasang matanya pun ikut berubah menjadi bengis. "Wenny memang seharusnya sudah mati dari dulu. Waktu masih kecil, aku sud

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 619

    Hana mengerutkan alisnya. "Apa maksudmu dengan ada masalah besar di pihak Andy? Dia kenapa?"Landy menurunkan suaranya, lalu berkata, "Hana, Andy sudah mengetahui rahasia tentang identitasmu. Dia ...."Belum selesai Landy bicara, Hana sudah menyela, "Rahasia tentang identitasku? Memangnya ada rahasia apa? Bukankah semuanya sudah jelas? Aku adalah putri taipan dari Keluarga Yale!"Ternyata, Hana masih belum tahu apa-apa.Sebenarnya, Landy tidak berniat memberitahunya. Namun, sekarang Andy sudah sadar kembali sehingga semuanya bisa terungkap kapan saja. Dia tidak punya pilihan selain memberi tahu Hana lebih awal agar mereka bisa bersiap."Hana, aku harus memberitahumu satu hal. Sebenarnya, kamu bukan anak kandung Pak Morgan.""Apa?"Ekspresi Hana langsung berubah drastis. Dia menatap Landy dengan tatapan tak percaya. "Apa maksudmu aku bukan anak kandung ayahku? Kamu bicara apa sih? Kamu ini sudah gila ya?"Landy menatap Hana dengan serius. "Hana, kamu sebenarnya adalah anak kandung Ibu d

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 618

    Hana tergagap. "Kamu!""Tapi, ada satu hal lagi." Wenny menatap Hana dengan penuh rasa curiga. "Aku belum sempat meracik obat penawarnya, tapi kenapa kamu bisa bangun sendiri?"Tatapan Hana sedikit berubah. Sebersit rasa bersalah melintas di matanya."Kalau benar aku yang meracunimu, aku pasti akan memastikan kamu mati. Tapi nyatanya, kamu malah bangun sendiri. Pak Morgan, soal racun yang menimpa anakmu ini memang aneh. Aku rasa, kamu perlu menyelidikinya dengan sungguh-sungguh," kata Wenny sambil menatap Morgan.Morgan menatap Hana dalam-dalam.Tatapan itu membuat jantung Hana berdetak kencang, seolah-olah Morgan telah menyadari sesuatu.Hana segera berpura-pura lemas sambil berkata, "Ayah, aku pusing.""Hana, kalau begitu istirahatlah." Morgan membetulkan selimut di tubuh Hana, lalu mengajak semua orang keluar kamar.Di koridor, hanya tinggal Morgan dan Wenny. Morgan memandang Wenny sambil bertanya, "Tentang Hana yang keracunan ini, menurutmu gimana?"Wenny menjawab, "Pak Morgan, aku

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 617

    Andy membuka mulut, seolah-olah ingin bicara.Namun, suara yang keluar dari mulutnya hanya gumaman samar. Itu tak jelas dan tak bisa dimengerti."Wenny, kenapa anakku masih belum bisa bicara?" tanya Bu Jena.Saraf Landy yang sejak tadi menegang akhirnya sedikit mengendur. Dia sangat takut Andy tiba-tiba bisa berbicara dan membongkar semuanya. Ternyata, suaminya masih belum bisa bicara.Landy langsung maju dan menggenggam tangan Andy. "Sayang, kamu kenapa? Apa kamu mau menyampaikan sesuatu padaku? Aku di sini kok, pelan-pelan saja bicaranya."Wenny memandang Andy sambil menjelaskan, "Aku sudah melakukan akupunktur untuk menyadarkannya, tapi kemampuan bicaranya memang belum pulih. Dia butuh waktu untuk pemulihan secara bertahap."Bu Jena hanya bisa menenangkan, "Andy, jangan terlalu cemas. Kamu akan pulih sedikit demi sedikit."Andy tetap menatap Landy dengan sepasang mata merah menyala dan penuh kemarahan. Namun karena belum bisa bicara, dia hanya bisa diam.Saat itu, seorang pembantu t

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 616

    Haha.Hahaha.Landy berteriak keras, "Seseorang, cepat datang!"Wenny mengangkat kepalanya. Tatapan jernihnya menatap langsung ke wajah Landy, lalu dia tersenyum tipis."Wenny, kenapa kamu tersenyum? Kamu baru saja membunuh suamiku, tapi kamu masih bisa tersenyum?" Landy merasa senyuman Wenny terlihat sangat aneh.Wenny menatap ke arah Landy. "Kamu yakin suamimu sudah mati?"Landy tertegun. "Wenny, apa maksudmu? Suamiku sudah nggak bernapas. Tentu saja dia sudah mati."Wenny berkata pelan, "Kalau begitu, coba cek sekali lagi apakah dia benar-benar nggak bernapas."Landy agak ragu, tetapi tetap meletakkan jarinya di bawah hidung Andy. Udara di sana dingin, tanpa ada embusan napas. Dia benar-benar sudah tidak bernyawa.Landy baru saja hendak menarik tangannya kembali dan memaki Wenny karena mengada-ada. Namun pada saat itu, Andy tiba-tiba membuka matanya.Landy menjerit kencang, "Aaaargh!"Pada saat ini, Andy langsung mengulurkan tangan dan mencengkeram pergelangan tangan Landy.Seseoran

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 615

    Bu Jena tetap bersikeras agar Wenny yang mengobati Andy.Wajah Landy langsung menegang. "Bu, apakah kamu sudah benar-benar memikirkan ini? Kita nggak bisa menyerahkan Andy ke tangan Wenny. Gimana kalau ...."Wenny menyunggingkan bibir tipisnya. Dia menatap Landy sambil bertanya, "Kenapa kamu begitu takut aku mengobatinya? Kalau kamu terus bersikeras menolak, aku benar-benar curiga kalau kamu menyimpan rahasia besar yang nggak mau diketahui orang lain."Tatapan Bu Jena kembali beralih ke Landy. "Aku sudah memutuskan. Landy, mundurlah."Perintah itu datang langsung dari Bu Jena.Walau dalam hatinya sangat enggan, Landy tak punya pilihan lain sekarang. Kalau dia bicara lebih jauh, Bu Jena pasti akan makin curiga. Itu sama saja dengan membongkar dirinya sendiri.Akhirnya, Landy pun mundur.Wenny lalu berjalan mendekat. Dia menatap Andy yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Sebenarnya, satu-satunya kesan yang dimilikinya tentang Andy adalah dia seorang ayah yang baik. Selama hidupnya

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status