Share

Bab 126

Author: Sierra
Hendro tidak peduli.

Kaki kanan Wenny digenggam oleh Hendro. Ini adalah bagian tubuh wanita yang sensitif. Wenny yang berusaha menarik kakinya berujar, "Lepaskan!"

Hendro juga menyadari ada yang tidak beres. Dia melihat Wenny sekilas, lalu melepaskan kaki Wenny.

Sementara itu, Wenny menarik kakinya dan menyembunyikannya di balik gaun.

Hendro duduk, lalu kembali membicarakan masalah penting, "Aku akan suruh orang urus masalah ini ...."

Wenny memeluk kedua kakinya dan menolak, "Pak Hendro, terima kasih atas niat baikmu. Tapi, kamu nggak usah urus masalahku."

Hendro melihat Wenny sambil menanggapi, "Wenny, jangan nggak tahu diri. Kamu kira aku mau urus masalahmu?"

Wenny menegaskan, "Kalau gitu, kamu nggak usah urus masalahku! Sejak kamu usir aku dari kediaman Keluarga Jamil, masalahku nggak ada hubungannya denganmu lagi!"

Suasananya menjadi tegang. Hendro kesal setengah mati.

Wenny mengangkat alisnya sembari mengamati tubuh Hendro. Dia bertanya, "Apa semalam Hana nggak memuaskanmu?"

He
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 127

    Di dalam kantor dekan, Carlos yang ditemani kedua orang tuanya kembali dengan percaya diri. Dia melihat Wenny dan Yuvi yang sudah mandi.Melihat wajah Wenny yang yang mulus dan lembut, Carlos terpesona. Sebenarnya dia ingin Wenny menjadi pacarnya.Stella hanya suruh Carlos ganggu Wenny. Dia tidak suruh Carlos menjadikan Wenny sebagai pacarnya.Carlos juga tidak mengerti. Dia juga tidak meremehkan latar belakang Wenny yang berasal dari desa. Kenapa Wenny masih menolak jadi pacarnya? Padahal biasanya saat mobil sport Carlos berhenti di depan asrama putri, ada banyak mahasiswi yang mau menggodanya.Carlos memandang Wenny dan berkata dengan arogan, "Wenny, apa sekarang kamu takut? Kamu baru masuk ke Universitas Cestana dua hari, tapi sebentar lagi kamu diusir. Kalau sekarang kamu akui kesalahanmu, mungkin kondisinya bisa berubah."Manda menarik Carlos dan mengingatkan, "Nak, dia sudah memukulmu sampai terluka parah. Jangan ampuni dia, kita harus mengusirnya dari Universitas Cestana."Jaco

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 128

    Tadi Wenny ingin menjelaskan pada Hendro saat di asrama. Namun, Hendro sama sekali tidak mau dengar. Dia malah memarahinya. Kala itu, Wenny terlihat kecewa.Hendro menyalahkan dirinya sendiri. Hanya saja, dia tiba-tiba mendengus. Hendro merasa sebenarnya Wenny yang membuat masalah sendiri.Wenny baru masuk ke Universitas Cestana dua hari, tetapi dia sudah diincar oleh Carlos yang genit itu. Tadi Hendro melihat tatapan Carlos ketika mengamati Wenny. Sebagai sesama pria, Hendro tahu Carlos memang menyukai Wenny.Jika tadi Wenny mengakui kesalahannya dan bermanja-manja, mungkin Carlos akan memaafkannya. Hendro juga tidak perlu datang.Ekspresi Hendro menjadi dingin begitu memikirkan hal ini. Wenny yang genit ini suka banget menggoda pria. Hendro kirim Wenny ke sini untuk kuliah, bukan berpacaran. Awas kalau Wenny berani pacaran!Hendro menoleh. Dia melirik Sutinah dengan dingin dan berkomentar, "Sutinah, sepertinya kamu sangat menyukai Wenny."Sutinah sering membela Wenny. Dia yang k

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 129

    Kemudian, Stella masuk ke akunnya yang lain lagi [Maestro Tari]. Dia berpura-pura menandai [Cantik Jelita] dan menulis komentar. [Benar! Kamu benar! Kalau Dewa Tidur seperti Wenny pun bisa jadi primadona Universitas Cestana, universitas kita bakal diejek! Stella lebih cantik!]Sesudah itu, Stella kembali ke akun aslinya dan berpura-pura murah hati. [Kalian jangan debat lagi. Wenny juga cantik. Aku rela serahkan posisiku sebagai primadona Universitas Cestana padanya.]Stella bergonta-ganti tiga akun dan bersandiwara jadi tiga peran untuk stabilkan situasinya. Dia tidak ingin kehilangan gelarnya sebagai primadona Universitas Cestana. Sesuai dugaan, para penggemar pria Stella langsung muncul setelah Stella bertindak.[Bidadari Wenny memang cantik, tapi cuma Stella yang berbakat yang pantas jadi primadona.][Stella itu wanita idamanku. Siapa pun nggak bisa menggoyahkan posisinya di hatiku!][Aku mendukung Stella!]Stella mempunyai citra wanita cantik dan manis di mata orang lain. Terutama

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 130

    Seseorang menambahkan, [Tentu saja! Kamu nggak lihat, bahkan Pak Angga pun keluar untuk sambut Kak Susan?]Semua orang yang kagum dan juga iri memandangi Susan. Dia datang bersama Angga. Susan mengangkat dagunya. Keangkuhan dan kepercayaan diri Susan membuatnya tampak menonjol.Susan dan Angga berhenti. Tatapan Susan tertuju pada Wenny. Dia mengamati Wenny dengan sinis, lalu melihat Hendro dan berucap, "Pak Hendro, Wenny nggak sekolah lagi sejak berusia 16 tahun. Kudengar, dia juga tidur waktu Pak Angga mengajar. Atas dasar apa dia masuk ke Universitas Cestana?"Stella seperti menemukan teman yang sehati dengannya. Dia mengangguk seraya membalas, "Benar!"Ekspresi Hendro tetap terlihat datar. Dia melihat Wenny sekilas, lalu berkata, "Dia akan serius kuliah di sini."Stella masih ingin bicara. Dia dapat kabar, Wenny bisa masuk ke Universitas Cestana karena Hendro minta bantuan Angga. Hendro tidak pernah melakukan hal seperti ini demi siapa pun, kecuali Wenny. Atas dasar apa Wenny menda

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 131

    Angga kehabisan kata-kata. Angga? Siapa orang yang dipanggil Wenny? Siapa yang bernama Angga? Memang benar namanya adalah Angga, tetapi mana boleh Wenny memanggil namanya secara langsung?Angga sebenarnya ingin bicara, tetapi Wenny langsung berbalik dan pergi begitu saja setelah melirik sekilas ke arah kerumunan orang."Pfft." Yuvi tidak tahan dan langsung tertawa. Kemudian, dia melirik Angga sejenak sebelum buru-buru mengejar Wenny. Dia berseru, "Wenny, tunggu aku!"Susan dan Stella sama-sama tercengang. "Pak Angga, barusan Wenny memanggilmu apa? Dia bisa-bisanya memanggil namamu secara langsung? Dia pasti sudah gila!" Kedua wanita itu benar-benar terkejut.Angga hanya diam. Sebenarnya, ini sudah yang kedua kalinya. Dia juga bingung kenapa Wenny berani menyebut namanya secara langsung. Sungguh tidak tahu sopan santun. Apa Wenny tidak paham etika menghormati guru dan orang yang lebih tua?Satu-satunya orang yang boleh memanggil namanya langsung seperti itu hanyalah gurunya sendir

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 132

    Bu Lisa langsung paham. Dia membalas, "Baguslah. Kalau gitu, Nenek jadi tenang."Wenny senang bukan main. Dia menggandeng lengan Bu Lisa dengan manja, lalu mengajak, "Nek, mumpung sudah keluar rumah, aku ajak Nenek jalan-jalan ya."Bu Lisa tertawa bahagia sambil membalas, "Wah, bagus sekali! Nenek memang paling suka jalan-jalan."....Wenny dan Yuvi membawa Bu Lisa ke jalan raya. Saat itu, mereka melewati sebuah toko boba.Yuvi berkata, "Wenny, kita beli boba yuk. Toko ini baru mengeluarkan varian moci talas buatan tangan. Rasanya enak banget!""Boleh," balas Wenny sambil mengangguk.Tiba-tiba Bu Lisa bertanya, "Wenny, Yuvi, kalian mau minum boba?"Wenny tahu bahwa di keluarga kaya raya seperti Keluarga Jamil, biasanya para orang tua melarang anak-anaknya minum minuman seperti itu. Dia pun buru-buru menjelaskan, "Nek, sebenarnya sesekali minum boba itu nggak membahayakan kesehatan kok ...."Bu Lisa tiba-tiba bertanya, "Bisa belikan Nenek satu? Nenek juga pengen minum."Wenny langsung t

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 133

    Bu Lisa menatap tulisan besar "Spa Kaki Lucea" di depan toko itu, lalu menyesap bobanya sambil bertanya penasaran, "Wenny, ini tempat apa ya?"Wenny menaikkan alisnya yang rapi, lalu menjawab sambil tersenyum usil, "Orang dewasa nyamannya bukan di cinta, tapi di pijat refleksi. Nenek, Yuvi, aku traktir kalian pijat kaki!"Ketiganya pun masuk ke dalam dengan gaya santai dan penuh percaya diri. Begitu mereka masuk, bos di sana langsung menyambut mereka dengan hangat.Wenny memberi tahu, "Bos, kami pesan tiga terapis pria ya. Tolong pilihkan yang paling tinggi, ganteng, dan yang jadi favorit di sini!"Bos itu membalas sambil tersenyum, "Oke, siap. Mari, silakan ke sini."Sementara itu di restoran ala Franca, Hendro dan Hana sedang menikmati makan malam romantis diiringi cahaya lilin dan musik piano lembut. Tiba-tiba ponsel Hendro bergetar karena ada panggilan masuk. Ternyata itu panggilan dari rumah lama Keluarga Jamil.Hendro langsung mengangkatnya. Suara cemas Pak Yudi terdengar di seb

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 134

    Bu Lisa memeluk gelas bobanya dan menyesap lagi satu tegukan, lalu berkata dengan puas, "Enak banget."Sambil berkata begitu, Bu Lisa melirik ke arah terapis pria tampan yang sedang memijat kakinya. Dia bertanya, "Kamu umur berapa sekarang?"Terapis itu menjawab, "Aku 18 tahun."Bu Lisa tertawa sebelum merespons, "Pantas saja pria umur 80 tahun masih suka sama yang 18 tahun. Ternyata aku yang sudah umur 80 tahun pun masih suka sama yang umur 18.""Hahaha!" Wenny dan Yuvi langsung tertawa terbahak-bahak. Suasana ruangan dipenuhi tawa ceria tiga wanita yang begitu santai dan bahagia.Sebenarnya, Sutinah sempat ingin masuk untuk mengingatkan Wenny. Namun setelah mendengar obrolan mereka, dia langsung membalikkan badan dan keluar. Sudahlah, setiap orang punya keberuntungannya sendiri. Semoga Wenny bisa menjaga dirinya baik-baik.Hendro berdiri di depan pintu. Urat di pelipisnya sudah terlihat menegang. Dulu, mana pernah dia membayangkan neneknya akan keluar rumah sambil minum boba, bahkan

Pinakabagong kabanata

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 266

    Ternyata kehilangan Hendro, rasanya sesakit ini.Wenny sendiri juga tidak tahu apa sebenarnya yang bagus dari pria itu. Sebenarnya, pria itu sama sekali tidak memperlakukannya dengan baik. Namun dalam hidup ini, siapa yang tidak pernah mencintai satu atau dua orang berengsek? Dia memang mencintai Hendro.Tangan Wenny menggenggam erat liontin giok di tangan. Ini adalah liontin giok yang diberikan oleh Hendro. Wenny tahu, dia sudah benar-benar kehilangan pria itu.Wenny sudah kehilangan Kak Hendro miliknya.Saat itu, sebuah mobil mewah Rolls-Royce Phantom berhenti di tepi jalan. Di balik kaca depan yang mengilap, Hendro di kursi pengemudi sambil menatap Wenny. Dia mendapati wanita itu berjongkok di pinggir jalan dan memeluk tubuhnya sendiri sambil menangis tanpa suara.Sepasang mata hitam Hendro perlahan memerah. Jari-jarinya yang tajam terlihat mencengkeram erat setir.Hendro merasa seolah-olah hatinya disengat sesuatu. Rasa sakitnya tidak terlalu jelas, tetapi sebarannya rapat dan menu

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 265

    Hendro, apa kamu pernah menyukaiku?Pertanyaan itu membuat Hendro tertegun sejenak.Suka.Dulu, Hendro pernah diam-diam menyadari perasaan berbeda yang dia miliki terhadap Wenny.Hendro pernah merasa berat untuk melepaskannya.Pernah merasa tertarik.Pernah ingin memiliki Wenny.Hendro memang pernah sedikit menyukai Wenny.Namun jika dibandingkan dengan Hana, perasaan kecil itu sama sekali tidak ada artinya.Berhubung sudah memutuskan untuk bercerai sekarang, Hendro ingin menebas semua keterikatan dengan tegas dan tanpa ragu.Hendro pun memberi tahu, "Wenny, orang yang kucintai adalah Hana."Pria itu berkata, orang yang dia cintai adalah Hana.Cahaya di mata Wenny perlahan-lahan padam. Sebenarnya dia tahu, dia tidak seharusnya mengajukan pertanyaan ini. Sebab, pertanyaan ini hanya akan membuat dirinya dipermalukan dan kalah telak.Namun, Wenny siap menerima kekalahan ini."Kalau begitu, mari kita bercerai."Hendro terdiam sejenak, lalu berkata, "Ambil kartu keluarga."Wenny tersenyum t

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 264

    Wenny kembali ke asrama putri. Tak lama kemudian, dia menerima panggilan video dari Yuvi.Wajah ceria Yuvi muncul di layar. Dia bertanya, "Wenny, gimana? Semalam, kamu sama Pak Hendro ...."Yuvi mengedipkan mata dengan ekspresi penuh godaan.Wenny membalas sambil tersenyum, "Yuvi, kenapa kamu masih belum pulang?""Aku jelas nggak mau mengganggu kalian berdua dong! Aku nggak mau jadi nyamuk," jelas Yuvi.Yuvi lalu melanjutkan, "Wenny, kali ini Pak Hendro bertindak sangat cepat soal Mona. Aku rasa dia pasti benar-benar menyukaimu. Kalian juga sudah tidur bareng dan jadi pasangan suami istri sungguhan. Aku harap, kelak kalian bisa menjalani hidup yang bahagia bersama."Wenny tidak tahu harus menjawab apa. Dia membuka bungkus sebuah permen susu Milkita dan memasukkannya ke dalam mulut. Begitu rasa manisnya memenuhi rongga mulut, dia pun berujar sambil tersenyum, "Aku mengerti, Yuvi. Cepatlah pulang."Yuvi berjanji, "Aku akan pulang malam ini.""Oke," balas Wenny.Wenny memutuskan sambungan

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 263

    Hana meminta Hendro mengusir Wenny.Wenny pun menoleh ke arah pria itu.Saat itu, Hendro masih menggenggam tangan Hana. Dia perlahan mendongak untuk menatap Wenny.Tatapan mereka akhirnya bertemu.Hanya saja sebelum Hendro sempat mengatakan apa pun, Wenny sudah lebih dulu mengalihkan pandangannya. Dia melirik Hana sekilas, lalu tersenyum tipis. "Yang penting kamu baik-baik saja. Aku pergi dulu."Setelah itu, Wenny berbalik dan berjalan keluar.Hanya saja, Wenny tidak langsung pergi jauh. Dia berdiri di luar pintu, lalu diam-diam mendengarkan percakapan dari dalam ruangan.Di dalam, Hana mengeluh dengan sedih, "Hendro, aku mau tanya. Kamu sudah tidur sama Wenny ya?"Hendro melirik ke arah pintu, lalu mengalihkan pandangannya ke wajah pucat Hana. "Maaf, Hana."Hendro mengakuinya.Hana menggigit bibirnya kuat-kuat saat bertanya, "Hendro, kenapa? Bukankah kamu pernah bilang hubunganmu dengan Wenny sudah berakhir?"Sorot mata Hendro menjadi gelap. Ya, dia memang pernah mengatakan hubungan m

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 262

    Hendro menatapnya sekilas, lalu berbicara sambil mengangguk, "Oke."....Mereka berdua lalu tiba di rumah sakit. Begitu masuk ke bangsal VIP, mereka langsung melihat Hana.Hana terbaring di ranjang dengan wajah pucat. Dia mengenakan alat bantu pernapasan dan masih dalam keadaan koma. Pergelangan tangan kanannya dibalut perban tebal, bahkan sampai sekarang masih ada darah segar yang merembes keluar dari balutan tersebut.Saat melihat Hendro datang, Landy segera maju untuk menyapa, "Pak Hendro, akhirnya kamu datang."Namun, ekspresi Landy segera berubah kaku. Sebab, dia juga melihat Wenny yang berdiri di belakang Hendro.Raut wajah Landy langsung berubah. "Pak Hendro, kenapa kamu membawanya ke sini?"Wenny melihat ke arah ibu kandungnya sendiri, Landy, dengan tatapan dingin.Emosi Landy sedikit tak terkendali saat membentak, "Wenny, kamu masih berani datang ke sini?""Tadi malam, Hana merasa sesak di dada. Dia ingin Pak Hendro menemaninya. Kamu tahu jelas, tapi tetap saja menahan Pak Hen

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 261

    Wenny mengulurkan tangan karena ingin menyentuh wajah tampan Hendro.Namun, jari-jarinya yang putih dan ramping langsung ditangkap oleh seseorang. Hendro membuka matanya yang masih mengantuk.Pria itu menarik tangan kecil Wenny dan menciumnya lembut di bibir. Kemudian, dia menoleh untuk menatapnya sambil bertanya, "Sudah bangun?"Suara serak Hendro ketika baru bangun terdengar begitu dalam dan menawan.Dengan mata yang agak menunduk, Hendro menatapnya dengan penuh kehangatan.Wajah mungil sebesar telapak tangan Wenny memerah sedikit. "Sudah nggak pagi lagi, kita harus bangun."Hendro memeluk tubuhnya yang lembut ke dalam pelukan, lalu berujar, "Temani aku tidur sebentar lagi."Hendro masih ingin tidur sebentar lagi.Namun, Wenny sudah duduk. "Nggak bisa, ini asrama putri. Nanti kalau yang lain bangun, mereka akan melihatmu. Kamu harus cepat pergi."Hendro menaikkan ujung matanya yang panjang. Sorot mata tampannya memancarkan pesona dan godaan, seakan-akan memang sengaja menggoda Wenny.

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 260

    Namun, berbeda dengan hari ini. Hana telah menunggu dari tadi, tetapi dia tidak berhasil menunggu kedatangan Hendro.Hana merasa panik, makanya dia berkali-kali menghubungi Hendro.Namun, terdengar suara dingin dan mekanis. “Maaf, nomor yang kamu hubungan tidak dapat dihubungi. Cobalah beberapa saat lagi.”Hendro tidak mengangkat teleponnya.Plak!Hana langsung membanting ponselnya ke dinding. Wajah indahnya kelihatan emosi.“Hana, kamu jangan marah. Kondisi jantungmu nggak bagus.” Landy menghibur Hana.Hana langsung mendorong Landy. “Apa mungkin aku nggak marah? Mona memang bodoh sekali. Awalnya kupikir trik kehamilan itu sudah cukup untuk mengamankan semuanya. Nanti kita tinggal susun perangkap, biar anak Mona mati di tangan Wenny. Selamanya Wenny nggak akan pernah bisa bangkit lagi. Tapi Mona benar-benar nggak bisa diandalkan!”“Sekarang Hendro sudah tahu cewek malam hari itu adalah Wenny. Hendro pasti pergi cari Wenny. Dia lagi temani Wenny!”Hana sangat takut Hendro mengetahui ken

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 259

    Tubuh lembut Wenny meluncur ke lantai. Untung saja ada lengan si pria yang memeluk pinggang lembutnya.Wenny hampir meleleh dalam ciuman membaranya.Hendro mengulurkan tangannya untuk membuka kancing pakaian Wenny. Dia bertanya dengan suara serak dan rendahnya, “Apa ada alat kontrasepsi di sini?”Wenny menggeleng tanda tidak ada.“Aku suruh sekretarisku antar kemari.” Hendro hendak mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Wenny segera menghentikannya. Hendro merasa menyuruh sekretaris mengantar alat kontrasepsi adalah masalah yang sangat normal. Hanya saja, Wenny malah merasa tidak tahu bagaimana menghadapi sekretarisnya di kemudian hari.“Jangan ….”Bibir tipis Hendro menempel di bagian lehernya, lalu mencium ke bawah. “Jangan apa?”Rambut pendek Hendro menusuk Wenny, menusuk bagian dagu lembut Wenny. Rasanya tertusuk itu sakit dan juga geli. Kedua tangan kecil Wenny menarik rambut pendek Hendro, lalu mendorongnya. “Hendro, jangan.”Pikiran Wenny sangat kacau. Dia tidak pernah kepikira

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 258

    Punggung indah dan lembut ditindih di atas keramik dinding. Air panas mengalir dari atas kepala, membasahi Wenny dalam seketika. Dia mengangkat tangannya untuk menindih pria di hadapannya. “Kamu lagi ngapain?”Air membasahi wajah tampan dan angkuh pria itu, mengalir turun mengikuti lekuk wajahnya yang tegas dan tampan.Dari jakun yang menonjol di lehernya ke tulang selangka yang menggoda, lalu mengalir ke bawah ….Sebuah pemandangan pria tampan yang sedang mandi benar-benar sangat menggoda.Tubuh Wenny seketika terasa terbakar. Dia seperti rusa kecil yang sedang terkejut saja. Dia tidak tahu harus melihat ke mana. Dia begitu panik dan terus menghindar.Hendro menindih Wenny di sisi dinding. Bibir tipisnya kelihatan sedang tersenyum. “Kenapa kamu semalu ini? Memangnya kamu nggak pernah melihat bagian mana dari tubuhku?”Wenny tidak menyangka Hendro akan menariknya ke dalam. Malam itu, Hendro di bawah kendali obat, dia memang sedang linglung, tapi sekarang dia sangat sadar.Wenny tidak p

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status