Share

Bab 174

Penulis: Sierra
Hana melangkah ke dalam kolam air panas dan mendekati Hendro. "Hendro, aku cantik, kan?" tanyanya lembut, penuh harap.

Hendro menatapnya tanpa berkata apa-apa. Namun sebelum dia sempat membuka mulut, Fany sudah datang sambil menarik Wenny.

Fany menyusuri kolam dan berseru, "Wenny, ayo cepat turun!"

Hendro mengangkat wajahnya, menoleh ke arah Wenny. Wenny sudah berganti pakaian dengan bikini, namun terlihat canggung. Dia membungkus tubuhnya dengan handuk.

Hana langsung menyindir dengan nada tajam, "Wenny, ngapain kamu pakai handuk? Jangan-jangan kamu nggak pede sama badanmu sendiri?"

Stella ikut-ikutan tertawa kecil, jelas menikmati situasi.

Fany mendorong, "Wenny, semua orang suruh kamu lepas handuk tuh!" Dan tanpa aba-aba, dia langsung menarik handuk itu dari tubuh Wenny.

Ah!

Wenny menjerit kecil, terkejut, dan bersamaan dengan itu keindahan tubuhnya pun terpampang di hadapan semua orang.

Ia mengenakan bikini warna merah magenta, kontras sempurna dengan kulitnya yang putih alami
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Nia Daniati
ngak seru iklannya lama banget lama nungguin iklan dari pada baca 1 bab ...
goodnovel comment avatar
Deliimaa
ayuk wen,sama steve aja steve juga gak kalah kok dari hendro
goodnovel comment avatar
putu srinadi
nah Hana kamu jangan sombong dan kamu Hendro kamu juga terlalu gengsi pura2 benci sama Wenny padahal kamu suka....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 330

    Hendro menatap langit-langit di atasnya. Ternyata, semua itu hanya mimpi.Hendro bermimpi tentang Wenny.Tadi malam, Wenny hadir dalam mimpinya.Tenggorokannya terasa kering dan tegang. Otot-otot di tubuhnya juga ikut mengencang satu per satu. Sebagai pria muda yang penuh gairah, tubuhnya sangat sensitif di pagi hari.Hendro perlahan menyelipkan tangannya ke dalam selimut, lalu memejamkan sepasang matanya dalam rasa lelah dan dorongan yang tak tertahan ........Salju turun semalaman. Hari ini, semua orang sudah sepakat untuk pergi bermain ski.Mereka semua sudah berkumpul, hanya Hendro saja yang belum muncul."Kenapa Kak Hendro belum datang juga?""Aku ke kamarnya dulu buat panggil dia."Namun saat mereka hendak menjemput, pintu kamar terbuka dan Hendro pun keluar."Pagi, Kak Hendro!"Wajah tampan Hendro tidak menunjukkan emosi apa pun, tetapi hawa dingin dari tubuhnya terasa jelas. Auranya begitu kuat dan membuat orang tak berani mendekat. Dia hanya mengangguk sedikit. "Pagi.""Karen

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 329

    "Hendro, lepaskan aku!"Wenny mendorongnya dengan sekuat tenaga.Sudut mata Hendro yang panjang sudah dipenuhi hasrat. Dia masih ingin menunduk dan mencium Wenny lagi."Hendro, kita ini sudah bercerai! Ingat sama Hana!"Nama "Hana" seperti seember air dingin yang langsung disiram dari atas kepala Hendro. Tubuhnya menegang seketika.Wenny pun memanfaatkan kesempatan itu untuk mendorongnya sekuat tenaga. Dia langsung berbalik dan berlari menjauh.Hendro hanya bisa berdiri kaku di tempat. Bahkan, dia sendiri tidak tahu apa yang tadi sudah dia lakukan. Hana adalah gadis kecilnya. Dia tahu, dia harus bertanggung jawab terhadapnya.Namun entah kenapa, Hendro terus saja tertarik pada Wenny. Dia tidak bisa mengendalikan diri, seolah-olah ada semacam kutukan.....Setelah makan hotpot, semua orang kembali ke resor.Hendro berjalan bersama dua kakak kelas lainnya, sementara di depan mereka, Wenny berjalan berdua dengan Vigo.Hendro melirik ke arah mereka. Entah apa yang sedang dibicarakan Vigo,

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 328

    Saat itu, dagu mungil Wenny terasa nyeri. Hendro tiba-tiba mengeratkan jari-jarinya dan mencengkeramnya dengan kuat.Wenny langsung mengernyit. "Kamu bikin aku kesakitan."Hendro menatap ke arahnya. Bibirnya melengkung dan membentuk senyum tipis yang mengandung ejekan. "Nggak disangka pesonamu sebesar itu."Hendro sudah cukup sering melihat banyak pria menyukai Wenny. Vigo termasuk yang paling menonjol di antara para adik kelas. Dia saja tak luput dari Wenny, bahkan sampai tidak peduli meskipun dia sudah pernah menikah.Wenny memanfaatkan momen itu untuk langsung merebut kembali ponselnya. "Sebesar apa pun pesonaku, tetap saja nggak bisa menaklukkan Pak Hendro, 'kan?"Wenny berbalik dan hendak pergi.Namun tiba-tiba, lengan kokoh yang kuat melingkari pinggang rampingnya. Hendro langsung menariknya masuk ke dalam pelukannya.Tubuh yang lembut bersentuhan erat dengan tubuh yang keras, hanya dipisahkan oleh pakaian tipis yang mereka kenakan.Wenny langsung memberontak, "Pak Hendro, apa ya

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 327

    Wenny merasa seperti sedang dipanggang di atas bara api. Apa sebenarnya yang sedang dilakukan Hendro? Apakah dia benar-benar ingin mendengar dirinya memanggilnya "Kak Hendro"?Hendro pasti sedang menggodanya lagi.Wenny pun menatapnya dengan tajam dan kesal.Hendro yang ditatap seperti itu justru tersenyum tipis. Dia terlihat dalam suasana hati yang sangat baik.Saat itu, terdengar nada dering ponsel yang lembut dan jernih. Itu adalah telepon masuk untuk Wenny.Telepon ini bagaikan penyelamat. Wenny segera berdiri sambil berujar, "Kalian makan dulu ya. Aku keluar sebentar untuk angkat telepon."....Wenny keluar ke lorong untuk menerima telepon. Ternyata, itu dari kakak seperguruan ketiganya, Eddy."Wenny, aku sudah sampai di Kota Livia. Kamu ke mana?""Kak Eddy, aku lagi di Kota Walles. Beberapa hari lagi, aku baru pulang.""Oke, aku akan menunggumu."Setelah menutup telepon, Wenny berbalik badan dan langsung menabrak dada bidang yang hangat dan kokoh."Aaaargh!"Ponsel Wenny terlepas

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 326

    Tangan kecil Wenny yang memegang sumpit terhenti sejenak, lalu dia menjawab dengan jujur, "Aku sudah menikah.""Apa?"Semua orang terlihat kaget.Vigo menatap Wenny dengan ekspresi tidak percaya. "Wenny, kamu sudah menikah?"Wenny langsung menyadari tatapan Hendro yang mengarah padanya. Tatapan pria itu selalu membawa tekanan. Dia berusaha untuk mengabaikannya, lalu membalas sambil tersenyum, "Ya, jadi beberapa tahun terakhir aku nggak terlalu sibuk. Aku cuma sibuk ... mengurus suami dan menjadi ibu rumah tangga."Wenny memang mengatakan hal yang sebenarnya. Sudah lebih dari tiga tahun sejak dia "menghilang dari dunia luar" dan selama itu pula hidupnya berpusat pada Hendro.Para kakak kelas wanita terkejut. "Wenny, kamu bisa-bisanya jadi ibu rumah tangga di usia yang begitu produktif?"Wenny menambahkan, "Belum lama ini, kami baru saja bercerai."Kali ini, semua orang makin kaget."Pasti pria itu sangat luar biasa sampai-sampai Wenny rela menjadi ibu rumah tangga.""Wenny, suamimu ...

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 325

    Wenny dengan cepat menarik tangan kecilnya yang baru saja bermain salju ke dalam lengan bajunya."Wenny, aku ...."Pada saat itu Vigo kembali. Di tangannya, ada sepasang sarung tangan berbulu.Tadi Vigo khawatir tangan Wenny akan kedinginan, jadi dia kembali ke resor untuk membeli sarung tangan. Namun saat kembali, dia malah melihat Hendro.Hendro sudah lebih dulu datang ke sisi Wenny. Keduanya sedang berdiri bersama di bawah satu payung hitam.Mata Vigo terlihat sedikit kecewa. Sepertinya, sarung tangan yang dia bawa ini sudah terlambat dan tidak berguna lagi.Vigo melangkah mendekat sambil bertanya, "Kak Hendro, kenapa kamu bisa datang ke sini?"Vigo juga lulusan Harvard. Hanya saja dibandingkan dengan Hendro yang benar-benar seorang genius dan pria idaman, dia tetap terlihat kurang mencolok.Tak lama kemudian, para kakak kelas juga berkumpul di sekitar mereka. "Kak Hendro, bukannya katanya kamu nggak ikut? Kenapa tiba-tiba datang juga?"Semua orang terlihat sangat penasaran dengan k

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 324

    Semua orang kembali ke kamar masing-masing. Wenny meletakkan kopernya, lalu mengeluarkan ponselnya. Saat membuka Whatsapp, dia melihat ada permintaan pertemanan dari Hendro.Hendro ingin menambahkannya sebagai teman.Padahal mereka sudah bercerai. Sekarang, di sisi pria itu sudah ada Hana. Wenny tidak ingin menjalin hubungan yang berlarut-larut atau membingungkan lagi dengannya.Jadi, Wenny tidak menerima permintaannya.Wenny membuka pintu kamar dan melangkah keluar. Tepat saat itu, dia melihat Vigo juga keluar dari kamar di seberangnya. Dia berujar sambil tersenyum, "Wenny, aku tinggal di seberang kamarmu. Kalau ada apa-apa, panggil aku saja."Wenny membalas sambil tersenyum, "Oke."Wenny, Vigo, dan para kakak kelas lalu keluar bersama dari resor. Di depan mereka, terbentang Laut Walles yang luas.Saat itu Vigo berujar, "Wenny lihat, saljunya turun."Wenny pun mendongak. Langit mendadak menurunkan salju lebat, butiran salju besar seperti bulu angsa mulai berjatuhan. Salju benar-benar

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 323

    Yuvi sudah kembali.Namun, dia pulang sendirian. Wenny tidak ikut bersamanya.Pak Angga merasa heran sehingga bertanya, "Nuka, kenapa kamu pulang sendiri? Wenny ke mana?"Yuvi menjelaskan, "Ayah, Wenny lagi ada urusan. Jadi, hari ini dia nggak bisa datang."Hendro menatap Yuvi dan menekan bibir tipisnya. "Dia ada urusan apa?"Yuvi membalas sambil tersenyum tipis, "Kak Hendro, karena kamu mau tahu, aku akan memberitahumu. Wenny lagi pergi jalan-jalan."Wenny lagi pergi jalan-jalan?"Dia pergi ke mana?""Ke Kota Walles. Katanya, sebentar lagi bakal turun salju di sana. Wenny pergi bareng teman-temannya buat lihat salju pertama musim dingin. Oh ya, Vigo juga ikut."Hendro langsung teringat, kemarin Pak Erik memang sempat menyebutkan hendak mengajak semuanya pergi ke Kota Walles untuk melihat salju. Saat itu, dia langsung menolak. Nggak disangka, Wenny ternyata ikut. Bahkan, Vigo pun pergi ke sana.Yuvi menambahkan sambil tersenyum, "Kak Hendro, menurutku Vigo sangat suka Wenny. Pagi tadi,

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 322

    Andy mengulurkan tangan dan langsung mematikan televisi.Saat itu, Landy berjalan mendekat. Andy memandangnya sambil bertanya, "Hana sudah tidur?"Landy menjawab dengan penuh rasa sayang, "Baru saja tertidur sambil menangis. Sayang, Hana sangat ingin nikah sama Pak Hendro. Apa kamu nggak bisa mengabulkan keinginannya?"Pandangan Andy menjadi kelam. Dia bertanya, "Apa maksudmu?""Sayang, kamu kira aku nggak tahu? Hana itu sebenarnya bukan anak kandungmu!" balas Landy.Andy diam saja, bibirnya mengatup rapat tanpa berkata apa pun.Landy melanjutkan, "Hana punya latar belakang luar biasa. Kalau saja kamu mau umumkan identitas Hana ke publik, semua hambatan itu akan langsung lenyap. Saat itu, Hana pasti bisa nikah sama Pak Hendro."Andy berdiri sambil berujar, "Kelak aku nggak mau dengar lagi ucapan semacam ini. Lebih baik kamu lupakan semuanya dan jangan pernah mengucapkannya lagi."Setelah memberi peringatan itu, Andy pun naik ke lantai atas.Landy masih merasa tidak rela. Dia menimpali,

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status