Share

Bab 229

Author: Sierra
Kedua mata indah Wenny duluan melihat ke sisi Mona. “Nona yang satu ini, bisa nggak kamu minggir sebentar? Kamu sudah ganggu aku untuk tari sensual dengan Pak Hendro.”

Wenny melakukan provokasi dengan terang-terangan, langsung menyuruh Mona untuk minggir.

Mona merasa marah hingga mengepalkan tangannya. Dia tidak ingin minggir.

Hanya saja, pada saat ini, anak orang kaya di samping mulai bersorak, “Nona Mona, ayo minggir.”

Mona memelototi Wenny sekilas, lalu meminggirkan tubuhnya dengan tidak bersedia.

Wenny diam-diam tersenyum sinis. Dia sudah tahu sifat asli Mona. Inilah pembalasannya!

Pembalasan Wenny baru saja dimulai!

Wenny melihat ke sisi Hendro. Meski Hendro terus menatapnya, dia juga tidak merasa takut. Bibir delima Wenny melengkung ke atas, langsung melebarkan kedua kakinya di bawah tatapan Hendro, kemudian dengan berani langsung memanjat ke atas tubuh Hendro, duduk di atas pinggang kokohnya.

Wah.

Semua orang di dalam bar langsung bersorak.

“Cewek cantik, kamu itu orang pertama
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rismonikka Sari
mna nih kelanjutannya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 272

    Penampilan mereka berdua di Forum Akademik Puncak sudah sangat dinantikan semua orang. Perhatian itu kini telah mencuri semua sorotan dari Hana.Di dalam hati, Hana merasa sangat iri dan penuh kebencian. Dia benar-benar cemburu pada adik kelas genius itu.Saat itu Stella tiba-tiba berseru, "Kalian cepat lihat, Wenny datang!"Hendro memegang segelas anggur di tangannya. Malam ini, suasana hatinya sedang buruk. Dia terlihat tak tertarik dan cuek terhadap apa pun. Namun begitu mendengar kalimat itu, dia mengangkat wajahnya dan menatap dengan sorot mata tajam dari balik wajah tampannya.Hendro melihat Wenny.Malam ini, Wenny mengenakan gaun pendek tanpa lengan berwarna hitam. Gaunnya membalut sempurna pinggang rampingnya yang anggun dan memikat. Gaun pendek yang mengembang itu justru makin memperjelas keindahan kakinya yang jenjang dan putih bersih. Begitu dia melangkah masuk, banyak pasang mata langsung tertarik padanya.Rambut hitam legam Wenny yang lembut dibiarkan terurai begitu saja.

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 271

    Stella langsung ikut menimpali, "Pak Alex, yang dikatakan Kak Hana memang benar. Siapa tahu si adik kelas genius itu sebenarnya gemuk dan jelek? Nanti begitu kamu lihat wajah aslinya, semua bayangan indahmu langsung hancur berantakan."Hana dan Stella mulai melontarkan komentar sinis tentang si adik kelas genius itu. Tampaknya mereka sengaja ingin mengarahkan opini orang-orang agar berpikiran buruk tentangnya.Namun, Alex malah sama sekali tidak terpengaruh. "Aku sudah sering lihat wanita cantik yang cuma bisa jadi pajangan. Sama sekali nggak menarik. Meski penampilan si adik kelas genius biasa aja, aku tetap suka. Kalau aku nikah dengannya, mana tahu bisa sekalian memperbaiki genetik keluargaku?"Hana kehabisan kata-kata.Stella pun terdiam.Kelihatannya hati Alex memang benar-benar sudah terpaut pada si adik kelas genius itu. Siapa pun tidak bisa membuatnya mundur.Para anak orang kaya di sekeliling mereka tertawa sebelum melontarkan komentar. "Pak Alex, kamu sudah cari tahu belum? S

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 270

    Kemudian, Wenny menambahkan dengan nada sungguh-sungguh, "Kita yang belajar ilmu kedokteran harus sangat berhati-hati. Sedikit saja kesalahan bisa berakibat fatal."Saat itu, Pak Angga berdiri sementara Wenny duduk. Secara tinggi badan, jelas Pak Angga jauh lebih tinggi. Namun, punggung Wenny yang ramping dan indah itu tegak lurus. Sepasang matanya yang cerdas serta jernih menatap penuh ketegasan saat mengoreksi Pak Angga, seolah-olah dia sedang mengajarinya layaknya seorang murid.Pak Angga pun kehabisan kata-kata.Wenny bisa-bisanya sedang mengajari dirinya?Wenny pikir dia itu gurunya?Satu-satunya gurunya hanya Dewa C!Pak Angga merasa dunia ini sudah gila. Dia sebenarnya ingin menegur Wenny, tetapi wanita itu keburu bersuara lebih dulu, "Sudah ya, Angga. Kamu boleh pergi sekarang."Pak Angga terdiam.Wenny lagi-lagi memanggil namanya secara langsung.Sebutan "Angga" itu seperti punya kekuatan magis yang membuat Pak Angga tak bisa berkata apa-apa. Dia pun langsung berbalik dan perg

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 269

    Dengan suara rendah dan tenang, Hendro bertanya, "Pak Erik, apakah adik kelas geniusku itu akan hadir di Forum Akademik Puncak kali ini?"Apa?Kata-kata "adik kelas genius" itu langsung menusuk ke dalam hati Hana yang sensitif. Dia sontak memasang telinga dengan saksama.Adik kelas genius misterius yang dingin dan tertutup itu akan muncul?Pak Erik menjawab, "Pak Hendro, adik kelas geniusmu itu sebenarnya selama ini memang berada di Kota Livia. Padahal kalian sudah beberapa kali bertemu, tapi sayangnya nggak saling mengenal."Pak Erik menambahkan, "Tapi, nggak apa-apa kok. Adik kelas geniusmu itu akan hadir di Forum Akademik Puncak kali ini. Kalian akhirnya akan bertemu secara langsung.""Pak Hendro, mohon luangkan waktumu untuk hadir pada hari itu," ujar Pak Erik.Hendro pun mengangguk. "Oke."Setelah itu, mereka menutup sambungan telepon. Hana masih terkejut. "Hendro, adik kelas geniusmu itu selama ini ada di Kota Livia? Siapa dia?"Lingkaran sosial di Kota Livia tidak terlalu besar.

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 268

    Belum sempat Sutinah menyelesaikan ucapannya, Hendro sudah menyela, "Aku dan dia sudah bercerai. Urusan dia nggak perlu kamu sampaikan padaku lagi."Sutinah terdiam sejenak, lalu menjawab dengan hormat, "Oke."Setelah itu, Sutinah berbalik dan pergi.Di saat itu, Hana melangkah keluar. Kata-kata Hendro barusan terdengar jelas olehnya. Bibir merahnya terangkat membentuk senyuman. Dia tahu betul Hendro adalah tipe pria yang tegas dan cepat dalam bertindak. Setelah bercerai dengan Wenny, mereka benar-benar sudah tidak memiliki hubungan apa pun lagi.Kini di mata dan hati Hendro, hanya ada Hana.Dialah satu-satunya yang dicintai pria itu.Hana melangkah mendekat, lalu memeluk pinggang Hendro dari belakang.Hendro tidak perlu menoleh untuk tahu bahwa Hana yang datang. Tatapannya yang semula tertuju ke luar jendela, kini ditarik kembali. Dia menundukkan kepala dan melihat dua tangan putih mungil yang memeluk pinggangnya dengan erat.Pergelangan tangan kanan Hana kini sudah hampir sembuh. Han

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 267

    Setelah bercerai, Hendro dan Wenny tidak pernah lagi saling berhubungan. Ini adalah pertama kalinya dia mendengar kabar tentang Wenny.Ternyata Wenny sakit cukup parah.Bibir merah Hana melengkung dan membentuk senyuman. Dalam matanya, ada rasa puas, iba, sekaligus ejekan. "Nggak disangka Wenny benar-benar sangat mencintai Hendro."Susan juga ikut mengejek Wenny, "Dengan kondisi Wenny seperti itu, mana mungkin dia bisa mendapatkan pria seperti Pak Hendro lagi di masa depan? Kalau dipikir-pikir, dia memang menyedihkan sih."Hana memiringkan kepala untuk menatap Hendro. Dia berbicara manja, "Hendro, Wenny lagi sakit lho. Kamu sebagai mantan suaminya nggak mau telepon dan kasih sedikit perhatian?"Ekspresi Hendro tetap datar. Wajah tampannya penuh wibawa dan angkuh. Dia menatap Hana, lalu membalas, "Oke, aku akan telepon sekarang."Hendro langsung mengambil ponsel, seolah-olah akan menelepon.Raut wajah Hana langsung berubah. "Berani-beraninya kamu!"Hendro tersenyum tipis saat menimpali,

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 266

    Ternyata kehilangan Hendro, rasanya sesakit ini.Wenny sendiri juga tidak tahu apa sebenarnya yang bagus dari pria itu. Sebenarnya, pria itu sama sekali tidak memperlakukannya dengan baik. Namun dalam hidup ini, siapa yang tidak pernah mencintai satu atau dua orang berengsek? Dia memang mencintai Hendro.Tangan Wenny menggenggam erat liontin giok di tangan. Ini adalah liontin giok yang diberikan oleh Hendro. Wenny tahu, dia sudah benar-benar kehilangan pria itu.Wenny sudah kehilangan Kak Hendro miliknya.Saat itu, sebuah mobil mewah Rolls-Royce Phantom berhenti di tepi jalan. Di balik kaca depan yang mengilap, Hendro di kursi pengemudi sambil menatap Wenny. Dia mendapati wanita itu berjongkok di pinggir jalan dan memeluk tubuhnya sendiri sambil menangis tanpa suara.Sepasang mata hitam Hendro perlahan memerah. Jari-jarinya yang tajam terlihat mencengkeram erat setir.Hendro merasa seolah-olah hatinya disengat sesuatu. Rasa sakitnya tidak terlalu jelas, tetapi sebarannya rapat dan menu

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 265

    Hendro, apa kamu pernah menyukaiku?Pertanyaan itu membuat Hendro tertegun sejenak.Suka.Dulu, Hendro pernah diam-diam menyadari perasaan berbeda yang dia miliki terhadap Wenny.Hendro pernah merasa berat untuk melepaskannya.Pernah merasa tertarik.Pernah ingin memiliki Wenny.Hendro memang pernah sedikit menyukai Wenny.Namun jika dibandingkan dengan Hana, perasaan kecil itu sama sekali tidak ada artinya.Berhubung sudah memutuskan untuk bercerai sekarang, Hendro ingin menebas semua keterikatan dengan tegas dan tanpa ragu.Hendro pun memberi tahu, "Wenny, orang yang kucintai adalah Hana."Pria itu berkata, orang yang dia cintai adalah Hana.Cahaya di mata Wenny perlahan-lahan padam. Sebenarnya dia tahu, dia tidak seharusnya mengajukan pertanyaan ini. Sebab, pertanyaan ini hanya akan membuat dirinya dipermalukan dan kalah telak.Namun, Wenny siap menerima kekalahan ini."Kalau begitu, mari kita bercerai."Hendro terdiam sejenak, lalu berkata, "Ambil kartu keluarga."Wenny tersenyum t

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 264

    Wenny kembali ke asrama putri. Tak lama kemudian, dia menerima panggilan video dari Yuvi.Wajah ceria Yuvi muncul di layar. Dia bertanya, "Wenny, gimana? Semalam, kamu sama Pak Hendro ...."Yuvi mengedipkan mata dengan ekspresi penuh godaan.Wenny membalas sambil tersenyum, "Yuvi, kenapa kamu masih belum pulang?""Aku jelas nggak mau mengganggu kalian berdua dong! Aku nggak mau jadi nyamuk," jelas Yuvi.Yuvi lalu melanjutkan, "Wenny, kali ini Pak Hendro bertindak sangat cepat soal Mona. Aku rasa dia pasti benar-benar menyukaimu. Kalian juga sudah tidur bareng dan jadi pasangan suami istri sungguhan. Aku harap, kelak kalian bisa menjalani hidup yang bahagia bersama."Wenny tidak tahu harus menjawab apa. Dia membuka bungkus sebuah permen susu Milkita dan memasukkannya ke dalam mulut. Begitu rasa manisnya memenuhi rongga mulut, dia pun berujar sambil tersenyum, "Aku mengerti, Yuvi. Cepatlah pulang."Yuvi berjanji, "Aku akan pulang malam ini.""Oke," balas Wenny.Wenny memutuskan sambungan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status