Share

Bab 23

Author: Sierra
Hendro mengerutkan kening, dia benaran lupa.

Steve Lamin pulang dari luar negeri.

Keluarga Jamil dan Keluarga Lamin selalu menjadi keluarga terkaya di Kota Livia. Kedua keluarga itu juga sahabat lama. Hendro dan Steve tentu juga sahabat baik sejak kecil.

Steve pulang hari ini. Sekarang Hana, Alex, Stella dan yang lainnya ada di Bar 1996.

Suara riang Stella pun terdengar, "Kak Hendro, cepatlah kemari."

Stella menyukai Steve, impiannya adalah menikahinya. Namun, Steve memiliki standar yang sangat tinggi dan sulit bagi wanita mana pun untuk menarik perhatiannya.

Hendro, "Aku akan segera ke sana."

Hendro berdiri, sebenarnya Wenny keluar mencari pria juga bukan urusannya.

Kenapa dia harus marah?

Seorang gadis desa tidak punya urusan selain mencari pria, sungguh tidak masuk akal.

Wenny tidak bisa berbanding dengan Hana.

‘Main saja, biarkan saja dia bermain!’

...

Pada malam hari, sebuah mobil sport Ferrari melaju kencang di jalan, sambil mengeluarkan suara "brum", yang sangat keren.

Fany yang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (9)
goodnovel comment avatar
Maria Vileo
kok ngulang lagi,,,aplikasi ni benar2 lah ya
goodnovel comment avatar
Nhatik Disang
seru seru suka sekali sama karakterny Wenny
goodnovel comment avatar
eneng Heryani
rasain Hendro sahabatmu menyukai istrimu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 620

    Hana sangat egois. Selama bertahun-tahun ini, Andy telah mencurahkan seluruh kasih sayangnya padanya. Dia memperlakukannya sepenuh hati seperti anak kandung sendiri. Sayangnya, Hana sama sekali tidak memiliki perasaan terhadap Andy. Siapa pun yang menghalangi jalannya, akan dia tendang tanpa ragu."Awalnya, Andy sudah terjebak dalam kondisi vegetatif, tapi Nyonya Jena malah menyuruh Wenny untuk melakukan terapi akupunktur padanya. Hasilnya, Andy sadar kembali. Kita harus segera mencari cara agar identitasmu nggak terbongkar!"Tatapan mata Hana berubah menjadi dingin dan kejam. "Kalau begitu, kita singkirkan saja Wenny untuk selamanya!"Landy sempat terkejut.Hana melanjutkan, "Wenny adalah sumber semua masalah. Selama dia mati, semuanya akan jadi milikku!"Yang ada dalam pikiran Hana sekarang hanyalah satu hal, yaitu Wenny harus mati.Landy mengangguk pelan. Sorot sepasang matanya pun ikut berubah menjadi bengis. "Wenny memang seharusnya sudah mati dari dulu. Waktu masih kecil, aku sud

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 619

    Hana mengerutkan alisnya. "Apa maksudmu dengan ada masalah besar di pihak Andy? Dia kenapa?"Landy menurunkan suaranya, lalu berkata, "Hana, Andy sudah mengetahui rahasia tentang identitasmu. Dia ...."Belum selesai Landy bicara, Hana sudah menyela, "Rahasia tentang identitasku? Memangnya ada rahasia apa? Bukankah semuanya sudah jelas? Aku adalah putri taipan dari Keluarga Yale!"Ternyata, Hana masih belum tahu apa-apa.Sebenarnya, Landy tidak berniat memberitahunya. Namun, sekarang Andy sudah sadar kembali sehingga semuanya bisa terungkap kapan saja. Dia tidak punya pilihan selain memberi tahu Hana lebih awal agar mereka bisa bersiap."Hana, aku harus memberitahumu satu hal. Sebenarnya, kamu bukan anak kandung Pak Morgan.""Apa?"Ekspresi Hana langsung berubah drastis. Dia menatap Landy dengan tatapan tak percaya. "Apa maksudmu aku bukan anak kandung ayahku? Kamu bicara apa sih? Kamu ini sudah gila ya?"Landy menatap Hana dengan serius. "Hana, kamu sebenarnya adalah anak kandung Ibu d

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 618

    Hana tergagap. "Kamu!""Tapi, ada satu hal lagi." Wenny menatap Hana dengan penuh rasa curiga. "Aku belum sempat meracik obat penawarnya, tapi kenapa kamu bisa bangun sendiri?"Tatapan Hana sedikit berubah. Sebersit rasa bersalah melintas di matanya."Kalau benar aku yang meracunimu, aku pasti akan memastikan kamu mati. Tapi nyatanya, kamu malah bangun sendiri. Pak Morgan, soal racun yang menimpa anakmu ini memang aneh. Aku rasa, kamu perlu menyelidikinya dengan sungguh-sungguh," kata Wenny sambil menatap Morgan.Morgan menatap Hana dalam-dalam.Tatapan itu membuat jantung Hana berdetak kencang, seolah-olah Morgan telah menyadari sesuatu.Hana segera berpura-pura lemas sambil berkata, "Ayah, aku pusing.""Hana, kalau begitu istirahatlah." Morgan membetulkan selimut di tubuh Hana, lalu mengajak semua orang keluar kamar.Di koridor, hanya tinggal Morgan dan Wenny. Morgan memandang Wenny sambil bertanya, "Tentang Hana yang keracunan ini, menurutmu gimana?"Wenny menjawab, "Pak Morgan, aku

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 617

    Andy membuka mulut, seolah-olah ingin bicara.Namun, suara yang keluar dari mulutnya hanya gumaman samar. Itu tak jelas dan tak bisa dimengerti."Wenny, kenapa anakku masih belum bisa bicara?" tanya Bu Jena.Saraf Landy yang sejak tadi menegang akhirnya sedikit mengendur. Dia sangat takut Andy tiba-tiba bisa berbicara dan membongkar semuanya. Ternyata, suaminya masih belum bisa bicara.Landy langsung maju dan menggenggam tangan Andy. "Sayang, kamu kenapa? Apa kamu mau menyampaikan sesuatu padaku? Aku di sini kok, pelan-pelan saja bicaranya."Wenny memandang Andy sambil menjelaskan, "Aku sudah melakukan akupunktur untuk menyadarkannya, tapi kemampuan bicaranya memang belum pulih. Dia butuh waktu untuk pemulihan secara bertahap."Bu Jena hanya bisa menenangkan, "Andy, jangan terlalu cemas. Kamu akan pulih sedikit demi sedikit."Andy tetap menatap Landy dengan sepasang mata merah menyala dan penuh kemarahan. Namun karena belum bisa bicara, dia hanya bisa diam.Saat itu, seorang pembantu t

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 616

    Haha.Hahaha.Landy berteriak keras, "Seseorang, cepat datang!"Wenny mengangkat kepalanya. Tatapan jernihnya menatap langsung ke wajah Landy, lalu dia tersenyum tipis."Wenny, kenapa kamu tersenyum? Kamu baru saja membunuh suamiku, tapi kamu masih bisa tersenyum?" Landy merasa senyuman Wenny terlihat sangat aneh.Wenny menatap ke arah Landy. "Kamu yakin suamimu sudah mati?"Landy tertegun. "Wenny, apa maksudmu? Suamiku sudah nggak bernapas. Tentu saja dia sudah mati."Wenny berkata pelan, "Kalau begitu, coba cek sekali lagi apakah dia benar-benar nggak bernapas."Landy agak ragu, tetapi tetap meletakkan jarinya di bawah hidung Andy. Udara di sana dingin, tanpa ada embusan napas. Dia benar-benar sudah tidak bernyawa.Landy baru saja hendak menarik tangannya kembali dan memaki Wenny karena mengada-ada. Namun pada saat itu, Andy tiba-tiba membuka matanya.Landy menjerit kencang, "Aaaargh!"Pada saat ini, Andy langsung mengulurkan tangan dan mencengkeram pergelangan tangan Landy.Seseoran

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 615

    Bu Jena tetap bersikeras agar Wenny yang mengobati Andy.Wajah Landy langsung menegang. "Bu, apakah kamu sudah benar-benar memikirkan ini? Kita nggak bisa menyerahkan Andy ke tangan Wenny. Gimana kalau ...."Wenny menyunggingkan bibir tipisnya. Dia menatap Landy sambil bertanya, "Kenapa kamu begitu takut aku mengobatinya? Kalau kamu terus bersikeras menolak, aku benar-benar curiga kalau kamu menyimpan rahasia besar yang nggak mau diketahui orang lain."Tatapan Bu Jena kembali beralih ke Landy. "Aku sudah memutuskan. Landy, mundurlah."Perintah itu datang langsung dari Bu Jena.Walau dalam hatinya sangat enggan, Landy tak punya pilihan lain sekarang. Kalau dia bicara lebih jauh, Bu Jena pasti akan makin curiga. Itu sama saja dengan membongkar dirinya sendiri.Akhirnya, Landy pun mundur.Wenny lalu berjalan mendekat. Dia menatap Andy yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Sebenarnya, satu-satunya kesan yang dimilikinya tentang Andy adalah dia seorang ayah yang baik. Selama hidupnya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status