Apa yang Hendro bilang tadi?Pupil mata Wenny langsung menyempit. Dia bahkan sudah membuat Mona hamil, tetapi masih bisa berkata seperti itu padanya.Wenny merasa malu dan marah sekaligus. Dia memaki dengan emosi, "Dasar nggak tahu malu!"Hendro menundukkan mata tampannya untuk menatapnya. Rambut panjang hitam Wenny yang biasanya terlihat bersih dan anggun, kini berantakan terurai di atas sofa. Wajah mungilnya yang pucat dihiasi sepasang mata jernih yang menatapnya penuh emosi. Pemandangan ini persis seperti dalam mimpi erotisnya.Pada saat itu juga, semua ingatannya kembali.Hendro tersenyum tipis. "Untuk apa memakiku? Kapan aku bersikap nggak tahu malu? Coba bilang, kenapa kamu menganggapku begitu?"Meski Wenny pandai bicara, dia sebenarnya tidak pandai memaki orang. Suaranya yang tipis dan lemah hanya mampu mengeluarkan umpatan seperti "menyebalkan" dan "tak tahu malu". Sungguh terdengar kekanak-kanakan.Wenny menatap tajam padanya. "Untuk apa kamu datang mencariku? Kalau kamu beran
"Wenny, kamu nggak apa-apa? Untuk apa Pak Hendro membawamu ke sini?"Yuvi dan Fany langsung memegang tangan Wenny dengan cemas.Wenny terlihat mengernyit. Dia sendiri juga tidak tahu apa maksud Hendro yang aneh itu membawanya ke Taman Baloi, lalu tiba-tiba minta maaf dan bahkan mengatakannya dua kali.Sikapnya benar-benar tidak seperti biasanya.Namun begitu mengingat soal kehamilan Mona, Wenny jadi tidak ingin membuang waktu lagi untuk memikirkan Hendro. "Yuvi, Fany, ayo kita pergi dari sini.""Ya, ayo."Ketiganya pun meninggalkan tempat itu. Sementara itu Hendro masih duduk di sofa, menunduk, dan memejamkan sedikit matanya untuk menyembunyikan emosi yang berkecamuk.Saat itu, Sutinah datang. Dia berbicara dengan suara pelan, "Pak Hendro, sudah aku selidiki."Hendro mendongak sambil berujar, "Katakan.""Rupanya Mona punya pacar di kampung. Pacarnya itu sangat mencintainya. Dia bekerja keras di proyek bangunan, bahkan rela melakukan pekerjaan paling kotor dan berat demi membiayai kulia
Yang paling diinginkan Mona saat ini adalah memamerkan kebahagiaannya di hadapan Wenny.Wenny menatapnya dengan dingin, tanpa berkata apa-apa.Mona mengulurkan tangan untuk menyentuh perutnya. "Wenny, jangan-jangan kamu iri padaku? Ada orang yang setelah berhubungan cuma bisa minum pil kontrasepsi, bahkan sampai alergi dan pingsan, sedangkan aku bisa hamil dan mendapat kasih sayang yang tak tertandingi. Memang ya, nasib setiap orang beda-beda.""Kamu!" Yuvi dan Fany spontan ingin membalas.Hanya saja, Wenny segera menghentikan mereka. Dia berkata dengan tenang, "Ayo, kita pergi."Setelah itu, Wenny berbalik dan langsung pergi.Yuvi dan Fany segera menyusul. "Wenny, kenapa tadi kamu nggak membiarkan kita semprot dia balik?"Wenny menyinggungkan senyum pahit di bibirnya. "Untuk apa? Semua yang dia bilang itu benar."Wenny memang minum pil kontrasepsi, lalu alergi dan pingsan.Sementara itu, Mona hamil dan sekarang jadi artis besar.Apa yang disukai dan tidak disukai oleh Hendro, semuanya
Mona sudah tidak sabar lagi. [Pak Hendro, kamu sudah datang?]Mata dingin Hendro langsung berubah jadi seperti jurang dalam yang tak terlihat dasarnya. Dia hanya membalas satu kata. [Sudah.]....Di pesta ulang tahunnya, Mona memandangi kata "sudah" itu dengan hati berbunga-bunga. Hendro benar-benar datang!Sayang sekali, Wenny tidak ada di sini.Mona sangat berharap Wenny bisa melihat momen ini.Dengan suara nyaring, Mona berkata, "Semuanya, pesta ulang tahun ini bisa dimulai sekarang karena tamu penting yang aku tunggu-tunggu sudah datang.""Gadis Imut Mona, siapa sih tamu penting itu?""Nona Mona, jangan bikin penasaran. Cepat undang tamu penting itu keluar biar kami semua bisa lihat."Mona tersenyum tipis. "Kalau begitu, mari kita sambut dia sekarang."Pintu aula pesta pun terbuka. Semua mata langsung tertuju ke arah sana.Saat itu, seseorang berjalan masuk.Mona menyongsong dengan gembira. "Pak ...."Sapaan "Pak Hendro" tidak sempat keluar sepenuhnya. Begitu Mona melihat jelas sia
Dalam pesta kali ini, Mona mengundang banyak awak media. Sekarang dia sedang dalam masa tenarnya. Kedatangan para reporter telah meningkatkan citranya.Tadinya Mona berencana memanfaatkan kesempatan itu untuk meningkatkan popularitasnya lagi. Namun, tiba-tiba Justin datang dengan membawa informasi yang mengejutkan.Suasana menjadi heboh dalam seketika. Para awak media langsung mengangkat kamera, lalu mengarahkan ke sisinya untuk memotretnya. “Nona Mona, ternyata kamu benar-benar punya kekasih.”“Ternyata kamu andalkan kekasihmu yang jadi kuli bangunan di lahan konstruksi untuk membiayai kuliahmu.”“Bukannya kamu sudah membohongi penggemarmu dengan sosok imutmu?”Mona benar-benar tidak menyangka kondisi di tempat akan berubah drastis, berubah menjadi di luar kendalinya. Dia pun berkata dengan panik, “Kalian jangan foto lagi! Jangan foto lagi!”Saat ini, Mona tanpa sengaja melihat ke lantai dua. Pada saat ini, terlihat sosok pria tampan dan elegan sedang berdiri di samping pagar berukira
“Permisi, orang kaya mana yang kamu gaet hingga bisa mendapatkan begitu banyak tawaran dalam belakangan waktu ini?”Pertanyaan para reporter semakin tajam lagi. Wajah Mona kelihatan pucat pasi. Dia mengangkat kepalanya melihat ke sisi para penggemar.Rasa suka penggemar kepadanya langsung lenyap. Semuanya memarahi Mona, “Kami benar-benar sudah buta.”“Tadinya aku kira dia itu cewek imut yang polos, ternyata dia itu cewek penggoda!”“Ayo, kita pergi.”Para penggemar mencampakkan Mona, lalu meninggalkan tempat.Mona tahu riwayatnya telah berakhir. Tujuan dia mengadakan pesta ulang tahun hari ini adalah ingin berjalan ke puncak hidupnya, tetapi siapa sangka dia akan dihancurkan oleh dirinya sendiri.Satu detik lalu, Mona masih berada di surga. Namun satu detik kemudian, dia malah dijatuhkan dengan kuat dari atas surga, jatuh ke dalam jurang.Apa yang harus Mona lakukan?Mona menengadah kepalanya melihat pria di lantai atas. Hendro sedang berdiri tegak di sana. Sepasang matanya kelihatan t
Usai berbicara, Hendro langsung meninggalkan tempat.Mona sedang larut dalam rasa takut. Rasa serakah dalam sesaat, membuatnya menyamar menjadi Wenny. Sekarang Hendro akan membuat keputusannya menjadi hal yang paling disesalinya dalam hidup.Kehidupan Mona telah berakhir.Mona melihat ke sisi Justin. Pada saat ini, Justin adalah penyelamat terakhirnya.Latar belakang keluarga Justin memang tidak bagus, tetapi dia pekerja keras. Selama beberapa tahun ini, dia telah menghabiskan uang miliaran di diri Mona. Selain itu, apa pun yang terjadi dalam keluarganya, Justin akan maju untuk membantunya menyelesaikan semua itu. Jadi, Mona tidak boleh kehilangan Justin.“Justin, maaf, semua ini salahku …. Kamu bawa aku pulang, ya? Aku akan melewatkan hariku bersamamu dengan baik ….” Mona menangis sembari menarik tangan Justin.Hanya saja, Justin berusaha sekuat tenaga untuk menepis tangannya. “Mona, sekarang kamu nggak bisa tinggal di Kota Livia lagi. Saat kamu sudah jatuh, kamu baru kepikiran dengan
Fany merasa syok. “Apa? Hamil di luar nikah? Anak di dalam kandungan Mona itu bukan anaknya Pak Hendro, melainkan anak pacarnya?”Wenny telah menduga telah terjadi sesuatu dalam acara pesta ulang tahun, hanya saja dia tidak menyangka akan seperti ini.Mona malah telah memiliki kekasih.Anak di dalam kandungannya adalah anak kekasihnya.Jadi, sebenarnya apa hubungan Mona dan Hendro?Pada saat ini, terdengar suara ketukan pintu. Ada yang sedang mengetuk pintu.“Siapa?”Wenny berdiri untuk membuka pintu. Sosok pria tampan dan bertubuh tegak berdiri di depan pintu. Hendro telah datang.Wenny pun tertegun. Kenapa dia kemari?Ini adalah asrama putri.Wenny tidak ingin berbicara dengan Hendro. Dia langsung menutup pintu.Hanya saja, belum sempat pintu tertutup, Hendro sudah mengulurkan tangannya untuk menahan pintu. Tubuh tingginya berdiri di tempat. Dia menunduk untuk melihat Wenny. “Wenny, ada yang ingin aku katakan sama kamu.”“Aku nggak ingin dengar.”“Kamu mesti dengar!”Hendro membuka p
Namun, berbeda dengan hari ini. Hana telah menunggu dari tadi, tetapi dia tidak berhasil menunggu kedatangan Hendro.Hana merasa panik, makanya dia berkali-kali menghubungi Hendro.Namun, terdengar suara dingin dan mekanis. “Maaf, nomor yang kamu hubungan tidak dapat dihubungi. Cobalah beberapa saat lagi.”Hendro tidak mengangkat teleponnya.Plak!Hana langsung membanting ponselnya ke dinding. Wajah indahnya kelihatan emosi.“Hana, kamu jangan marah. Kondisi jantungmu nggak bagus.” Landy menghibur Hana.Hana langsung mendorong Landy. “Apa mungkin aku nggak marah? Mona memang bodoh sekali. Awalnya kupikir trik kehamilan itu sudah cukup untuk mengamankan semuanya. Nanti kita tinggal susun perangkap, biar anak Mona mati di tangan Wenny. Selamanya Wenny nggak akan pernah bisa bangkit lagi. Tapi Mona benar-benar nggak bisa diandalkan!”“Sekarang Hendro sudah tahu cewek malam hari itu adalah Wenny. Hendro pasti pergi cari Wenny. Dia lagi temani Wenny!”Hana sangat takut Hendro mengetahui ken
Tubuh lembut Wenny meluncur ke lantai. Untung saja ada lengan si pria yang memeluk pinggang lembutnya.Wenny hampir meleleh dalam ciuman membaranya.Hendro mengulurkan tangannya untuk membuka kancing pakaian Wenny. Dia bertanya dengan suara serak dan rendahnya, “Apa ada alat kontrasepsi di sini?”Wenny menggeleng tanda tidak ada.“Aku suruh sekretarisku antar kemari.” Hendro hendak mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Wenny segera menghentikannya. Hendro merasa menyuruh sekretaris mengantar alat kontrasepsi adalah masalah yang sangat normal. Hanya saja, Wenny malah merasa tidak tahu bagaimana menghadapi sekretarisnya di kemudian hari.“Jangan ….”Bibir tipis Hendro menempel di bagian lehernya, lalu mencium ke bawah. “Jangan apa?”Rambut pendek Hendro menusuk Wenny, menusuk bagian dagu lembut Wenny. Rasanya tertusuk itu sakit dan juga geli. Kedua tangan kecil Wenny menarik rambut pendek Hendro, lalu mendorongnya. “Hendro, jangan.”Pikiran Wenny sangat kacau. Dia tidak pernah kepikira
Punggung indah dan lembut ditindih di atas keramik dinding. Air panas mengalir dari atas kepala, membasahi Wenny dalam seketika. Dia mengangkat tangannya untuk menindih pria di hadapannya. “Kamu lagi ngapain?”Air membasahi wajah tampan dan angkuh pria itu, mengalir turun mengikuti lekuk wajahnya yang tegas dan tampan.Dari jakun yang menonjol di lehernya ke tulang selangka yang menggoda, lalu mengalir ke bawah ….Sebuah pemandangan pria tampan yang sedang mandi benar-benar sangat menggoda.Tubuh Wenny seketika terasa terbakar. Dia seperti rusa kecil yang sedang terkejut saja. Dia tidak tahu harus melihat ke mana. Dia begitu panik dan terus menghindar.Hendro menindih Wenny di sisi dinding. Bibir tipisnya kelihatan sedang tersenyum. “Kenapa kamu semalu ini? Memangnya kamu nggak pernah melihat bagian mana dari tubuhku?”Wenny tidak menyangka Hendro akan menariknya ke dalam. Malam itu, Hendro di bawah kendali obat, dia memang sedang linglung, tapi sekarang dia sangat sadar.Wenny tidak p
Wenny tidak menyangka dia akan kembali. Tadi saat telepon, Hana dengan manjanya meminta Hendro untuk menemaninya. Ternyata Hendro tidak pergi.Hana adalah buah hati Hendro. Dulu saat Wenny diberi obat, satu panggilan Hana akan langsung membuat Hendro meninggalkannya.Ini adalah pertama kalinya.Dengan karakter Hana, entah betapa emosinya dia malam ini.Hendro menatap Wenny. “Apa yang lagi kamu pikirkan tadi?”Tadi Hendro sedang menatap Wenny di belakang. Dia menunduk dengan sangat tenang, entah apa yang sedang dia pikirkan.Tiba-tiba Hendro kepikiran dengan anak perempuan di gua beberapa tahun sebelumnya. Dia juga kelihatan seperti Wenny yang diam dan menyendiri, membuat Hendro ingin menyayangi dan mencintainya.Entah kenapa Hendro bisa menemukan bayangan tubuh anak perempuan itu pada diri Wenny.Wenny tidak ingin mengatakannya. “Aku nggak lagi pikir apa-apa.”Hendro tidak bertanya lagi. Dia menunduk melihat kemeja dan celana formal yang telah basah itu. Tadi saat Wenny membalikkan tub
Suasana di asrama putri sangat hening. Jadi, suara emosional Hana terdengar sangat jelas. Bahkan, Wenny juga sudah kedengaran.Wenny menuangkan segelas air untuk dirinya sendiri, lalu meminumnya.Entah kenapa, Wenny merasa air ini terasa sangat pahit.Hendro tidak berbicara, tetapi wajah tampannya telah berkerut.“Hendro, aku kangen banget sama kamu. Aku mau ketemu kamu sekarang, segera, secepatnya. Cepat datang untuk temani aku.”Hendro menggenggam ponselnya, lalu melangkah keluar.Wenny memalingkan kepalanya menatap kepergian tubuhnya. Seharusnya Hendro pergi menemani Hana.Wenny hampir saja lupa, Mona hanyalah sebuah selingan, sedangkan Hana barulah orang yang dicintai Hendro.Satu panggilan Hana langsung membuat Hendro pergi.Malam itu tidak mengubah hubungan Hendro dengannya.Wenny pun tersenyum menyindir dirinya sendiri.Hendro berjalan ke sisi tangga, lalu berkata dengan kening berkerut, “Hana, aku nggak bisa ke sana sekarang.”Amarah Hana langsung meluap. “Kenapa? Jangan-jangan
Wenny kembali bertanya padanya, “Emang kenapa?”Lampu di asrama putri memancarkan cahaya yang lembut, menyinari wajah mungilnya yang seputih salju dan kulit semulus porselen. Bahkan selapis bulu halus di wajahnya pun tampak berkilau dan lembut.Tersirat senyuman di atas wajah tampan Hendro. “Mengenai kejadian malam itu, apa nggak ada yang mau kamu katakan?”Malam itu ….Wenny sudah lama tidak memikirkan kejadian malam itu. Sekarang saat mendengar Hendro mengungkitnya, terlintas dua bayangan tubuh di benaknya.Satunya keras dan satunya lembut. Mereka sedang saling menindih di atas sofa.Keringat bercampur dengan rasa gembira. Pada akhirnya, terasa seperti kembang api yang menyala di tengah langit.Hendro bersandar di atas tubuhnya dan memanggil Wenny.Wenny mengangkat kelopak matanya untuk menatap pria tersebut. Gambaran itu langsung masuk ke dalam pandangan Hendro.Hendro juga sedang menatap Wenny. Dia sedang menatap Wenny dalam-dalam.Wajah kecil Wenny yang hanya sebesar telapak tanga
Fany merasa syok. “Apa? Hamil di luar nikah? Anak di dalam kandungan Mona itu bukan anaknya Pak Hendro, melainkan anak pacarnya?”Wenny telah menduga telah terjadi sesuatu dalam acara pesta ulang tahun, hanya saja dia tidak menyangka akan seperti ini.Mona malah telah memiliki kekasih.Anak di dalam kandungannya adalah anak kekasihnya.Jadi, sebenarnya apa hubungan Mona dan Hendro?Pada saat ini, terdengar suara ketukan pintu. Ada yang sedang mengetuk pintu.“Siapa?”Wenny berdiri untuk membuka pintu. Sosok pria tampan dan bertubuh tegak berdiri di depan pintu. Hendro telah datang.Wenny pun tertegun. Kenapa dia kemari?Ini adalah asrama putri.Wenny tidak ingin berbicara dengan Hendro. Dia langsung menutup pintu.Hanya saja, belum sempat pintu tertutup, Hendro sudah mengulurkan tangannya untuk menahan pintu. Tubuh tingginya berdiri di tempat. Dia menunduk untuk melihat Wenny. “Wenny, ada yang ingin aku katakan sama kamu.”“Aku nggak ingin dengar.”“Kamu mesti dengar!”Hendro membuka p
Usai berbicara, Hendro langsung meninggalkan tempat.Mona sedang larut dalam rasa takut. Rasa serakah dalam sesaat, membuatnya menyamar menjadi Wenny. Sekarang Hendro akan membuat keputusannya menjadi hal yang paling disesalinya dalam hidup.Kehidupan Mona telah berakhir.Mona melihat ke sisi Justin. Pada saat ini, Justin adalah penyelamat terakhirnya.Latar belakang keluarga Justin memang tidak bagus, tetapi dia pekerja keras. Selama beberapa tahun ini, dia telah menghabiskan uang miliaran di diri Mona. Selain itu, apa pun yang terjadi dalam keluarganya, Justin akan maju untuk membantunya menyelesaikan semua itu. Jadi, Mona tidak boleh kehilangan Justin.“Justin, maaf, semua ini salahku …. Kamu bawa aku pulang, ya? Aku akan melewatkan hariku bersamamu dengan baik ….” Mona menangis sembari menarik tangan Justin.Hanya saja, Justin berusaha sekuat tenaga untuk menepis tangannya. “Mona, sekarang kamu nggak bisa tinggal di Kota Livia lagi. Saat kamu sudah jatuh, kamu baru kepikiran dengan
“Permisi, orang kaya mana yang kamu gaet hingga bisa mendapatkan begitu banyak tawaran dalam belakangan waktu ini?”Pertanyaan para reporter semakin tajam lagi. Wajah Mona kelihatan pucat pasi. Dia mengangkat kepalanya melihat ke sisi para penggemar.Rasa suka penggemar kepadanya langsung lenyap. Semuanya memarahi Mona, “Kami benar-benar sudah buta.”“Tadinya aku kira dia itu cewek imut yang polos, ternyata dia itu cewek penggoda!”“Ayo, kita pergi.”Para penggemar mencampakkan Mona, lalu meninggalkan tempat.Mona tahu riwayatnya telah berakhir. Tujuan dia mengadakan pesta ulang tahun hari ini adalah ingin berjalan ke puncak hidupnya, tetapi siapa sangka dia akan dihancurkan oleh dirinya sendiri.Satu detik lalu, Mona masih berada di surga. Namun satu detik kemudian, dia malah dijatuhkan dengan kuat dari atas surga, jatuh ke dalam jurang.Apa yang harus Mona lakukan?Mona menengadah kepalanya melihat pria di lantai atas. Hendro sedang berdiri tegak di sana. Sepasang matanya kelihatan t