Share

Bab 286

Author: Sierra
Jari panjang Hendro berhenti.

“Pak Hendro, ayo, berangkat. Kita mesti segera menemukan Yuvi.”

Hendro melirik Wenny sekilas melalui kaca spion tengah. Wenny yang duduk di baris belakang terus menunduk untuk melihat ponselnya. Wajahnya kelihatan agak pucat. Wajah dingin dan indahnya itu semakin putih saja.

Pemikiran Wenny hanya ada di diri Yuvi saja. Dia hanya melirik Hendro sekilas.

Sekarang mereka berdua, satu di depan dan satu di belakang. Semuanya terasa sangat asing dan jauh.

Hendro mengalihkan pandangannya. Dia menginjak pedal gas. “Oke.”

Sepanjang perjalanan, Yuvi terus menangis. Dia benar-benar merasa sangat sedih. Namun, dia mulai merasa ada yang aneh.

Sebab, Yuvi menyadari jalan di luar jendela bukanlah jalan pulang ke rumah. Jalan ini juga semakin terpencil saja.

Yuvi melihat ke sisi sopir di depan. “Pak, ini bukan Jalan Ansyur. Kamu mau bawa aku ke mana?”

Sopir di depan sana melepaskan topi bebeknya, menunjukkan bekas luka di wajahnya. Dia pun berkata dengan mesum, “Nak, a
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
simanjuntaktheresia753
buat cerita Hendro posesif, cemburu ke Wenny kk
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 297

    Yuvi mengangkat tangan dan mengetuk pintu dua kali. Tok, tok!Tak lama kemudian, pintu terbuka. Hanya saja yang membukanya bukan Vincent, melainkan seorang gadis.Gadis itu menatap Yuvi dengan rasa ingin tahu, lalu bertanya, "Kak, kamu cari siapa?"Yuvi menduga ini pasti adik perempuan Vincent, Molita. Sebab, gadis itu mengenakan seragam SMP.Molita terlihat agak kurus, tetapi rambutnya dikuncir tinggi dengan rapi. Seragamnya bersih, sementara sepasang matanya bening serta dan percaya diri. Dia terlihat penuh semangat dan ceria. Itu sedikit mengingatkan Yuvi pada Vincent.Yuvi langsung merasa suka pada Molita begitu melihatnya. Dia membalas sambil tersenyum, "Halo, namaku Yuvi. Aku teman kuliah kakakmu, Vincent. Aku datang untuk mencarinya. Apa dia ada di rumah?"Molita menggeleng. "Kak Yuvi, kakakku belum pulang."Sudah selarut ini, tetapi Vincent masih belum pulang?Saat itu, Lulu muncul dari dalam rumah. "Apa kamu temannya Vincent? Ayo masuk dulu, duduk sebentar."Yuvi memperhatikan

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 296

    "Besok, Andreas jelas-jelas mau mempermalukan Yuvi di depan umum."Mereka adalah dua idola dari Universitas Cestana. Banyak orang yang mendukung mereka sebagai pasangan idaman.Mendengar perkataan itu, Wenny mengangkat bibir merahnya dan tertawa dingin. Dalam beberapa hari ini, Stella memang terus mencari gara-gara. Dia yakin di belakangnya pasti ada Hana yang mendorong dan memprovokasi. Tujuan mereka jelas, yaitu menyerang Yuvi.Mereka pikir bisa mempermalukan Yuvi besok?Masih belum pasti siapa yang akan dipermalukan.Wenny kembali ke asrama putri. Saat itu, Yuvi sedang memegang jaket hitam milik Vincent dan bersiap keluar. "Yuvi, tunggu dulu."Wenny memanggil Yuvi untuk menghentikannya.Yuvi tadinya ingin membawa jaket milik Vincent ke tempat laundry. Mendengar panggilan itu, dia pun menghentikan langkahnya."Ada apa, Wenny?"Wenny mengeluarkan sebuah permen warna-warni. "Yuvi, ini buat kamu."Yuvi memang sangat suka makanan manis. Dia menerimanya dengan senang hati dan langsung mem

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 295

    Semua orang mulai menuding dan menyalahkan Stella. Tatapan mereka kepadanya pun berubah menjadi tidak sopan dan penuh prasangka.Stella benar-benar tidak menyangka Yuvi akan langsung muncul dan menyerangnya balik secepat itu. Berhubung panik, dia segera menerobos kerumunan lalu berlari pergi."Stella!" Andreas buru-buru mengejarnya.Andreas berhasil menarik lengan ramping Stella, lalu bertanya, "Stella, kamu marah ya?"Wajah Stella dipenuhi rasa sedih dan kesal. Dia berusaha melepaskan diri dari genggaman Andreas. "Andreas, lebih baik mulai sekarang kita nggak usah berhubungan lagi. Orang-orang sudah mulai membicarakan kita."Namun, Andreas langsung memeluk Stella erat-erat. "Nggak. Kita jangan pedulikan omongan orang lain. Stella, aku mau tanya, kamu suka aku nggak?"Selama ini, Stella selalu berlagak seperti gadis manis dan lemah lembut. Wajahnya langsung memerah, lalu dia mengangguk malu-malu. "Suka.""Stella, kalau begitu ayo kita jadian. Besok, aku akan nyatakan cinta padamu di de

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 294

    Usai berkata demikian, Yuvi langsung menyibak kerumunan lalu berjalan ke hadapan Andreas dan Stella.Begitu melihat Yuvi, ekspresi Stella langsung berubah menjadi takut. Dia buru-buru bersembunyi di belakang Andreas. "Yuvi, tolong jangan memukulku lagi. Huhu."Andreas segera melindungi Stella. Dia memandang Yuvi dengan tatapan penuh jijik sambil bertanya, "Yuvi, kamu mau apa lagi?"Yuvi pun menyeringai. "Stella, kamu begitu takut dipukul olehku? Jangan-jangan, kamu sendiri sadar kalau menjadi orang ketiga memang pantas dipukul?"Sadar menjadi orang ketiga?Orang-orang di sekitar langsung tersentak kaget, lalu mulai bergumam dan berdiskusi."Kenapa Yuvi bisa bilang Stella sadar menjadi orang ketiga?""Apa sebenarnya hubungan Yuvi dan Andreas?"Raut wajah Andreas langsung berubah. "Yuvi, sudah cukup belum kamu ributnya? Cepat pergi dari sini!"Namun, Yuvi tetap berdiri tegak dan tidak bergerak sedikit pun. Dia tertawa dingin sebelum membalas, "Andreas, kamu takut ya? Kamu takut orang-ora

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 293

    Duk.Dalam tidurnya, Hendro tiba-tiba terguling jatuh dari ranjang dan langsung terbangun.Hendro sama sekali tidak menyangka akan ditendang sampai jatuh dari ranjang. Wajahnya langsung mengeras dengan ekspresi tidak senang, lalu menatap tajam ke arah Yuvi. "Nuka, apa yang kamu lakukan?"Yuvi berkacak pinggang sambil membalas, "Kak Hendro, kamu itu sudah cerai sama Kak Wenny. Siapa yang izinkan kamu tidur sambil memeluk Kak Wenny?"Hendro baru saja bangun. Wajah tampannya masih terlihat dingin dan belum sepenuhnya sadar. Namun begitu mendengar kata-kata Yuvi, tubuhnya langsung menegang.Apakah dia memeluk Wenny saat tidur?"Barusan, kamu melingkarkan tanganmu di bahu Kak Wenny dan memeluknya erat waktu tidur. Aku nggak izinkan! Kalau kamu mau peluk, sana peluk Hana saja! Ke depannya, bakal ada pria lain yang memeluk Kak Wenny saat tidur!" seru Yuvi.Ke depannya, bakal ada pria lain yang peluk Kak Wenny saat tidur!Napas Hendro langsung menjadi berat. Dia menegur dengan suara tajam, "Di

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 292

    Hubungan antara wanita itu sebenarnya sangat sederhana, cukup saling membalas ketulusan dengan ketulusan saja.Sepertinya, seumur hidup Yuvi dan Hana memang tidak akan bisa jadi teman.Hendro turun dari ranjang, lalu mengambil handuk hangat dari kamar mandi dan perlahan menempelkannya ke luka di kaki Wenny.Dengan mengompres hangat seperti ini, lukanya akan terasa jauh lebih baik.Setelah itu, Hendro kembali berbaring di ranjang. Pada saat itulah, ponselnya menyala. Sebuah pesan masuk dari Hana lewat Whatsapp.Hana mengirimkan sebuah foto, yaitu lingerie model runway dari merek tertentu yang bergaya sensual.Hana juga mengirim pesan. [Kamu suka nggak?]Wanita itu bertanya apakah Hendro menyukainya atau tidak.Sejak mereka balikan, sikap Hana di depan Hendro jauh lebih manis dan pengertian. Dia tidak semanja dan segalak dulu lagi. Hendro bisa melihat dengan jelas Hana berusaha keras untuk menyenangkannya, juga ingin hubungan mereka jadi lebih intim.Mereka berdua sama-sama orang dewasa.

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 291

    Wenny dan Yuvi meringkuk di bawah selimut yang sama. Mereka berdua belum tidur dan masih asyik mengobrol.Yuvi bertanya, "Wenny, kamu pernah ketemu pria seperti itu nggak?"Wenny balik bertanya, "Pria seperti apa?"Wajah tampan dengan potongan cepak itu langsung muncul dalam bayangan Yuvi. Dia membalas, "Yang sangat cuek dan keren gitu. Dia jago banget berantem, bikin orang agak takut juga ...."Wenny melirik ke jaket bisbol hitam yang tergantung di gantungan baju. Awalnya jaket itu dipakai Yuvi, lalu dia melepaskannya dan menggantungnya dengan hati-hati di sana. Kelihatan jelas, itu jaket milik pria yang menyelamatkan Yuvi.Wenny tersenyum simpul. "Maksudmu Vincent si pria idola kampus?"Yuvi menjawab sambil mengangguk, "Ya, dia."Wenny mengedip genit. "Karena pernah diselamatkan, sekarang kamu mau balas budi dengan nikah sama dia ya?"Wajah Yuvi langsung memerah. "Wenny, aku nggak mau bicara lagi sama kamu!"Wenny tertawa cekikikan.Yuvi cepat-cepat menutup mulut Wenny dengan tangann

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 290

    Kedua mata Wenny berkilauan ketika melihat Hendro. Dia pun melengkungkan bibir delimanya. “Seharusnya ada sangat banyak bos besar di sisi Pak Hendro. Kalau ada yang cocok, tolong bantu perkenalkan kepadaku ya.”Hendro meliriknya sekilas, lalu mengalihkan pandangannya. Dia mengangkat tangannya, melepaskan dasi di lehernya, lalu berkata dengan nada datar, “Kalau ada yang cocok, akan kuperkenalkan kepadamu.”“Terima kasih, Pak Hendro.”Pada saat ini, pintu kamar mandi telah terbuka. Yuvi menggunakan waktu tercepat untuk membasuh tubuhnya. “Wenny, kamu cepat masuk untuk mandi.”Wenny tidak merasa sungkan. Dia pun berjalan masuk ke dalam kamar mandi.Orang terakhir yang masuk ke kamar mandi adalah Hendro. Saat Hendro masuk, Wenny dan Yuvi sudah berbaring di atas ranjang.Kedua anak perempuan sedang tidur bersama. Setelah menangis, kondisi Yuvi juga sudah membaik. Dia memberi tau masalah Andreas dan Stella kepada Wenny.Saat mendengar kronologis cerita, kening Wenny berkerut. “Yuvi, sepertin

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 289

    Apa polisi ini sedang menanyakan soal Vincent?Jangan-jangan tadi Vincent menelepon polisi ini?Yuvi mengangguk. “Emm, dia sudah pergi.”Polisi tidak mengatakan apa-apa lagi. “Kami bawa pergi Iblis Malam Hujan ini. Besok mohon kerja sama Nona untuk melakukan catatan.”Yuvi membalas, “Oke.”“Sekarang sedang musim hujan. Sebentar lagi akan turun hujan. Nggak aman untuk pulang pada cuaca seperti ini. Di depan ada sebuah penginapan, kalian segera ke sana untuk mandi air hangat dan ganti pakaian bersih, jangan sampai masuk angin,” kata polisi tua itu dengan ramah.Sekarang, sekujur tubuh Hendro, Wenny, dan Yuvi sedang basah kuyup. Udara dingin di akhir musim gugur membuat mereka tidak memiliki pilihan, selain menuruti saran si polisi tua untuk pergi ke penginapan tersebut.…Penginapan itu tidak besar, tetapi sangat bersih. Seorang pria di penginapan membawa mereka bertiga ke dalam sebuah kamar. “Maaf, malam ini hanya tersisa satu kamar saja.”Mereka bertiga tinggal sekamar?Wenny melirikny

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status