Andy mengulurkan tangan dan langsung mematikan televisi.Saat itu, Landy berjalan mendekat. Andy memandangnya sambil bertanya, "Hana sudah tidur?"Landy menjawab dengan penuh rasa sayang, "Baru saja tertidur sambil menangis. Sayang, Hana sangat ingin nikah sama Pak Hendro. Apa kamu nggak bisa mengabulkan keinginannya?"Pandangan Andy menjadi kelam. Dia bertanya, "Apa maksudmu?""Sayang, kamu kira aku nggak tahu? Hana itu sebenarnya bukan anak kandungmu!" balas Landy.Andy diam saja, bibirnya mengatup rapat tanpa berkata apa pun.Landy melanjutkan, "Hana punya latar belakang luar biasa. Kalau saja kamu mau umumkan identitas Hana ke publik, semua hambatan itu akan langsung lenyap. Saat itu, Hana pasti bisa nikah sama Pak Hendro."Andy berdiri sambil berujar, "Kelak aku nggak mau dengar lagi ucapan semacam ini. Lebih baik kamu lupakan semuanya dan jangan pernah mengucapkannya lagi."Setelah memberi peringatan itu, Andy pun naik ke lantai atas.Landy masih merasa tidak rela. Dia menimpali,
Hendro mengirim pesan. [Sudah kembali ke kampus?]Hendro menanyakan apakah Wenny sudah kembali ke Universitas Cestana.Bagaimanapun juga, malam ini Vigo yang mengantar Wenny pulang. Saat memikirkan malam ini dia naik ke mobil pria lain, bibir tipis Hendro pun mengatup rapat.Hanya saja saat berikutnya, tubuhnya tiba-tiba menegang. Sebab, pesan Whatsapp yang diketiknya sama sekali tidak berhasil terkirim. Di atasnya, muncul sebuah tanda seru merah.[Anda telah diblokir orang ini.]Hendro hanya bisa diam.Ekspresinya berubah menjadi kelam. Wenny ternyata sudah memblokirnya.Sebenarnya di hari mereka bercerai, Wenny sudah langsung memblokirnya dari kontak.Barulah saat ini, Hendro ingat kembali bahwa dia dan Wenny sudah bercerai. Hubungan di antara mereka sudah berakhir.Wenny memang pernah sangat mencintainya secara terang-terangan dan membara. Namun, semua itu sudah menjadi masa lalu.Wenny tidak mencintainya lagi."Hendro, sekarang aku nggak mencintaimu lagi."Di telinga Hendro, seolah
Hendro menatap dokumen di tangannya. Pada kolom "pemberi beasiswa", tidak ada nama yang tertera."Siapa yang membiayai Wenny?" tanya Hendro.Sutinah menjawab sambil menggeleng, "Maaf, Pak Hendro. Kami belum berhasil menemukan siapa yang menjadi pemberi beasiswanya."Hendro mengecap bibir tipisnya sedikit, lalu bertanya, "Setelah Wenny lulus di usia 16 tahun, apa yang dia lakukan?"Dengan kemampuan wanita genius seperti Wenny, seharusnya dia sudah mulai merintis kariernya begitu lulus. Seperti Hendro dulu, sewaktu di Harvard dia sudah mulai terjun ke dunia keuangan dan bisnis. Begitu lulus, dia langsung mendirikan perusahaan pertamanya di Silicon Vale dan membawanya hingga IPO. Namun, sepertinya saat ini Wenny malah tidak terlihat memiliki pekerjaan apa pun.Itulah yang membuat Hendro merasa sangat aneh."Maaf, Pak Hendro. Itu juga belum bisa kami lacak. Setelah lulus pada usia 16 tahun, Nona Wenny menghilang selama dua tahun."Dua tahun setelah lulus, riwayat hidup Wenny benar-benar ko
Hendro tak menyangka Vigo akan tiba-tiba muncul. Sebagai sesama pria, dia langsung bisa merasakan pria ini menyukai Wenny.Vigo memang sangat menyukai Wenny.Wenny melirik ke arah Hendro sejenak, lalu mengalihkan pandangannya pada Vigo sambil menjawab, "Kak Vigo, kalau begitu tolong antar kami ya."Wenny langsung memilih Vigo, tanpa ragu sedikit pun.Raut wajah tampan Hendro langsung menjadi muram.Vigo terlihat sangat senang. Dengan sikap sopan, dia membuka pintu belakang mobil mewahnya. "Silakan, Wenny."Wenny dan Yuvi pun naik ke dalam mobil.Yuvi melirik ke arah Hendro dengan tatapan penuh simpati dan sedikit rasa puas. Siapa suruh dia menyakiti Wenny? Sekarang, Wenny tidak mau lagi bersamanya, 'kan?Hendro ingin melangkah mendekat.Namun, tiba-tiba lengan Hendro ditarik oleh seseorang pada saat ini.Hana datang. Dia menggandeng erat lengan Hendro sambil berusaha menampilkan senyum manis dan lembut. Dia bertanya, "Hendro, kamu lagi menungguku ya?"Hendro mendongak dan melihat ke ar
Staf tersebut langsung mengusir, "Mohon kalian segera tinggalkan tempat ini.""Wenny, kamu nggak bisa perlakukan kami seperti ini ...."Staf itu langsung melambaikan tangan. Sekelompok satpam segera berlari ke arah mereka, lalu mengusir Bu Jena, Hana, Susan, Landy, dan Nia dari area tersebut.....Saat diusir keluar, Bu Jena hampir saja terjatuh. Hana dan Susan yang berada di sisi kiri dan kanannya buru-buru menopangnya. "Nek, Nenek nggak apa-apa?"Hanya saja, Bu Jena langsung menepis tangan kedua cucunya. Dia menatap keduanya dengan dingin sambil menegur keras-keras, "Kalian lihat sendiri, Wenny itu wanita genius!"Padahal selama ini, Bu Jena selalu menganggap Hana dan Susan sebagai dua permata berharga Keluarga Cladia. Dia bahkan tidak pernah berkata kasar pada mereka. Namun sekarang, dia benar-benar sangat emosi. "Aku sudah habiskan begitu banyak tenaga dan perhatian untuk kalian berdua. Dari kecil, kalian sudah dapat guru privat. Semua jalan pun dibuka dengan uang. Tapi hasilnya? C
Hati Hendro sedikit bergetar. Dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi pada saat itu telapak tangannya tiba-tiba menjadi kosong. Wenny sudah menarik kembali tangannya.Di sekitar Wenny, berkumpul banyak orang. Semuanya adalah anak-anak muda berbakat. Di antaranya, ada seseorang bernama Vigo Walter yang juga lulusan Harvard. Sekarang, dia adalah tokoh baru di dunia internet, seorang presdir muda dari perusahaan yang sudah IPO.Vigo memandang wajah Wenny yang cantik dan bersih, lalu bertanya sambil tersenyum, "Wenny, boleh tahu gimana status hubunganmu sekarang?"Hendro juga menatap ke arah Wenny. Di sisi lain, Wenny mengangkat alis tipisnya dan menjawab dengan empat kata, "Masih lajang, bisa didekati."Masih lajang, bisa didekati.Empat kata itu membuat mata Vigo langsung berbinar-binar. Dia mengeluarkan ponselnya sambil berkata, "Wenny, sebagai kakak dan adik kelas satu almamater, ayo kita saling tambah kontak Whatsapp."Wenny membalas sembari mengangguk, "Boleh, Kak Vigo."Mereka pun sali
Dewa Tidur ternyata palsu.Tidak punya latar belakang pendidikan juga ternyata bohong.Ternyata, Wenny adalah wanita genius!Ternyata, adik kelas genius misterius yang selalu disebut-sebut oleh Hendro adalah Wenny!"Nggak disangka, wanita genius ternyata begitu cantik seperti bidadari. Sungguh wanita yang pintar dan cantik.""Aduh, sepertinya aku jatuh cinta ...."Dua tangan Hana yang terkulai di sisi tubuhnya menggenggam erat hingga mengepal. Dia benar-benar tidak bisa menerima kenyataan ini. Wenny yang selama ini dia anggap remeh, ternyata adalah wanita genius yang diam-diam membuatnya iri sampai kehilangan akal.Landy juga terlihat sangat tidak percaya. Dia benar-benar tak habis pikir kenapa Wenny bisa muncul di panggung pembawa acara. Bukankah sebelumnya dia sudah membuangnya ke desa?Saat itu, seseorang di belakang mereka mulai berbicara dengan tidak sabar, "Kalian berdua, cepat duduk! Kalian sudah halangi kami melihat si wanita genius.""Kalau masih berdiri terus, kami akan pangg
Forum Akademik Puncak resmi dimulai. Terdengar suara tepuk tangan meriah di tempat.Pembawa acara berkata dengan tersenyum, “Dalam Forum Akademik Puncak hari ini, yang paling menarik perhatian tentu saja adalah penampilan perdana Pak Hendro bersama adik kelas geniusnya. Pastinya semua orang sangat menantikan kemunculan wanita genius ini.”Seketika, pandangan semua orang langsung tertuju pada diri Hendro dan kursi kosong di sampingnya. Seseorang tidak bisa menahan diri dan berseru, “Kami sudah nggak sabar! Cepat suruh wanita genius itu naik ke atas panggung.”Pembawa acara berkata dengan tersenyum, “Baik, selanjutnya mari kita sambut wanita genius yang akan membuka Forum Akademik Puncak kita dengan pidato pembukaan.”Wanita genius itu akan segera muncul!Aula yang tadinya ribut menjadi hening dalam seketika. Semua orang sungguh menantikannya.Stella dan teman-teman di sampingnya berkata dengan penuh antusias, “Sudah datang, sudah datang. Akhirnya dia datang.”Setelah Bu Jena, Susan, dan
“Bukan hanya begitu saja. Tadi sepertinya orang yang menyambut Wenny itu adalah petinggi dari Forum Akademik Puncak.”Bu Jena dan Landy merasa sangat kaget. Pada saat ini, Stella berkata, “Wenny sudah berhenti sekolah sejak usia 16 tahun, biasanya juga licik dan penuh tipu daya. Jangan sampai kita terkecoh olehnya.”“Iya, Wenny pasti lagi main trik. Ayo kita masuk dan bongkar kedoknya sekarang juga.”Hana juga merasa Wenny sedang melakukan sesuatu yang mencurigakan. “Nenek, Ibu, ayo kita masuk dan lihat apa yang sebenarnya lagi Wenny lakukan!”Bu Jena mendengus dingin. “Untung saja aku punya firasat buruk dan duluan putus hubungan dengannya. Nanti kalau dia bikin keributan di dalam, juga nggak ada hubungannya sama kita!”…Hendro berjalan ke dalam aula. Dia melirik sekeliling, tetapi dia tidak melihat bayangan tubuh Wenny.Tadi Hendro segera mengikuti langkahnya, tetapi dia tetap saja tidak berhasil mengejar Wenny. Ke mana perginya Wenny?Hendro bertanya pada staf di sampingnya, “Siapa