Share

Bab 5

Author: Sierra
Wenny mengerutkan kening, "Apa yang aku lakukan?"

Hendro menggertakkan gigi dan berkata, "Siapa suruh kamu berpakaian begitu genit?"

‘Apa?’

‘Genit?’

"Hendro, tolong jelaskan kata-katamu!"

Hendro menunduk dan melirik rok mininya, "Pahamu hampir terekspos. Apa kamu berharap orang lain memperhatikan kakimu?"

Rok yang dikenakan Wenny agak pendek. Fany yang pilihkan untuknya.

"Wenny hanya tidak memperlihatkan kakinya, sehingga Hana merasa dirinya hebat. Mari kita lihat malam ini siapa yang memiliki kaki paling indah di Kota Livia," kata Fany

Wenny mengangkat alisnya, "Tampaknya Pak Hendro telah memperhatikan kakiku."

Hendro tertegun.

Wenny bersandar di dinding, tampak anggun dan malas. Dia perlahan mengangkat kaki kanannya, telapak kaki kanannya yang bertumit tinggi bergesekan dengan pergelangan kaki Hendro.

Hendro mengenakan celana panjang hitam, dia tampak sangat tenang dan mulia.

Jari-jari kaki Wenny yang putih dan lembut bergerak ke sepanjang pergelangan kakinya, membelai betisnya dengan mesra.

Itu semacam godaan.

Itu juga provokasi.

Hendro menatap dengan dingin, "Kau mau apa?"

Wenny mengangkat sudut bibirnya, "Pak Hendro, kamu lebih suka kakiku atau kaki Hana?"

Hendro menatapnya. Dahi berbentuk M membuat wajahnya yang mungil tampak lebih menawan. Sosok seperti dewi, tapi berani menggodainya. Wenny tampak jernih dan menawan.

Hendro telah melihat sekilas kecantikan yang tersembunyi di balik matanya tadi malam, tetapi dia tidak menyangka Wenny akan secantik itu.

Hendro punya perasaan sepertinya pernah melihat wajah Wenny sebelumnya.

Mata indah Wenny pun berbinar-binar sambil tersenyum, "Pak Hendro, apa Hana pernah melilitkan kakinya di pinggangmu?"

Hendro mendengus dan mencondongkan tubuh untuk menatap Wenny dari dekat. "Wenny, kok kamu begitu genit? Seharian mikirin pria dan bahkan memesan delapan model pria buat memuaskanmu!"

Hendro tidak menjawab pertanyaan tentang dia dan Hana. Mungkin ini perlindungan terbaik yang bisa diberikan seorang pria pada seorang wanita.

Kisah cintanya dengan Hana begitu menggebu-gebu. Kaki Hana yang indah pasti melingkar erat di pinggangnya. Kalau tidak, bagaimana mungkin Hendro begitu terobsesi padanya.

Hana sungguh bahagia karena pria dingin seperti Hendro begitu setia padanya.

Hendro pasti tidak pernah menggunakan kata "genit" pada Hana.

Meskipun Wenny tersenyum, matanya yang jernih tampak dingin dan suram. "Ya, Pak Hendro tidak sanggup memuaskanku, aku tentu harus mencari pria lain! Ayo cepat-cepat bercerai. Pria yang tidak bisa memuaskan harus segera diganti. Yang selanjutnya pasti lebih baik!"

‘Wenny menghinanya lagi!’

‘Yang selanjutnya pasti lebih baik?’

‘Wanita ini sungguh tercela!’

Hendro mengulurkan tangan dan mencubit dagu Wenny. "Kamu menantangku? Tampaknya kamu penasaran apakah aku bisa melakukannya."

‘Apa?’

Wenny tercengang.

Hendro mendekatkan diri ke bibir Hana dan menggodanya, tetapi kata-kata yang diucapkannya sangat dingin, "Jangan bermimpi, aku tidak akan menyentuhmu, orang yang aku cintai itu Hana."

Orang yang dicintainya itu Hana.

Padahal, Hendro tidak perlu mengatakannya, Wenny juga tahu semuanya. Hati Wenny terasa seperti disengat lebah. Rasa sakitnya tidak kentara, tetapi sangat kuat.

Pada saat ini juga, terdengar sebuah suara yang menyenangkan, "Hendro."

Wenny mendongak dan melihat Hana.

Hana adalah mawar merah di Kota Livia, seorang wanita yang cantik. Dia belajar menari sejak kecil, sehingga tubuhnya semakin lembut.

Hendro segera melepaskan Wenny dan melangkah ke samping Hana. Dia menatap Hana dengan kelembutan yang belum pernah dilihat Wenny, "Sudah datang?"

Hana mengangguk, lalu menatap Wenny, "Siapa ini?"

Awalnya Hana tidak mengenali Wenny.

Tapi, Wenny tidak akan pernah melupakan Hana.

Sebenarnya, Wenny dan Hana bukan saudara kandung.

Andy bukanlah ayah kandung Wenny, melainkan ayah tirinya.

Bertahun-tahun yang lalu, Wenny juga memiliki keluarga yang sangat bahagia. Ayahnya Nando Cladia dan ibunya Landy saling menghormati.

Ayahnya sangat menyayangi Wenny, menggendongnya setiap hari, "Wenny sayangku harus bahagia."

Kemudian suatu hari, Ayahnya meninggal dunia secara tiba-tiba. Lalu adiknya, Andy pindah ke rumah Ayahnya bersama putrinya Hana, ibunya juga menjadi ibu Hana.

Ibu menikah lagi dengan pamannya.

Sejak saat itu, ibunya menyayangi Hana dan tidak menyayanginya lagi.

Hana mendapat nilai 99 pada ujian tersebut, Wenny mendapat nilai 100. Ibunya akan memukul tangan Wenny dengan penggaris dan berkata, "Tidak bisakah kamu mengalah pada adikmu? Kenapa nilaimu lebih tinggi dari adikmu?"

Hana sakit dan menjalani kemoterapi, jadi rambutnya dibotakkan. Dia menangis karena dirinya menjadi jelek. Ibunya langsung membotakkan rambut Wenny dan berkata, "Kamu harus menjadi jelek bersama adikmu, supaya adikmu tidak menangis."

Setiap malam, Ibu, Hana dan Andy tidur, bermain dan bercanda bersama. Wenny berdiri sendirian di luar pintu rumah, memeluk boneka yang dibelikan ayahnya, sambil menangis, "Bu, Wenny takut."

Kemudian, Hana memanggil ibunya dengan sebutan "Ibu". Ibunya sangat senang, tetapi Hana berkata, "Ibu hanya boleh punya seorang putri."

Hari itu hujan turun deras, ibunya membawa Wenny ke pedesaan dan meninggalkannya di sana.

Wenny berlari mengejar mobil itu sambil menangis histeris, "Bu, jangan tinggalkan Wenny... Wenny penurut, Wenny akan selalu mengalah pada Adik... Bu, peluk aku, Wenny takut..."

Wenny yang masih kecil terjatuh dengan keras ke dalam kolam berlumpur sambil memeluk bonekanya. Dia menyaksikan ibunya menghilang di depan matanya.

Wenny tidak akan melupakan Hana.

Pada saat ini, Alex berlari mendekat, "Kak Hana, dia... kakakmu Wenny!"

Hana terkejut, "Kamu Wenny?"

Wenny tahu bahwa Hana selalu meremehkannya.

Saat kecil, Wenny selalu dikalahkan olehnya, sedangkan Hana selalu sangat menonjol. Lalu, Hana berkencan dengan Hendro, pangeran dari Keluarga Jamil. Anak yang tumbuh dalam kasih sayang itu bersikap sombong dan manja.

Alex sekali lagi terkesima dengan keanggunan Wenny. Dia berbisik, "Aku tidak menyangka Wenny begitu cantik."

Ingatan Hana tentang masa kecilnya menjadi kabur karena dia tidak pernah perhatikan kakaknya yang tidak disayangi ini, tetapi bukankah kakaknya seorang wanita jelek dari pedesaan?

Hana menghampiri Wenny dan menatapnya dengan tatapan sombong, "Wenny, aku tidak menyangka kamu akan berpakaian sepertiku."

Wenny, "..."

‘Terserah kamu saja.’

Wenny menegakkan punggungnya yang ramping dan tersenyum tanpa berkata apa-apa. Cahaya dari koridor menyinari wajahnya yang cantik, seperti lingkaran mutiara.

Dia bukan lagi Wenny kecil seperti dulu.

Hana, "Wenny, kudengar kamu akan bercerai dengan Hendro. Apa kamu tidak bisa hidup tanpa pria? Kenapa mencari model pria di bar? Kalau aku, mending mencari sebuah pekerjaan."

Hana menatap Hendro dan berkata dengan ramah, "Hendro, Wenny sudah merawatmu selama ini. Sekalipun dia seorang pengasuh, kamu juga harus carikan pekerjaan untuknya."

Pandangan Hendro tertuju pada wajah Wenny.

Alex, "Kak Hana, sekarang butuh kualifikasi akademis untuk mencari pekerjaan, apa kualifikasi akademis Wenny?"

Hana sepertinya teringat sesuatu yang menarik, dia tersenyum sombong, "Wenny putus sekolah pada usia 16 tahun."
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Mimi suratno
banyak omong lu hana
goodnovel comment avatar
Dhe Ida
kasihan Wenny
goodnovel comment avatar
Ella Tola
cantikan wenni
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 1130

    Vania tersenyum. Dia menatap Steve di sebelahnya. "Sepertinya aku benar-benar menikahi seorang suami yang baik."Steve menoleh padanya. Bibir Vania melengkung merah. Wanita itu tersenyum cantik ke arahnya. Jelas sekali dia sedang berusaha mengambil hati Steve.Steve sedikit menarik sudut bibirnya dan mengeluarkan suara tawa pendek.Apa maksud dari tawa itu?Vania merasa itu mirip seperti tawa mengejek, lebih mirip sedang meremehkannya.Vania yang merasa diperlakukan dingin padahal sudah bersikap hangat, hanya bisa terdiam.Vania belum pernah berusaha menyenangkan hati seorang pria sebelumnya. Astaga, kenapa pria bisa begitu sulit dihibur?Bukannya katanya yang susah dihadapi itu wanita?Asisten Vania berkata, "Aku turun di sini saja. Tolong turunkan aku di tikungan depan."Harold menginjak rem. Asisten Vania pun turun dari mobil dan melambaikan tangan. "Sampai jumpa."Vania membalas, "Sampai jumpa."Mobil mewah itu kembali melaju. Setengah jam kemudian, mobil itu berhenti di depan vila

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 1129

    Betty ingin berbicara. "Aku ...."Steve masih menggenggam tangan Vania. "Kamu seharusnya minta maaf pada istriku! Cepat bilang maaf padanya!"Betty terpaku di tempat.Steve mengejek dingin, "Kenapa? Kamu nggak mau minta maaf? Tampaknya setelah diberi kesempatan pun, kamu tetap nggak mau menghargainya."Nada suara Steve penuh ancaman. Jelas sekali dia ingin Betty meminta maaf kepada Vania.Vania memandang ke arah Steve. Tidak disangka, pria itu benar-benar membela dirinya.Betty ketakutan. Dia mengagumi kekuasaan Steve, tetapi pada saat yang sama juga sangat takut padanya. Dia menatap Vania dan berkata, "Maaf, Nyonya Vania. Semua itu salahku. Tadi aku nggak seharusnya begitu kasar, nggak seharusnya begitu sombong, apalagi sampai memukul. Itu semua salahku. Mohon maafkan aku!"Vania menoleh pada asistennya. "Kamu mau memaafkan dia?"Asisten itu menggeleng. "Saat memukul tadi dia begitu angkuh. Sekarang karena terpaksa, dia baru mengalah. Aku nggak mau memaafkannya!"Setiap orang harus me

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 1128

    Steve dengan tenang balik bertanya, "Memangnya kenapa? Kamu dipukul orang, jadi apa hubungannya denganku?"Apa hubungannya dengan Steve?Kalimat itu membuat Betty langsung membeku di tempat. Wajahnya seketika memucat.Helen bahkan lebih tidak percaya. Dia menatap Steve sambil bertanya, "Pak Steve, ada apa denganmu? Betty itu wanitamu lho. Kalau ada yang berani memukul Betty, berarti mereka sedang mempermalukanmu!"Steve menatap ke arah Betty. "Kamu wanitaku? Kamu yang bilang begitu ke dia?"Betty merespons, "Aku ...."Helen mendesak, "Betty, sebenarnya apa yang terjadi antara kamu dan Pak Steve? Kenapa Pak Steve seperti nggak mau mengakui hubungan kalian?"Betty merasa sangat malu. Sebenarnya di ruang VIP tadi, dia hampir tidak ada interaksi dengan Steve sama sekali. Bahkan, Steve sudah dengan jelas mengatakan bahwa dirinya sudah menikah.Hanya saja karena sifatnya yang ingin terlihat hebat dan tidak mau kalah, Betty membual di depan Helen dan akhirnya seluruh teman-teman wanita di bar

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 1127

    Vania langsung membeku. Pada saat itu, otaknya seperti benar-benar berhenti bekerja.Sebenarnya di dalam hatinya, Vania tidak terlalu peduli dengan apa yang dilakukan Steve di luar sana. Yang wanita itu pikirkan hanyalah apakah hal-hal seperti ini akan memengaruhi kemungkinannya untuk hamil.Tadi Vania sempat mengira Steve marah, tetapi tidak disangka dia justru memanggil para bos besar itu masuk untuk menjelaskan bahwa dia sama sekali tidak berselingkuh.Vania selalu mengira semua pria di dunia itu sama seperti ayahnya. Namun saat ini, dia merasakan dengan sangat jelas bahwa Steve sama sekali tidak seperti itu.Steve dan ayahnya terasa seolah-olah berasal dari dua dunia yang sama sekali berbeda.Saat ini, Steve menoleh ke arah Vania. "Kamu sudah dengar apa yang mereka katakan?"Vania kembali sadar. "Apa?"Steve mengulurkan tangannya. "Sini."Pria itu memintanya untuk mendekat.Vania pun berjalan menghampirinya.Steve langsung menarik pergelangan tangannya dengan kuat. Hal itu membuat

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 1126

    Vania hanya bisa melepaskan pelukannya, lalu bertanya pelan, "Steve, apa kamu sudah nggak punya perasaan padaku lagi?"Steve menjawab, "Menurutmu? Bukannya kamu sendiri mengira Betty itu wanitaku? Kalau aku memang memelihara selingkuhan di luar, wajar saja kalau aku nggak punya perasaan padamu, 'kan?"Wajah Vania langsung memucat. Di momen ini, dia benar-benar panik. Kalau Steve tidak lagi menyukainya, bagaimana mungkin dia bisa hamil?Kalau cara biasa tidak berhasil, mungkin Vania harus memberinya sedikit obat kuat. Lebih tepatnya jenis obat yang bisa membuat pria bertahan tujuh kali dalam semalam.Steve melihat mata indah Vania yang bergerak-gerak gelisah, entah apa yang sedang dia pikirkan. Makin dilihat, itu membuatnya makin marah.Steve pun mendorong Vania, lalu berbalik dan hendak pergi.Pria itu mau pergi?"Steve!"Vania benar-benar panik. Dia berlari dan memeluk pria itu dari belakang. "Steve, jangan pergi!"Steve berbicara dengan nada dingin, "Lepaskan."Steve benar-benar sang

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 1125

    Begitu kata-kata itu dilontarkan, Vania langsung merasa dagunya sakit. Rupanya, Steve mengencangkan tekanan jarinya dan mencubit wanita itu lebih keras.Vania mendorongnya. "Steve, kamu bikin aku kesakitan!"Steve justru merasa kesal sekaligus ingin tertawa. "Bagus kalau sakit, itu pantas kamu dapatkan. Terima saja!"Vania terdiam. Kenapa Steve mengamuk begini? Kalau bukan karena dia sedang berusaha hamil, Vania pasti sudah menendangnya sejak tadi."Steve, aku sudah minta maaf padamu. Kamu benaran begitu memihak Betty?"Steve bertanya, "Siapa bilang Betty itu wanitaku?"Vania membalas, "Semua orang bilang begitu!"Steve merespons, "Kalau Betty benar-benar wanitaku, inikah sikapmu terhadapnya?"Vania tertegun sejenak. "Sikapku kenapa? Bukannya sikapku sudah cukup baik? Aku ini istri sah, tapi aku tetap mengalah padanya lho!"Asisten Vania saja sampai tidak tahan tadi.Steve tersenyum dingin. "Oh, jadi kamu masih ingat kalau kamu istri sah? Aku pikir kamu sendiri sudah lupa."Vania langs

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status