Share

Bab 4

Penulis: Sierra
Wenny datang.

Setelah selesai berbelanja di mal, Fany langsung membawa Wenny ke Bar 1996, tempat di mana dia mengadakan pesta lajang untuk Wenny malam ini.

Wenny tidak menyangka akan bertemu Hendro dan lainnya di sini, dia tentu juga mendengar mereka sedang menertawakannya.

Wenny mengenal Alex dan yang lainnya yang ada di bilik mewah itu. Mereka semua adalah kenalan Hendro, Alex adalah sahabat Hendro. Hendro dan Hana pernah pacaran, mereka semuanya menyukai Hana. Alex bahkan memanggil Hana dengan sebutan "Kakak Ipar".

Selama tiga tahun ini, Wenny sama sekali tidak bisa berbaur dengan lingkungannya, orang-orang ini tidak menyukainya.

Label yang mereka berikan pada Wenny adalah "pengantin pengganti", "wanita jelek", "gadis desa"...

Kalau seorang pria tidak mencintaimu, teman-temannya tidak akan menghormatimu.

Fany sangat geram. Dia menyingsingkan lengan bajunya dan siap menyerang. "Aku bakal merobek mulut orang-orang ini!"

Wenny meraih Fany dan berkata, "Fany, lupakan saja! Kami sudah bercerai, tidak perlu marah pada orang-orang ini!"

Melihat Wenny yang acuh tak acuh, Fany nyaris menahan amarahnya. Semakin banyak tatapan yang tertuju pada Wenny, semuanya memanggil Wenny dengan sebutan "dewi". Suasana hati Fany pun membaik, "Wenny, ayo kita ke pesta lajang."

Fany membawa Wenny ke bilik mewah di seberang dan melambaikan tangannya, "Panggil semua model pria dari Bar 1996 ke sini!"

Di bilik mewah sebelah, beberapa pria kaya masih menertawakan Wenny. Saat ini, mereka merasakan tatapan dingin dan tajam tertuju pada mereka.

Mereka mendongak, terlihat Hendro yang tengah duduk di kursi utama, melirik malas ke arah mereka.

Dingin, kesal dan peringatan.

Beberapa pria kaya ini tercengang, mereka segera diam dan tidak berani mengatakan hal-hal buruk tentang Wenny lagi.

Alex menatap Hendro. ‘Meskipun Kak Hendro tidak pernah peduli pada Wenny, Wenny memang telah merawatnya dengan tekun selama tiga tahun, sehingga dia pasti juga memiliki perasaan terhadapnya.’

Keributan di sekitar semakin keras, "Dewi yang sangat cantik!"

‘Dewi?’

‘Di mana?’

Alex mengikuti arah pandangan mereka dan melihat ke depan. Dia langsung tercengang. "Wah, dewi sungguhan."

Semua pria kaya di sekitarnya tercengang, "Kapan ada dewi di Kota Livia? Kenapa aku belum pernah melihatnya?"

Alex menarik Hendro, "Kak, lihat dewi itu."

Hendro tidak pernah kekurangan wanita. Dia pernah melihat berbagai macam wanita, ada yang langsing dan montok. Dia tidak tertarik, tetapi bilik Wenny ada di seberangnya.

Begitu mendongak, Hendro melihat Wenny.

Wenny melepaskan kacamata berbingkai hitamnya, menghilangkan kesan kusam dan kuno yang biasa dia tampilkan. Wajahnya yang mungil seputih dan selembut salju, dengan sosok yang unggul dan temperamen yang dingin. Rambut hitam panjangnya terurai di bahunya, membuatnya tampak seperti dewi yang menakjubkan.

Hendro melihat dan tertegun selama dua detik.

Alex bertanya dengan penuh semangat, "Kak Hendro, bagaimana menurutmu tentang dewi itu?"

Sementara pria kaya lainnya berkata, "Menurut Pak Hendro pasti biasa saja. Tipe yang disukai Pak Hendro itu wanita cantik yang lembut seperti Hana, bukan tipe dewi yang dingin dan anggun."

"Lihatlah kakinya. Kakinya tidak kalah dengan kaki Hana."

Wenny mengenakan rok pendek bergaya Chanel, tampil beda dari gaya konservatifnya dan memperlihatkan kakinya untuk pertama kalinya.

Kakinya indah dan ramping.

Sepasang kaki ini mampu membuat pria berfantasi saat melihatnya.

Tidak kalah dengan Hana.

Hendro menatap sang "dewi" selama dua detik, entah kenapa dia merasa bahwa wanita ini tampak familier, seolah-olah dia pernah melihatnya.

Pada saat ini, sekelompok model pria datang satu demi satu. Mereka semua berkulit putih, berwajah tampan dan berkaki jenjang. Mereka berdiri berjajar di depan Wenny.

Fany tersenyum dan berkata, "Ayo Wenny, pilih delapan di antara mereka."

Untuk merayakan dirinya terlepas dari kesengsaraan perkawinan, Wenny memutuskan untuk memanjakan dirinya sendiri, "Kamu, kamu, kamu... kalian semua tinggal saja."

Alex menghitung, "Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan. Dewi itu benar-benar memilih delapan model pria sekaligus."

Pria kaya lainnya, "Buat apa menghabiskan uang sebanyak itu? Selama dewi berkata, kami bersedia melayanimu secara gratis."

Semua orang tertawa.

Ding.

Saat ini, ponsel Hendro kembali berbunyi, ada notifikasi pesan teks pembelanjaan lagi.

Hendro mengangkat ponsel dan berpikir, ‘Apa lagi yang dibeli Wenny?’

[Pengguna VVIP yang terhormat, kartu Anda dengan digit terakhir 0975 menghabiskan total satu miliar di Bar 1996 dengan delapan model pria]

Ekspresi Hendro membeku, dia menatap ke arah delapan model pria itu, lalu mengangkat kepalanya dan menatap wanita cantik di seberangnya.

Siapa lagi kalau bukan Wenny yang menjadi dewi di seberang dan memesan delapan model pria sekaligus?

Hendro, "..."

Delapan model pria mengelilingi Wenny dan mulai menuangkan anggur ke dalam gelasnya. "Kak, ayo main tebak-tebakan minum."

Fany berkata dengan gembira, "Oke, ayo bermain."

Wenny kalah di babak pertama. Model pria itu memegang gelas dan menyuapi Wenny anggur, "Kak, ayo minum."

Wenny minum segelas anggur, model pria lainnya pura-pura kesal. "Kak, kenapa kamu minum anggurnya, tidak minum punya kami? Kami juga mau menyuapimu."

Beban manis ini membuat Wenny merasa terbebani, sangat terbebani.

Mata Hendro tiba-tiba menyipit, wajahnya yang tampan menegang menjadi lengkungan yang menyeramkan. Dia berdiri dan berjalan keluar.

Alex tercengang, "Kak Hendro? Mau ke mana, Kak Hendro?"

Wenny sedang minum, tiba-tiba ada tangan yang meraih pergelangan tangannya yang ramping dan mengangkatnya dari sofa.

Wenny mendongak dengan kaget, wajah Hendro yang tampan dan terhormat sudah tampak membesar dalam pandangannya.

Wenny tertegun dan segera meronta, berusaha melepaskan tangannya dari pegangan Hendro. "Hendro, lepaskan aku!"

Hendro menyeretnya pergi dengan ekspresi muram di wajahnya.

Fany berdiri, "Hendro, apa yang kamu lakukan, lepaskan Wenny!"

Alex dan pria kaya lainnya pun tercengang. Mereka tampak tidak percaya dan mencurigai bahwa mereka sedang berhalusinasi. "Wenny?"

"Ternyata dewi itu Wenny?"

"Apakah ini Wenny, si wanita jelek yang kita kenal?"

"Ternyata Wenny begitu cantik!"

Alex tercengang saat melihat sosok dingin dan cantik itu diseret pergi oleh Hendro. "Sialan, Wenny yang tidak lagi bergantung pada Kak Hendro telah berubah menjadi dewi!"

...

Hendro menyeret Wenny. Telapak tangannya lebar dan kuat, tenaganya sekuat besi. Tidak peduli seberapa keras Wenny berjuang, tetap tidak bisa melepaskan diri.

Langkahnya sangat besar, Wenny terhuyung mengejarnya, "Hendro, lepaskan aku!"

Saat ini, Hendro melepaskan tangannya, punggung ramping Wenny membanting dinding yang dingin.

Lalu, pandangannya menjadi gelap, tubuh Hendro yang tinggi tegap mendorongnya ke dinding.

Pandangan Hendro memancarkan api yang berbahaya, "Wenny, apa kamu menganggapku sudah mati?"
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Ricky Santos Sri
mulai terbakar cemburu Hendro
goodnovel comment avatar
Fatimah Arman
lanjut wen ...
goodnovel comment avatar
Sarlinda Linda
lanjut penasaran bgt
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 305

    Begitu Hana mendongak, wajah tampan penuh wibawa itu perlahan membesar dalam pandangannya. Hendro datang!Tubuh Hana langsung kaku. Kenapa Hendro bisa datang?"Hen ... Hendro, kenapa kamu ke sini?" tanya Hana dengan gugup.Hendro menatap Hana dengan ekspresi dingin tanpa menjawab apa-apa.Wenny membalas sambil tersenyum tipis, "Hana, aku yang menelepon dan suruh Pak Hendro datang ke sini."'Apa?'Hana sangat terkejut. Dia sama sekali tak menyangka Wenny sudah lebih dulu menelepon Hendro.Wenny berjalan mendekat ke arah Hana. Sepasang matanya yang jernih bersinar tajam. Dia berkata dengan nada dingin sambil tersenyum samar, "Hari ini, kamu dan Stella sudah menyiapkan pertunjukan besar. Tentu saja aku harus panggil Pak Hendro agar dia melihatnya sendiri!""Kamu tahu betul Andreas adalah tunangan Yuvi, tapi kamu malah dukung Stella mendekatinya dan melukai hati Yuvi. Bukan cuma itu, hari ini Andreas bahkan menyatakan cinta kepada Stella di depan umum. Kalian berdua juga membalikkan fakta

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 304

    Usai berkata begitu, Vincent langsung melangkah pergi.Andreas terdiam. Vincent berani mengabaikannya begitu saja?Yuvi berujar dengan nada kesal, "Andreas, kamu kira kamu siapa bisa seenaknya suruh orang duel sama kamu? Vincent, maaf ya ini semua karena aku. Tunggu aku!"Yuvi kembali mengejar Vincent.Amarah Andreas makin memuncak. Dia langsung meraih sebuah bola basket dan melemparkannya ke arah punggung Vincent dengan penuh emosi.Yuvi berteriak kaget, "Vincent, awas!"Bola basket itu memelesat cepat dan hampir saja menghantam punggung Vincent. Namun saat itu juga, Vincent tiba-tiba mengangkat tangan dan menangkap bola yang terbang itu dengan satu tangan.Vincent menoleh dan menatap Andreas yang menantangnya, lalu langsung berlari menuju ring basket.Vincent menerima tantangan!Dua pria idola Universitas Cestana akhirnya benar-benar akan bertanding!Semua mahasiswa yang menyaksikan langsung di lokasi sontak menahan napas.Andreas segera bergerak untuk mengadang Vincent dan berusaha

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 303

    Yuvi tertegun saat tangannya ditarik. Dia balas bertanya, "Justru aku mau tanya, apa maksudmu?"Andreas menatap ke arah Vincent, lalu kembali menatap Yuvi. "Kamu itu sebenarnya punya hubungan apa sama dia?"Yuvi sampai tertawa karena kesalnya. Dia langsung menepis tangan Andreas dengan keras. "Andreas, kita ini sudah batalkan pertunangan! Kamu punya hak apa untuk menanyakan hal seperti itu padaku? Jangan lupa, sekarang pacarmu itu Stella!"Stella sudah berlari menghampiri. Barusan saat Yuvi mengejar Vincent, Andreas malah ikut mengejarnya juga. Dia pergi mengejar Yuvi.Ini pertama kalinya Andreas terang-terangan mengejar Yuvi.Stella benar-benar kaget.Wanita itu menatap Andreas dengan ekspresi penuh rasa tidak terima.Namun, Andreas sama sekali tidak melihat ke arahnya. Dia hanya menatap Yuvi dengan tatapan marah. "Yuvi, jangan mengalihkan topik! Aku cuma mau tahu, sejak kapan kamu punya hubungan sama Vincent? Jangan-jangan kamu selingkuh di belakangku?"Selingkuh?Andreas sendiri yan

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 302

    Yuvi benar-benar terlahir sangat cantik. Kecantikannya itu seperti hasil didikan keluarga terpandang, di mana lembut, manja, dan bersinar alami. Setelah tanda lahirnya dihapus, siapa sangka di bawah sudut mata kanannya ternyata ada tahi lalat kecil. Yuvi benar-benar seperti seorang gadis manja yang memesona.Astaga!Semua orang di sekitar terus terperanjat. Wanita jelek ini, sekarang sudah berubah jadi wanita super cantik.Yang paling sulit memercayai hal ini tentu adalah Hana dan Stella. Pupil mata mereka mengecil seketika. Tanda lahir Yuvi benar-benar hilang?Ini tidak masuk akal!Wenny menarik kembali tangannya sambil berujar, "Selesai."Wenny mengeluarkan cermin kecil dan menyerahkannya ke Yuvi. "Yuvi, kenalan lagi sama dirimu sendiri ya."Yuvi menerima cermin itu dan melihat wajahnya di pantulan. Itu sungguh dirinya?Perlahan-lahan, tangannya terangkat dan menyentuh pipi kanannya. Setelah keterkejutan dan kebingungan berlalu, matanya tiba-tiba memerah.Selama ini, setiap kali kesu

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 301

    Begitu Hana mendongak, dia langsung melihat Wenny. Ternyata Wenny sudah datang!Senyuman Hana pun menjadi makin lebar. Inilah yang dia tunggu-tunggu. Wenny akhirnya muncul juga!Wenny berjalan mendekati Yuvi. Segera setelah itu, Yuvi langsung berujar dengan marah, "Wenny, mereka ini benar-benar keterlaluan. Bisa-bisanya memutarbalikkan fakta tanpa rasa malu sedikit pun.""Yuvi, aku sudah tahu semuanya," jawab Wenny sambil memberi Yuvi tatapan penuh arti, seolah-olah memintanya tenang dulu dan jangan emosi.Hana membalas sambil tersenyum, "Wenny, kamu datang tepat waktu. Teman baikmu, Yuvi, barusan bilang Pak Andreas suka padanya. Kamu percaya nggak sama omongannya? Setiap orang seharusnya tahu diri. Aku cuma mau tanya, menurutmu Yuvi itu jelek atau nggak?"Hana sengaja ingin mempermalukan Wenny.Wenny mengangkat alisnya yang rapi, lalu matanya yang jernih dan tajam menatap ke arah Hana. Dia membalas, "Menurutku, tentu saja Yuvi bukan wanita jelek. Sebaliknya, dia itu sangat cantik.""A

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 300

    Kalau Vincent punya pacar, apakah dia juga akan bersikap sehangat itu pada pacarnya?Ya ampun, apa yang sedang Yuvi pikirkan?Yuvi baru sadar sejak tadi pikirannya terus memikirkan Vincent. Wajahnya langsung memerah seketika.Sebenarnya, ada apa dengannya?....Malam itu Yuvi tidak tidur dengan nyenyak. Keesokan paginya saat pergi ke Universitas Cestana, dia pun datang terlambat.Ketika sampai di lapangan kampus, tempat itu sudah dipenuhi banyak orang. Di mana-mana ada bunga dan balon.Di tengah kerumunan, Andreas berlutut dengan satu kaki di hadapan Stella sambil memegang buket besar bunga mawar. "Stella, sejak pertama kali melihatmu, aku langsung jatuh cinta padamu. Maukah kamu jadi pacarku?"Stella mengenakan gaun cantik. Wajahnya terlihat bahagia dan manis ketika menatap Andreas. Dia lalu membalas sambil mengangguk kuat, "Aku mau."Andreas pun bangkit, lalu memegang wajah mungil Stella yang polos dan langsung menciumnya.Stella tersipu dan tersenyum malu. Namun saat matanya menangk

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 299

    Yuvi tentu juga mendengar makian pria kekar itu. Dia menoleh dan memandang ke arah Vincent.Wajah tampan Vincent yang dingin itu disinari samar oleh lampu jalan yang remang-remang. Dari jarak sedekat ini, Yuvi bisa melihat ada sisi remaja di wajahnya. Dia memang terlihat dewasa sebelum waktunya, tetapi sebenarnya usianya tidak jauh berbeda dengan Yuvi. Mereka sama-sama mahasiswa tahun pertama yang masih sangat muda.Wajah Vincent datar dan nyaris tanpa ekspresi. Sikapnya juga tertutup.Yuvi hendak berkata, "Kamu ...."Namun belum sempat kalimat itu keluar, bahunya tiba-tiba terasa ringan. Vincent sudah melepaskannya. Suaranya terdengar dingin saat berkata, "Kamu lupa bawa barangmu."Vincent membawa serta hadiah-hadiah yang tadi Yuvi bawa."Nggak usah. Itu memang sengaja kuberikan kepada Bibi biar tetap bugar. Aku sangat berterima kasih karena kamu sudah menyelamatkanku."Vincent tidak menjawab. Dia membawa hadiah-hadiah itu dan melangkah cepat ke depan.Yuvi buru-buru mengejarnya.Yuvi

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 298

    Vincent memang sangat berbeda dari semua pria yang pernah Yuvi temui. Kakak sepupunya, ayahnya, bahkan Andreas ... tidak ada satu pun dari mereka bisa memasak. Mereka semua berasal dari keluarga berada dan punya banyak pembantu, jadi tidak pernah perlu masuk ke dapur. Sebaliknya, Vincent bisa masak.Sepertinya, masakannya juga enak. Sebab, tak butuh waktu lama sebelum aroma harum dari iga asam manis menyebar memenuhi seluruh ruangan.Yuvi merasa ini sebuah kebetulan. Ternyata dia dan Molita sama-sama suka makan iga asam manis.Iga asam manis adalah makanan favorit Yuvi.Tak lama kemudian, Vincent mengangkat piring berisi iga asam manis dan membawanya ke meja makan. Masakannya terlihat sangat menggugah selera, baik dari penampilan, aroma, maupun warnanya. Selain itu, dia juga memasak satu lauk tambahan, yaitu tumis oyong yang ringan. Awalnya Yuvi tidak merasa lapar, tetapi sekarang perutnya mendadak keroncongan.Saat itu, tiba-tiba terdengar suara dingin dari atas kepalanya. "Kamu nggak

  • Cinta dari CEO Sombong: Dingin Sekarang, Sayang Kemudian   Bab 297

    Yuvi mengangkat tangan dan mengetuk pintu dua kali. Tok, tok!Tak lama kemudian, pintu terbuka. Hanya saja yang membukanya bukan Vincent, melainkan seorang gadis.Gadis itu menatap Yuvi dengan rasa ingin tahu, lalu bertanya, "Kak, kamu cari siapa?"Yuvi menduga ini pasti adik perempuan Vincent, Molita. Sebab, gadis itu mengenakan seragam SMP.Molita terlihat agak kurus, tetapi rambutnya dikuncir tinggi dengan rapi. Seragamnya bersih, sementara sepasang matanya bening serta dan percaya diri. Dia terlihat penuh semangat dan ceria. Itu sedikit mengingatkan Yuvi pada Vincent.Yuvi langsung merasa suka pada Molita begitu melihatnya. Dia membalas sambil tersenyum, "Halo, namaku Yuvi. Aku teman kuliah kakakmu, Vincent. Aku datang untuk mencarinya. Apa dia ada di rumah?"Molita menggeleng. "Kak Yuvi, kakakku belum pulang."Sudah selarut ini, tetapi Vincent masih belum pulang?Saat itu, Lulu muncul dari dalam rumah. "Apa kamu temannya Vincent? Ayo masuk dulu, duduk sebentar."Yuvi memperhatikan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status