Semakin jauh Orlando melajukan mobilnya, ia bisa menemukan tragedi tersembunyi yang telah menimpa desa tersebut. Pemandangan beberapa rumah terlihat hangus. Ada yang masih berdiri kokoh, ada juga yang sudah habis dilahap api. Sepertinya dahulu terjadi kebakaran besar di sini.
“Kondisi rumah itu mengerikan,” komentar Kaliya. Ternyata dia memiliki pemikiran yang sama dengan Orlando.
“Kamu yakin ingin beristirahat di sini, Orlando?” lanjut Kaliya.
Orlando menghela napas sejenak. “Hhh ... sebenarnya tidak. Tapi mari kita lihat dulu salah satu kondisi rumah itu. Aku sudah lelah menyetir.”
“Baiklah.”
Tak lama, Orlando memarkir mobilnya di dekat salah satu rumah yang masih berdiri kokoh. Sebenarnya, jika dilihat dari penampilan luar pun rumah tersebut sangat tidak layak untuk dihuni lagi. Temboknya usang karena dihiasi oleh arang bekas kebakaran, semua kaca jendelanya pecah, lalu tanaman liar tumbuh menutupi hampir semua bagian depan. Atapnya juga te
Alis mata Kaliya menukik.“Mendengar apa? Suara kentutmu?”“Ish!” Orlando mencebik kesal. “Aku tidak sedang bercanda, Kaliya. Apa ada seseorang—atau makhluk lain di sekitar sini?”Kaliya bisa melihat jelas ekspresi ketakutan di wajah Orlando. Mendadak ide jahil muncul di kepalanya. Tapi memikirkan kondisi manusia itu yang sepertinya sudah lelah akibat mengendarai mobil semalaman, Kaliya jadi mengurungkan niatnya.“Tidak ada aura mencurigakan. Kamu tenang saja, Orlando.”“Fiuh .... Aku bahkan sampai menahan napas,” ucap Orlando lega.Saat Orlando mulai melangkahkan satu kakinya ke dalam rumah itu, suara Kaliya kembali menginterupsi.“Tapi aku bisa merasakan hawa makhluk halus,” tambah Kaliya cepat.Orlando segera menoleh. “Apa maksudmu?!”“Ya ..., maksudku aku bisa merasakan banyak sekali jiwa manusia yang tersesat di tempat in
Orlando berteriak kencang saat melihat wajah iblis itu. Matanya begitu bulat dan lebih lebar dari milik manusia. Kulitnya merah seperti lobster yang baru saja matang. Tanduk kecil menghiasi kepalanya. Kumis tipis yang panjangnya mencapai dagu juga terjuntai. Secara teknik, iblis itu sangat mengerikan. Apalagi dia menempelkan wajahnya di kaca mobil belakang, sembari mendenguskan asap dari lubang hidung.Tubuh Orlando sampai jatuh ke tanah karena saking kagetnya. Dia ini amat penakut, ditambah dia malah diperlihatkan wujud iblis seperti ini. Tentu saja jantung Orlando semakin berdetak kencang akibat ketakutan.“Menjauh dariku! Menjauhlah!” teriak Orlando lagi. *“Jangan menunjukkan wajah mengerikanmu itu! Enyahlah dari hadapanku!”Suara ringkihan seperti keledai pun terdengar. Orlando bisa melihat gigi iblis itu. Dia sedang menyeringai. Dan dia seolah menertawakan sikap konyol Orlando.BRAK.Kaliya membuka pintu dengan keras. D
Iblis itu hanya meringkih bagaikan keledai. Dia bertingkah seolah semburan api dari Kaliya telah melukai kerongkongannya. Padahal, dia masih bisa merasakan lidahnya dengan jelas dan itu baik-baik saja.Kaliya berdecih. Dia muak dengan iblis yang satu ini.“Baiklah. Tidak apa-apa jika kamu tidak ingin menjawab. Tapi aku akan segera membinasakanmu, kalau begitu.”Iblis itu terhenyak saat mendengar ancaman dari Kaliya. Dia merasakan jika wanita iblis itu mulai menguarkan kekuatan ke sekitarnya. Dadanya yang sudah sakit kini terasa semakin sesak akibat tindakan Kaliya tersebut. Karena tak kuat menahan siksaan secara perlahan itu, iblis tersebut pun segera menyeru.“He-hentikan! Aku mohon hentikan!” ujarnya dengan susah payah. Suaranya terdengar serak dan amat mengerikan.Sudut bibir Kaliya tertarik. Senyuman kecil terpancar dari bibirnya. Dia puas karena akhirnya bisa membuat iblis tak berdaya itu angkat bicara.“Be
Kaliya menyeringai kecil saat mendengar perkataan iblis tersebut. Meski kedua telapak tangannya masih perih dan menyisakan luka terbakar akibat mengeluarkan kekuatan terlalu banyak, nyatanya memberi sedikit penyiksaan terhadap iblis di bawahnya ini bukan hal yang membuatnya kelelahan.“Tuan Lucifer ingin kamu kembali ke singgasananya, Kaliya,” ucap iblis itu akhirnya. Dia menarik napas dalam-dalam, kemudian mengeluarkannya perlahan. Seolah dengan cara seperti itu, rasa takut di dadanya bisa ikut menguap.“Aku tahu pasti tentang hal itu.” Kaliya geram. “Jangan bertele-tele, cepat beritahukan misi apa yang telah Lucifer berikan kepadamu!”“Kami bekerja sama dengan iblis dari bumi.”“Iblis dari bumi?” Kerutan tipis muncul di kening Kaliya.“Ya! Iblis itu datang ke neraka dan menuntut untuk bertemu Tuan Lucifer, karena dia memiliki informasi berharga tentangmu, Kaliya. Kemudian, dia menc
“Tidak mungkin,” gumam Kaliya lemah. “Tega sekali Lucifer melakukan hal itu kepada Katarina? Orang yang telah membantunya untuk menikahiku?”Rasa benci yang sudah lama Kaliya pendam, kini semakin bertambah. Meski kebanyakan manusia berkata jika iblis tidak memiliki nurani, tapi jika itu menyangkut keselamatan keturunan atau saudara mereka, maka iblis juga bisa merasakan apa itu yang dinamakan dengan ‘sakit hati’.Namun, refleksi itu semua berubah menjadi dendam dan kebencian. Begitu juga dengan Kaliya. Dia tidak tahu nasib Katarina semenjak tragedi burung Phoenix itu. Kaliya kira, saudaranya sudah berada di tempat yang aman. Tapi kenyataan pahit memukulnya.“Aku harus menyelamatkan Katarina,” gumam Kaliya. Matanya berkilat kemerahan.“Kamu tidak akan bisa menyelamatkannya,” komentar iblis di hadapannya. “Katarina sudah sekarat. Dia hanya akan menunggu Tuan Lucifer untuk melenyapkannya. Hihi
Orlando berdecak kecil saat mendengar jawaban Kaliya.“Sudah lemah seperti itu, kamu tetap saja angkuh,” komentarnya blak-blakan.“Ya ... sifat alamiah iblis memang seperti ini. Kamu harus membiasakan diri, Orlando.”“Tidurlah. Aku akan berjaga-jaga hingga kamu merasa baikan.” Orlando menawarkan.Kaliya bergumam kecil, dan dia mulai menutup mata.“Aku lelah,” ucapnya pelan.“Aku tahu. Maka dari itu aku akan membiarkanmu beristirahat.”Keheningan menyelimuti mereka untuk beberapa saat. Sepertinya Kaliya benar-benar terlelap. Berada di bumi dan akibat mengeluarkan kekuatan terlalu banyak, membuatnya berubah menjadi iblis yang gampang kelelahan. Sangat berbeda ketika dia masih berada di bawah kerajaan ayahnya, Elliot. Di sana, Kaliya sangat dikagumi oleh para pengikut ayahnya dan dipuja-puja. Tapi kini dia merasa seperti seonggok iblis tak berguna.Cahaya matahari mulai m
Kaliya mengubah posisinya menjadi duduk. Dia melemparkan pandangan tidak suka ke arah Orlando.“Hei, wajar saja jika aku bertanya. Aku ini kan, manusia! Aku tidak tahu tentang dunia kalian!” ujar Orlando membela diri.Hal itu membuat Kaliya memutar bola matanya. Entah kenapa dia bisa membuat ikatan dengan pria ini. Padahal Orlando selalu membuat emosi Kaliya meletup-letup.“Pokoknya, kita harus segera mengumpulkan batu permata itu, Orlando. Aku tidak mau Lucifer menemukannya lebih dulu. Lagi pula, sepertinya Lucifer tidak tahu jika batu itu telah pecah menjadi beberapa bagian. Dengan begitu, dia akan kebingungan ketika mengejar kita.”“Baiklah, baiklah. Berati dari mana kita harus memulai?”Kaliya berpikir sejenak. “Apakah ada semacam buku sejarah di sekitar sini? Aku ingin memastikan pengetahuanku tentan batu permata Katastrof itu.”“Maksudmu semacam perpustakaan? Yang dipenuhi dengan ra
“Celaka kalau begitu,” ucap Orlando cemas. “Jika permata itu dimiliki oleh manusia, bukankah sesuatu akan terjadi, Kaliya?”Kaliya mengangguk. “Aku pernah memegang batu itu dan aku tahu bagaimana auranya. Jika batu itu ada di sekitarku, aku pasti bisa merasakannya.”“Kalau begitu kita harus menyusun strategi untuk mencari batu itu. Semakin cepat kita mengumpulkan batu itu, maka semakin cepat pula aku bisa melepaskan perjanjian ini denganmu, Kaliya.”Rasa tersinggung langsung menyentil hati perempuan iblis itu. Ditatapnya Orlando dengan pandangan tak suka. Sekilas, matanya berkilat kemerahan. Kaliya bisa melihat tubuh Orlando menegang. Sepertinya lelaki itu takut mendapat lemparan bola api dari Kaliya.“Kenapa kamu bicara begitu, Orlando? Kita baru saja memulai, dan kamu ingin segera mengakhiri perjanjian ini? Yang benar saja!” desis Kaliya tajam. “Dengar, ya, jika aku tidak melindungimu mun