Home / Romansa / Cinta di Ujung Perpisahan / Bab 109 : Berita Duka

Share

Bab 109 : Berita Duka

Author: Dinis Selmara
last update Huling Na-update: 2025-06-30 21:22:34
Sejak panggilan telepon dari Zoe berlalu, pikiran Aditama tidak pernah tenang. Kata-kata panik perempuan itu terus menggema di kepalanya, mengiringi setiap detik yang ia habiskan di balik kemudi. Mobilnya melaju cepat menembus derasnya hujan malam, membelah jalanan basah yang kosong dan sepi.

Pandangan di depan semakin buram oleh jejak hujan. Aditama tak memperlambat lajunya. Tangannya yang menggenggam setir bergetar, bukan karena dingin, melainkan karena kegelisahan yang terus mencengkeram dadanya. Hatinya tak tenang—perasaannya berkecamuk, panik, dan cemas.

Tiba-tiba, layar di dashboard mobilnya menyala. Suara nada sambung singkat terdengar sebelum sebuah nama muncul Vano.

Aditama segera menekan tombol terima melalui setir.

“Nona Zoe sudah bersama saya, Pak,” suara Vano terdengar jelas, meski samar-samar terselimuti desir hujan.

Aditama menggertakkan rahangnya. “Bawa dia ke rumah sakit, Vano,” ucapnya cepat, penuh tekanan.

“Siap, Pak.”

Sambungan terputus. Aditama menambah gas,
Dinis Selmara

Sangat disayangkan, sudah sejauh ini menemani Aditama tapi deterjen eh netijen masih belum mengenal Aditama lebih dalam. Minta maap lagi nggak sama Aditama udah sujojon ;-P

| 17
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (19)
goodnovel comment avatar
ChiekAL
hadeehh Darius pake meninggal nanti aditama deeh yg di teror sama zoe
goodnovel comment avatar
Shafeeya Humairoh
ngga kenal sih sama darius tapi tau klo dia bestie aditama, ikut syedihhh lah si bapak what's on your mind pak? ngga sayang anak ya
goodnovel comment avatar
Janni Qq
aski nyampah elu thor kl msh bikin aditama nyamperin zoe...muaq lama2 sm alur nih crt
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Cinta di Ujung Perpisahan   Bab 131 : Pemeriksaan Awal

    Pesan masuk dari Nana membuat Kinara membeku sejenak sebelum akhirnya tertawa sumbang. Ia melangkah sedikit menjauh, membuka lampiran dokumen dari sang asisten—panggilan pemeriksaan resmi. Dita benar-benar melapor Kinara dengan tuduhan yang tidak masuk akal, playing victim ini akan berakhir seperti apa. Tapi kali ini, Kinara tak akan tinggal diam.Kinara tidak gentar. Justru ada bara kecil yang menyala di matanya—ia tak sabar ingin melihat sejauh apa kelicikan sang kakak mampu bertahan di hadapan kebenaran. Tanpa ragu, ia meneruskan pesan panggilan pemeriksaan itu kepada Dito.Tak lama berselang, telepon dari Dito masuk. Nada suaranya terdengar penuh kejut. Ia terlalu sibuk dengan urusannya sendiri, terlalu jauh, hingga tidak tahu perang dingin antara kakak dan adiknya.Dito mengatakan akan bicara dengan Dita, meminta sang kakak menarik gugatan itu. Namun, itu bukan ini tujuan Kinara menghubungi Dito.“Bukan itu maksudku, Mas,” ucapnya datar, tapi tegas. “Aku hanya ingin Mas tahu, aku

  • Cinta di Ujung Perpisahan   Bab 130 : Liburan Sejenak

    Hari wisudanya telah tiba. Aditama mengenakan setelan jas formal dengan dasi anggun yang dililitkan Kinara sendiri, Aditama tampak gagah sekaligus bahagia. Kinara di sisinya, mengenakan gaun panjang berwarna nude lembut, menyamai gaya elegan yang dipilih suaminya. Hari ini bukan hanya tentang pencapaian akademik, tapi juga perayaan kecil dari perjalanan panjang mereka.Sementara itu, Fany tidak ikut serta ke acara wisuda. Gadis kecil itu memilih tetap di hotel, ditemani oleh psikolog pendamping dan Vano, asisten kepercayaan Aditama. Mereka memang tidak tinggal di apartemen milik Aditama selama berada di Singapura, melainkan menginap di hotel mewah yang memiliki fasilitas lengkap dan lingkungan yang lebih ramah untuk Fany yang masih dalam masa pemulihan.Fany tidak keberatan berbagi kamar dengan psikolog, malah senang bisa cerita banyak sama beliau.Kinara merasa sedikit beban lepas dari dadanya. Ada cahaya kecil dalam diri Fany yang mulai menyala kembali.Aditama menikmati waktu bersam

  • Cinta di Ujung Perpisahan   Bab 129 : Hari yang Lebih Baik

    Apa yang Dita katakan sebelumnya seakan tak lebih dari gertakan semata. Hingga kini, tak ada panggilan resmi atau surat pemanggilan hukum yang ditujukan pada Kinara. Hari-hari terus berganti, minggu pun berlalu. Dalam kurun waktu itu, Fany menunjukkan perubahan yang menggembirakan. Ia mulai membuka diri terhadap kehadiran Kinara dan Aditama. Ketegangan di matanya mulai memudar. Sorot curiga itu kini digantikan dengan keteduhan. Ia belajar mempercayai—dan yang terpenting—merasa dihargai.Interaksi mereka tak lagi kaku. Fany bahkan tak keberatan saat Kinara menyentuh rambutnya untuk membenarkan poni atau saat Aditama menepuk bahunya dengan lembut. Kedekatan yang dahulu terasa mustahil kini tumbuh dengan perlahan. Saat waktunya tiba, Fany akhirnya diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Ia tinggal bersama Kinara dan Aditama di apartemen, menempati kamar mungil yang dulu adalah ruang kerja Aditama. Pria itu dengan senang hati menyulap ruangannya menjadi tempat yang nyaman, lengkap dengan go

  • Cinta di Ujung Perpisahan   Bab 128 : Rubah Licik

    “Kamu terlalu gegabah, Dita. Tidak ada strategi,” ucap kekasihnya dengan nada dingin.“Aku akan lakukan apa pun. Fany itu emas.” Mata Dita membara, penuh obsesi.“Tapi lawanmu kali ini bukan orang sembarangan. Meski ipar-mu itu berdiri di atas kakinya sendiri tanpa sokongan kekuasaan keluarganya, tapi dia bukan tipe yang membiarkan orang mengacaukan keluarganya.”“Justru istrinya yang mengacak hidupku!” Dita berseru, napasnya tersengal oleh amarah. “Sudah punya segalanya, masih juga serakah menginginkan Fany. Harusnya dia tetap jadi Kinara yang dulu—polos, tidak tahu apa-apa. Sejak kapan dia berubah? Sejak kapan dia jadi begitu ambisius dan serakah?”“Tapi tetap hati-hati, kamu masih berada dalam pengawasan sanksi administratif.”Dita mengangguk patuh—duduk di samping kemudi mobil dengan senyum puas mengembang di wajah. Dia memiliki beberapa bukti—foto dan video yang sangat menguntungkannya, serta dokumen yang sudah dimanipulasinya dengan cermat. Ada pula beberapa bukti pendukung yang

  • Cinta di Ujung Perpisahan   Bab 127 : Keputusan Besar

    Sudah tiga hari berlalu sejak Kinara menemukan Fany dalam keadaan mengenaskan di pinggir jalan. Sejak hari itu pula, dunia Fany berubah—penuh ketakutan. Trauma itu begitu mengakar, hingga setiap suara langkah di koridor rumah sakit pun membuat gadis kecil itu meringkuk di sudut ranjang. Setiap kali suster datang memeriksa, Fany hanya diam, menarik selimut sampai ke dagu dan menatap nanar. Sungguh menyedihkan.Ia bahkan belum mau berbicara dengan Kinara. Kinara hanya bisa melihat sang adik dari balik dinding kaca saja.Setiap kali Kinara masuk ke kamar, Fany hanya memalingkan wajah—meminta sang kakak pergi. Kinara mencoba mengerti. Ia tidak marah, tidak tersinggung. Tapi tetap saja, ada perih luar biasa yang menggurat di dadanya."Fany masih tidak mau bertemu denganku, Mas,” lirihnya, menatap kosong ke depan sana—saat mereka duduk berdua di taman rumah sakit.Satu-satunya orang yang bisa membuat Fany berbicara adalah psikolog anak yang ditunjuk oleh rumah sakit.“Dia butuh waktu, Sayang

  • Cinta di Ujung Perpisahan   Bab 126 : Tangis Seorang Kakak

    “Ampun … Kak …,” katanya menutupi wajahnya. Kinara membeku.Aditama sedikit menjauh memberi ruang untuk kakak dan adik itu.Tangan Kinara terangkat setengah, lalu turun perlahan mengusap lengan sang adik. “Fany … kenapa kamu seperti ini?” suaranya pelan, hampir putus asa.Fany mundur beberapa langkah—masih enggan menatap siapa lawan bicaranya.“Fany … ini Kak Ara,” lirihnya membuat sang adik mengangkat pandangannya.Matanya menatap Kinara tak percaya. Tubuhnya memeluk diri, seperti melindungi dari sesuatu yang sangat menakutkan.Air mata Kinara jatuh melihat langsung bekas pada tubuh sang adik yang sebelumnya hanya melihatnya dari foto saja. Bekas itu memang hampir sembuh, tapi ada beberapa luka baru. Termasuk sudut bibir Fany yang pecah dan mengeluarkan darah.“Kak Ara …,” panggilnya memeluk sang kakak. “Aku … aku nggak mau disakiti,” gumamnya lirih. “Aku takut, Kak.”“Siapa yang nyakitin kamu?” tanya Kinara, suaranya mulai tercekat.Namun sesaat kemudian Fany melepas pelukannya. Ia h

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status