Share

Cinta untuk Mama Muda
Cinta untuk Mama Muda
Penulis: Dek ita

Mantan Suaminya Datang

“Kamu suka sekali ya??” tanya Andrew duduk di sebelahnya, menemani Elmi.

Mereka berdua duduk di kursi taman yang tersedia, dan Elmi merasa bahwa ini adalah hal yang cukup baik untuk dirinya karena ia cukup menikmati bagaimana pemandangan dari tempat yang sedang ia datangi saat ini.

Anaknya, Alina sedang berlarian di sana, tertawa dengan bebas dan juga sesekali bermain dengan anak lainnya yang baru saja ditemuinya pada saat itu.

“Yah, sekali-sekali mengajak anakku jalan-jalan rasanya tidak mengapa,” ucap Elmi.

“Hmm, kenapa kamu masih mengurung diri sampai saat ini, sudah 5 tahun lamanya, kamu masih belum berani menghadapinya?” tanya Andrew.

Elmi menatap ke atas, melihat langit dengan awan yang tengah berjalan, “Entahlah Drew, rasanya aku masih belum bisa memberikan kata maaf padanya,” jawab Elmi.

Andrew melihat ke arahnya dengan pandangan yang membulat sempurna, dengan perasaan yang tentunya menebak bagaimana isi dari pikiran Elmi yang masih menatap ke langit tersebut.

“Apa.., kamu masih memiliki rasa, pada Gerard?” tanya Andrew.

Elmi langsung menoleh, hingga membuat dirinya saling bertukar pandang dengan Andrew. Pria ini, yang selama ini menemaninya membuat Elmi merasa tenang karena selalu punya teman bicara. Tetapi, pembicaraan dari Andrew selalu terselip Gerard, sang mantan suami.

Entah sejak kapan dirinya jadi berteman baik dengan Andrew, teman dekat dari Gerard sendiri. Untung saja dia bisa dipercaya selama 6 tahun ini, untuk tidak memberitahukan soal keberadaannya, atau pun kabarnya kepada Gerard sekali pun.

 Ya…, Gerard masih belum tahu kalau pernikahan mereka yang dulu sebenarnya menghasilkan buah hati yang sangat cantik jelita. Elmi tidak memberitahukannya, karena dia merasa itu tidak perlu sama sekali. Yah, meski dia tahu diri Elmi hamil, setelah itu Elmi benar-benar menghilangkan dirinya.

Maka dari itu, jelas Gerard tidak tahu kalau dia memiliki anak perempuan sekarang ini. Keluarga Gerard belum tahu, Elmi belum siap untuk mengatakannya kepada mereka. Tapi ia pernah mengirim pesan kalau anaknya sudah lahir saja.

“Kita hentikan pembicaraan soal itu, oke? Kamu selalu membahasnya setiap kali bertemu denganku, apa sepenting itukah apa diriku masih punya rasa dengan Gerard?” tanya Elmi.

Andrew membuang muka sambil menggaruk kepalanya karena jelas saja merasa tidak enak dengan apa yang barusan dia lakukan tersebut.

“Tidak ada.., yah, siapa tahu saja kalau kamu masih punya rasa padanya,” ucap Andrew.

“Masalah hati, biar aku yang urus, kamu tidak perlu tahu apa-apa,” Elmi memberikan bagaimana pendapatnya yang sebenarnya.

Alina, sang anak yang sudah berusia 5 tahun ini mendatangi dirinya yang tengah duduk di sana. “Mama, sudah, sekarang aku lapar mama…,” kata anaknya dengan sangat manis.

Elmi memang sedikit membenci Gerard, tapi, hasil buah hatinya begitu manis, hingga dirinya sendiri tidak tahu harus berkata apa lagi, dia terlalu manis dan juga menenangkan perasaan dari Elmi.

“ Es krim Ma! Es krim! Sekarang kan panas sekali! Tak apa kan!” Alina berseru dengan sangat senang.

Elmi kemudian menyilangkan tangan, lalu sedikit memiringkan mulutnya dan berpikir sejenak dengan apa yang sudah dikatakan oleh anaknya tersebut.

“Hmmmmm,” Ia berpur-pura untuk berpikir.

“Mama…, ayo lah ma…, sekali saja…, kita kan jarang makan es krim di luar seperti ini…,” pinta Alina.

Andrew yang sepertinya tidak tahan melihat bagaimana sikap dari Alina yang menggemaskan tersebut, sedikit membungkuk untuk melihat anak umur 5 tahun itu.

“Bagaimana kalau perginya bareng  om saja? Nanti om yang bayar,” tawar Andrew.

Berbinar mata sang anak pada saat itu, dia melihat ke arah Elmi dengan tatapan yang sangat bersemangat, dan juga melihat dengan pandangan yang tentunya sangat memohon kepada diri Elmi untuk menerima tawaran dari Andrew tersebut.

Elmi senang bahwa anaknya tumbuh menjadi pribadi yang baik, tapi, dia belum merasa bahwa anaknya bisa menerima sesuatu dari orang lain. Meski sudah sering, Elmi tidak ingin menjadikannya kebiasaan.

“Ma…, ayo lah ma…,” memelas Alina memintanya.

Elmi menghela napas akhirnya mendengar permintaan anaknya tersebut, yah, hanya sekarang saja, setelah itu, Elmi akan mengajarkan kepada anaknya supaya tidak membiasakan diri begini. Elmi sangat tidak ingin membuat anaknya terus berharap diberikan apa yang dia ingin dari orang lain.

“Baik lah, sekali ini saja, ya? Setelah ini, kamu harus berjanji bahwa kamu tidak akan menerima tawaran dari om Andrew lagi, oke?” Elmi menunjukkan jari kelingkingnya sebagai bentuk janji.

Senyum sumringah dari anaknya benar-benar tidak bisa disembunyikan sama sekali, senyumannya yang benar-benar manis tersebut membuat Elmi merasa makin senang.

“Baik ma!!” serunya sambil membalas kelingking Elmi sebagai bentuk janji.

Elmi berdiri dari duduknya dan memegang tangan anaknya untuk dia gandeng. Andrew juga ikut bangun tentunya. Dia melihat ke arah Elmi dengan pandangan yang memiliki maksud, tapi Elmi tidak dapat mendeskripsikan maksud apa yang sebenarnya dia tunjukkan kepada Elmi.

“Elmi, jangan terlalu keras pada anakmu, aku tidak masalah kalau dia memang mau apa pun dariku,” ucapnya.

“Tidak Ndrew, aku tidak ingin dia jadi bergantung terus padamu. Aku akan mengajari dia menabung untuk mendapatkan apa yang dia inginkan setelah hari sekolahnya dimulai kembali,” ucap Elmi.

“Kenapa? Dia masih terlalu kecil untuk diajari begitu. Lagian, kamu juga kaya Elmi, jangan terlalu keras pada anakmu,” ucapnya lagi, dengan kalimat yang sama seperti tadi kepada dirinya.

Elmi menggelengkan kepala mendengar ucapan dari Andrew yang benar-benar mengasihani anaknya tersebut. Elmi tahu kalau dia itu tidak tega sebenarnya kepada Alina, hanya saja, sebagai orang tua, Elmi ingin dia mendapatkan pelajaran yang berharga untuk masa depannya tersebut.

“Aku bukan keras, Andrew, meski aku kaya sekali pun, roda itu pasti berputar, dan aku ingin mengajarkan kalau ada saat dimana apa yang dia ingin dapatkan harus dengan keinginannya yang kuat. Kamu tahu,” Elmi memegang kepala anaknya sambil mengelus dengan pelan, “anakku jauh lebih hebat dari yang kamu duga,” ucap Elmi.

Dia membanggakan Alina bukan tanpa alasan, tentu saja ada maksud dari apa yang dia lakukan ini. Benar, baginya, Alina benar-benar spesial bagi dirinya.

“Mama! Ayo…, nanti keburu aku pingsan karena tidak dapat es krim!” keluh dari sang anak yang berakting hendak pingsan.

Dia bahkan memegang kepalanya untuk memantapkan bahwa dia sebenarnya seperti orang yang sangat lapar. Elmi dan Andrew tertawa kecil melihat kelakuan dari Alina yang tidak ada habisnya dan sedikit di luar pikirannya tersebut.

“Iya sayang…, ayo,” ajak dari Elmi yang menyetujui apa yang diajak anaknya tersebut.

Mereka bertiga kemudian pergi dari taman tersebut. Mereka keluar dari sana, dengan wajah yang senang dan juga tentunya bahagia bagi dirinya.

Elmi merasa senang dan tentunya merasa sangat lega, karena sang anak sepertinya sudah mengerti, kebahagiaan yang selama ini ia dapatkan adalah karena adanya orang lain yang melengkapi.

Tapi, yang tidak pernah ia duga sama sekali, saat dia bertemu dengan seseorang yang sudah menunggu di jalan keluar dari taman tersebut. Elmi mematung meihat sosok itu, ia tidak menduga sama sekali kalau dia sekarang ini malah bertemu dengan pria ini.

Baru saja tadi Andrew membicarakannya di depan Elmi sendiri, sekarang justru ia melihat sosok dari pri itu di depan matanya sendiri untuk saat ini. Dia sama sekali tidak mendiga bahwa mereka akan bertemu di saat yang seperti ini.

“Elmi..,” ucapnya, Gerard melihat dengan mata yang membulat sempurna.

Elmi langsung teringat akan anaknya yang ada di sana. Ia segera mendekap anaknya dengan erat dan tidak membiarkan Gerard mendekat. Gerard yang melihat Elmi begitu, langsung melihat ke arah gadis cilik tersebut.

“Apa dia anak kita?” tanya Gerard sambil menunjuk.

Elmi berdesis kesal melihat bagaimana Gerard dengan mudahnya mengatakan hal tersebut kepada dirinya. Gerard justru malah tersenyum lebar dan hendak mendekati Alina yang tengah bersama dirinya pada saat itu.

“Sayang.., sini sama papa,” Gerard dengan bangga memanggil Alina dan membuka tangan, berharap bahwa anak itu akan datang kepadanya.

Andrew yang ada di sana tidak tinggal diam sama sekali, ia langsung menghalangi menggunakan tubuhnya dengan berada di depan dari Elmi tersebut. Ia menghadang Gerard sebelum makin dekat dengan diri Elmi.

Kedua pria itu saling berhadapan dengan pandangan yang jelas berbeda. Alina tidak mengerti dengan situasi ini, ia hanya melihat ke arah Elmi dan Andrew secara silih berganti.

“Wah, lihat, temanku yang dulu sangat dekat denganku, malah mendekati mantan istriku? Kamu sudah mengincar Elmi dari awal, kan? Makanya kamu bisa dengan mudahnya mendapatkan akses kepadanya?” Gerard bertanya sambil meledek diri Andrew.

“Aku memang mendapatkan akses, tapi setidaknya Elmi memberikan izin, tak seperti dirinmu yang datang tanpa sopan santun begini.”

Balasan ucapan dari Andrew justru berbuah sebuah kekerasan. BUAGHHH, wajahnya langsung dipukul oleh Gerard hingga tersungkur.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status