Perasaan Elmi merasa tidak enak kalau tidak memberitahukan, tetapi ia juga merasa kalau itu bukanlah hal yang wajib untuk terus ditutupi. Suatu hari nanti, anaknya pasti memerlukannya untuk mengetahui hal tersebut, dan saat itu juga, Elmi tidak bisa menutupinya.
Elmi merasakan keraguan yang amat besar dari dalam dirinya tersebut. Dia tidak ingin berbohong kepada anaknya, tapi ia juga tidak bisa merasa jujur mengenai hal ini kepada sang anak sendiri. Rasanya berat sekali kalau dirinya mesti mengatakan hal yang tidak seharusnya ini di saat seperti ini.
Ketakutannya semakin besar, dan membuat diri Elmi merasa tidak yakin pada dirinya sendiri. Bagaimana kalau nanti Alina marah karena Elmi tidak pernah mengatakan siapa ayahnya? Bagaimana kalau dia jadi benci dengan Elmi? Dan bagaimana kalau Alina malah akhirnya memilih ayahnya dibanding dirinya?
Masih banyak pikiran buruk yang terlintas di pikirannya, sehingga Elmi merasa tidak bisa membiarkan begitu saja, pikiran buruk yang membuat dirinya merasakan bungkam yang sangat besar dan hebat tersebut.
“Lho? Elmi?” sapa dari seorang pria, yang tidak lain adalah Andrew.
Padahal ia tidak memberitahukan bahwa dirinya di sini, bagaimana bisa Andrew tahu dan malah bertemu dengan dirinya di sini? Hadehhh.
“Hai Om. Lihat, aku jadi beli es krim lho!” Alina menyapa sambil menyombongkan es krim yang dibelinya tersebut.
“Haha, bagus, padahal om ingin membelikanmu,” ucap Andrew yang membalas sambil mengelus pelan rambut Alina.
Andrew kemudian duduk di dekat dari Alina, dia juga melihat dengan jelas, bahwa wajah dari Elmi tidak bisa ditoleransi lagi. Dia benar-benar menunjukkan bagaimana jadi orang yang tidak bisa fokus hari itu.
Pria tersebut kemudian melihat ke arah Alina, seolah menanyakan ada apa dengan dirinya tersebut. Dengan kode mengangkat alis saja, Alina langsung menangkap pertanyaan dari Andrew pada saat itu.
“Tadi, ada pria yang mengaku sebagai papaku om. Memangnya benar dia papaku?”
Alina yang tidak mendapatkan jawaban dari Elmi tersebut, dengan pintarnya malah bertanya kepada Andrew, yang jelas juga akan bingung bagaimana cara memberitahu anak umur 5 tahun ini.
Dengan dirinya yang juga merasakan kebingungan, Andrew langsung melihat ke arah dari Elmi dengan raut wajah yang cukup kaget. Tentu saja, itu karena Andrew sendiri diminta bungkam oleh Elmi untuk tidak membicarakan ayah dari Alina sendiri.
Dia mengangguk ke atas bertanya harus bagaimana. Dan Elmi hanya dengan menggelengkan kepala, melarangnya untuk memberitahukan soal Gerard kepadanya.
“Om, bagaimana sih, aku kan bertanya sama om,” Alina kesal karena dia diabaikan.
Andrew segera melihat ke arah Alina, dan tampak jelas ia berusaha kelihatan tidak mencurigakan kepada anak tersebut.
“Ah, om mana tahu, mungkin dia pura-pura saja. Ingat ya, kamu tidak boleh langsung percaya dengan orang lain. Selain mamamu dan om, kamu tidak boleh percaya, oke? Ingat kenapa?” Andrew mencoba membuat pikiran dari Alina agar segera teralihkan.
“Karena tidak semua orang bisa dipercaya!” seru Alina.
“Pintar,” Andrew mengelus dengan senang mendengar jawaban dari Alina tersebut.
Jelas saja, itu lebih dari cukup untuk membantu. Ternyata, kemunculan dari Andrew tidak sepenuhnya buruk. Justru, dengan kemunculannya yang sekarang, malah membuat Elmi merasa lega, karena dirinya jadi bisa bernapas dengan tenang.
Setidaknya itu akan menahan Alina untuk bertanya soal ayahnya. Sekarang, Elmi harus memikirkan bagaimana caranya dirinya menjawab kalau sewaktu-waktu Alina bertanya lagi kepada dirinya mengenai ayahnya.
Alina melanjutkan makannya, dan Elmi merasa senang dnegan senyum tipis yang terukir di wajahnya tersebut. Dirinya kemudian melihat ke arah Andrew, dia masih sangat kaget karena pertanyaan anak umur 5 tahun tersebut.
Mereka kembali mengunjungi taman, dan Alina masih dengan senangnya bermain di sana. Ia benar-benar kelihatan seperti anak yang menyenangi semua yang ada di depannya pada saat itu. Perasaan dari Elmi merasa sangat bingung karena ini jadi sedikit berat baginya.
“Apa Gerard menemuimu lagi?” tanya Andrew.
Elmi langsung menutup wajahnya dengan badan yang sedikit membungkuk, dan tangan yang ada di atas pahanya tersebut.
“Bagaimana ini…, Gerard bukan tipe orang yang gampang menyerah, jadi dia pasti akan melakukan segala cara untuk bisa bertemu dengan Alina.”
Elmi merasakan beban yang sangat besar sekali. Dan Andrew tidak menyangkal sama sekali. Selama mengenal Gerard, dia jelas tahu bagaimana sebenarnya Gerard tersebut. Hal tersebut benar-benar membebani pikiran.
“Gerard tidak mungkin melepaskanmu,” ucap Andrew.
“Aku tahu! Dia pasti akan melakukan segala cara!!” kesal dari Elmi.
Terdiam kemudian mereka berdua. Gerard bukan orang yang mudah dihadapi, dan dia juga bukan orang sembarangan yang bisa seenaknya mereka buat pergi.
Orang nekat semacam Gerard hanya akan menyulitkan dirinya, dan juga akan mendesak dirinya kalau benar-benar kepepet.
“Kenapa kamu tidak minta bantuan pada dia? Setidaknya, sekarang ini anakmu lah yang paling memerlukan adanya pengawasan dari kemunculan Gerard,” saran Andrew.
Elmi tahu kalau yang dimaksud oleh Gerard adalah orang itu, tidak pernah jauh-jauh. Mereka yang selama ini telah memberikan fasilitas yang sangat baik, dan juga selalu menjadi orang yang awas kepadanya, adalah orang-orang yang mendukungnya.
Sekarang, Elmi tidak bisa menolak saran dari Andrew seperti biasanya, sekarang dia sangat membutuhkannya. Apalagi, sebentar lagi sekolah anaknya akan dimulai, dan tentu saja Elmi tidak bisa terus mengawasinya, kalau dia sampai lepas mata, ia takut kalau itu akan menjadi bumerang luka baginya.
“Kamu tak usah memikirkan hal buruknya, mereka pasti mau membantu selama kamu menjelaskan bagaimana situasi ini. Kamu selalu bilang kan, kalau mereka itu adalah orang-orang yang akan ada selalu di sisimu,” ucap dari Andrew yang mencoba meyakinkannya.
Saat dirinya melihat ke arah mata dari Andrew, tampak jelas dia sangat berbinar sekali. Seolah meminta Elmi untuk mengambil keputusan dengan segera.
Benar, itu adalah keputusan yang paling terbaik yang ada untuk saat ini. Dan tidak salah sama sekali, bahwa sebenarnya, itu adalah pilihan satu-satunya yang ada untuk saat ini.
Dengan senyum yang sangat lebar dan juga penuh dengan rasa terima kasih, Elmi memancarkannya untuk diberikan kepada Andrew.
Dia meminta pria tersebut untuk mengawasi anaknya terleboh dahulu, sementara dirinya mencari tempat yang sedikit lebih jauh untuk bisa melakukan panggilan dengan seseorang yang sangat ia perlukan untuk saat ini. Meski terbilang aneh, Elmi hanya perlu melakukannya dengan segera.
Sudah lama ia tidak menghubunginya, jadi mungkin saat panggilan tersebut diangkat, dirinya justru akan merasa sangat canggung dan tidak enak hati dengan orang yang ada di seberang sana. Yang pasti, dirinya mencoba yang terbaik untuk saat ini.
Menunggu selama beberapa saat, dering panggilan berbunyi sangat lama, hingga membuatnya sedikit cemas. Apa dia sudah ganti nomor? Atau jangan-jangan dia sudah tidak mau berhubungan dengannya? Pikirannya sudah berlaih ke yang aneh-aneh, padahal hanya karena panggilannya belum dijawab saja.
(“Halo?”) Dijawab oleh orang yang diseberang.
“Ah, Halo! Kamu masih ingat aku?!” Elmi refleks langsung menjawabnya juga.
(“Oh, tentu saja, Elmi. Ada apa? Setelah sekian lama akhirnya kamu menghubungiku juga,”) ucapnya.
“ Aku sekarang sedang membutuhkan bantuanmu,” Elmi tidak berbasa-basi.
(“Bantuan? Apa yang bisa aku bantu?”)
Elmi menelan ludahnya, ia memang harus meminta bantuannya, demi bisa melindungi anaknya tersebut. Demi anaknya, Elmi mau melakukan apa pun, dan tentu saja, yang terbaik!
“Bantu aku…, bantu aku untuk-“
“Bantu aku, untuk mengawasi pergerakan anakku,” ucap Elmi.(“Hmm? Memangnya ada apa dengan anakmu? Apa ada pedofil yang mencoba mendekatinya?”) tanya orang di seberang.“Lebih buruk,” ucap Elmi. Orang yang tengah ia telepon tersebut diam sejenak, menunggu jawaban dari Elmi yang dengan sengaja hari ini menelponnya.“Gerard datang. Dia sepertinya sudah mengetahui tempat tinggalku, dan sekarang dia sedang mencoba mendekati anakku,” jelas dari Elmi.(“Wah, gila, orang itu masih berani? Setelah semua yang dia lakukan memang dia mau apa kembali padamu? Dia mau mempermalukan dirinya sendiri apa?”) tanya dari orang di seberang yang sangat akrab dengan dirinya dulu, Yuna.“Aku tidak tahu, tapi, aku tahu, kamu dan Lady pasti bisa menguruskannya untukku, kan? Aku takut anakku diambil olehnya tanpa seizinku,” ucap Elmi.(“Hmmm, bagaimana kalau besok aku bertemu denganmu? Kita bahas soal ini secara langsung. Sekalian aku mengenalkan Cahaya pada anakmu, mungkin dia akan bisa menjadi tema
Yuna dan Bryan yang datang langsung tersentak setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Elmi tentunya. Yuna yang tadinya tidak berani melihat ke arah Bryan tersebut langsung menoleh, kemudian ke arah Elmi dengan tatapan yang sedikit panik.“Kejam sekali! Padahal kamu bilang akan mendukung kami!” kesal dari Yuna.“Hei…, aku kan bertanya, bukan memberitahu,” ucap dari Elmi sambil meletakkan sebelah tangan di pinggangnya. Ia mengerti sih, mungkin ini jadi pertanyaan yang sedikit tidak nyaman dan jelas saja akan menyakiiti perasaan mereka tentunya. Tapi mau bagaimana lagi, memang begini adanya kalau begitu.Namun, Yuna yang mendengarnya akhirnya hanya bisa menghela napas dengan berat. Setelah itu Yuna dan Bryan sama-sama melirik satu sama lain.Mereka seolah memberikan koda bahwa apa yang sudah dikatakan oleh dirinya itu benar adanya, dan tidak salah sama sekali tenyunya.“Yah, meski sekarang belum, doakan saja segera,” ucap Bryan.“Tentu saja, aku mengharapkan yang terbaik untuk kalian b
“Siapa yang akan mnegawasi nantinya?” tanya Elmi yang masih merasa mawas.“Tenang saja, orang-orang yang akan mengawasi adalah orang-orang yang cukup terlatih, dan mereka ada di bawah naungan ibuku. Jadi, kalau sampai mereka berkhianat, ibuku tidak akan segan memasukkannya ke dalam penjara,” jawab dari Yuna.Elmi tidak meragukan sama sekali mengenai apa yang telah dikatakan oleh Yuna kepadanya. Justru dirinya sangta dan amat percaya, karena dirinya bisa memiliki pekerjaan yang santai beserta tempat tinggaldi sini juga berkat ibu dari Yuna sendiri.Rasanya perasaannya mulai terasa sedikit lega, dan lagi, setelah mendengar bahwa Alina akan memiliki teman, membuat dirinya bisa menenangkan diri selama dirinya tak berada di sisi sang anak.“Bryan, apa kamu tahu darimana Gerard tahu soal aku?” tanya Elmi kepada Bryan.Bryan yang merupakan kakak dari Gerard pastinya tahu, kan dia satu rumah dengan orang tuanya, tidak mungkin Gerard tidak pernah datang meski hanya sekali saja ke sana.“Kamu s
Mereka yang tadinya berkumpul di rumah dari Elmi tersebut, berpindah pergi dan menuju ke tempat lain tentunya. Tidak ada yang tahu sama sekali bahwa sebenarnya ini adalah suasana yang cukup canggung. Apalagi, Elmi yang sudah sekian lama menghilang ini, malah datang-datang meminta bantuan tanpa pikir panjang dan juga tidak memikirkan lebih jauh lagi.Tapi, karena mantan suaminya juga mendadak saja datang dan mendadak juga terlihat mencoba menjadi seorang ayah untuk putri kecilnya tersebut, membuat Elmi benar-benar kesal dan tidak bisa menerima begitu saja apa yang tengah ia perbuat saat ini.Satu-satunya cara supaya pria tersebut menjauh dari dia dan putrinya itu, adalah membuatnya sadar diri dan tidak seperti sekarang ini. Dengan dia datang tiba-tiba dan membuat diri Elmi ini panik adalah cara yang salah.Sampai di tempat yang mereka tuju, bak seperti keluarga besar yang bahagia serta juga penuh dengan kehangatan, membuat semua yang ada di sana merasa senang dan nyaman.Alina dan Cahy
“Tetap saja, kalau suatu hari nanti malah tahu secara mendadak dan secara tidak sengaja, aku tidak bisa yakin kamu akan menerimanya,” ucap dari Yuna yang mengatakan ketidakyakinannya.Elmi diam saja selama beberapa saat. Ia tidak bodoh dan juga sudah mempertimbangkan sampai ke sana. Dirinya tidak mungkin bisa membiarkan begitu saja apa yang ia dapatkan kali ini. Tapi, di satu sisi, ia tidak mau Alina tahu secara mendadak.Akhirnya mereka memakan makanan yang telah mereka pesan. Selama itu juga, apa yang menjadi masalah Elmi ini tidak dibahas sama sekali. Ada dua anak kecil yang tidak sepantasnya tahu mengenai hal tersebut, dan itu lah yang membuat suasana jadi terasa sedikit canggung.Alina terus bermain dengan Cahaya, sementara Elmi terus merasa cemas dan tidak nyaman sama sekali dengan apa yang telah dia rasakan. Bingung…, sungguh, dia merasa sangat bingung dan tidak dapat berpikir dengan jernih tentunya.Hingga mereka selesai makan, dan anak-anak yang berada di sana kembali ke play
Elmi yang melihat dengan kedua matanya, bahwa Andrew benar-benar tidak seperti biasanya, berusaha bersikap tenang dan mengacuhkan apa yang barusan dilakukan oleh pria tersebut. Meski wajahnya memerah sekali pun, dan juga meski dirinya merasa benar-benar malu dan juga tidak karuan dari dalam dirinya tersebut.Masih tak habis pikir dirinya ketika ia memikirkan bahwa Andrew memasang senyuman secerah tersebut. Harusnya Elmi membalasnya dengan senyuman! Bukan dengan debaran begini!“Elmi?” Andrew memanggil dirinya.Elmi segera kembali melihat ke arahnya, dan berusaha tidak kelihatan seperti orang yang sedang menahan malu. Senyuman juga ia pasang di kala hal tersebut terjadi, ini lebih baik, kan? Daripada dirinya ini kelihatan seperti orang genit.“Oh, iya?” tanya Elmi.Andrew mungkin menyadari bagaimanasebenarnya reaksi dari Elmi, makanya dia menghela napas dan membuangnya dengan snagat tenang sekali.“Tidak. Saat kamu mulai bekerja nanti, apa kamu tidak masalah kalau aku yang menjemputmu?
Elmi merasa sedikit khawatir, ketika Yuna sudah datang untuk menjemput sang anak untuk diantarkan ke sekolah. Padahal dulu dia sangat bersemnagat ingin mengantarkan Alina untuk berangkat sekolah, berharap besar bahwa dirinya bisa melihat putri kecilnya menuju ke sana.Tapi, nyatanya dunia memang memiliki rencana yang lebih tajam dan juga tentunya sedikit membuat Elmi merasa kesal sekali.Karena terlalu lalai dan tidak memperhatikan jadwal kerjanya yang offline, mau tidak mau, Elmi harus berpasrah. Pantas saja Yuna mau menawarkan diri untuk mengatarkan anaknya tersebut berangkat ke sekolah.“Tenang saja, Elmi, aku akan mengantarkannya dengan selamat,” ucap Yuna yang sudah memegang pundak anaknya yang ada di depannya tersebut.Raut wajah Elmi yang sedih tersebut sangat dan amat kelihatan sekali, makanya dia bisa langsung sadar dengan bagaimana Elmi memberikan respon tentunya.“Tapi.., nanti aku….”“Apa kamu hari ini pulang telat?” tanya Yuna.Elmi sedikit terkejut mendengar bagaimana Yu
“Jangan bodoh. Kamu ini pria, punya tanggung jawab yang besar, kalau kamu seperti itu, itu sama saja dengan menunjukkan kalau kamu punya pendirian yang lemah,” ucap Elmi.Gerard yang mendengarnya mendadak saja menjadi sedikit sendu, seolah apa yang barusan Elmi katakan adalah sebuah perasaan sakit yang secara sengaja telah dilakukan oleh dirinya.“Tapi Elmi.., kamu waktu itu juga istriku…, kenapa kamu tidak memberitahuku??” tanya Gerard yang memelas kepada dirinya.“Bukannya dari awal kamu mengusirku, kamu tidak mau berbicara sedikit pun kepadaku? Jadi untuk apa aku memberiathumu?” tanya dari Elmi kepadanya.Gerard tampak gemetar kedua bola matanya ketika mendengar apa yang barusan diucapkan oleh Elmi tersebut. Dari dalam lubuk hati Elmi, dia merasa sangat gemetar dan juga ketakutan tentunya, tapi, dia harus bisa menerima, karena Elmi sudah tahu bahwa saat seperti ini akan datang.Ia tampak seperti menyilangkan tangan, yang padahal sebelah tangan sebelahnya tengah mengepal lengannya s