공유

Bab 6

작가: Rona
Raisa menunduk. Dia pernah melihat Wira membawa Jennifer ke taman hiburan, dengan sabar dan tanpa lelah memotret Jennifer di sana.

Dia bukannya ingin bersaing dengan Jennifer. Hanya saja ... pergi ke taman hiburan bersama Wira adalah impian masa kecilnya.

Permintaan keempat ini bukan untuk sekarang, melainkan untuk memenuhi mimpi Raisa saat kecil.

Wira mungkin berada di samping Raisa, tetapi hatinya entah sudah melayang ke mana. Matanya tidak pernah lepas dari layar ponsel. Raisa memanggilnya berkali-kali untuk mengambil foto. Baru setelah panggilan keempat atau kelima, Wira mengalihkan pandangan kepadanya.

Saat malam tiba dan langit mulai gelap, Wira sudah mendesaknya tiga kali untuk pulang, tetapi Raisa mengabaikannya.

Sampai akhirnya, lampu di kincir ria menyala. Dengan mata berbinar, Raisa menunjuk ke arah sana. "Temani aku naik itu, habis itu kita pulang."

Melihat cahaya harapan dalam mata Raisa, Wira terdiam di tempat. Beberapa saat kemudian, dia berkata, "Raisa, kalaupun kita duduk di puncak tertinggi kincir ria itu, aku tetap nggak akan jatuh cinta padamu."

Waktu seolah-olah berhenti. Sudut mata Raisa terasa hangat dan basah. Dia segera memalingkan wajah. "Kamu mikir apa sih? Aku cuma belum pernah naik saja!"

Suara telepon memecah kesunyian. Jennifer yang berada di seberang sana terdengar panik, entah berkata apa. Setelah menutup telepon, Wira buru-buru pergi. Kali ini, bahkan tanpa satu kata maaf.

Ketika kincir ria mencapai puncaknya, Raisa menatap lampu-lampu kota yang berkelap-kelip di bawah. Air matanya jatuh perlahan di pipinya. Dengan suara nyaris tak terdengar, dia berucap, "Raisa, selamat ulang tahun."

....

Setelah hari itu, Raisa dilarikan ke rumah sakit karena demam tinggi. Suara mesin-mesin medis di sekitarnya seperti tak terdengar di telinganya.

Dalam kesadarannya yang kabur, dia seperti melihat Wira datang menjenguk. Melihat dirinya dalam kondisi sekarat, tak ada sedikit pun belas kasihan di mata Wira.

Sebaliknya, pria itu tertawa. "Mampus! Orang jahat memang pantas mendapat karma! Sebaiknya kamu cepat mati, jadi aku nggak perlu buang waktu untuk permintaan terakhirmu yang membosankan itu."

Dalam mimpi itu, Raisa menggertakkan gigi karena marah. Namun, hatinya benar-benar getir. Dia memaksakan diri bangun, membuka matanya perlahan. Sayangnya, orang yang dia harapkan tidak ada di sana.

"Syukurlah! Akhirnya kamu bangun juga! Kamu tahu kamu sudah tidur berapa lama?"

Raisa adalah tipe yang keras kepala. Di lingkungan sosial mereka yang penuh persaingan dan ambisi, kekuatan dan status sangat menentukan.

Keluarga Sutrisno bangkrut, sementara Wira bermusuhan dengannya. Semua orang tahu kalau Wira akan menjadi orang pertama yang mentertawakan kehancuran mereka. Itu sebabnya, mereka buru-buru menjauh dari Raisa.

Satu-satunya yang masih peduli dan berbicara dengannya hanyalah suster yang merawatnya selama ini.

Mendengar ucapan suster itu, Raisa menoleh dengan panik. "Hari ini tanggal berapa?"

Yola mengira Raisa sedih karena tahu waktu hidupnya tak banyak lagi. Dia menahan ekspresinya dan perlahan berucap, "Tanggal 28. Raisa, kamu ...."

"Di mana wigku?" sela Raisa.

Yola tertegun sejenak, lalu menjawab, "Ada di sini, aku bantu kamu simpan."

Raisa menggerakkan jarinya, menerima wig itu. Kepalanya tertunduk, ekspresinya sulit ditebak.

"Yola, selama aku nggak sadarkan diri, ada yang datang menjengukku nggak?" Nada suaranya begitu hati-hati, tangannya mencengkeram wig itu dengan erat.

Yola merasa sedih melihatnya begitu berharap. Namun, dia tidak ingin membohongi Raisa.

"Raisa, Wira nggak datang." Selesai berkata, Yola buru-buru memalingkan wajah untuk menutupi matanya yang mulai basah.

Bukan hanya tidak datang, bahkan saat Yola menelepon dan mencoba memberi kode, Wira tidak pernah mau menanggapi.

"Pingsan? Jangan bercanda! Raisa nggak mungkin pingsan!"

"Aku sibuk, nggak punya waktu buat main-main sama dia. Kecuali buat permintaan terakhir itu, aku nggak akan lakuin apa-apa. Bilang ke dia, jangan caper!"
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Cinta yang Dipaksakan Berakhir Tragis   Bab 25

    Melihat kondisi Wira saat ini, Yola sangat senang. Kalau saja boleh mengambil foto, dia pasti sudah memotret momen ini dan membakarnya untuk diperlihatkan kepada Raisa di alam sana.Sambil menatap Yola, Wira menjilat bibirnya yang kering dan pecah-pecah. "Tali merahnya mana?"Yola sama sekali tidak menyebut soal tali itu, hanya menunduk dan mengeluarkan sebuah buku catatan dari dalam tasnya. Mata Wira tak lepas dari setiap gerak-geriknya.Yola menempelkan buku catatan itu ke dinding kaca."Apa itu?" Wira bingung. Yang ingin dia lihat adalah tali merah, bukan buku.Yola tidak menjawab, hanya membuka buku itu dan memperlihatkannya. Begitu melihat isi halaman, mata Wira langsung membelalak.Setiap halaman, setiap baris, penuh dengan tulisan tangan yang tak rapi. Yola tak mengatakan apa-apa, tetapi Wira sudah tak mampu menahan getaran di bibirnya.Setelah waktu yang lama, Yola baru berkata, "Wira, surat yang kamu terima waktu itu bukan ditulis oleh Raisa. Kamu tentu nggak tahu gimana dia m

  • Cinta yang Dipaksakan Berakhir Tragis   Bab 24

    Wira perlahan mengangkat kepalanya. "Lebih baik apa?"Nada dingin dan tajam dari pertanyaannya membuat orang yang berbicara tadi seketika bungkam. Sorot matanya pun tampak ketakutan. Dia buru-buru bersembunyi di belakang.Melihat itu, Wira menyeringai sinis. "Kenapa? Nggak berani ngomong? Menyesal dulu nggak bawa anak haram itu pulang?"Ayahnya punya anak di luar nikah. Semua anggota keluarga besar tahu tentang ini, kecuali dirinya. Saat itu, dia hanya mengalami kecelakaan mobil dan kehilangan penglihatan, tetapi semua orang sudah berebut kekuasaan, ingin dia turun dari posisinya.Kalau bukan karena Raisa yang merawatnya dengan sepenuh hati, menemaninya melewati masa-masa kelam itu, mungkin dia sudah dimakan hidup-hidup oleh orang-orang ini.Pikiran itu langsung membuat dadanya sesak dan sakit. Melihat wajah mereka yang terkejut, seolah-olah tak percaya dia bisa tahu semua itu, ekspresi Wira semakin dingin dan kejam."Aku bukan cuma nggak akan kasih Grup Sutrisno ke kalian, tapi parasi

  • Cinta yang Dipaksakan Berakhir Tragis   Bab 23

    "Raisa, boleh aku membalaskan dendammu?" Suara Wira pelan.Begitu ucapan itu dilontarkan, dia mengangkat botol bir di atas meja dan menghantamkan botol itu ke kepalanya sendiri berulang kali. Darah langsung mengucur deras, membasahi kemeja putihnya.Kemudian, dia berbaring di sofa sambil memeluk foto kenangan Raisa. Tiba-tiba, ponsel berdering."Maaf, Pak Wira. Banyak orang yang menelepon untuk mengabari soal pencarian tali merah itu, tapi nggak ada satu pun yang berhasil menemukannya.""Ya ...." Wira memejamkan mata dalam kepedihan.Beberapa saat kemudian, dia menyuruh asistennya memesankan tiket pesawat. Kalau tidak bisa menemukannya, dia akan memintanya lagi. Tali merah yang sama persis, dari sumber yang sama.Beberapa jam kemudian, pesawat mendarat. Wira menempuh perjalanan sulit hingga tiba di kaki gunung. Kata warga sekitar, kuil itu berada di puncak gunung.Namun, hanya mereka yang benar-benar tulus dan memiliki niat suci yang akan diberi kesempatan untuk bertemu dengan sang gur

  • Cinta yang Dipaksakan Berakhir Tragis   Bab 22

    Ponsel Wira tiba-tiba menerima banyak pesan ucapan ulang tahun. Dia baru tersadar bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya.Dia seperti mesin yang rusak, otaknya berhenti bekerja. Jarinya menggulir layar tanpa sadar. Entah bagaimana, dia membuka pesan-pesan lama dari Raisa.[ 27 Mei 2024, pukul 00.00: Wira, selamat ulang tahun. ][ 27 Mei 2023, pukul 00.00: Wira, selamat ulang tahun. ][ 27 Mei 2022, pukul 00.00: Wira, selamat ulang tahun. ]....Tulisan-tulisan di layar ponsel itu seperti monster yang siap memangsanya. Seluruh tubuhnya menggigil hebat dan kesakitan, seolah-olah ada makhluk tak kasatmata yang mencabiknya.Ponsel terlepas dari tangannya dan terjatuh ke lantai dengan suara keras. Apakah Raisa terlalu memahami dirinya? Raisa tahu dirinya tidak akan pernah membaca pesan yang dikirimnya.Itu salahnya karena terlalu kejam. Dia bahkan tak pernah menyadari bahwa setiap tahun, Raisa adalah orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya.Dadanya terasa sakit. Dia

  • Cinta yang Dipaksakan Berakhir Tragis   Bab 21

    Wira mengurung Jennifer di vila itu. Dia menyita ponselnya, mengambil semua barang miliknya, dan tidak meninggalkan sedikit pun makanan di dalam.Meskipun Jennifer terus berteriak, Wira tetap mengunci pintu rapat-rapat dan pergi tanpa menoleh.Ponsel Wira hampir meledak karena terus-menerus dihubungi asistennya. Begitu dia mengangkat, suara lega langsung terdengar dari seberang. "Pak Wira, akhirnya Bapak angkat juga. Ada urusan penting yang harus segera Bapak tangani."Namun, Wira tidak menanggapi. Ekspresinya datar saat memberi perintah, "Belikan beberapa kotak bir, kirim ke rumahku."Tanpa menunggu jawaban, dia langsung mematikan telepon dan tak peduli lagi pada ponselnya.Jendela-jendela kamar ditutup rapat, tirai pun diturunkan hingga tak ada cahaya masuk. Wira memeluk bantal yang dulu digunakan Raisa, menghirup dalam-dalam aroma yang masih tertinggal.Namun, tak butuh waktu lama hingga dia menyadari bahkan aroma tubuh milik Raisa pun perlahan menghilang.Semua emosi yang selama in

  • Cinta yang Dipaksakan Berakhir Tragis   Bab 20

    Wira berjongkok, tampak hampa seolah-olah tubuhnya tak memiliki jiwa. Dengan hati-hati, dia mengeluarkan uang arwah dan melemparkannya ke dalam tungku pembakaran.Dia sangat ingin tahu di mana Raisa dimakamkan. Dia sangat merindukannya hingga tak bisa tidur semalaman.Dia bertanya kepada asistennya, tetapi si asisten memberitahunya bahwa kabar kematian Raisa datang dari sepucuk surat anonim.Dalam surat itu, ada foto Raisa saat mencabut identitas kependudukannya, juga salinan rekam medisnya. Satu-satunya informasi tentang makam hanyalah sebuah nisan dengan nama tertulis, tanpa alamat, tanpa lokasi. Asistennya tak tahu Raisa dikuburkan di mana.Wira seakan-akan disambar petir mendengar itu. Namun, tak lama kemudian, pikirannya tertuju pada Yola, wanita yang membalas dendam dengan kejam itu.Yola adalah sahabat Raisa, pasti tahu di mana Raisa dimakamkan. Bisa jadi Yola sendiri yang menguburkannya.Tanpa pikir panjang, Wira langsung meluncur ke rumah Yola. Namun, begitu sampai, dia malah

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status