Short
Sehidup Semati Yang Teringkari

Sehidup Semati Yang Teringkari

โดย:  Fayeจบแล้ว
ภาษา: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
19บท
9.3Kviews
อ่าน
เพิ่มลงในห้องสมุด

แชร์:  

รายงาน
ภาพรวม
แค็ตตาล็อก
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป

คำโปรย

Cerita Enak

Gadis idaman

null

"Nona Nelsi, hasil tes menunjukkan kalau Anda menderita kanker pankreas stadium akhir, kondisimu kurang optimis. Setelah menghentikan pengobatan, waktu Anda hanya sisa kurang dari sebulan. Apa Anda yakin tidak ingin menjalani pengobatan? Apa suami Anda setuju?" "Aku yakin... dia bakal setuju." Setelah menutup telepon dokter, aku merasa getir ketika melihat sekeliling rumah yang kosong. Kukira hanya sakit maag biasa, tak kusangka itu kanker. Aku menghela napas dan melihat foto bersama Erik di atas meja. Di dalam foto itu, Erik yang berusia 18 tahun menatapku dengan saksama. Setelah bertahun-tahun, aku masih ingat adegan pada hari itu ketika butiran salju jatuh di rambutku, Erik tersenyum bertanya padaku, "Apa ini yang disebut menua bersama?"

ดูเพิ่มเติม

บทที่ 1

Bab 1

"Nona Nelsi, hasil tes menunjukkan kalau Anda menderita kanker pankreas stadium akhir, kondisimu kurang optimis. Setelah menghentikan pengobatan, waktu Anda mungkin hanya sisa kurang dari sebulan. Apa Anda yakin tidak ingin menjalani pengobatan? Apa suami Anda setuju?"

"Aku yakin... dia bakal setuju."

Setelah menutup telepon dokter, aku merasa getir ketika melihat sekeliling rumah yang kosong.

Kukira hanya sakit maag biasa, tak kusangka itu kanker.

Aku menghela napas dan melihat foto bersama Erik di atas meja.

Di dalam foto itu, Erik yang berusia 18 tahun menatapku dengan saksama.

Setelah bertahun-tahun, aku masih ingat adegan pada hari itu ketika butiran salju jatuh di rambutku, Erik tersenyum bertanya padaku, "Apa ini yang disebut menua bersama?"

Kebahagiaan yang pernah kumiliki membuatku agak linglung.

Aku dan Erik berteman sejak kecil, kami mulai pacaran saat berusia 18 tahun.

Setelah lulus kuliah, aku tinggal bersamanya di ruang bawah tanah, kami mengalami banyak kesulitan, aku menyaksikan dia mengembangkan perusahaannya.

Kemudian, dia membelikanku rumah dan mobil mahal.

Aku suka berdandan, jadi dia selalu mengirimkan model baru dari berbagai merek besar ke rumah.

Aku suka bepergian, jadi Erik sering menyempatkan diri dari jadwalnya yang padat untuk menemaniku.

Erik tidak pernah melewatkan kejutan di hari-hari penting.

Bahkan ketika tahu kalau aku mengalami infertilitas, dia juga mengambil semua tanggung jawab itu.

Semua orang mengatakan kalau Erik sangat mencintaiku.

Namun, dia malah berselingkuh dengan sekretarisnya di tahun ketujuh pernikahan kami.

Dia memberi Bella sebuah vila dan membangun keluarga mereka sendiri.

Pria yang biasanya pulang ke rumah setiap hari semakin sering menginap di luar.

Erik memperlakukan Bella dengan semakin baik, sementara sikapnya padaku semakin buruk.

Sepertinya, dia selalu mengerutkan kening saat melihatku.

Aku tidak ingin memikirkannya lagi, jadi aku menarik napas dalam-dalam dan mulai memunguti serpihan-serpihan di lantai.

Foto ini pecah saat aku bertengkar dengan Erik beberapa hari yang lalu.

Hari itu ulang tahun pernikahan kami, aku menyiapkan makanan dan menunggunya di rumah.

Erik berjanji bakal langsung pulang rumah setelah selesai kerja, tetapi dia pulang pukul dua pagi.

Dia pergi menemani Bella lagi.

Kami pun bertengkar hebat, dan Erik mengatakan sesuatu yang membuatku benar-benar patah hati,

"Nelsi, aku butuh seorang anak."

Aku kabur dari rumah dengan panik dan tidak berani mendengarkan apa yang dia katakan selanjutnya, dia juga tidak mengejarku.

Aku tinggal di rumah lama selama seminggu hingga hari di mana aku sakit maag dan memeriksa ke rumah sakit.

Melihat debu di lantai, aku tahu Erik beberapa hari tidak pulang.

Saat aku membungkuk untuk membersihkan, laporan medis terjatuh dari dalam saku.

Melihat kertas itu, aku tertegun.

Haruskah aku memberitahunya?

Apa dia akan merasa sedih kalau mengetahui kondisiku?

Mataku memerah tanpa sadar, tapi aku juga merasa lucu menyadari pikiranku sendiri.

Dia bukan lagi Erik yang dulu. Kini Erik pasti hanya akan berkata bahwa dia mampus dengan acuh tak acuh.

Aku tarik napas dalam-dalam dan lanjut membersihkan.

Saat ini ruangan gelap tiba-tiba menyala, seseorang menyalakan lampu.

Aku menatap ke pintu, Erik berdiri di pintu dengan bekas bibir yang mencolok di kerah putihnya.

Dia menatapku dan mengangkat alisnya.

"Sudah cukup amarahmu?"

Aku diam-diam memasukkan laporan medis ke dalam saku tanpa menjawab.

Tak kusangka Erik akan kembali, aku pun terkejut dan tidak sengaja tanganku tergores.

Aku segera berlari ke dapur untuk mencucinya dengan air dingin.

"Trik baru? Menyakiti diri sendiri? Nelsi, kamu memang manja!"

Meskipun aku tidak berharap banyak darinya, hatiku tetap sakit.

Bagaimanapun, Erik tidak pernah berbicara dengan nada seperti itu sebelumnya.

Dia tahu aku tidak ada rasa aman, jadi dia akan dengan sabar membujukku setiap kali kami bertengkar.

Terkadang aku kabur dari rumah, tetapi dia tidak pernah marah dan selalu bisa menemukanku.

Aku bertanya kenapa dia tidak marah, Erik selalu berkata, "Aku ingin memanjakanmu dan membuatmu tak terpisahkan dariku selamanya."

Tanpa ada pengecualian selama belasan tahun.

Namun, semuanya berubah setelah Bella muncul.

Aku mematikan keran dan mengeluarkan kotak obat untuk membalut diriku.

Melihat aku tidak menjawab, Erik melembutkan nadanya, "Nelsi, jangan buat masalah, aku hanya mempermainkannya."

"Bos-bos di sekitarku semuanya begini, tapi bukankah keluarganya baik-baik saja?"

"Setelah dia hamil, aku akan mengirimnya ke luar negeri."

Sebelum dia selesai bicara, ponselnya berdering. Erik melirik dan berbalik ke ruang tamu.

"Pak Erik, kamu di mana? Aku takut sendirian, bisakah kamu segera kembali..."

Terdengar suara wanita yang lembut, itu suara Bella.

Erik pun membujuknya dengan lembut dan penuh waspada seolah-olah sedang merawat sebuah harta karun.

Aku tidak mengatakan apa-apa. Setelah menangani luka, aku terus membersihkan makanan yang ada di atas meja selama beberapa hari.

Erik lalu menutup telepon dan berjalan keluar tanpa menoleh ke belakang.

"Erik." Aku memanggilnya.

"Ada apa lagi?" Dia terdengar sangat kesal. "Bella sedang demam, aku harus ke sana. Jangan buat masalah."

"Mari kita bercerai."

"Nelsi, ada apa lagi denganmu?!" Erik menatapku dengan alis berkerut.

"Tadi kamu menyakiti diri sendiri, sekarang mau bercerai. Apa lain kali kamu juga bakal ancam mau mati?"

"Bagaimana kalau aku benaran sekarat?"

Aku bertanya dengan lembut, tetapi Erik telah menutup pintu.

Rumah besar itu kembali sunyi seiring suara keras itu.

Saat ini aku merasakan sakit perut yang hebat. Aku pun terburu-buru mencari obat penghilang rasa sakit dan memakannya.

Sakit sekali.

Aku ingin memberitahunya kalau aku memang sekarat.

Aku meneleponnya dengan tangan gemetar, tetapi satu-satunya tanggapan yang aku dapatkan adalah nada sibuk.

Aku sudah diblokir.

Aku tertawa dan melihat kalender di dinding, "Erik, ini hari pertama aku mengucapkan selamat tinggal padamu."
แสดง
บทถัดไป
ดาวน์โหลด

บทล่าสุด

บทอื่นๆ

ถึงผู้อ่าน

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

ความคิดเห็น

user avatar
Khairul Ramadhan
bab selanjutnya gak bisa dibuka. kenapa?
2025-07-11 02:02:15
0
user avatar
ElThere
hadeh.. biasa cowo nech begini. kenapa ga cari anak yatim piatu. ampun dah, ini mank selingkuh kedok pingin anak kandung aja
2025-07-10 18:28:47
0
19
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status