공유

Bab 8

작가: Rona
Raisa menatap Wira dengan tatapan terkejut. Sebelum dia sempat bereaksi, bel pintu tiba-tiba berbunyi. Detik berikutnya, Wira sudah tersenyum lebar dan berjalan ke pintu.

"Wira, aku telat ya? Maaf ya, hari ini murid-muridku terus mengajukan pertanyaan. Aku jadi nggak bisa pergi." Jennifer mengambil sepasang sandal wanita dari rak sepatu dengan terampil.

Raisa langsung mengenali itu adalah sandal yang belum lama ini dia beli, tetapi belum sempat dia pakai sebelum pindah. Kini melihat betapa akrabnya Jennifer dengan rumah ini, tubuh Raisa pun gemetar.

"Nggak kok, kamu tiba tepat waktu. Cuci tangan dulu yuk, kita makan." Suara Wira yang lembut membuat telinga Raisa terasa sakit.

Jennifer tersenyum manis, lalu berjalan ke meja makan. "Maaf ya, Raisa, aku telat."

Raisa tidak menjawab dan Jennifer juga tidak menunggunya menjawab. Dia langsung duduk di kursinya.

"Wira, kamu baik banget sih, alat makanku bahkan sudah kamu siapin!"

"Aku tahu kamu sangat mementingkan kebersihan. Semua sudah aku cuci berkali-kali. Siap kamu inspeksi deh!"

"Terus, kamu mau hadiah apa dong?"

Wira mencubit pipinya. "Aku mau kamu makan yang banyak. Akhir-akhir ini kamu sibuk ngajar, terus sakit pula, sampai kurusan."

Raisa memandangi kedua orang di depannya yang bermesra-mesraan. Hatinya yang sudah lama mati rasa kembali terasa sakit.

Dia tak tahan. Akhirnya, dia membuka mulut, memotong pembicaraan mereka, "Wira, ini yang kamu maksud sebagai menyetujui permintaan terakhirku?"

Raisa tampak marah. Ketika Wira menatap ke arahnya, dia baru sadar seberapa kurus Raisa sekarang.

Raut wajahnya tampak agak bersalah, tetapi dia tetap berbicara dengan nada tinggi, "Kamu sendiri nggak bisa habisin semua makanan ini."

"Jennifer baru saja sembuh. Aku awalnya memang di rumah sakit buat jaga dia. Kamu yang maksa aku buat selesaikan permintaan terakhir ini. Masa aku tinggalin dia begitu saja?"

Jennifer duduk tepat di hadapan Raisa. Tatapan puasnya seperti sedang mentertawakan kebodohan Raisa.

Raisa tiba-tiba merasa sangat lelah. Semua energi yang dia pertahankan selama ini seperti dirampas dalam sekejap. Bukan hanya hatinya, tetapi seluruh tulang di tubuhnya seperti berteriak kesakitan. Kepalanya tertunduk, tubuhnya tampak layu. Hatinya diliputi kesedihan.

Detik berikutnya, dia berusaha berdiri. Namun, matanya tetap menatap ke lantai. "Wira, seharusnya aku nggak pernah berharap apa-apa darimu."

Suaranya pelan sekali, seperti bunyi jarum jatuh. Ketika dia hendak pergi, Wira sempat terlihat ingin melangkah.

Namun, Jennifer lebih cepat. Dia maju dan mencoba menarik Raisa. Tanpa sengaja, mansetnya malah tersangkut pada wig Raisa.

Dalam sekejap, wig itu tertarik dan lepas. Wira langsung menarik napas dalam-dalam. "Raisa! Ada apa dengan rambutmu?"

Raisa membelakanginya, kedua tangannya bergetar hebat tanpa bisa dikendalikan. Kepalanya hampa. Gerakan Jennifer tadi seakan-akan merobek habis lapisan terakhir harga dirinya.

Saat Raisa masih bingung bagaimana merespons dan nyaris ingin menyerah untuk menjelaskan semuanya, Jennifer mengambil wig yang jatuh ke lantai.

Dengan ekspresi serius dan nada menyalahkan, dia berkata, "Raisa, aku nggak nyangka, demi mempertahankan Wira, kamu sampai rela mencukur habis rambutmu sendiri!"

"Lima permintaan sudah selesai, jangan-jangan kamu mau pakai alasan masuk biara biar bisa ancam Wira lagi?"
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Cinta yang Dipaksakan Berakhir Tragis   Bab 25

    Melihat kondisi Wira saat ini, Yola sangat senang. Kalau saja boleh mengambil foto, dia pasti sudah memotret momen ini dan membakarnya untuk diperlihatkan kepada Raisa di alam sana.Sambil menatap Yola, Wira menjilat bibirnya yang kering dan pecah-pecah. "Tali merahnya mana?"Yola sama sekali tidak menyebut soal tali itu, hanya menunduk dan mengeluarkan sebuah buku catatan dari dalam tasnya. Mata Wira tak lepas dari setiap gerak-geriknya.Yola menempelkan buku catatan itu ke dinding kaca."Apa itu?" Wira bingung. Yang ingin dia lihat adalah tali merah, bukan buku.Yola tidak menjawab, hanya membuka buku itu dan memperlihatkannya. Begitu melihat isi halaman, mata Wira langsung membelalak.Setiap halaman, setiap baris, penuh dengan tulisan tangan yang tak rapi. Yola tak mengatakan apa-apa, tetapi Wira sudah tak mampu menahan getaran di bibirnya.Setelah waktu yang lama, Yola baru berkata, "Wira, surat yang kamu terima waktu itu bukan ditulis oleh Raisa. Kamu tentu nggak tahu gimana dia m

  • Cinta yang Dipaksakan Berakhir Tragis   Bab 24

    Wira perlahan mengangkat kepalanya. "Lebih baik apa?"Nada dingin dan tajam dari pertanyaannya membuat orang yang berbicara tadi seketika bungkam. Sorot matanya pun tampak ketakutan. Dia buru-buru bersembunyi di belakang.Melihat itu, Wira menyeringai sinis. "Kenapa? Nggak berani ngomong? Menyesal dulu nggak bawa anak haram itu pulang?"Ayahnya punya anak di luar nikah. Semua anggota keluarga besar tahu tentang ini, kecuali dirinya. Saat itu, dia hanya mengalami kecelakaan mobil dan kehilangan penglihatan, tetapi semua orang sudah berebut kekuasaan, ingin dia turun dari posisinya.Kalau bukan karena Raisa yang merawatnya dengan sepenuh hati, menemaninya melewati masa-masa kelam itu, mungkin dia sudah dimakan hidup-hidup oleh orang-orang ini.Pikiran itu langsung membuat dadanya sesak dan sakit. Melihat wajah mereka yang terkejut, seolah-olah tak percaya dia bisa tahu semua itu, ekspresi Wira semakin dingin dan kejam."Aku bukan cuma nggak akan kasih Grup Sutrisno ke kalian, tapi parasi

  • Cinta yang Dipaksakan Berakhir Tragis   Bab 23

    "Raisa, boleh aku membalaskan dendammu?" Suara Wira pelan.Begitu ucapan itu dilontarkan, dia mengangkat botol bir di atas meja dan menghantamkan botol itu ke kepalanya sendiri berulang kali. Darah langsung mengucur deras, membasahi kemeja putihnya.Kemudian, dia berbaring di sofa sambil memeluk foto kenangan Raisa. Tiba-tiba, ponsel berdering."Maaf, Pak Wira. Banyak orang yang menelepon untuk mengabari soal pencarian tali merah itu, tapi nggak ada satu pun yang berhasil menemukannya.""Ya ...." Wira memejamkan mata dalam kepedihan.Beberapa saat kemudian, dia menyuruh asistennya memesankan tiket pesawat. Kalau tidak bisa menemukannya, dia akan memintanya lagi. Tali merah yang sama persis, dari sumber yang sama.Beberapa jam kemudian, pesawat mendarat. Wira menempuh perjalanan sulit hingga tiba di kaki gunung. Kata warga sekitar, kuil itu berada di puncak gunung.Namun, hanya mereka yang benar-benar tulus dan memiliki niat suci yang akan diberi kesempatan untuk bertemu dengan sang gur

  • Cinta yang Dipaksakan Berakhir Tragis   Bab 22

    Ponsel Wira tiba-tiba menerima banyak pesan ucapan ulang tahun. Dia baru tersadar bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya.Dia seperti mesin yang rusak, otaknya berhenti bekerja. Jarinya menggulir layar tanpa sadar. Entah bagaimana, dia membuka pesan-pesan lama dari Raisa.[ 27 Mei 2024, pukul 00.00: Wira, selamat ulang tahun. ][ 27 Mei 2023, pukul 00.00: Wira, selamat ulang tahun. ][ 27 Mei 2022, pukul 00.00: Wira, selamat ulang tahun. ]....Tulisan-tulisan di layar ponsel itu seperti monster yang siap memangsanya. Seluruh tubuhnya menggigil hebat dan kesakitan, seolah-olah ada makhluk tak kasatmata yang mencabiknya.Ponsel terlepas dari tangannya dan terjatuh ke lantai dengan suara keras. Apakah Raisa terlalu memahami dirinya? Raisa tahu dirinya tidak akan pernah membaca pesan yang dikirimnya.Itu salahnya karena terlalu kejam. Dia bahkan tak pernah menyadari bahwa setiap tahun, Raisa adalah orang pertama yang mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya.Dadanya terasa sakit. Dia

  • Cinta yang Dipaksakan Berakhir Tragis   Bab 21

    Wira mengurung Jennifer di vila itu. Dia menyita ponselnya, mengambil semua barang miliknya, dan tidak meninggalkan sedikit pun makanan di dalam.Meskipun Jennifer terus berteriak, Wira tetap mengunci pintu rapat-rapat dan pergi tanpa menoleh.Ponsel Wira hampir meledak karena terus-menerus dihubungi asistennya. Begitu dia mengangkat, suara lega langsung terdengar dari seberang. "Pak Wira, akhirnya Bapak angkat juga. Ada urusan penting yang harus segera Bapak tangani."Namun, Wira tidak menanggapi. Ekspresinya datar saat memberi perintah, "Belikan beberapa kotak bir, kirim ke rumahku."Tanpa menunggu jawaban, dia langsung mematikan telepon dan tak peduli lagi pada ponselnya.Jendela-jendela kamar ditutup rapat, tirai pun diturunkan hingga tak ada cahaya masuk. Wira memeluk bantal yang dulu digunakan Raisa, menghirup dalam-dalam aroma yang masih tertinggal.Namun, tak butuh waktu lama hingga dia menyadari bahkan aroma tubuh milik Raisa pun perlahan menghilang.Semua emosi yang selama in

  • Cinta yang Dipaksakan Berakhir Tragis   Bab 20

    Wira berjongkok, tampak hampa seolah-olah tubuhnya tak memiliki jiwa. Dengan hati-hati, dia mengeluarkan uang arwah dan melemparkannya ke dalam tungku pembakaran.Dia sangat ingin tahu di mana Raisa dimakamkan. Dia sangat merindukannya hingga tak bisa tidur semalaman.Dia bertanya kepada asistennya, tetapi si asisten memberitahunya bahwa kabar kematian Raisa datang dari sepucuk surat anonim.Dalam surat itu, ada foto Raisa saat mencabut identitas kependudukannya, juga salinan rekam medisnya. Satu-satunya informasi tentang makam hanyalah sebuah nisan dengan nama tertulis, tanpa alamat, tanpa lokasi. Asistennya tak tahu Raisa dikuburkan di mana.Wira seakan-akan disambar petir mendengar itu. Namun, tak lama kemudian, pikirannya tertuju pada Yola, wanita yang membalas dendam dengan kejam itu.Yola adalah sahabat Raisa, pasti tahu di mana Raisa dimakamkan. Bisa jadi Yola sendiri yang menguburkannya.Tanpa pikir panjang, Wira langsung meluncur ke rumah Yola. Namun, begitu sampai, dia malah

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status