Short
Sahabat Masa Kecil Suamiku Adalah Pelakor

Sahabat Masa Kecil Suamiku Adalah Pelakor

Oleh:  EudoraTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
28Bab
3Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Di malam ketika Peter menikah dengan wanita lain, Nindy menghancurkan rumah tempat mereka bersama selama delapan tahun!

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Pukul dua dini hari, Nindy terbangun karena sakit perut yang menusuk. Sambil meraba ranjang di sebelahnya yang dingin, Nindy baru sadar suaminya, Peter, masih belum pulang.

Rasa nyeri di perut bagian bawah semakin parah. Dengan tubuh bergetar, Nindy menelepon Peter.

Nada tunggu berlangsung lama, hingga akhirnya telepon tersambung. Belum sempat Nindy membuka mulut, suara seorang gadis terdengar di seberang.

"Kak Nindy, Peter sudah tidur. Kalau ada apa-apa, kamu cari dia besok saja, ya. Aku tutup dulu."

"Tunggu ... tunggu sebentar ...."

Perut yang terus meliuk-liuk kesakitan membuat setiap kata yang keluar dari bibir Nindy terasa seperti siksaan. Namun, lawan bicara sama sekali tidak peduli dan langsung memutuskan telepon. Saat dia mencoba menelepon lagi, hanya terdengar pesan kalau ponsel sudah dimatikan.

Nindy terengah-engah, perasaan seperti akan mati membuat seluruh tubuhnya gemetar hebat, air matanya mengalir dengan tak terbendung. Dia tidak ingin mati. Dia masih berusia 26 tahun, masih punya ayah dan ibu, masih punya Peter.

Dengan sekuat tenaga, Nindy menekan nomor darurat, lalu merangkak ke ruang tamu untuk membuka pintu utama. Sebelum kehilangan kesadaran, dia samar-samar mendengar suara sirene ambulans menggema di seluruh kompleks apartemen.

Diagnosis awal dokter adalah hamil ektopik dan harus segera dioperasi. Petugas medis perlu menghubungi keluarga, tetapi nomor Peter tetap tidak bisa tersambung.

"Kamu punya keluarga atau teman lain yang bisa dihubungi?" tanya seorang perawat muda sambil menatap Nindy yang pucat pasi dengan tatapan penuh rasa iba.

Nindy tersenyum pahit dan menggeleng pelan. Orang tuanya tidak tinggal di Kota Rubia, bahkan jika naik penerbangan paling pagi, mereka baru bisa sampai besok sore. Apalagi, kondisi ibunya lemah karena penyakit jantung. Dia tidak sanggup menerima berita yang syok.

Sahabat terbaiknya, Elvi, memang ada di kota ini. Namun, Elvi sedang hamil besar dan sudah masuk masa persalinan, Nindy tidak tega merepotkannya.

"Formulir persetujuan operasi ... biar aku saja yang tanda tangan," katanya lirih.

Operasi dilakukan semalaman. Saat Nindy tersadar, hari sudah berganti pagi. Seorang perawat segera menuangkan segelas air hangat begitu melihatnya membuka mata.

"Bu Nindy, akhirnya kamu sadar. Kamu nggak tahu betapa berbahayanya keadaanmu. Dokter bilang posisi kehamilan ektopikmu sangat buruk. Kalau operasinya terlambat sedikit saja, mungkin nyawamu sudah nggak bisa diselamatkan."

Nindy menyentuh perutnya, hati dipenuhi rasa sedih dan kecewa. Dua tahun dia dan Peter berusaha untuk hamil. Saat akhirnya berhasil, ternyata kandungannya adalah kehamilan ektopik.

Nindy menggenggam ponselnya erat-erat, air matanya berderai tiada henti. Setelah semalaman berlalu, Peter tidak pernah menelepon, bahkan tidak mengirim satu pesan pun.

Anak mereka sudah tiada, tapi ayah dari anak itu seharusnya tahu. Nindy pun menelepon Peter. Kali ini, Peter sendiri yang mengangkat.

"Sayang, aku ...."

"Nindy, aku tahu akhir-akhir ini aku mengabaikanmu, tapi aku benar-benar capek. Bi Bonita kemarin mengalami reaksi penolakan, kondisinya sangat buruk. Soal Sofie, nggak ada apa-apa di antara kami. Dia itu adikku, nggak mungkin mengancam posisimu sebagai istriku. Jangan ribut lagi, bisa nggak?"

Suara Peter terdengar sangat tidak sabar. Nindy terdiam menggenggam ponselnya. Dia tidak tahu harus berkata apa. Setelah hening beberapa detik, Peter kembali bersuara, "Kenapa kamu diam saja? Nindy?"

"Aku ... aku hamil ektop ...."

Belum sempat Nindy menyelesaikan kalimatnya, terdengar suara Sofie dari seberang yang panik bercampur isakan. "Peter, cepat datang lihat ibuku!"

"Sudah, sampai sini dulu."

Telepon langsung diputus.

Nindy menatap langit-langit. Mata yang sedari tadi sudah bengkak, kini kembali dibasahi air mata. Delapan tahun ... dia bersama Peter delapan tahun lamanya.

Delapan tahun itu mereka lewati bersama. Dari tahun terakhir SMA, bertahan dengan hubungan jarak jauh selama empat tahun kuliah, hingga akhirnya dua tahun lalu resmi menikah. Mereka pernah berjanji akan berusaha menyambut hadirnya seorang bayi bersama-sama.

Namun kini, hanya karena sahabat kecilnya yang baru pulang tiga bulan, Nindy seketika berubah menjadi istri pencemburu yang tak tahu diri di mata Peter.

"Hah!" Nindy tertawa getir. Sambil menutup matanya, dia tertawa dan menangis dalam waktu bersamaan.
Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
28 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status