Share

Part 8 Penunggang Tangguh 1

Barra termenung di kursi ruang kerjanya sambil memperhatikan map warna kuning yang ada di atas meja. Di situ sudah lengkap surat-surat persyaratan untuk pengajuan nikah secara hukum negara.

Namun perkataan Delia tadi malam masih tergiang di telinga. "Nggak usah, Mas. Nggak perlu ngurus surat nikah ke KUA. Mas, layak mendapatkan perempuan yang jauh lebih baik dariku. Aku ini ... perempuan nggak waras. Kekasihmu pasti jauh lebih baik untuk menjadi istrimu."

Tidak waras. Dirinya pernah mengatakan hal itu juga, tapi sekarang kenapa ikut merasakan sakit ketika Delia mengatai dirinya sendiri. Sekejam itukah Barra?

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan laki-laki berkemeja warna biru itu. "Masuk!" perintahnya.

Muncul office boy yang tadi dimintanya untuk membelikan makan siang karena ia malas keluar. "Makasih," ucapnya pada pemuda yang mengangguk hormat padanya.

Baru saja membuka kotak nasi, ponselnya di atas meja berdenting.

[Aku sedang makan siang. Kamu sudah makan apa belum?] Cintiara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Tobias Setu
banyak pendek, koinnya mahal, 1 judul bisa berbab²..kita mau isi koin juga mikir².
goodnovel comment avatar
Anggiria Dewi
Papa gk tau ya klo Samudra mencintai Delia..
goodnovel comment avatar
Arif Zaif
kenapa nggak di nikah kan sama delia aja ,pak ,apa ada rahasia lain ya ,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status