Share

Bab 3

Author: Gincha
Mendengar pertanyaanku, mereka berdua sama sekali tidak berbicara.

Twinkle buru-buru menjelaskan dengan wajah tegang, "Mana mungkin sama? Hanya ritme musiknya yang mirip. Itu hal yang wajar, 'kan?"

Ekspresiku tenang, tak menampakkan emosi apa pun.

Twinkle melirikku, lalu melepaskan tangan Amelie dan berjalan ke hadapanku. "Ayo kita pulang. Kamu harus istirahat dengan baik."

Aku mengangkat mata menatapnya, bibirku terangkat sedikit membentuk senyuman samar. "Baik."

Saat tiba di depan mobil, Twinkle membukakan pintu untukku. "Aku sudah menyiapkan hadiah hari jadi pernikahan kita. Beberapa waktu ke depan aku akan berusaha meluangkan waktu lebih banyak untuk menemanimu. Kita juga sebaiknya segera punya anak."

Aku tidak menanggapi. Pernikahan ini sejak awal memang sudah salah. Bahkan anak yang disebut pun hanyalah bagian dari rencana Twinkle.

Sesampainya di depan rumah, aku berjalan lebih dulu. Ponsel Twinkle tiba-tiba berdering. Dia pun mengangkatnya. Keningnya berkerut tipis saat melirikku sekilas.

"Kalau ada urusan, pergilah."

Twinkle menatapku dengan wajah serbasalah. "Natalie, aku ...."

Sepertinya dia juga teringat, di mobil tadi dia baru saja bilang akan lebih banyak meluangkan waktu untukku.

"Nggak apa-apa, aku juga agak lelah. Aku istirahat duluan."

Twinkle mengangguk, lalu berbalik dan pergi tanpa sedikit pun menoleh kepadaku.

Aku duduk sendirian di sofa. Tidak tahu sudah berapa lama, aku membuka ponsel dan melihat unggahan terbaru dari Amelie.

[ Kamu pernah bilang, kapan pun aku mencarimu, kamu pasti akan datang. ]

Komentar di bawahnya penuh rasa iri.

[ Suamimu benar-benar baik, iri sekali rasanya. ]

Namun, yang paling menarik perhatianku justru adalah foto yang disertakan. Dalam foto itu, meskipun wajah pria itu tidak terlihat jelas, area dagu dan lehernya tampak jelas mengenakan kalung salib yang sangat kukenal.

Itu Twinkle. Aku langsung menekan nomor Twinkle. Namun, yang mengangkat justru adalah Amelie. "Ada apa, adikku tersayang? Malam-malam begini sendirian pasti kesepian ya? Jangan ditunggu lagi, Twinkle nggak akan pulang malam ini."

"Kamu benar-benar nggak berguna. Suami sendiri nggak bisa dijaga. Kesempatan sudah kuberikan, tapi kamu memang terlalu lemah."

Aku langsung menutup telepon, lalu menyuruh semua pembantu pergi. "Nyonya, masa Nyonya sendirian di rumah?"

Aku tersenyum tipis. "Nggak apa-apa, aku sudah terbiasa."

Mereka tidak bisa melawan perintahku. Setelah semua pergi, aku menutup rapat seluruh pintu dan jendela. Kemudian, aku melangkah ke dapur, membuka aliran gas.

Bersandar di jendela, aku menengadah menatap langit penuh bintang. Ribuan bintang berkumpul rapat, tak satu pun dari mereka terlihat kesepian.

Hingga lewat tengah malam, Twinkle masih juga belum pulang. Aku memejamkan mata, membiarkan kenangan tiga tahun terakhir berkelebat dalam benakku. Kelembutannya, perhatiannya, janjinya ....

Setiap kata-katanya masih kuingat dengan jelas. Namun, kini aku sadar, semua itu hanyalah kebohongan yang dia ucapkan demi mempertahankan pernikahan palsu kami. Wajah munafik itu dan setiap ekspresi pura-pura penuh cinta itu, terasa begitu menggelikan bagiku.

Aku kembali mengangkat ponsel, untuk terakhir kalinya menekan nomor Twinkle. Nada sambung terdengar lama, tetapi tidak pernah ada jawaban. Berkali-kali kuhubungi, tetap saja tidak ada yang mengangkat.

Aku terkekeh pelan, lalu menyetel rekaman suara dan video proses penciptaan lagu yang kubuat agar terunggah secara otomatis dengan jadwal tertentu.

Setelah menyelesaikan semuanya, aku menoleh, menatap rumah yang kutinggali selama tiga tahun ini untuk terakhir kalinya. Kemudian, aku mengambil pemantik api dan menekannya.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta yang Tak Sempat Kudengar   Bab 10

    Twinkle menatapnya dengan dingin. "Aku sudah bilang, hidup matimu nggak ada hubungannya denganku.""Baiklah." Amelie merogoh sesuatu dari tubuhnya. Dia lantas mengeluarkan sebilah belati dan menempelkannya di lehernya sendiri."Twinkle, lihat baik-baik! Natalie sudah bersama pria lain. Dia nggak mencintaimu, di hatinya nggak pernah ada dirimu! Orang yang mencintaimu hanyalah aku!"Teriakan itu diiringi sorot mata penuh tekad. Kemudian, matanya beralih padaku. "Natalie, kamu menghancurkan hidupku! Aku membencimu! Bukan hanya kamu yang bisa mati, bukan hanya kamu!"Begitu ucapan itu dilontarkan, belati itu ditekan lebih dalam, lalu darah mulai mengalir dari leher Amelie.Kupikir Twinkle akan segera berlari menghampirinya, tetapi matanya hanya terpaku padaku. Seolah-olah selain aku, dia tidak peduli pada apa pun lagi."Amelie, jangan kira dengan cara ini kamu bisa menghapus semua yang telah kamu lakukan." Suara Twinkle rendah, dalam. "Aku sudah bilang, kita nggak ada hubungan lagi. Orang

  • Cinta yang Tak Sempat Kudengar   Bab 9

    Gary bergegas masuk. Begitu masuk, dia langsung menarik Amelie dengan kasar dan melindungiku di belakangnya.Amelie hampir terjatuh karena dorongannya, tetapi saat melihat jelas siapa yang datang, dia tiba-tiba menyeringai dingin."Amelie, hebat sekali kamu. Belum sampai setahun, kamu sudah menggoda pria lain?" Amelie menyilangkan tangan di dada, tatapannya yang penuh sindiran menyapuku dan Gary."Aku sudah bilang ke Twinkle sejak dulu, kamu sama sekali nggak mencintainya! Ternyata aku benar, buktinya sekarang kamu bersama pria lain! Dia dulu nggak percaya padaku, tapi sekarang kenyataan ada di depan mata!"Gary mengerutkan kening, lalu menoleh sekilas. "Tolong jaga ucapanmu. Ini ruang piano, bukan tempat untuk membuat keributan. Kalau mau bicara, di luar saja, jangan di sini."Amelie sempat tertegun, tetapi segera tersenyum mengejek. "Memangnya kamu siapa? Apa hakmu mengusirku? Jangan sok hebat. Perempuan seperti Natalie ini nggak akan pernah benar-benar mencintai siapa pun."Ucapanny

  • Cinta yang Tak Sempat Kudengar   Bab 8

    Tentang kompetisi piano, belakangan Gary kembali beberapa kali membicarakannya denganku. "Permainan pianomu sangat indah. Kamu seharusnya berdiri di panggung yang lebih besar. Kalau cuma di sini, bakatmu akan terkubur."Aku duduk diam di depan piano, jemariku menekan tuts secara acak. Kata-katanya membuatku kembali teringat bahwa sejak kecil aku belajar piano, tujuannya adalah agar bisa tampil di panggung yang lebih besar. Itulah mimpiku dulu."Mau ya?" Mata Gary berbinar, seperti bintang di tengah malam."Mm, aku coba."Wajahnya langsung merekah dengan senyum lebar, lalu dia menyerahkan informasi lomba kepadaku.Malam itu, aku duduk sendirian di depan piano, berniat menulis sebuah lagu. Kupikir aku sudah sepenuhnya hancur karena Twinkle, tetapi kali ini berbeda. Saat menulis, wajah Gary selalu muncul di benakku. Dia hanya berdiri tenang di kejauhan, tetapi pandangannya terus tertuju padaku.Tanpa sadar, bibirku terangkat dan not-not di partitur seolah-olah ikut menari.Pada hari kompe

  • Cinta yang Tak Sempat Kudengar   Bab 7

    Setelah menutup telepon, aku tetap membuka ponsel dan melihat berita-berita tentang Twinkle dan Amelie. Beberapa foto meskipun kualitasnya buram, masih bisa terlihat jelas sosok Amelie. Dia menangis sambil menyeret koper keluar dari rumah, tanpa seorang pun di sisinya.Asosiasi lomba pun mengeluarkan pernyataan resmi, mencabut seluruh hak Amelie untuk ikut kompetisi, selamanya. Bahkan perusahaan keluarga juga terkena dampaknya karena masalah ini, harga saham mereka menurun drastis karena Amelie.Sementara itu, Twinkle difoto wartawan sedang bersikeras melarang tim konstruksi merobohkan rumah yang terbakar. Setiap hari, dia selalu masuk ke reruntuhan dan mencari sesuatu di dalam untuk waktu yang lama.Hanya kapel kecil itu yang tersisa, tetapi di dalamnya sudah tidak ada lagi hal yang berhubungan dengan Amelie. Nama Amelie yang dulu memenuhi dinding pun hilang, berganti dengan namaku.Semua orang mencacinya. Menyebutnya penipu, mempermainkan perasaan orang, dan sekarang akhirnya menerim

  • Cinta yang Tak Sempat Kudengar   Bab 6

    Sudut pandang Natalie:Di sisi lain, aku menganggap rekaman itu sebagai wasiatku, sekaligus perpisahan terakhirku dengan pernikahan palsu itu. Saat video tersebut sedang gencar dibagikan oleh para netizen, aku sudah berada di sebuah kota kecil yang jauh, memulai hidup baruku.Di sini tidak ada keluarga, tidak ada Twinkle, tidak ada satu pun orang yang kukenal. Hanya ada sebuah rumah mungil dengan taman bunga dan sebuah piano yang selalu menemaniku.Aku punya identitas baru. Tak perlu lagi terikat pada pernikahan penuh kebohongan itu, tak perlu lagi berhadapan dengan pria yang mencintai orang lain. Tak seorang pun tahu keberadaanku. Aku bebas dari semua orang itu dan sudah siap untuk hidup sendirian seumur hidup.Awalnya, aku masih belum terbiasa tinggal di sini. Segala sesuatu harus kulakukan sendiri, tanpa pelayan atau siapa pun yang bisa membantu. Perlahan, aku belajar memasak, belajar memperbaiki alat-alat listrik sederhana.Aku pun jarang bersosialisasi dengan orang lain. Tempat in

  • Cinta yang Tak Sempat Kudengar   Bab 5

    Twinkle seakan-akan terpaku, tubuhnya kaku. Bahkan setelah polisi pergi, dia masih belum bisa kembali sadar. Saat itu, Amelie muncul dari belakangnya.Begitu mendengar kabar bahwa aku tewas dalam kebakaran, sudut bibirnya yang sejak tadi berusaha ditahan akhirnya melengkung juga. Namun, di depan Twinkle, dia tetap berpura-pura menunjukkan wajah sedih."Twinkle, adikku sudah tiada, tapi kamu masih punya aku. Kamu harus terus hidup dengan baik ...."Tubuh Twinkle bergetar. Dia menoleh menatap Amelie. Tatapan itu membuat Amelie gelisah. "Twinkle, kenapa kamu menatapku begitu?""Kenapa? Kenapa harus menggunakan lagu yang dibuat Natalie?"Amelie memaksakan senyuman kaku. "Twinkle, maksudmu apa?"Twinkle bangkit, maju selangkah demi selangkah, membuat Amelie terus mundur. "Waktu itu, kamu bilang Natalie lebih berbakat darimu. Kamu menangis, memohon padaku, baru aku mau membantumu. Tapi, lagu itu adalah hadiah ulang tahun yang Natalie berikan padaku!"Tatapan Amelie tampak gelisah. Dia berusa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status