Short
Cinta yang Tak Sempat Kudengar

Cinta yang Tak Sempat Kudengar

By:  GinchaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
10Chapters
0views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Tunanganku tiba-tiba mengumumkan ingin menikah dengan kakakku. Sementara Twinkle, si bangsawan yang selalu bersikap dingin dan tenang tiba-tiba, melamarku sambil berkata bahwa dia telah mencintaiku selama bertahun-tahun. Tiga tahun menikah, Twinkle selalu lembut dan perhatian. Tidak ada satu pun hal buruk yang bisa kutemukan darinya. Sampai suatu hari aku tanpa sengaja mendengar percakapannya dengan seorang teman. "Twinkle, Amelie sudah mendapat semua yang dia inginkan. Pernikahan palsumu ini sebenarnya nggak perlu lagi, 'kan?" "Kalau aku nggak bisa menikahi Amelie, menikah dengan siapa pun nggak masalah. Dengan begitu, dia juga nggak akan mengganggu kehidupan Amelie." Di ruangan tempat Twinkle setiap hari berdoa, dindingnya penuh dengan nama Amelie. Aku mendengar dia berdoa di hadapan Tuhan. "Semoga semua kebaikan di dunia ini menjadi milik Amelie. Aku rela menukar kebahagiaanku seumur hidup demi kebahagiaan dan kedamaian Amelie." "Amelie, aku nggak berharap di kehidupan berikutnya bisa memilikimu. Aku hanya berharap kamu selalu mengingatku." Inilah kenyataan di balik tiga tahun pernikahan bahagia yang kujalani. Aku pun meniadakan identitasku dan merencanakan kematian palsu. Sejak saat itu, aku dan Twinkle tidak memiliki hubungan apa pun lagi.

View More

Chapter 1

Bab 1

Sudut pandang Natalie:

Setelah mengatur semua hal tentang kematian palsuku, aku menutup telepon. Dua hari kemudian, dunia ini tidak akan lagi mengenal keberadaanku.

Saat itu, pintu gereja terbuka. Twinkle perlahan berjalan ke arahku, lalu menjatuhkan kecupan lembut di keningku.

"Lagi telepon siapa?"

"Guru dari institut piano, nggak ada yang penting."

Aku berusaha membuat ekspresiku tidak terlalu kaku, tetapi aku benar-benar sudah tidak tahu harus bagaimana lagi menghadapinya.

Dia mencubit pipiku pelan. "Akhir-akhir ini kamu kelihatan lebih kurus. Urusan institut itu nggak perlu terlalu dipikirkan, jangan sampai mengorbankan kesehatanmu."

Dari ucapannya tidak terdengar ada yang aneh, tatapannya juga tetap lembut. Selama tiga tahun ini dia selalu seperti itu padaku. Dengan ekspresi yang sama, nada suara yang sama, dan memberikan semua kasih sayangnya kepadaku.

Semua orang iri padaku, karena Twinkle begitu dingin terhadap siapa pun, tetapi hanya padaku dia memberikan kelembutan tanpa batas.

Aku selalu mengira aku beruntung, bisa memiliki suami sebaik ini. Namun, kini aku baru mengerti, dia menukar pernikahannya dengan kebahagiaan Amelie.

Twinkle menuntunku duduk di sofa, lalu berkata dengan santai, "Besok ulang tahun Amelie. Karena dia menang lomba piano, dia ingin merayakannya. Kamu istirahat saja di rumah. Aku hanya akan mengantar hadiah, lalu segera pulang."

"Besok juga hari ...."

Belum selesai aku berbicara, Twinkle langsung menyela, "Sayang, kita sedang bersiap untuk punya anak. Kamu harus banyak istirahat di rumah."

Aku menutup bibir tanpa berkata lagi, tetapi rasa getir itu perlahan merambat dari hidung hingga ke ujung mataku. Tiga tahun menikah, dia tidak pernah sekali pun mengingat hari ulang tahunku.

Kini setelah kupikirkan, bukan karena dia lupa, tetapi karena aku dan Amelie lahir di hari yang sama. Di dalam hatinya, hanya ada Amelie.

Larangan agar aku tidak ikut itu ... mungkinkah sebenarnya hanya agar dia bisa punya waktu berdua dengan Amelie?

Twinkle memelukku dengan lembut, tanpa menyadari kekecewaan di wajahku. "Natalie, dua hari lagi adalah hari jadi pernikahan kita. Aku sudah menyiapkan hadiah untukmu. Semoga kehidupan kita selalu damai dan penuh sukacita."

Damai dan penuh sukacita. Aku mengulang empat kata itu dalam hati. Seketika, seperti ada sesuatu yang meledak dalam pikiranku.

Selama tiga tahun ini, setiap hari jadi pernikahan, dia selalu mengucapkan kalimat itu. Dulu aku tidak merasa ada yang aneh. Namun, sekarang aku sadar, doa damai dan sukacitanya itu bukan ditujukan padaku, tetapi untuk Amelie.

"Baiklah. Kalau begitu aku akan menunggu hadiah darimu."

Twinkle mengangguk. "Tenang saja, kamu pasti akan menyukainya."

Aku memaksakan sebuah senyuman kaku di saat hatiku diliputi kesedihan.

Malam itu, aku tidak bisa tidur. Melirik Twinkle yang sudah terlelap, aku diam-diam turun dari tempat tidur. Aku berjalan menuju kapel kecil yang selama ini tidak pernah aku masuki.

Kapel itu tidak besar, dindingnya dipenuhi ayat-ayat Alkitab. Namun, di antara barisan kata-kata itu, nama Amelie memenuhi setiap celah. Seketika, seluruh hatiku hancur.
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
10 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status