Tunanganku tiba-tiba mengumumkan ingin menikah dengan kakakku. Sementara Twinkle, si bangsawan yang selalu bersikap dingin dan tenang tiba-tiba, melamarku sambil berkata bahwa dia telah mencintaiku selama bertahun-tahun. Tiga tahun menikah, Twinkle selalu lembut dan perhatian. Tidak ada satu pun hal buruk yang bisa kutemukan darinya. Sampai suatu hari aku tanpa sengaja mendengar percakapannya dengan seorang teman. "Twinkle, Amelie sudah mendapat semua yang dia inginkan. Pernikahan palsumu ini sebenarnya nggak perlu lagi, 'kan?" "Kalau aku nggak bisa menikahi Amelie, menikah dengan siapa pun nggak masalah. Dengan begitu, dia juga nggak akan mengganggu kehidupan Amelie." Di ruangan tempat Twinkle setiap hari berdoa, dindingnya penuh dengan nama Amelie. Aku mendengar dia berdoa di hadapan Tuhan. "Semoga semua kebaikan di dunia ini menjadi milik Amelie. Aku rela menukar kebahagiaanku seumur hidup demi kebahagiaan dan kedamaian Amelie." "Amelie, aku nggak berharap di kehidupan berikutnya bisa memilikimu. Aku hanya berharap kamu selalu mengingatku." Inilah kenyataan di balik tiga tahun pernikahan bahagia yang kujalani. Aku pun meniadakan identitasku dan merencanakan kematian palsu. Sejak saat itu, aku dan Twinkle tidak memiliki hubungan apa pun lagi.
View MoreTwinkle menatapnya dengan dingin. "Aku sudah bilang, hidup matimu nggak ada hubungannya denganku.""Baiklah." Amelie merogoh sesuatu dari tubuhnya. Dia lantas mengeluarkan sebilah belati dan menempelkannya di lehernya sendiri."Twinkle, lihat baik-baik! Natalie sudah bersama pria lain. Dia nggak mencintaimu, di hatinya nggak pernah ada dirimu! Orang yang mencintaimu hanyalah aku!"Teriakan itu diiringi sorot mata penuh tekad. Kemudian, matanya beralih padaku. "Natalie, kamu menghancurkan hidupku! Aku membencimu! Bukan hanya kamu yang bisa mati, bukan hanya kamu!"Begitu ucapan itu dilontarkan, belati itu ditekan lebih dalam, lalu darah mulai mengalir dari leher Amelie.Kupikir Twinkle akan segera berlari menghampirinya, tetapi matanya hanya terpaku padaku. Seolah-olah selain aku, dia tidak peduli pada apa pun lagi."Amelie, jangan kira dengan cara ini kamu bisa menghapus semua yang telah kamu lakukan." Suara Twinkle rendah, dalam. "Aku sudah bilang, kita nggak ada hubungan lagi. Orang
Gary bergegas masuk. Begitu masuk, dia langsung menarik Amelie dengan kasar dan melindungiku di belakangnya.Amelie hampir terjatuh karena dorongannya, tetapi saat melihat jelas siapa yang datang, dia tiba-tiba menyeringai dingin."Amelie, hebat sekali kamu. Belum sampai setahun, kamu sudah menggoda pria lain?" Amelie menyilangkan tangan di dada, tatapannya yang penuh sindiran menyapuku dan Gary."Aku sudah bilang ke Twinkle sejak dulu, kamu sama sekali nggak mencintainya! Ternyata aku benar, buktinya sekarang kamu bersama pria lain! Dia dulu nggak percaya padaku, tapi sekarang kenyataan ada di depan mata!"Gary mengerutkan kening, lalu menoleh sekilas. "Tolong jaga ucapanmu. Ini ruang piano, bukan tempat untuk membuat keributan. Kalau mau bicara, di luar saja, jangan di sini."Amelie sempat tertegun, tetapi segera tersenyum mengejek. "Memangnya kamu siapa? Apa hakmu mengusirku? Jangan sok hebat. Perempuan seperti Natalie ini nggak akan pernah benar-benar mencintai siapa pun."Ucapanny
Tentang kompetisi piano, belakangan Gary kembali beberapa kali membicarakannya denganku. "Permainan pianomu sangat indah. Kamu seharusnya berdiri di panggung yang lebih besar. Kalau cuma di sini, bakatmu akan terkubur."Aku duduk diam di depan piano, jemariku menekan tuts secara acak. Kata-katanya membuatku kembali teringat bahwa sejak kecil aku belajar piano, tujuannya adalah agar bisa tampil di panggung yang lebih besar. Itulah mimpiku dulu."Mau ya?" Mata Gary berbinar, seperti bintang di tengah malam."Mm, aku coba."Wajahnya langsung merekah dengan senyum lebar, lalu dia menyerahkan informasi lomba kepadaku.Malam itu, aku duduk sendirian di depan piano, berniat menulis sebuah lagu. Kupikir aku sudah sepenuhnya hancur karena Twinkle, tetapi kali ini berbeda. Saat menulis, wajah Gary selalu muncul di benakku. Dia hanya berdiri tenang di kejauhan, tetapi pandangannya terus tertuju padaku.Tanpa sadar, bibirku terangkat dan not-not di partitur seolah-olah ikut menari.Pada hari kompe
Setelah menutup telepon, aku tetap membuka ponsel dan melihat berita-berita tentang Twinkle dan Amelie. Beberapa foto meskipun kualitasnya buram, masih bisa terlihat jelas sosok Amelie. Dia menangis sambil menyeret koper keluar dari rumah, tanpa seorang pun di sisinya.Asosiasi lomba pun mengeluarkan pernyataan resmi, mencabut seluruh hak Amelie untuk ikut kompetisi, selamanya. Bahkan perusahaan keluarga juga terkena dampaknya karena masalah ini, harga saham mereka menurun drastis karena Amelie.Sementara itu, Twinkle difoto wartawan sedang bersikeras melarang tim konstruksi merobohkan rumah yang terbakar. Setiap hari, dia selalu masuk ke reruntuhan dan mencari sesuatu di dalam untuk waktu yang lama.Hanya kapel kecil itu yang tersisa, tetapi di dalamnya sudah tidak ada lagi hal yang berhubungan dengan Amelie. Nama Amelie yang dulu memenuhi dinding pun hilang, berganti dengan namaku.Semua orang mencacinya. Menyebutnya penipu, mempermainkan perasaan orang, dan sekarang akhirnya menerim
Sudut pandang Natalie:Di sisi lain, aku menganggap rekaman itu sebagai wasiatku, sekaligus perpisahan terakhirku dengan pernikahan palsu itu. Saat video tersebut sedang gencar dibagikan oleh para netizen, aku sudah berada di sebuah kota kecil yang jauh, memulai hidup baruku.Di sini tidak ada keluarga, tidak ada Twinkle, tidak ada satu pun orang yang kukenal. Hanya ada sebuah rumah mungil dengan taman bunga dan sebuah piano yang selalu menemaniku.Aku punya identitas baru. Tak perlu lagi terikat pada pernikahan penuh kebohongan itu, tak perlu lagi berhadapan dengan pria yang mencintai orang lain. Tak seorang pun tahu keberadaanku. Aku bebas dari semua orang itu dan sudah siap untuk hidup sendirian seumur hidup.Awalnya, aku masih belum terbiasa tinggal di sini. Segala sesuatu harus kulakukan sendiri, tanpa pelayan atau siapa pun yang bisa membantu. Perlahan, aku belajar memasak, belajar memperbaiki alat-alat listrik sederhana.Aku pun jarang bersosialisasi dengan orang lain. Tempat in
Twinkle seakan-akan terpaku, tubuhnya kaku. Bahkan setelah polisi pergi, dia masih belum bisa kembali sadar. Saat itu, Amelie muncul dari belakangnya.Begitu mendengar kabar bahwa aku tewas dalam kebakaran, sudut bibirnya yang sejak tadi berusaha ditahan akhirnya melengkung juga. Namun, di depan Twinkle, dia tetap berpura-pura menunjukkan wajah sedih."Twinkle, adikku sudah tiada, tapi kamu masih punya aku. Kamu harus terus hidup dengan baik ...."Tubuh Twinkle bergetar. Dia menoleh menatap Amelie. Tatapan itu membuat Amelie gelisah. "Twinkle, kenapa kamu menatapku begitu?""Kenapa? Kenapa harus menggunakan lagu yang dibuat Natalie?"Amelie memaksakan senyuman kaku. "Twinkle, maksudmu apa?"Twinkle bangkit, maju selangkah demi selangkah, membuat Amelie terus mundur. "Waktu itu, kamu bilang Natalie lebih berbakat darimu. Kamu menangis, memohon padaku, baru aku mau membantumu. Tapi, lagu itu adalah hadiah ulang tahun yang Natalie berikan padaku!"Tatapan Amelie tampak gelisah. Dia berusa
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments