Share

Bab 4

Author: Souleta
"Elsa tadi jatuh di rumah ...." Langkah Flynn mendadak terhenti, kegelisahan langsung menyelimuti wajahnya hingga tidak lagi mendengar ucapan staf HR. "Aku harus pulang dulu ...."

Belum sempat kalimatnya selesai, Hailey sudah lebih dulu berlari kecil menembus hujan menuju bawah atap.

Hailey menatapnya tenang. "Kamu pulang saja."

Flynn tidak menyangka Hailey akan bereaksi seperti itu. Dia menatap Hailey lekat-lekat, dadanya tiba-tiba dipenuhi rasa gelisah yang tidak dimengertinya. Dia refleks hendak melangkah maju.

Namun detik berikutnya, telepon dari Elysa masuk.

Baru mendengar Elysa di ujung sana mengeluh kesakitan, seluruh kegelisahan dan keraguannya langsung ditepis oleh Flynn. "Aku ke sana dulu. Tunggu aku balik, nanti aku jemput kamu."

Kalimat seperti itu dulu selalu diyakini Hailey sepenuhnya. Namun sekarang, itu hanya sekadar omong kosong baginya.

Hailey lalu menyerahkan dokumen kepada HR dan secara resmi menandatangani kontrak penempatan luar negeri.

Dua jam kemudian, saat dia tiba kembali di rumah, telepon dari Flynn masuk.

"Sayang, tadi di kantor mendadak ada urusan. Aku nggak bisa jemput kamu, ya. Kamu naik taksi saja, nggak apa-apa?"

Bersamaan dengan itu, masuk sebuah foto baru di ponselnya. Elsa, yang katanya "jatuh", tampak sedang menggandeng Flynn sambil berbelanja di toko perabotan seperti pasangan pengantin baru.

Hailey sudah menduga Flynn akan mengecewakannya. Dia menjawab dengan datar, "Aku nggak apa-apa, urusan kantor memang lebih penting."

Di seberang sana, samar-samar terdengar suara tawa seorang perempuan.

Flynn sepertinya menjauhkan ponselnya sejenak. Setelah beberapa detik, suaranya terdengar lagi. "Kalau sudah sampai rumah, kabarin aku ya. Nanti aku khawatir ...."

Kali ini, belum sempat dia selesai bicara, Hailey lebih dulu menutup telepon. Dia menyimpan semua foto satu per satu, lalu meletakkan ponselnya dan mulai membereskan koper.

Dalam lima tahun terakhir, hadiah yang diberikan Flynn kepada Hailey telah memenuhi seluruh ruangan. Hailey memotret satu per satu hadiah itu, lalu mengunggahnya ke situs jual-beli.

Hingga akhirnya, yang tersisa hanyalah sebuah cincin. Itu adalah hadiah buatan tangan Flynn, untuk merayakan satu tahun jadian mereka.

Hailey menggenggam cincin yang sudah mulai menguning itu, membiarkan cahaya lampu memantul di permukaannya dan memperjelas dua huruf kecil yang terukir di bagian dalam.

[ EL. ]

Elysa ....

Kesadaran yang datang terlambat empat tahun ini membuatnya terpukul.

Betapa menyedihkannya. Ternyata, bahkan semua hadiah itu pun, bukan benar-benar ditujukan untuk dirinya. Tanpa ragu, cincin itu dilemparkannya ke dalam tempat sampah.

Beberapa hari berikutnya, Flynn terus menemani Elysa melengkapi perabotan rumah baru mereka.

Sementara barang-barang milik Hailey di rumah itu semakin sedikit.

Delapan hari menjelang pernikahan, sepulang dari mengurus visa, Hailey mendapati keduanya sedang memilih undangan pernikahan.

Elysa menyambutnya dengan ramah, seolah benar-benar menganggap dirinya adalah nyonya di rumah itu. "Kamu juga lihat-lihat, siapa tahu kamu suka?"

Undangan-undangan yang berserakan di atas sofa itu adalah hasil riset Hailey selama berhari-hari. Dia dulu mencarinya dengan sungguh-sungguh, demi memastikan setiap detail sempurna untuk hari istimewanya.

"Nggak perlu," jawab Hailey dingin, lalu langsung berjalan menuju kamarnya.

Lagi pula, kini tak ada satu pun undangan itu yang akan digunakan di pernikahan miliknya.

Sore harinya, Elysa mengetuk pintu kamar Hailey. "Ini undangan yang dipilih Flynn. Kamu tahu kenapa dia pilih yang ini?"

Hailey membalik undangan tersebut.

Tulisan tangan Flynn tertera jelas di atas nama mempelai. Nama pengantin pria memang Flynn, tapi pengantin wanitanya adalah Elysa.

"Gaun pengantin juga dia yang pilihkan untukku, hotelnya juga atas usulan dia, dan undangan ini pun pilihan dia ...."

Elysa tersenyum penuh kemenangan. "Bisa dibilang, semua tentang pernikahan ini disiapkan Flynn untukku."

"Kalau sudah begini, kamu masih mau menikahinya? Apa masih ada artinya, Hailey?"
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta yang Tepat Untuk Orang yang Pantas   Bab 20

    Jika dihitung waktunya, itu tepat sehari sebelum pernikahan Flynn dan Hailey.Seluruh tubuh Flynn menegang, bibirnya bergetar, ketakutan mencapai puncaknya. "Hai ... Hailey ...."Hailey justru tersenyum. "Selamat ya."Kata itu seperti menggores darah di hati Flynn. Flynn terus gemetar. Saat ini, semuanya terasa sangat jelas baginya. Dialah yang menghancurkan segalanya dengan tangannya sendiri. Hailey tidak mungkin mencintainya lagi."Flynn, kita pergi sekarang. Kita masih harus mengejar pesawat." Elysa meraih lengan Flynn.Hailey menoleh pada Elysa. "Sepertinya kamu sudah nggak punya jalan mundur."Ketenangan Elysa hampir runtuh.Hailey tersenyum tipis, lalu mengulang, "Selamat ya."Selesai berkata, Hailey langsung berbalik pergi. Elysa memilih ikut tenggelam bersama Flynn, itu pilihannya sendiri. Kalau sudah memilih, berarti harus siap menanggung semua akibatnya.Hailey mempercepat langkah, tak ingin membuat Luther menunggu terlalu lama. Setelah Flynn dan Elysa kembali ke negara asal,

  • Cinta yang Tepat Untuk Orang yang Pantas   Bab 19

    Di foto itu, Flynn memeluk Elysa erat-erat, sementara fotografer mencari sudut yang pas untuk memotret.Hailey mengirim pesan dengan tenang.[ Foto ini aku yang ambil, fotografer yang memotret mereka untuk foto prewedding juga aku yang atur. ][ Setelah itu, Elysa bahkan mengirim pesan terima kasih kepadaku, bilang berkat aku foto-fotonya terlihat sangat bagus. ][ Flynn, kamu yakin mau aku terus kirim bukti lain? ]Ruang percakapan pun terhenti karena ketiga pesan itu. Mereka yang biasanya cerewet seolah-olah dibungkam.Cukup lama setelah itu, Flynn mengirim pesan ke grup.[ Hailey nggak salah, aku yang mengecewakan dia. ]Hailey menatap dengan dingin. Permintaan maaf yang datang terlambat sudah terlalu sering dia dengar dan malah membuatnya muak.Hailey tidak peduli pada reaksi orang lain. Dia langsung keluar dari grup."Bantu keluarin aku juga, kita 'kan satu paket," ujar Luther.Hailey melirik Luther, lalu langsung mengeluarkan Luther dari grup itu juga.Ponsel diletakkan, berganti

  • Cinta yang Tepat Untuk Orang yang Pantas   Bab 18

    Namun, yang masuk adalah Elysa."Akhirnya kamu sadar. Aku takut setengah mati gara-gara kamu!" Elysa mendekat dengan cepat, bahkan meneteskan air mata bahagia.Namun, saat dia hendak meraih tangan Flynn, tangan itu justru menepisnya dengan keras. "Kenapa malah kamu?"Tatapan dingin Flynn menusuk hati Elysa, membuat senyumannya menghilang. "Kamu berharap Hailey yang datang ya?""Kamu sudah mempersiapkan semua selama tiga tahun, sebentar lagi bisa naik jabatan jadi presdir. Tapi karena satu Hailey, kamu rela buang semuanya begitu saja? Kalau kamu mengorbankan banyak hal, apa Hailey mau peduli sama kamu?""Tutup mulutmu!" Urat di pelipis Flynn menegang. "Kalau bukan karena kamu, semua ini nggak bakal kacau."Elysa tertawa, tetapi tawa itu segera bercampur air mata. "Flynn, kamu ini masih manusia bukan sih? Kamu yang duluan mendekatiku, bilang kalau Hailey cuma tanggung jawabmu dan satu-satunya orang yang benar-benar ingin kamu nikahi itu aku!"Ekspresi Flynn sama sekali tak goyah. "Kamu j

  • Cinta yang Tepat Untuk Orang yang Pantas   Bab 17

    Entah dari mana Flynn mendapatkan sebuah mobil. Saat Hailey berangkat kerja, dia berjaga di luar kantor. Ketika Hailey pulang, mobilnya diparkir di halaman dan dibiarkan bermalam di sana.Flynn juga memasak sendiri tiga kali sehari dan menyuruh orang mengantarkannya ke Hailey, bahkan menghitung waktu agar saat diterima masih hangat.Dia juga menyuruh orang membawa camilan yang dulu Hailey suka dari dalam negeri, diamdiam ditaruh di depan pintu apartemennya. Namun, Hailey selalu menyerahkannya kepada orang yang lewat.Baru seminggu, Flynn sudah kehilangan banyak berat badan. Kondisinya jelas terlihat memburuk. Setiap kali tatapan mereka tak sengaja beradu, mata Flynn langsung memerah, penuh permohonan.Namun, Hailey cepat-cepat mengalihkan pandangan, benar-benar menganggapnya seperti orang asing. Dia tidak ingin punya hubungan apa pun lagi dengan Flynn dan tidak mau membuat Luther merasa tidak nyaman karena Flynn.Salju pertama turun, suhu mendadak turun drastis. Tahu Hailey takut dingi

  • Cinta yang Tepat Untuk Orang yang Pantas   Bab 16

    Saat ini, Flynn benar-benar terlihat seperti anjing yang kehilangan rumah, tetapi itu sama sekali tak membangkitkan sedikit pun rasa iba dalam hati Hailey. "Seperti yang kamu pikirkan. Bukannya kamu sudah lama tahu?"Selesai berkata begitu, Hailey mengalihkan pandangannya dan langsung menutup pintu.Luther duduk di meja makan menunggunya. Hailey berjalan mendekat, lalu Luther secara alami menyerahkan sendok kepadanya. Ujung jari Hailey sedikit bergetar."Kenapa tadi kamu nggak keluar?"Ini bukan gaya Luther. Begitu hubungan mereka ditetapkan, dia langsung dengan tegas menunjukkan bahwa Hailey adalah miliknya. Kini, seluruh kantor cabang sudah tahu bahwa Luther pergi ke luar negeri karena Hailey."Hailey, aku juga bisa merasa takut." Luther tersenyum tipis. "Tapi sekarang aku sudah nggak takut lagi.""Kenapa?""Aku memahamimu. Kamu nggak akan menoleh ke belakang." Tatapan Luther membara. "Aku terima kalau sekarang kamu belum terlalu suka padaku, tapi kamu orang yang bertanggung jawab. L

  • Cinta yang Tepat Untuk Orang yang Pantas   Bab 15

    "Jangan panggil aku begitu, menjijikkan!"Flynn terdorong beberapa langkah sebelum bisa berdiri stabil. Matanya tiba-tiba memerah."Soal foto pernikahan itu, aku sudah jelaskan padamu, itu palsu. Hari itu aku sudah bilang, aku sedang dinas luar.""Aku nggak ada hubungan dengan Elysa, aku anggap dia seperti adik. Kalau kamu nggak suka, aku nggak akan bertemu dengannya lagi.""Kamu sengaja menyembunyikan dirimu dariku. Aku susah payah mencari tahu keberadaanmu. Aku sampai naik pesawat sepuluh jam untuk datang ke sini.""Hailey, kumohon padamu, jangan begini padaku. Aku nggak sanggup." Suara Flynn bergetar, penuh dengan rasa tertekan.Hailey menggigit bibir merahnya erat-erat, dadanya bergelora dengan rasa muak. "Flynn, kamu ini nggak punya rasa malu ya?"Flynn tertegun menatap Hailey. "Sebenarnya kenapa? Aku salah apa? Kita sudah bersama lima tahun, sebentar lagi menikah. Kenapa kamu tiba-tiba nggak mau lagi denganku?"Hailey menatapnya tanpa ekspresi. "Di hari pernikahan itu, kamu lebih

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status