Share

Bab 7

Author: Souleta
Namun, Flynn kembali mengingkari janji.

Dua jam kemudian, Hailey baru menerima telepon darinya. "Sayang, kantor mendadak menugaskanku ke Kota Arklan selama lima hari. Aku nggak bisa temani kamu lagi."

Kota Arklan adalah tempat yang sama dengan lokasi pemotretan pre-wedding yang sudah dipesan Hailey sejak jauh-jauh hari.

"Aku coba lagi, ya? Minta kantor gantiin orang lain. Aku siap tanggung semua risikonya." Suara Flynn terdengar seolah penuh penyesalan. "Sayang, aku tahu kamu sudah lama sekali ingin ke Kota Arklan. Aku nggak mau bikin kamu kecewa."

Hailey terdiam beberapa saat.

"Kerja lebih penting. Foto pre-wedding masih bisa diulang nanti."

"Sayang, aku akan pesan tiket. Habis nikah nanti kita langsung ke Kota Arklan, ya."

Setelah menutup telepon, Hailey mencari kontak salah satu rekan kerja Flynn, lalu mengirim pesan untuk memastikan.

Tak butuh waktu lama, Hailey mendapat jawaban. Kebetulan sekali, Flynn memang benar-benar ditugaskan ke luar kota secara mendadak.

Hailey membalik kalender hitung mundur miliknya ke halaman belakang dan membuka selembar kertas yang pernah dia tempel rapi.

Itu adalah catatan yang dia tulis selama dua malam tanpa tidur. Dua halaman itu penuh strategi dan daftar tempat untuk dikunjungi. Separuh dari catatan itu untuk sesi foto pre-wedding. Separuh lainnya untuk dia dan Flynn menjelajahi kota impiannya bersama-sama.

Kini, tidak akan ada lagi sesi foto. Namun sebelum dia pergi ke luar negeri, Hailey tetap ingin menginjakkan kaki di Kota Arklan, walau sendirian. Dia melipat kalender itu dan memasukkannya ke dalam koper.

Lalu, dia menyapu pandangan ke seluruh ruangan dan memastikan tidak ada lagi barang miliknya yang tertinggal. Setelah itu, dia membawa kopernya dan melangkah pergi tanpa menoleh sedikit pun ke belakang.

Waktu menuju pernikahan tinggal tiga hari.

Di Kota Arklan, Hailey menjelajahi satu per satu sudut yang pernah dia tulis dalam catatannya.

Selama itu, pesan dari Flynn terus berdatangan.

[ Aku sudah minta Elysa tinggal di tempat temannya. Takut dia bikin kamu nggak nyaman. ]

[ Aku sudah sampai di Kota Arklan. Tempat ini seindah yang selalu kamu impikan. Setelah kita menikah, aku temani kamu tinggal di sini beberapa hari. ]

....

[ Bunga sakuranya indah sekali. Andai kamu ada di sini untuk melihatnya bersamaku. ]

Tidak perlu "seandainya" sih, sekarang Hailey juga sudah melihatnya sendiri.

Hailey menutup foto sakura yang baru saja dikirim Flynn kepadanya, lalu mendongak. Tempat itu juga ada dalam daftar rute yang dia susun dengan penuh semangat.

Tepat di saat itu, di balik deretan pohon sakura, Flynn baru saja menurunkan ponselnya dan merentangkan tangan. Detik berikutnya, Elysa yang mengenakan gaun pengantin berlari kecil dan langsung masuk ke dalam pelukannya.

Tatapan mereka bertemu dengan mesra dan penuh perasaan. Seolah-olah mereka memang diciptakan untuk bersama. Flynn tersenyum, lalu memeluk Elysa erat-erat.

"Kamu senang sekarang? Kapan aku pernah nolak keinginanmu? Orang yang aku cintai itu kamu. Kamu tahu itu, 'kan?"

Langkah Hailey terhenti di tempat. Angin dingin berembus pelan, membawa hawa menusuk ke tulang.

Fotografer yang mengabadikan momen manis itu adalah orang yang dipilih Hailey dengan susah payah dari sekian banyak kandidat.

Selama empat jam penuh, Hailey mengikuti mereka dari jauh dan melihat mereka berpose di tempat-tempat yang dulu dia tandai dengan penuh harapan di dalam catatannya.

Setiap kali mereka berganti lokasi, Hailey menerima pesan baru dari Flynn.

[ Sayang, melihat semua tempat ini, aku benaran kangen kamu. Rasanya mau ninggalin semuanya dan langsung pulang ke kamu. ]

[ Tinggal tiga hari lagi ke pernikahan. Dulu aku nggak pernah ngerasa waktu berjalan selama ini. ]

[ Di Batu Harapan ini banyak pasangan yang bikin permohonan. Nanti kita juga harus tulis nama kita di sini, ya. ]

[ Hailey, kita harus bersama selama-lamanya. Seumur hidup nggak pernah berpisah. ]

Tanpa terasa, langit mulai gelap. Para wisatawan juga mulai pergi satu per satu. Hailey berjalan perlahan menuju Batu Harapan.

Di puncak tertinggi batu itu, dia melihat dua nama terukir berdampingan.

[ Flynn dan Elysa. ]

Seumur hidup, ya? Sungguh ... lucu sekali.

Hailey tertawa pelan, tetapi air mata justru jatuh bersamaan dengan tawanya.

Ponselnya terus berdering. Pesan demi pesan masuk, kali ini dari Elysa.

[ Apa pun yang kuinginkan, dia akan memberiku segalanya. ]

[ Berkat kamu, hasil fotonya memang sangat bagus. ]
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Cinta yang Tepat Untuk Orang yang Pantas   Bab 20

    Jika dihitung waktunya, itu tepat sehari sebelum pernikahan Flynn dan Hailey.Seluruh tubuh Flynn menegang, bibirnya bergetar, ketakutan mencapai puncaknya. "Hai ... Hailey ...."Hailey justru tersenyum. "Selamat ya."Kata itu seperti menggores darah di hati Flynn. Flynn terus gemetar. Saat ini, semuanya terasa sangat jelas baginya. Dialah yang menghancurkan segalanya dengan tangannya sendiri. Hailey tidak mungkin mencintainya lagi."Flynn, kita pergi sekarang. Kita masih harus mengejar pesawat." Elysa meraih lengan Flynn.Hailey menoleh pada Elysa. "Sepertinya kamu sudah nggak punya jalan mundur."Ketenangan Elysa hampir runtuh.Hailey tersenyum tipis, lalu mengulang, "Selamat ya."Selesai berkata, Hailey langsung berbalik pergi. Elysa memilih ikut tenggelam bersama Flynn, itu pilihannya sendiri. Kalau sudah memilih, berarti harus siap menanggung semua akibatnya.Hailey mempercepat langkah, tak ingin membuat Luther menunggu terlalu lama. Setelah Flynn dan Elysa kembali ke negara asal,

  • Cinta yang Tepat Untuk Orang yang Pantas   Bab 19

    Di foto itu, Flynn memeluk Elysa erat-erat, sementara fotografer mencari sudut yang pas untuk memotret.Hailey mengirim pesan dengan tenang.[ Foto ini aku yang ambil, fotografer yang memotret mereka untuk foto prewedding juga aku yang atur. ][ Setelah itu, Elysa bahkan mengirim pesan terima kasih kepadaku, bilang berkat aku foto-fotonya terlihat sangat bagus. ][ Flynn, kamu yakin mau aku terus kirim bukti lain? ]Ruang percakapan pun terhenti karena ketiga pesan itu. Mereka yang biasanya cerewet seolah-olah dibungkam.Cukup lama setelah itu, Flynn mengirim pesan ke grup.[ Hailey nggak salah, aku yang mengecewakan dia. ]Hailey menatap dengan dingin. Permintaan maaf yang datang terlambat sudah terlalu sering dia dengar dan malah membuatnya muak.Hailey tidak peduli pada reaksi orang lain. Dia langsung keluar dari grup."Bantu keluarin aku juga, kita 'kan satu paket," ujar Luther.Hailey melirik Luther, lalu langsung mengeluarkan Luther dari grup itu juga.Ponsel diletakkan, berganti

  • Cinta yang Tepat Untuk Orang yang Pantas   Bab 18

    Namun, yang masuk adalah Elysa."Akhirnya kamu sadar. Aku takut setengah mati gara-gara kamu!" Elysa mendekat dengan cepat, bahkan meneteskan air mata bahagia.Namun, saat dia hendak meraih tangan Flynn, tangan itu justru menepisnya dengan keras. "Kenapa malah kamu?"Tatapan dingin Flynn menusuk hati Elysa, membuat senyumannya menghilang. "Kamu berharap Hailey yang datang ya?""Kamu sudah mempersiapkan semua selama tiga tahun, sebentar lagi bisa naik jabatan jadi presdir. Tapi karena satu Hailey, kamu rela buang semuanya begitu saja? Kalau kamu mengorbankan banyak hal, apa Hailey mau peduli sama kamu?""Tutup mulutmu!" Urat di pelipis Flynn menegang. "Kalau bukan karena kamu, semua ini nggak bakal kacau."Elysa tertawa, tetapi tawa itu segera bercampur air mata. "Flynn, kamu ini masih manusia bukan sih? Kamu yang duluan mendekatiku, bilang kalau Hailey cuma tanggung jawabmu dan satu-satunya orang yang benar-benar ingin kamu nikahi itu aku!"Ekspresi Flynn sama sekali tak goyah. "Kamu j

  • Cinta yang Tepat Untuk Orang yang Pantas   Bab 17

    Entah dari mana Flynn mendapatkan sebuah mobil. Saat Hailey berangkat kerja, dia berjaga di luar kantor. Ketika Hailey pulang, mobilnya diparkir di halaman dan dibiarkan bermalam di sana.Flynn juga memasak sendiri tiga kali sehari dan menyuruh orang mengantarkannya ke Hailey, bahkan menghitung waktu agar saat diterima masih hangat.Dia juga menyuruh orang membawa camilan yang dulu Hailey suka dari dalam negeri, diamdiam ditaruh di depan pintu apartemennya. Namun, Hailey selalu menyerahkannya kepada orang yang lewat.Baru seminggu, Flynn sudah kehilangan banyak berat badan. Kondisinya jelas terlihat memburuk. Setiap kali tatapan mereka tak sengaja beradu, mata Flynn langsung memerah, penuh permohonan.Namun, Hailey cepat-cepat mengalihkan pandangan, benar-benar menganggapnya seperti orang asing. Dia tidak ingin punya hubungan apa pun lagi dengan Flynn dan tidak mau membuat Luther merasa tidak nyaman karena Flynn.Salju pertama turun, suhu mendadak turun drastis. Tahu Hailey takut dingi

  • Cinta yang Tepat Untuk Orang yang Pantas   Bab 16

    Saat ini, Flynn benar-benar terlihat seperti anjing yang kehilangan rumah, tetapi itu sama sekali tak membangkitkan sedikit pun rasa iba dalam hati Hailey. "Seperti yang kamu pikirkan. Bukannya kamu sudah lama tahu?"Selesai berkata begitu, Hailey mengalihkan pandangannya dan langsung menutup pintu.Luther duduk di meja makan menunggunya. Hailey berjalan mendekat, lalu Luther secara alami menyerahkan sendok kepadanya. Ujung jari Hailey sedikit bergetar."Kenapa tadi kamu nggak keluar?"Ini bukan gaya Luther. Begitu hubungan mereka ditetapkan, dia langsung dengan tegas menunjukkan bahwa Hailey adalah miliknya. Kini, seluruh kantor cabang sudah tahu bahwa Luther pergi ke luar negeri karena Hailey."Hailey, aku juga bisa merasa takut." Luther tersenyum tipis. "Tapi sekarang aku sudah nggak takut lagi.""Kenapa?""Aku memahamimu. Kamu nggak akan menoleh ke belakang." Tatapan Luther membara. "Aku terima kalau sekarang kamu belum terlalu suka padaku, tapi kamu orang yang bertanggung jawab. L

  • Cinta yang Tepat Untuk Orang yang Pantas   Bab 15

    "Jangan panggil aku begitu, menjijikkan!"Flynn terdorong beberapa langkah sebelum bisa berdiri stabil. Matanya tiba-tiba memerah."Soal foto pernikahan itu, aku sudah jelaskan padamu, itu palsu. Hari itu aku sudah bilang, aku sedang dinas luar.""Aku nggak ada hubungan dengan Elysa, aku anggap dia seperti adik. Kalau kamu nggak suka, aku nggak akan bertemu dengannya lagi.""Kamu sengaja menyembunyikan dirimu dariku. Aku susah payah mencari tahu keberadaanmu. Aku sampai naik pesawat sepuluh jam untuk datang ke sini.""Hailey, kumohon padamu, jangan begini padaku. Aku nggak sanggup." Suara Flynn bergetar, penuh dengan rasa tertekan.Hailey menggigit bibir merahnya erat-erat, dadanya bergelora dengan rasa muak. "Flynn, kamu ini nggak punya rasa malu ya?"Flynn tertegun menatap Hailey. "Sebenarnya kenapa? Aku salah apa? Kita sudah bersama lima tahun, sebentar lagi menikah. Kenapa kamu tiba-tiba nggak mau lagi denganku?"Hailey menatapnya tanpa ekspresi. "Di hari pernikahan itu, kamu lebih

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status