Share

Bab 8

Author: Souleta
Hailey mematikan ponselnya. Dia tidak membalas satu kata pun.

Hari terakhir sebelum pernikahan.

Setelah kembali dari Kota Arklan, Hailey menyempatkan diri menemui sahabatnya, Saskia.

"Maaf ya, kamu sudah repot-repot bantu persiapan, tapi akhirnya malah nggak jadi jadi pengiring pengantin."

"Aku dan Flynn ...." Hailey baru saja ingin menjelaskan, tapi sudah lebih dulu ditarik ke pelukan erat sahabatnya.

"Kamu pasti sudah banyak terluka, ya?"

Hailey begitu mencintai Flynn. Kalau masih ada sedikit saja ruang yang tersisa, dia tidak akan memilih pergi sejauh ini.

Mata Hailey mulai memerah. Dia mengikuti Saskia masuk ke dalam rumah.

Sepanjang hari, ponsel Hailey tidak berhenti menerima pesan ucapan selamat.

[ Wah, Flynn benar-benar pemanja istri! Kamu pasti bakal jadi pengantin paling bahagia besok! ]

[ Semoga langgeng sampai tua ya! ]

[ Dari zaman kuliah aku sudah jadi penggemar kalian, sekarang jadi percaya cinta lagi. Hailey harus selalu bahagia! ]

....

Di antara itu, muncul pesan dari Flynn.

[ Sayang, jam delapan malam aku sudah sampai rumah. Tunggu aku, ya. ]

Namun sebelum pukul delapan, Elysa lebih dulu mengirim sebuah alamat ke Hailey. Hailey tahu, Elysa ingin dia datang.

Jujur saja, Hailey memang sedikit penasaran. Dia mengikuti alamat itu dan sampai di sebuah ruang VIP restoran. Pintunya setengah terbuka.

Dari celah pintu, Hailey melihat Elysa hendak mengambil botol minuman, tapi langsung dicegah oleh Flynn. "Kamu alergi alkohol, jangan asal ambil."

"Bukannya kamu harus buru-buru pulang buat ketemu dia? Aku nggak butuh kamu urus aku!"

"Elysa ...."

Elysa mulai menangis tanpa suara dan suara Flynn langsung berubah lembut. "Sudah, jangan nangis. Aku temani kamu di sini. Aku nggak pulang."

Hailey menunduk. Di ponselnya, deretan pesan masuk semakin banyak, bercampur di antara ucapan selamat pernikahan.

[ Sayang, proyeknya butuh diselesaikan malam ini juga. Aku harus ke kantor sebentar. ]

[ Satu malam lagi saja. Habis ini aku bisa cuti beberapa hari untuk temani kamu ke Kota Arklan. ]

[ Sayang, demi kamu aku sudah tahan 14 hari. Setelah malam terakhir ini, aku bisa resmi nikah sama kamu. ]

Hailey tak bisa menahan tawanya. Dia mentertawakan bagaimana Flynn masih bisa berkata bahwa semua itu demi dirinya.

Flynn meletakkan ponselnya, lalu menatap Elysa sambil menghela napas dengan sabar dan manja. "Puas sekarang?"

Namun, Elysa menggeleng. "Besok kamu nggak boleh datang ke pernikahan itu."

Flynn terdiam.

"Dia bisa punya kamu untuk puluhan tahun ke depan. Tapi yang aku minta cuma satu hari terakhir. Masa itu pun nggak boleh?" tanya Elysa dengan suara yang hampir menangis.

Setelah beberapa saat hening, akhirnya Flynn berkata pelan, "Baik."

Elysa langsung tersenyum sambil meneteskan air mata, lalu melompat ke dalam pelukannya.

Dari balik celah pintu, tatapan penuh kemenangan Elysa bertemu dengan mata Hailey.

Tatapan Hailey perlahan membeku.

Apakah Flynn pernah memikirkan betapa cemas dan khawatirnya Hailey jika dia tidak hadir di acara pernikahan besok? Bagaimana Hailey akan menjelaskan semua itu pada keluarga dan teman-teman mereka?

Tidak. Flynn tahu.

Namun demi Elysa, dia tidak peduli. Dia bahkan siap membiarkan Hailey menghadapi situasi memalukan itu sendirian.

Hailey tadinya ingin minta maaf dengan Saskia, lalu mengirim pesan ke semua orang bahwa pernikahan dibatalkan. Setidaknya, setelah lima tahun hubungan, dia ingin menjaga martabat Flynn untuk terakhir kalinya.

Namun sekarang, semua itu tidak diperlukan lagi. Hailey berbalik dan berjalan keluar, kemudian masuk ke mobil Saskia.

"Saskia bantu aku satu hal."

....

Keesokan harinya, pukul sepuluh pagi, Saskia mengantar Hailey ke bandara dengan mata yang memerah. Beberapa menit sebelum pesawat lepas landas, grup keluarga besar Flynn meledak dengan pesan-pesan panik.

[ Flynn nggak bisa dihubungi! HP-nya mati! Hailey, kalian ke mana? ]

[ Tamu-tamu sudah pada datang! Tinggal kalian berdua yang belum muncul! ]

[ Flynn, pernikahanmu sebentar lagi! Jangan keterlaluan, jangan ikutan Hailey buat hal-hal aneh! ]

[ Hailey! Apa yang sebenarnya kamu rencanakan?! ]

Sesuai dugaan Hailey, keluarga dan teman Flynn memang tidak pernah menyukainya. Sekarang, semua tudingan itu pun diarahkan padanya.

Hailey langsung keluar dari grup, lalu memblokir semua kontak yang berhubungan dengan Flynn. Kemudian, dia pun mematikan ponsel.

Pesawat pun mengudara.

Hailey bersandar di kursi sambil memejamkan mata. Dalam hati, dia berbisik lirih, 'Flynn, selamat tinggal. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi.'
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta yang Tepat Untuk Orang yang Pantas   Bab 20

    Jika dihitung waktunya, itu tepat sehari sebelum pernikahan Flynn dan Hailey.Seluruh tubuh Flynn menegang, bibirnya bergetar, ketakutan mencapai puncaknya. "Hai ... Hailey ...."Hailey justru tersenyum. "Selamat ya."Kata itu seperti menggores darah di hati Flynn. Flynn terus gemetar. Saat ini, semuanya terasa sangat jelas baginya. Dialah yang menghancurkan segalanya dengan tangannya sendiri. Hailey tidak mungkin mencintainya lagi."Flynn, kita pergi sekarang. Kita masih harus mengejar pesawat." Elysa meraih lengan Flynn.Hailey menoleh pada Elysa. "Sepertinya kamu sudah nggak punya jalan mundur."Ketenangan Elysa hampir runtuh.Hailey tersenyum tipis, lalu mengulang, "Selamat ya."Selesai berkata, Hailey langsung berbalik pergi. Elysa memilih ikut tenggelam bersama Flynn, itu pilihannya sendiri. Kalau sudah memilih, berarti harus siap menanggung semua akibatnya.Hailey mempercepat langkah, tak ingin membuat Luther menunggu terlalu lama. Setelah Flynn dan Elysa kembali ke negara asal,

  • Cinta yang Tepat Untuk Orang yang Pantas   Bab 19

    Di foto itu, Flynn memeluk Elysa erat-erat, sementara fotografer mencari sudut yang pas untuk memotret.Hailey mengirim pesan dengan tenang.[ Foto ini aku yang ambil, fotografer yang memotret mereka untuk foto prewedding juga aku yang atur. ][ Setelah itu, Elysa bahkan mengirim pesan terima kasih kepadaku, bilang berkat aku foto-fotonya terlihat sangat bagus. ][ Flynn, kamu yakin mau aku terus kirim bukti lain? ]Ruang percakapan pun terhenti karena ketiga pesan itu. Mereka yang biasanya cerewet seolah-olah dibungkam.Cukup lama setelah itu, Flynn mengirim pesan ke grup.[ Hailey nggak salah, aku yang mengecewakan dia. ]Hailey menatap dengan dingin. Permintaan maaf yang datang terlambat sudah terlalu sering dia dengar dan malah membuatnya muak.Hailey tidak peduli pada reaksi orang lain. Dia langsung keluar dari grup."Bantu keluarin aku juga, kita 'kan satu paket," ujar Luther.Hailey melirik Luther, lalu langsung mengeluarkan Luther dari grup itu juga.Ponsel diletakkan, berganti

  • Cinta yang Tepat Untuk Orang yang Pantas   Bab 18

    Namun, yang masuk adalah Elysa."Akhirnya kamu sadar. Aku takut setengah mati gara-gara kamu!" Elysa mendekat dengan cepat, bahkan meneteskan air mata bahagia.Namun, saat dia hendak meraih tangan Flynn, tangan itu justru menepisnya dengan keras. "Kenapa malah kamu?"Tatapan dingin Flynn menusuk hati Elysa, membuat senyumannya menghilang. "Kamu berharap Hailey yang datang ya?""Kamu sudah mempersiapkan semua selama tiga tahun, sebentar lagi bisa naik jabatan jadi presdir. Tapi karena satu Hailey, kamu rela buang semuanya begitu saja? Kalau kamu mengorbankan banyak hal, apa Hailey mau peduli sama kamu?""Tutup mulutmu!" Urat di pelipis Flynn menegang. "Kalau bukan karena kamu, semua ini nggak bakal kacau."Elysa tertawa, tetapi tawa itu segera bercampur air mata. "Flynn, kamu ini masih manusia bukan sih? Kamu yang duluan mendekatiku, bilang kalau Hailey cuma tanggung jawabmu dan satu-satunya orang yang benar-benar ingin kamu nikahi itu aku!"Ekspresi Flynn sama sekali tak goyah. "Kamu j

  • Cinta yang Tepat Untuk Orang yang Pantas   Bab 17

    Entah dari mana Flynn mendapatkan sebuah mobil. Saat Hailey berangkat kerja, dia berjaga di luar kantor. Ketika Hailey pulang, mobilnya diparkir di halaman dan dibiarkan bermalam di sana.Flynn juga memasak sendiri tiga kali sehari dan menyuruh orang mengantarkannya ke Hailey, bahkan menghitung waktu agar saat diterima masih hangat.Dia juga menyuruh orang membawa camilan yang dulu Hailey suka dari dalam negeri, diamdiam ditaruh di depan pintu apartemennya. Namun, Hailey selalu menyerahkannya kepada orang yang lewat.Baru seminggu, Flynn sudah kehilangan banyak berat badan. Kondisinya jelas terlihat memburuk. Setiap kali tatapan mereka tak sengaja beradu, mata Flynn langsung memerah, penuh permohonan.Namun, Hailey cepat-cepat mengalihkan pandangan, benar-benar menganggapnya seperti orang asing. Dia tidak ingin punya hubungan apa pun lagi dengan Flynn dan tidak mau membuat Luther merasa tidak nyaman karena Flynn.Salju pertama turun, suhu mendadak turun drastis. Tahu Hailey takut dingi

  • Cinta yang Tepat Untuk Orang yang Pantas   Bab 16

    Saat ini, Flynn benar-benar terlihat seperti anjing yang kehilangan rumah, tetapi itu sama sekali tak membangkitkan sedikit pun rasa iba dalam hati Hailey. "Seperti yang kamu pikirkan. Bukannya kamu sudah lama tahu?"Selesai berkata begitu, Hailey mengalihkan pandangannya dan langsung menutup pintu.Luther duduk di meja makan menunggunya. Hailey berjalan mendekat, lalu Luther secara alami menyerahkan sendok kepadanya. Ujung jari Hailey sedikit bergetar."Kenapa tadi kamu nggak keluar?"Ini bukan gaya Luther. Begitu hubungan mereka ditetapkan, dia langsung dengan tegas menunjukkan bahwa Hailey adalah miliknya. Kini, seluruh kantor cabang sudah tahu bahwa Luther pergi ke luar negeri karena Hailey."Hailey, aku juga bisa merasa takut." Luther tersenyum tipis. "Tapi sekarang aku sudah nggak takut lagi.""Kenapa?""Aku memahamimu. Kamu nggak akan menoleh ke belakang." Tatapan Luther membara. "Aku terima kalau sekarang kamu belum terlalu suka padaku, tapi kamu orang yang bertanggung jawab. L

  • Cinta yang Tepat Untuk Orang yang Pantas   Bab 15

    "Jangan panggil aku begitu, menjijikkan!"Flynn terdorong beberapa langkah sebelum bisa berdiri stabil. Matanya tiba-tiba memerah."Soal foto pernikahan itu, aku sudah jelaskan padamu, itu palsu. Hari itu aku sudah bilang, aku sedang dinas luar.""Aku nggak ada hubungan dengan Elysa, aku anggap dia seperti adik. Kalau kamu nggak suka, aku nggak akan bertemu dengannya lagi.""Kamu sengaja menyembunyikan dirimu dariku. Aku susah payah mencari tahu keberadaanmu. Aku sampai naik pesawat sepuluh jam untuk datang ke sini.""Hailey, kumohon padamu, jangan begini padaku. Aku nggak sanggup." Suara Flynn bergetar, penuh dengan rasa tertekan.Hailey menggigit bibir merahnya erat-erat, dadanya bergelora dengan rasa muak. "Flynn, kamu ini nggak punya rasa malu ya?"Flynn tertegun menatap Hailey. "Sebenarnya kenapa? Aku salah apa? Kita sudah bersama lima tahun, sebentar lagi menikah. Kenapa kamu tiba-tiba nggak mau lagi denganku?"Hailey menatapnya tanpa ekspresi. "Di hari pernikahan itu, kamu lebih

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status