Share

Bab 9

Author: Souleta
Elysa keluar dari kamar mandi hotel dengan pakaian tipis yang nyaris tembus pandang. "Flynn, tolong bantu aku keringkan rambut."

Flynn memegang mesin pengering rambut, entah sudah untuk keberapa kalinya dia melirik ke arah ponselnya yang sejak tadi sudah mati total. "Bagaimana kalau kita ...."

"Kamu sudah janji," potong Elysa. "Hari ini, kamu sepenuhnya milikku."

Flynn terdiam. Dia menyalakan mesin pengering dan mulai mengeringkan rambut Elysa, tetapi pikirannya tidak bisa tenang. Yang terus-menerus terlintas di benaknya adalah Hailey yang kini sedang menunggunya di hotel.

Orang tua Hailey telah bercerai dan dia menjadi beban yang tidak diinginkan siapa pun. Bahkan orang tua Flynn juga merendahkannya.

Jika Flynn tidak ada di sana, dia tidak tahu apakah orang tuanya akan melampiaskan kemarahan pada Hailey. Suara mesin pengering mendengung, membuat hatinya semakin kacau.

Setelah selesai, Elysa berlutut di sofa dan mendekat padanya. "Flynn, waktu kita nggak banyak ...." Dia mencondongkan tubuh, hendak mencium Flynn. Namun, Flynn refleks memalingkan wajahnya.

"Flynn?"

Kini pikirannya semakin jelas, dia harus pergi ke hotel. Dia menyingkirkan Elysa dan bangkit berdiri. "Cukup sampai di sini. Aku nggak bisa membiarkan Hailey sendirian di sana."

Elysa tertegun di tempatnya.

Flynn justru merasa seperti beban besar terangkat dari pundaknya. Dia langsung menyalakan ponsel yang mati sedari tadi. Puluhan pesan belum terbaca membuat ponselnya sempat macet beberapa detik.

[ Flynn, kamu di mana? ]

[ Jangan bercanda, dong. Kamu dan Hailey ke mana? ]

[ Kamu dan Elysa foto nikah?! ]

Pikiran Flynn seolah-olah meledak, hatinya merasa sangat cemas. Dia langsung mencari-cari pesan dari Hailey, tetapi tidak ada. Sejak semalam, Hailey tidak mengiriminya satu pesan pun.

Mana mungkin? Itu tidak masuk akal.

Dengan gelisah, dia menekan nomor Hailey. Namun, ponsel Hailey tidak aktif. Belum sempat dia berpikir lebih jauh, panggilan dari ibunya masuk.

"Flynn, acaranya sudah dimulai. Kalian di mana? Ini hari besar, jangan ikut-ikutan Hailey cari gara-gara. Kenapa dia memblokir kita semua? Kalian bertengkar? Lihat situasinya, dong! Kalau kalian berdua nggak datang hari ini, semua orang akan mentertawakan keluarga kita!"

Ponsel hampir terlepas dari genggaman Flynn.

"Bu, Hailey nggak ada di hotel?" tanya Flynn dengan suara tegang.

"Nggak ada. Dia kenapa sih ...." Suara ibunya terdengar kesal di seberang.

Pelipis Flynn berdenyut hebat. Tanpa berpikir panjang, dia berlari keluar dari kamar hotel.

Ketidakhadirannya di acara memang salahnya. Kalau Hailey marah dan memilih untuk bersembunyi, itu wajar. Yang harus dia lakukan sekarang hanyalah menemukan Hailey, meminta maaf, dan menjelaskan semuanya.

Akan tetapi, dia tidak bisa menemukannya.

Flynn berlari ke seluruh penjuru hotel dengan keringat bercucuran. Namun, satu-satunya yang dia lihat hanyalah layar besar di lobi yang kini sedang memutar-mutar fotonya dengan Elysa.

Jika Hailey tidak ada di hotel, berarti dia pasti pulang ke rumah.

Flynn menginjak gas dalam-dalam dan meluncur secepat mungkin kembali ke rumah.

Namun begitu masuk ke dalam rumah, yang dia temui hanyalah kekosongan. Rumah itu sunyi, nyaris seperti rumah contoh yang belum pernah ditinggali. Semua barang yang berkaitan dengan Hailey telah hilang.

"Hailey ...," panggilnya. Suaranya gemetar saat menatap ke arah kamar tidur. "Cepat keluar. Jangan nakut-nakutin aku."

Setelah beberapa saat, tetap tidak ada jawaban sama sekali.

Flynn membuka pintu kamar tidur. Isinya tetap kosong, bahkan tidak ada pajangan sama sekali. Semua jejak keberadaan Hailey telah disapu bersih.

Flynn buru-buru membuka lemari pakaian. Koper milik Hailey sudah tidak ada. Wajahnya langsung pucat.

Tiba-tiba, bel rumah berbunyi.

Bagaikan mendapat secercah harapan, Flynn bergegas membuka pintunya.

"Sayang ...."

Namun yang berdiri di luar bukan Hailey, melainkan Saskia dan Elysa yang baru tiba.

"Wah ternyata semua ada di sini ya, baguslah. Hailey ada titipan buat kalian."

Saskia melemparkan kotak itu sekuat tenaga, lalu berbalik dan pergi.

"Nih, ambil. Flynn, Hailey ketemu orang seperti kamu benar-benar sial delapan turunan!"

Kotak itu menghantam kepala Flynn hingga meninggalkan bekas darah, kemudian terjatuh di lantai. Gaun pengantin yang berada di dalam kotak juga ikut terjatuh. Flynn memandangnya dengan tertegun dan kepala yang terasa pusing.

"Hailey yang inisiatif pergi sendiri, jadi kamu juga nggak usah nikahin dia lagi karena tanggung jawab," pinta Elyska dengan ekspresi gembira yang tidak bisa disembunyikannya.

"Lagi pula, seluruh pernikahan ini dari awal memang dipersiapkan untuk aku, 'kan? Ayo, aku ganti baju pengantin, kita selesaikan pernikahan itu bersama, ya?"
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta yang Tepat Untuk Orang yang Pantas   Bab 20

    Jika dihitung waktunya, itu tepat sehari sebelum pernikahan Flynn dan Hailey.Seluruh tubuh Flynn menegang, bibirnya bergetar, ketakutan mencapai puncaknya. "Hai ... Hailey ...."Hailey justru tersenyum. "Selamat ya."Kata itu seperti menggores darah di hati Flynn. Flynn terus gemetar. Saat ini, semuanya terasa sangat jelas baginya. Dialah yang menghancurkan segalanya dengan tangannya sendiri. Hailey tidak mungkin mencintainya lagi."Flynn, kita pergi sekarang. Kita masih harus mengejar pesawat." Elysa meraih lengan Flynn.Hailey menoleh pada Elysa. "Sepertinya kamu sudah nggak punya jalan mundur."Ketenangan Elysa hampir runtuh.Hailey tersenyum tipis, lalu mengulang, "Selamat ya."Selesai berkata, Hailey langsung berbalik pergi. Elysa memilih ikut tenggelam bersama Flynn, itu pilihannya sendiri. Kalau sudah memilih, berarti harus siap menanggung semua akibatnya.Hailey mempercepat langkah, tak ingin membuat Luther menunggu terlalu lama. Setelah Flynn dan Elysa kembali ke negara asal,

  • Cinta yang Tepat Untuk Orang yang Pantas   Bab 19

    Di foto itu, Flynn memeluk Elysa erat-erat, sementara fotografer mencari sudut yang pas untuk memotret.Hailey mengirim pesan dengan tenang.[ Foto ini aku yang ambil, fotografer yang memotret mereka untuk foto prewedding juga aku yang atur. ][ Setelah itu, Elysa bahkan mengirim pesan terima kasih kepadaku, bilang berkat aku foto-fotonya terlihat sangat bagus. ][ Flynn, kamu yakin mau aku terus kirim bukti lain? ]Ruang percakapan pun terhenti karena ketiga pesan itu. Mereka yang biasanya cerewet seolah-olah dibungkam.Cukup lama setelah itu, Flynn mengirim pesan ke grup.[ Hailey nggak salah, aku yang mengecewakan dia. ]Hailey menatap dengan dingin. Permintaan maaf yang datang terlambat sudah terlalu sering dia dengar dan malah membuatnya muak.Hailey tidak peduli pada reaksi orang lain. Dia langsung keluar dari grup."Bantu keluarin aku juga, kita 'kan satu paket," ujar Luther.Hailey melirik Luther, lalu langsung mengeluarkan Luther dari grup itu juga.Ponsel diletakkan, berganti

  • Cinta yang Tepat Untuk Orang yang Pantas   Bab 18

    Namun, yang masuk adalah Elysa."Akhirnya kamu sadar. Aku takut setengah mati gara-gara kamu!" Elysa mendekat dengan cepat, bahkan meneteskan air mata bahagia.Namun, saat dia hendak meraih tangan Flynn, tangan itu justru menepisnya dengan keras. "Kenapa malah kamu?"Tatapan dingin Flynn menusuk hati Elysa, membuat senyumannya menghilang. "Kamu berharap Hailey yang datang ya?""Kamu sudah mempersiapkan semua selama tiga tahun, sebentar lagi bisa naik jabatan jadi presdir. Tapi karena satu Hailey, kamu rela buang semuanya begitu saja? Kalau kamu mengorbankan banyak hal, apa Hailey mau peduli sama kamu?""Tutup mulutmu!" Urat di pelipis Flynn menegang. "Kalau bukan karena kamu, semua ini nggak bakal kacau."Elysa tertawa, tetapi tawa itu segera bercampur air mata. "Flynn, kamu ini masih manusia bukan sih? Kamu yang duluan mendekatiku, bilang kalau Hailey cuma tanggung jawabmu dan satu-satunya orang yang benar-benar ingin kamu nikahi itu aku!"Ekspresi Flynn sama sekali tak goyah. "Kamu j

  • Cinta yang Tepat Untuk Orang yang Pantas   Bab 17

    Entah dari mana Flynn mendapatkan sebuah mobil. Saat Hailey berangkat kerja, dia berjaga di luar kantor. Ketika Hailey pulang, mobilnya diparkir di halaman dan dibiarkan bermalam di sana.Flynn juga memasak sendiri tiga kali sehari dan menyuruh orang mengantarkannya ke Hailey, bahkan menghitung waktu agar saat diterima masih hangat.Dia juga menyuruh orang membawa camilan yang dulu Hailey suka dari dalam negeri, diamdiam ditaruh di depan pintu apartemennya. Namun, Hailey selalu menyerahkannya kepada orang yang lewat.Baru seminggu, Flynn sudah kehilangan banyak berat badan. Kondisinya jelas terlihat memburuk. Setiap kali tatapan mereka tak sengaja beradu, mata Flynn langsung memerah, penuh permohonan.Namun, Hailey cepat-cepat mengalihkan pandangan, benar-benar menganggapnya seperti orang asing. Dia tidak ingin punya hubungan apa pun lagi dengan Flynn dan tidak mau membuat Luther merasa tidak nyaman karena Flynn.Salju pertama turun, suhu mendadak turun drastis. Tahu Hailey takut dingi

  • Cinta yang Tepat Untuk Orang yang Pantas   Bab 16

    Saat ini, Flynn benar-benar terlihat seperti anjing yang kehilangan rumah, tetapi itu sama sekali tak membangkitkan sedikit pun rasa iba dalam hati Hailey. "Seperti yang kamu pikirkan. Bukannya kamu sudah lama tahu?"Selesai berkata begitu, Hailey mengalihkan pandangannya dan langsung menutup pintu.Luther duduk di meja makan menunggunya. Hailey berjalan mendekat, lalu Luther secara alami menyerahkan sendok kepadanya. Ujung jari Hailey sedikit bergetar."Kenapa tadi kamu nggak keluar?"Ini bukan gaya Luther. Begitu hubungan mereka ditetapkan, dia langsung dengan tegas menunjukkan bahwa Hailey adalah miliknya. Kini, seluruh kantor cabang sudah tahu bahwa Luther pergi ke luar negeri karena Hailey."Hailey, aku juga bisa merasa takut." Luther tersenyum tipis. "Tapi sekarang aku sudah nggak takut lagi.""Kenapa?""Aku memahamimu. Kamu nggak akan menoleh ke belakang." Tatapan Luther membara. "Aku terima kalau sekarang kamu belum terlalu suka padaku, tapi kamu orang yang bertanggung jawab. L

  • Cinta yang Tepat Untuk Orang yang Pantas   Bab 15

    "Jangan panggil aku begitu, menjijikkan!"Flynn terdorong beberapa langkah sebelum bisa berdiri stabil. Matanya tiba-tiba memerah."Soal foto pernikahan itu, aku sudah jelaskan padamu, itu palsu. Hari itu aku sudah bilang, aku sedang dinas luar.""Aku nggak ada hubungan dengan Elysa, aku anggap dia seperti adik. Kalau kamu nggak suka, aku nggak akan bertemu dengannya lagi.""Kamu sengaja menyembunyikan dirimu dariku. Aku susah payah mencari tahu keberadaanmu. Aku sampai naik pesawat sepuluh jam untuk datang ke sini.""Hailey, kumohon padamu, jangan begini padaku. Aku nggak sanggup." Suara Flynn bergetar, penuh dengan rasa tertekan.Hailey menggigit bibir merahnya erat-erat, dadanya bergelora dengan rasa muak. "Flynn, kamu ini nggak punya rasa malu ya?"Flynn tertegun menatap Hailey. "Sebenarnya kenapa? Aku salah apa? Kita sudah bersama lima tahun, sebentar lagi menikah. Kenapa kamu tiba-tiba nggak mau lagi denganku?"Hailey menatapnya tanpa ekspresi. "Di hari pernikahan itu, kamu lebih

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status