Tak perlu Tergesah-gesah
Belakangan aku hanya ingin sendiri.
Menikmati hari-hari sendiri.
Tanpa siapa pun.
Tidak ada alasan yang perlu dijelaskan untuk itu.
Aku hanya ingin sendiri.
Dan, itu cukup untuk menjadi alasan yang kuat.
Bukankah semua yang kita jalani berawal dari keinginan? Meski tanpa kita sadari, meski tidak atas keinginan kita sendiri.
Seperti, kamu harus kuliah di jurusan A, itu ingin orangtuamu.
Walaupun kau tak ingin, kau tetap menjalaninya.
Apalagi yang sudah menjadi keinginan sendiri, tentu tidak butuh penjelasan.
Sebab, apa yang diinginkan diri sendiri memang tidak semuanya harus dijelaskan kepada orang lain.
Jika itu berkaitan dengan hal yang bisa dilakukan sendiri.
Seperti aku sedang ingin sendiri.
Tidak kupungkiri, sejak berakhir luka denganmu, rasanya untuk jatuh cinta kembali cukup sulit.
Perasaan yang ada di dadaku semakin rumit.
Pada
Melebihi TemanMungkin kau lupa ada perasaan yang tidak bisa dijadikan bahan gurauan.Kau selalu saja menganggap apa yang aku lakukan sebagai gurauan.Padahal, aku butuh kekuatan lebih untuk mengatakan itu.Aku butuh keberanian menatap matamu saat berbicara hal ini.Sungguh, mencintai seseorang yang sudah lama dikenal sebagai teman tidak mudah.Aku harus mencari cara yang tepat agar apa yang aku katakan tidak dianggap sebagai ucapan seorang teman.Seperti yang kau lakukan selama ini."Ah, kau suka bercanda!" katamu. Padahal untuk mengatakan aku suka padamu, aku butuh berhari-hari mengajak diriku sendiri bicara.Kita melakukan hal-hal lebih.Aku mulai merasakan perasaan aneh kalau tidak bertemu kamu.Menjadi serba salah kalau sudah berada di dekatmu.Sementara kamu, masih bersikap seperti biasa.Seolah tidak ada perasaan yang berbeda.Apakah selama ini kau tid
Jangan menghilangTiba-tiba saja kau menghilang.Apa kau kira dipermainkan rindu itu menyenangkan?Apa yang ada di kepalamu saat aku mencari dan kau seolah tidak mau tahu.Apa khawatirku bukan lagi pedulimu? Apa patah hatiku bukan lagi resahmu?Kita tidak sedang bermain-main.Namun, kau seolah mempermainkan apa yang kutitipkan padamu.Sesuatu yang kadang tidak sempat terucap lewat kata, tetapi selalu terselip dalam doa.Sesuatu yang kadang tidak mampu dinadakan suara, tetapi selalu tidak bisa dipungkiri mata.Jangan jauh-jauh. Aku manusia yang jatuh membutuhkanmu.Ke mana saja kamu? Rinduku memikirkanmu hingga menyendu. Lihatlah matanya sembab karena sebab pergimu.Bukan maksud untuk memenjarakan bebasmu.Namun, memberi kabar di mana pijakmu adalah pelerai gundahku.Bukan untuk menghalangi langkahmu.Namun, tahu kalau kau baik-baik saja adalah tenangku.
Hujan dan Kamuadalah RinduHujan di kota ini terasa semakin dingin saat kau dan aku terlalu jauh untuk melepaskan ingin.Memeluk, mendekap, meyakinkan semuanya masih baik-baik saja.Ini hanya hujan, bukan duka.Biarlah rindu-rindu yang jatuh di dada kita merasakan betapa kita bahagia.Meski peluk tak selalu bisa kita dekap kapan saja.Namun, kau dan aku akan tetap merasa sama dalam hal menjaga setia.Hujan adalah puisi Tuhan -yang dijatuhkan di antara usaha kita untuk tetap bertahan.Dalam rintik-rintik yang membasahi jarak, dalam rintih-rintih yang melepaskan sesak.Di dadaku, kau adalah rindu tanpa ampun.Yang kujaga dalam hujan-hujan di bawah mata. Ku peluk erat bersama ingatan dan doa-doa.Tak lain hanya untuk meyakinkan kita tetap ada.Kala hujan begini, aku selalu membayangkan ada kamu di sini.Menemaniku menikmati hujan yang melarutkan s
Yang Orang-orangSebut CintaAku ingat tanpa sengaja mataku menatap matamu sore itu.Semalaman aku berpikir apa aku jatuh cinta kepadamu? Apa semudah itu hati dijatuhi.Satu pandangan saja dan dadaku berdetak tak tertata.Dua hari kemudian kita bertemu lagi, tetapi aku sengaja diam.Bukan karena tidak merasa rindu.Jika saja aku berani, ingin kupeluk dan kukecup mesra keningmu.Namun, kita belum punya ikatan apa-apa.Kita bahkan tidak begitu banyak bertegur sapa.Mungkin benar begini: apa yang terasa di hati adalah hal-hal yang ditatap mata.Dan, ia merekamnya hingga terserap di dada.Lalu, orang-orang menyebutnya cinta.Hal yang sama seperti yang aku rasa. Selepas bertemu denganmu.Semalaman aku menghabiskan waktu berpikir tentangmu.Mengingat-ingat apa yang terjadi.Lalu tersenyum membayangkan senyummu.Dan, menyadari betapa indahnya pe
Aku tak pernah mendugaAda yang selalu menyenangkan dalam hidup.Bahwa hidup selalu memberikan kejutan.Hal-hal yang tak pernah terpikirkan sebelumnya.Tiba-tiba saja. Tanpa rencana sesuatu terjadi pada kita.Kau yang awalnya, aku pikir orang yang tidak menyenangkan meski bukan orang yang membosankan.Intinya, aku dan kau sama sekali tidak ada apa-apa.Tidak ada hubungan. Bahkan tidak berteman akrab.Kita hanya dua orang yang saling mengenal sekadarnya.Bertegur sapa sekenanya saja.Tidak ada yang berlebihan.Bahkan, pada beberapa kesempatan sebelumnya.Kita sama sekali tidak saling memedulikan.Kau sibuk dengan urusanmu. Aku juga sibuk dengan urusanku.Meski kita sering bertemu (tanpa sengaja) di tempat yang sama. Kebetulan saja kita satu kampus.Aku masih ada urusan di kampus. Aku hanya menikmati hari-hariku yang menyenangkan.Berteman dan bertemu dengan ba
Obrolan dan hal sederhana dengan kamu.Hari ini tidak begitu buruk.Meski aku ketiduran hampir sepanjang hari.Dan, berjalan kaki beberapa kilo meter. Karena supir angkutan umum di kota ini pada demo mogok kerja.Aku harus pergi ke sebuah toko, membeli sesuatu yang aku butuhkan.Alhasil, aku memilih menikmati apa saja yang bisa aku lakukan.Selama ini aku selalu berusaha untuk tidak mengeluh.Dan, hari ini aku juga tidak akan mengeluh.Karena saat tertimpa hal yang kurang menyenangkan, jika dibuat mengeluh, hanya akan menambah beban batin.Karena itu, aku berusaha menikmatinya saja.Entah angin apa yang membawamu.Kau datang beberapa saat ketika aku hendak berangkat.Dan, aku juga tidak mengerti. Mengapa akhirnya kau memilih ikut berjalan kaki.Padahal, aku tahu betul. Begitu banyak perempuan yang tidak akan bersedia berjalan kaki jarak yang cukup jauh- di kota ini.Apalag
Untu perempuandi Sabtu KemarinBisakah kau ke mari sebentar. Dekatkanlah telingamu.Aku ingin bercerita beberapa hal kepadamu: tentang dirimu, dan kenapa aku masih saja bertahan untuk memperjuangkan kamu.Untuk bisa menjadi pantas mendampingimu.Kau tahu? Bagiku kau adalah perempuan yang meneduhkan.Kau adalah perempuan yang membuatku merasa utuh.Meski terkadang tak jarang hujan pun meruntuh di dadaku. Saat cinta yang kujaga ternyata tidak kau rasa.Saat rindu yang kupunya hanya terpendam dan menua.Saat segala yang aku harapkan memilih lenyap sebelum bisa kuwujudkan.Namun, tidak mengapa. Karena memang, bagiku kau adalah perempuan yang meneduhkan.Walaupun akhir-akhir ini jarang kita bertemu. Kau sibuk dengan duniamu, dan aku sibuk dengan rinduku.Kau berjalan dengan segala senyummu, aku berjuang untuk membuatmu kelak percaya.Aku adalah lelaki yang
Kepada Perempuanyang Sedang Jauh dari rumahKamu harus percaya. Kamu tidak pernah benar-benar sendiri.Barangkali, surat ini juga tak akan mampu menyeka air matamu.Sama seperti suratku untuk memelukmu saat tubuhmu panas dingin.Tidak mampu menyembuhkan.Namun, aku ingin mengatakan kepadamu, bahwa, banyak sekali di dunia ini yang tak pernah kita inginkan.Namun, itulah yang diberikan Tuhan kepada kita.Bukankah semua itu adalah pilihan kita sendiri, meski tidak kita sadari.Sebab, ketika kita memiliki kesepakatan dengan tuhan untuk lahir ke dunia, kita sudah memaketkan segalanya dengan kelahiran.Keputusan memilih menetap sementara di dunia.Keputusan apa yang terjadi saat ini, saat kau membaca surat ini.Kau tahu? Tanpamu rasanya keramaian dan kembang api tak pernah benar-benar bisa menjadi teman bagiku.Tanpamu, kesepian adalah lebaran sesungguhnya.