แชร์

Bab 74

ผู้เขียน: Anana-chan
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-04-15 21:28:05

Cicilia menatap Roy dengan pandangan serius. Cicilia sudah membuat janji kepada lelaki itu untuk bertemu secara khusus. Cicilia menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskan dengan pelan.

“Dia mencintai perempuan lain,” jawab Roy pelan. Cicilia menyeka air matanya. Dia memandangi Roy dengan tajam.

“Siapa?”

“Bukankah prof. John sangat mencintaiku?” Bola mata Cicilia berkabut. Roy menghela napas panjang.

“Cicilia, prof. John kembali ke Nevada demi mengejar perempuan itu. Seluruh hidupnya untuk Aurora.”

“Jadi, perempuan itu bernama Aurora?” sergap Cicilia segera. Roy menganggukan kepala.

“Dia adalah mahasiswa di kampus. Apa kamu tidak tahu? Prof. John mengejarnya. Namun, perempuan itu adalah simpanan seorang pengusaha.”

“Aurora Smith, kau tidak mengenalnya?”

Bola mata Roy menyipit memandangi Cicilia. Dia bingung dengan perempuan itu. Cicilia mengerutkan kening. “Anak tuan Smith?” sahutnya takjub. Roy menganggukan kepala secara perlahan.

“Aku harus bertemu dengannya.”

“Kau bisa mengenalkan
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Cintai Aku, Tuan Presdir   Bab 75

    Aurora mengikuti langkah kaki Joanna menyusuri beberapa bangunan bertingkat. Kota Nevada sangat ramai apalagi pada malam hari. Joanna meletakkan jemarinya tepat di depan Aurora dan menyuruh sahabatnya itu untuk diam.“Jangan berisik!” perintahnya. Aurora mengangukan kepala. Mereka masuk ke dalam salah satu tempat clubbing yang terkenal di daerah Rockstarcrawls Las Vegas. Aurora menatap sekelilingnya. Terlalu naif dirinya. Selama hidup di dunia 21 tahun, Aurora belum pernah ikut ke dalam club malam.“Jonna, apa ayahmu di sini?”“Ayahku bartender di sini, apa kamu tidak tahu?”“Oh Aurora, apa kamu jangan-jangan tidak pernah ke Rockstarcrawls?” Bola mata Joanna melebar memandangi Aurora. Bahkan seluruh pelancong yang berada di Nevada akan mengunjungi Rockstarcrawls.Aurora menggelengkan kepala. Joanna menghela napas panjang. “Kamu ke mana saja, Aurora? Jangan bilang kalo kau tidak pernah ikut clubbing?” selidiknya.“Ayahku masih mengikuti budaya timur, aku tidak pernah dizinkan untuk iku

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-15
  • Cintai Aku, Tuan Presdir   Bab 76

    “Bujuklah ayahmu, Joanna.”“Paksa dia agar bisa membantu kita. Aku harus mencari tahu semua ini.” Aurora menatap Joanna. Perempuan berkuncir kuda itu menganggukan kepala.“Kau harus pulang, Aurora. Sudah pukul dua malam. William pasti mencarimu. Bagaimana kalo lelaki itu memukulmu?”“Aku akan mengantarmu pulang.” Joanna menarik tangan Aurora agar mengikutinya. Mereka akan menunggu taksi lebih dahulu.Dring!Aurora membulatkan mata. William sudah menghubunginya sebanyak lima kali dalam satu jam ini. “Mampus!” Aurora memukul kepalanya.“Ada apa?” Joanna menatap Aurora dengan kening berkerut.“William menghubungiku, sepertinya dia akan memarahiku saat ini. Ah, sial!” Aurora mengangkat telepon itu. Dia meletakkan jemarinya di bibir memberikan isyarat agar Joanna tidak berbicara.“Hallo tuan William.”“Kau di mana?” sergapnya kemudian. Aurora menghela napas panjang. Joanna masuk ke dalam taksi yang berhenti tepat di depan mereka. Aurora mengikutinya dari belakang.“Aku di luar, aku akan p

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-15
  • Cintai Aku, Tuan Presdir   Bab 77

    Cicilia menghela napas panjang. Dia berjalan menuju mobilnya sambil tersenyum menatap Aurora. Cicilia melambaikan tangannya sebelum masuk. Aurora membalas senyuman perempuan cantik itu. Aurora tidak habis pikir, mengapa prof. John tidak menyukai Cicilia?Apa kurangnya gadis itu? Memiliki pekerjaan yang cemerlang dengan kekayaan yang tiada tara. Wajah Cicilia sangat cantik. Bahkan seluruh lelaki akan menyukainya jika bertemu. Tetapi mengapa Prof. John tidak mencintainya?Aurora menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskan dengan pelan. Dia melangkah masuk dan menatap Prof. John yang sudah berada di belakangnya. Lelaki itu memandanginya sambil tersenyum. Aurora spontan menundukan wajahnya ke bawah. Dia tidak mengubris tatapan prof. John. Sesuai keinginan Cicilia, Aurora akan menjauhi prof. John.“Ada apa Aurora? Saya meneleponmu dan sampai sekarang, kamu tidak ingin mengangkatnya.” Prof. John berjalan mendekati Aurora. Dia menatap Aurora secara lekat.Aurora terdiam. Dia melewati prof.

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-15
  • Cintai Aku, Tuan Presdir   Bab 78

    William bergegas menuju rumah sakit saat Aurora menghubuginya. William mempercepat langkahnya menyusuri lorong rumah sakit. Dia menuju kamar utama yang dipesan khusus untuk keluarga Keller.Aurora menoleh ke arah pintu saat suara William begitu jelas terdengar. Lelaki itu segera berlari dan memeluk Maya yang masih terbaring lemas. Aurora menghela napas lega. Akhirnya dia bisa pulang untuk istirahat.“Apa yang terjadi?” William menoleh ke arah Aurora. Dia menunggu jawab lelaki itu saat ini.“Aku dan Margaret menemukan nona Maya pingsan, kami tidak tahu apapun.” Aurora menarik jacket miliknya dan mengenakannya.“Tuan William, aku ingin pulang.”“Aku lelah, sepertinya tuan William akan di sini.” Aurora bergegas keluar dari dalam kamar itu. Aurora menatap Margaret yang masih berdiri bagaikan patung. Perempuan paruh baya itu tidak henti-hentinya menangis dan membuat Aurora semakin bingung. Apa dia seorang pelayan yang begitu setia? Pikirnya.“Margaret, apakah ingin pulang bersamaku?”“Edwa

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-15
  • Cintai Aku, Tuan Presdir   Bab 79

    “Jadi, pernikahan ini hanya secara paksa?” Nyonya Rebeca memandangi Aurora yang duduk di depannya. Aurora menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskan dengan pelan. Dia menganggukan kepala secara perlahan.“Kau mencintainya?” Nyonya Rebeca menyipitkan mata memandangi putrinya itu. Aurora menongakan wajahnya dan menggelengkan kepala.“Aku tidak mencintainya.”“Tapi apa? Mengapa kau melakukan ini Aurora?” sergap Nyonya Rebeca kemudian. Aurora menghela napas kasar di udara.“Aku tidak memiliki uang sepeser pun untuk biaya ibu, aku melakukan ini untuk ibu.”“Kamu hamil?” tanya nyonya Rebeca. Dia menatap Aurora yang tertunduk lemas di hadapannya. Aurora menganggukan kepala.“Tuhan, mengapa kau mengorbankan dirimu sendiri, Aurora?”“Apa kau tidak tahu? Prof. John menyukaimu dan lelaki itu bisa membantu kita! Ah, kau benar-benar bodoh!” cetus nyonya Rebeca. Dia tidak mengerti dengan jalan pikiran putrinya sendiri.Aurora terlihat sangat lemas. “Bagaimana jika William membuangmu? Prof. John b

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-19
  • Cintai Aku, Tuan Presdir   Bab 80

    Cicilia menangis terisak di taman kampus. Luka hatinya tidak akan terobati. Prof. John begitu kasar. Padahal saat di Inggris, lelaki itu selalu menyanyanginya dan bersikap lembut. Prof. John sangat mencintainya dan entah mengapa, dia tiba-tiba berubah seketika.Cicilia berusaha menenangkan dirinya namun air matanya terus mengalir. Dia sudah menghubungi Aurora agar segera menemaninya.“Cicilia!”Aurora panik saat melihat wajah Cicilia penuh dengan air mata. Tubuh perempuan itu bergetar bahkan suaranya sangat pelan, hampir tidak terdengar. Cicilia memeluk Aurora dan terisak di dalam pelukan perempuan itu.“Aurora, tolong aku!”“Aku sangat mencintai Prof. John. Dia adalah lelaki yang aku sayangi. Apa kau bisa menolongku?” Cicilia terus menangis. Aurora menghela napas panjang. Dia melepaskan pelukan Cicilia.“Ada apa?”“Aku sudah menghindarinya. Apa dia melukaimu?” Aurora memandangi Cicilia. Perempuan itu menganggukan kepala.“Aurora, aku mohon kepadamu. Aku mohon kepadamu!” pinta Cicilia

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-19
  • Cintai Aku, Tuan Presdir   Bab 81

    Aurora terbangun lebih awal. Dia memikirkan mengenai rencana Cicilia untuk membawahnya keluar dari Nevada demi kelangsungan hubungan dirinya dengan Prof. John. Cicilia sudah mengirimkan tiket dan juga foto rumah yang bisa ditempati Aurora di Italia.Aurora menghela napas panjang. Hubungan dengan ibunya tidak baik saat ini. Hari ini, nyonya Rebeca sudah bisa keluar dari rumah sakit. Namun, perempuan paruh baya itu tidak ingin jika Aurora yang menjemputnya.“Ibu, aku akan menyuruh pengawal William untuk menjemputmu,” ucap Aurora melalui sambungan telepon.“Aku tidak mau!”“Apapun itu, aku tidak mau, Aurora! Aku ingin prof. John saja. Lelaki itu lebih lembut dan juga lebih jelas.”“Maksud ibu, apakah William tidak jelas?” sergap Aurora kemudian.“Putriku, kau tahu kan kalo William sudah beristri dan hanya menjadikanmu simpanan di rumah itu? Ah, ibu terluka mendengarkannya.”“Bahkan di ruang publik pun, dia tidak ingin mengakuimu. Ibu tidak mau putri ibu diperlakukan buruk.”“Aku akan men

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-19
  • Cintai Aku, Tuan Presdir   Bab 82

    Sudah ada tiga gelas wiski yang terjatuh dari atas meja. Roy mengusap wajahnya kesal. Prof. John sama sekali tidak ingin berhenti minum malam ini.“John, aku tahu kau sedang frustasi. Tapi, kamu pasti bisa berpikir cerdas.”“Kamu memiliki karier yang bagus, kamu tampan dan kaya raya. Kamu bisa mendapatkan perempuan mana pun. Hanya karena Aurora, perempuan asing itu, kau seperti ini?”“Ah, John. Kamu benar-benar lemah!” hardik Roy. Dia duduk di atas meja sambil menyilangkan kakinya. John tidak peduli ucapan lelaki itu.“Aku mencintai, Aurora!”Prof. John menoleh ke arah Roy. Bola mata prof. John berkabut. Dia melepaskan kacamatanya dan menundukan wajahnya ke bawah. Roy menghela napas panjang.“Oke, apa yang kamu butuhkan sekarang, John?”“Meminta Aurora untuk menghubungimu?” tanyanya. Prof. John menggelengkan kepala.“Aku akan hubungi Cicilia, kamu sepertinya sedang mabuk. Tunggu di sini!” Roy bergegas menuju tangga yang menghubungkan kamarnya dengan lantai dua. Roy mengambil ponselnya

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-19

บทล่าสุด

  • Cintai Aku, Tuan Presdir   Bab 98

    “Untuk saat ini, Aurora harus di sini.”Prof John menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskan dengan pelan. Mereka sedang berada di dalam kamar. Semenjak keluar dari rumah sakit. Aurora hanya terdiam membisu. Dia tidak banyak bicara.“Apa tidak berbahaya?” tanya Joanna sedikit ragu. Tatapannya nanar memandangi prof. John.“Tidak ada yang curiga hal ini. Pengawal keluarga Keller tidak akan curiga terhadap Roy.”“Akan sangat berbahaya jika dia berada di rumah atau di apartemen,” jawab prof. John. Dia membungkukan sedikit badannya menatap Aurora. Perempuan itu memandang ke depan. Tatapannya kosong dan tangannya bergetar.“Aku akan menghubungi salah satu psikolog kenalanku, dia akan membantu Aurora menyembuhkan traumanya,” jelas prof. John. Dia berdiri lalu melipat tangannya. Joanna mengusap rambut Aurora dengan iba.Roy hanya terdiam membisu di depan pintu. Entah apa yang sedang dipikirkan lelaki itu.“Aku akan memerintahkan pengawal berjaga di sekitar sini, tentu saja dengan diam-diam

  • Cintai Aku, Tuan Presdir   Bab 97

    Edward pulang dari apartemen Tuan Damian saat lelaki tua itu terlihat sangat mabuk. Edward berpamitan dan segera menuju rumah tuan William. Rumah keluarga Keller namun Tuan Damian tidak ingin berlama-lama tinggal di sana. Entahlah, tidak ada yang tahu alasan Tuan Damian tidak ingin tinggal di rumah lamanya. Rumah yang menyimpan banyak kenangan antara dirinya dan istri tercintanya, nona Adelia.Edward semakin menyesal karena menghianati keluarga Keller. Seharusnya dia berterus terang saja kepada lelaki tua itu. Namun, Edward merasa Roy bisa menyelamatkannya dan melindungi dirinya jika keluarga Keller akan membuangnya sewaktu-waktu.“Ah.” Edward menghela napas panjang.Sesampai di rumah keluarga Keller, Edward segera turun dan menatap William yang sudah berdiri di depan sana.“Dari mana saja kamu?”William menatap Edward yang baru saja turun dari mobil perak. Lelaki berjalan dan sedikit membungkukan badan.“Maaf Tuan William, Tuan Damian mengajakku minum dan menemaninya di apartemen. Ap

  • Cintai Aku, Tuan Presdir   Bab 96

    “Apa John sama sekali tidak memberikanku kesempatan?” Cicilia memandangi Roy dengan sangat lama. Lelaki di depannya itu menghela napas panjang.“Cicilia, John sudah jatuh cinta dengan Aurora. Akan sangat sulit membuat hatinya berpindah.”“Ini tidak mudah, menyerahlah!” sambungnya.Roy menatap Cicilia dengan serius. Mereka bertemu di salah satu cafe yang terletak tidak jauh dari kampus The Great.Hari ini, Roy ingin menjemput Joanna, namun dia malah bertemu Cicilia yang sedang mengunjungi Prof. John.“John akan ke Inggris bersama Aurora. Kamu sudah tidak memiliki kesempatan lagi.”Cicilia menunduk ke bawah.“Aku mencintainya. Roy!”“Aku sangat mencintainya!”Roy menyenderkan tubuhnya di sofa sambil mengusap wajahnya. Bola mata Cicilia perlahan menjadi berkabut. Dia menatap Roy yang terlihat iba memandanginya.“Aku tahu itu, Cicilia. Semua orang tahu kamu mencintainya.”Roy menghela napas panjang.“Sudahlah, masih banyak lelaki lain di luar sana, Cicilia. Kamu pasti bisa mendapatkan yan

  • Cintai Aku, Tuan Presdir   Bab 95

    “Sial!”“Benar sial, bagaimana perempuan itu bisa hidup dan membuat William selalu bersamanya?”“Seharusnya dia mati saja, jika seperti ini, dia akan semakin dekat dengan William. Apa lelaki itu lupa? Aku sedang mengandung anaknya juga!”“Ah, sial!” desahnya. Maya mengepal tangannya dengan kuat. Dia benar-benar tidak suka dengan kelakuan Aurora. Perempuan itu terlalu manja kepada William. Sudah pukul lima sore dan setua hari penuh, William mengurus Aurora tanpa memperdulikan dirinya. Membuat Maya benar-benar muak.Minggu depan, dia sudah berjanji kepada William untuk mengundurkan diri dari dunia model. Sialnya, lelaki itu malah mengacuhkannya dan tidak peduli. Maya mengira jika dia mundur dari dunia model, William akan semakin menyanyanginya dan posisinya akan aman. Namun, lelaki itu malah dekat dengan Aurora. Perempuan jalang yang sangat dibencinya.Maya mengusap wajahnya frustasi. Jika ada tempat dan waktu, dia akan bertemu dengan Aurora dan membunuh perempuan itu dengan tangannya s

  • Cintai Aku, Tuan Presdir   Bab 94

    Mereka duduk saling berhadapan. Margaret memandangi mereka dari kejauhan. Untung saja Nona Maya sedang beristirahat dan perempuan itu tidak mungkin mengetahui kehadiran lelaki asing di rumahnya. Kalo tidak, Nona Maya pastinya akan marah.“Jadi, kamu bernama Edward?” ucap Roy memandangi lelaki di depannya. Sebenarnya Edward sangat malas berbasa-basi seperti ini. Dia tidak punya waktu untuk itu.“Kamu mau membahas tentang Joanna?”“Ah, saya tidak punya waktu!” ucap Edward ketus. Roy menggelengkan kepala. Tidak, dia tidak ingin membahas tentang Joanna. Dia ingin mencari bukti mengenai perselingkuhan majikannya sendiri.“Aku sebenarnya malas bertemu denganmu!”“Aku tidak punya waktu berurusan denganmu. Tapi ini tugasku, maka aku melakukannya!” jelas Roy panjang lebar.“Maksudmu apa?” sergap Edward segera. Matanya melotot menatap lelaki itu. Roy menghela napas panjang. Benar-benar menyebalkan berurusan dengan Edward. Jika bukan karena uang, dia tidak akan menginginkan hal ini.Roy mencondo

  • Cintai Aku, Tuan Presdir   Bab 93

    Aurora membuka matanya dan menatap William yang sedang berada di sampingnya. Lelaki itu tersenyum lalu mengelus pipinya dengan lembut.“Maafkan aku,” bisiknya.Aurora mengerutkan kening. Bukan, bukan lelaki itu yang diharapkannya sekarang. William melirik ke kiri dan ke kanan. Mencari sosok prof. John. Namun nihil, lelaki itu tidak berada di ruangannya saat ini.“Aurora?” William mendekatkan wajahnya. Ekspresi Aurora seperti orang kebingungan.“Ada apa?” tanyanya lagi.“Kamu mencari siapa, sayang?” William lebih mendekatkan wajahnya. Mengamati mimik wajah Aurora yang kebingungan.“Mundur, aku tidak menyukai wajahmu!” hardiknya. William spontan menjauhkan tubuhnya dari perempuan itu.“Prof. John, di mana dia?” Aurora menatap William lalu mengarahkan pandangannya ke seluruh ruangan. William beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan menuju sofa. Dia menuangkan air mineral ke dalam tengorokannya. Mendengarkan nama prof. John membuatnya kehausan seketika.“Mengapa kau mencari lelaki itu?

  • Cintai Aku, Tuan Presdir   Bab 92

    William terus memandangi wajah Aurora secara dekat. William baru menyadari bahwa Aurora begitu mempesona.“Mengapa aku baru menyadari bahwa dia secantik ini?” sahut William dalam hati.“Atau selama ini, aku sama sekali tidak menyadarinya?”William tersenyum. Salah satu tangannya mengelus dengan lembut pipi Aurora. Mencoba untuk menyentuh perempuan itu dengan pelan.“Aurora Smith!”“Aurora Smith? Mengapa kau tidak bangun-bangun?” bisiknya pelan.Dring!Ponsel itu mengagetkan William. Dia segera membalikan badan dan berjalan menuju sofa.“Prof. John?” serunya.“Hai, ada apa?”“Mengapa meneleponku? Kau mendapatkan nomorku dari mana?”“Bagaimana Aurora?” ucap prof. John segera. Dia sangat malas berbasa-basi kepada lelaki itu. Bagi prof. John, menurunkan ego untuk saat ini adalah sesuatu yang penting.“Dia istriku, John. Mengapa bertanya seperti itu?”“Jangan terlalu cemas, aku ada di sini bersamanya. Jadi, jangan terlalu berlebihan!” jawab William dengan penuh penekanan. Prof. John terdia

  • Cintai Aku, Tuan Presdir   Bab 91

    Prof. John terus memeluk Aurora. “Please, bangunlah Aurora!” bisiknya. Prof. John menatap kedua pengawal yang bersamanya di dalam mobil.“Cepat lajukan mobilnya!”“Dia bisa saja mati!”“Hai, saya akan potong kepala kalian, jika lambat melajukan mobilnya!” teriak prof. John frustasi. Melihat Aurora terus mengeluarkan darah membuatnya panik. Prof. John tidak bisa berpikir apapun saat ini. Apa yang sedang terjadi dengan kandungannya?“Aurora sayang, bertahanlah!”Prof. John terus memeluk tubuh Aurora sambil menangis. Ini kali pertama Prof. John sangat ketakutan. Dia tidak akan memaafkan dirinya jika terjadi sesuatu kepada perempuan itu.Sesampai di rumah sakit Valley Hospital Las Vegas. Prof. John segera turun sambil mengendong Aurora menuju ruang UGD. Dia tidak membiarkan perempuan itu sendiri.“Maaf Tuan John, biar kami periksa lebih dahulu!”Prof. John mundur. Ruangan ditutup dan dia harus menunggu di luar. Prof. John mengusap wajahnya frustasi. Dia benar-benar kebingungan saat ini.D

  • Cintai Aku, Tuan Presdir   Bab 90

    “Jadi bagaimana Tuan, apa kita akan mengeksekusinya sekarang?”Dominic mengangkat salah satu alisnya. “Bunuh dia!” perintahnya.“Baik tuan!” sahut suara itu.“Tapi Antoni, tunggu dulu!”Dominic meletakkan tangan di dagu dan sedang memikirkan sesuatu saat ini. Antoni terheran. Dari sambungan telepon, suara majikannya itu tidak terdengar jelas.“Ada apa Tuan?”“Jangan sampai orang lain tahu rencana ini. Bunuh Aurora dan buang mayatnya begitu saja!” titahnya.“Kamu mengerti? Kamu bisa kan?” Antoni terdiam cukup lama melalui sambungan telepon. Dia sedang memikirkan tawaran itu.“Aku akan menambahkan komisi buatmu, jadi tenang saja! Jika semuanya sudah selesai, hubungi aku!”Tit!Telepon terputus. Dominic bergegas meletakkan ponselnya “William akan kehilangan kedua perempuan yang berada di sampingnya. Bukan kah seperti itu yang dia lakukan kepadaku?” batinnya. Sebuah senyum penuh misteri terukir di wajah tampannya. Dominic sangat puas. Melihat William jatuh adalah tujuan utamannya. Perset

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status