Share

Bab 162

Author: Bertha
"Baiklah, aku nggak mau dengar alasanmu lagi, aku juga nggak punya waktu untuk debat sama kamu." Pria itu memotong ucapan Tamara dengan dingin.

"Meskipun kamu memang lumayan cantik, tapi wanita yang sengaja menawarkan diri begini itu terlalu murahan, aku nggak tertarik." Ucapannya masih terdengar dingin dan menyakitkan, lalu dia berbalik pergi.

Di tempatnya berdiri, Tamara menoleh dan menatap punggung pria itu dengan marah. Tinjunya sudah mengepal erat.

'Dia anggap aku apa? Cewek murahan yang sengaja cari perhatian biar bisa kenalan? Masalahnya, dia bahkan nggak nanya dulu sebelum asal menilai begitu. Sia-sia saja wajah tampannya itu!'

Melihat pria itu hendak masuk ke mobil mewah yang terparkir di pinggir jalan, Tamara akhirnya tidak tahan lagi dan berteriak, "Masih siang bolong begini, kamu sudah mulai ngelantur ya? Punya percaya diri itu bagus, tapi kalau kelewatan namanya narsis!"

Mendengar ucapannya, pria itu refleks menoleh dan melirik gadis yang berdiri di tangga dengan wajah mar
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 354

    Bagaimanapun juga, Tamara merasa sifat kedua pria ini benar-benar mirip dan kompak dalam hal buruk.Setelah melihat ekspresi Tamara yang sedang berbicara, Zayn yang duduk di seberang meja pun menganggukkan kepala dan melanjutkan makannya.Tamara juga ikut menganggukkan kepalanya.Waktu terus berjalan detik demi detik, tetapi kali ini yang merasa canggung adalah Zayn sendiri dan bukannya Tamara lagi. Dia sangat puas dengan jawaban Tamara untuk pertanyaannya tadi, tetapi entah mengapa dia tetap merasa aneh. Seolah-olah tadi dia sengaja membuktikan sesuatu, padahal Tamara tidak memedulikannya. Namun, dia tetap menegaskan lagi, sehingga terkesan kekanak-kanakan.Selain itu, Zayn khawatir jika Tamara malah berpikir mengapa Alex bisa berkata seperti itu, lalu muncul pemikiran hal ini tidak mungkin tanpa alasan dan mengaitkan semuanya dengan dirinya.Zayn kembali mengangkat kepalanya dan berniat menegaskannya sekali lagi, tetapi pada akhirnya mengurungkan kembali niatnya. Mengingat Tamara sud

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 353

    "Kamu boleh seperti Zoya, bicara dengan santai, bebas, dan nggak perlu terus menahan diri. Nggak perlu selalu hati-hati," kata Zayn sambil menatap Tamara.Tamara mengedipkan matanya saat mendengar dia boleh berinteraksi dengan Zayn seperti saudara kandung, sama seperti Zoya. Ini sama seperti ucapan Zayn sepuluh menit yang lalu, yang berkata menganggapnya seperti adik kandung.Namun, Tamara juga bukan tipe orang yang mudah terbawa suasana dan menanggapi basa-basi dengan serius. Jika dia sampai menanggapi ucapan Zayn dengan serius, berarti dia tidak memiliki kecerdasan emosional."Kamu dengar apa yang aku katakan tadi?" tanya Zayn lagi saat melihat Tamara tidak menanggapi perkataannya."Rara, sekarang kakakku sendiri yang sudah bilang, jadi kelak kamu nggak perlu segan padanya lagi. Kalau dia berani menggodamu, langsung marahi saja," tambah Zoya.Zayn diam-diam menoleh ke arah Zoya.Mendengar ucapan keduanya, Tamara pun menganggukkan kepala. Namun, itu tentu saja hanya formalitas, dia ti

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 352

    Tamara tidak berani membiarkan ponsel Zayn terkena sedikit pun sidik jarinya karena dia khawatir Zayn juga termasuk orang yang memiliki misofobia yang sangat parah. Lagi pula, dia merasa ini hanya sebuah bentuk tindakan sopan yang menunjukkan dia tahu batasan. Namun, entah mengapa tindakan ini malah disalahartikan."Kalau nggak terjadi sesuatu yang khusus, kenapa aku harus jijik padamu?" kata Zayn. Dia merasa semua ini hanya alasan Tamara saja. Sungguh menyebalkan. Apa tubuhnya bau karena belum mandi atau terlihat menjijikkan karena dekil?"Soalnya ada orang yang misofobia, jadi nggak suka barangnya disentuh orang lain," jawab Tamara."Kamu bahkan nggak tanya dulu, kenapa kamu bisa tahu aku punya misofobia?" tanya Zayn balik. Dia ingin lihat bagaimana Tamara menjelaskannya. Apa pun alasan Tamara hari ini, tetap saja itu karena Tamara jijik padanya."Masalahnya, aku nggak mungkin langsung tanya soal ini, 'kan? Terkesan nggak sopan. Jadi, aku lebih baik memilih menghindari kemungkinan te

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 351

    Menghadapi perintah dari Zayn, Tamara perlahan-lahan berbalik. Dia tetap menundukkan kepala karena tidak berani menatap Zayn, lalu diam-diam mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya. Setelah membuka kunci layar dan aplikasi media sosial, dia mengaktifkan fitur memindai kode QR dan mengarahkannya ke kode di atas meja.Saat tampilan layar menunjukkan halaman profil kontak seseorang, Tamara melihat tatapan Zayn seolah-olah ingin memakan orang. Dia mengulurkan jari telunjuk dan ragu sedetik, lalu menekan tombol tambah kontak.Di atas meja.Layar ponsel Zayn langsung menampilkan notifikasi permintaan pertemanan. Setelah menundukkan kepala, dia melirik sekilas layarnya dan kembali berkata, "Nomor ponsel juga."Saat Tamara langsung mengangkat kepalanya, Zayn menatap Tamara dan melanjutkan, "Aku bilang, kamu simpan. 198 ...."Melihat Zayn langsung menyebutkan nomor ponselnya tanpa menunggu jawabannya, Tamara segera membuka kontak dan mulai mengetiknya. Begitu Zayn selesai menyebut nomornya, dia j

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 350

    Mendengar perkataan itu, Tamara kembali mengalihkan pandangan ke depan. Dia berusaha seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan tetap tenang, lalu tersenyum."Jujur saja. Meskipun kamu bilang kartu namaku sudah jatuh ke kloset, aku juga nggak akan marah," kata Zayn.Tamara terdiam saat melihat kemampuan menebak Zayn begitu hebat. Apa dia harus mengatakan yang sejujurnya atau sebaiknya mencari alasan yang lebih aman saja?"Benaran jatuh ke kloset? Nggak apa-apa, kamu nggak sengaja kok," kata Zoya yang duduk di samping sambil menatap sahabatnya.Tamara menatap Zoya, lalu menoleh ke arah Zayn. Ekspresi Zayn terlihat seperti dia harus menjelaskan hal ini. Jika dia sampai berbohong, dia akan berisiko ketahuan Zayn. Dia tersenyum dengan kaku dan menjawab, "Itu ... kartu namanya ada di tempat yang aman, jadi Pak Zayn nggak perlu khawatir akan disalahgunakan orang jahat.""Jujur saja," kata Zayn.Tamara kembali menjawab, "Di tempat sampah. Nggak akan ada orang yang membongkarnya dan petugas kebersi

  • Cintaku Mati Bersama Kontrak yang Usai   Bab 349

    "Aku ini adikmu dan Rara itu temanku, mana bisa disamakan," keluh Zoya dari samping yang terkejut. Ternyata memang benar kakaknya ini sudah terbiasa menjahilinya, sehingga temannya juga ikut dijahili. Hanya saja Zayn memarahinya secara terang-terangan, sedangkan pada Tamara hanya berupa sindiran halus.Mendengar alasan Zayn, Tamara juga setuju dengan bantahan Zoya. Dia bukan anggota Keluarga Hasiholan, sehingga dia merasa Zayn ini terlalu akrab. Saat pertama kalinya mereka bertemu, Zayn bahkan sempat salah paham dan pergi dengan sombong.Menghadapi tuduhan dari adiknya, Zayn menjawab dengan sangat sempurna, "Justru karena dia ini temanmu, jadi aku memperlakukannya seperti adikku sendiri dan nggak menjaga jarak dengannya."Begitu mendengar perkataan itu, Tamara dan Zoya saling memandang dan langsung kehabisan kata-kata.Tamara berpikir jika ini yang disebut tidak menjaga jarak, ini juga terlalu berlebihan. Lebih baik jangan terlalu akrab, mereka ini tidak ada hubungan darah.Sementara i

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status